Judi Casino Terpercaya - Cerita Mesum Dengan Istri Teman Kost - kisah ini diawali dari aku yang kuliah di kota Yogyakarta, kota gudeg
dan kota pelajar. Sebelumnya aku dari Kalimantan, namaku Iwan saat masa
SMA aku belum pernah melakukan hubungan ML paling Cuma sebatas grepe2
dan sebatas petting saja sama mantan-mantan pacarku. Nah inilah yang
menyebabkan aku bisa mengisahkan ceritaku dan ceritaku disini mulai dari
kosku yang berada di wilayah Sleman.
Judi Casino Terbaik - Lokasinya yang nyaman dan tenang, jauh dari hiruk pikuk kota, membuatku
betah tinggal lama disini sejak tahun 2002 dari aku masuk kuliah sampai
tahun 2003 aku diterima bekerja oleh kenalanku di sebuah perusahaan
besar, jadi aku mengambil kuliah malam karena paginya aku harus bekerja
hingga sampai aku lulus kuliah, aku belum pernah pindah.
Tetangga-tetangga pun heran mengapa aku betah tinggal disitu padahal bu
kostku terkenal orangnya kolot dan masih memegang tradisi lama.
Orangnyapun alim dan tidak suka anak kostnya berbuat macam-macam dan
kalau ketahuan sudah pasti diusir dari rumah kostnya.
Rumah kostku
2 lantai yang disewakan hanya 5 kamar dengan ukuran sedang dan kostnya
baik untuk putra maupun putri, yang masih single maupun yang sudah
berkeluarga. Kamar mandi untuk anak kost disedakan ada 2 didalam rumah
satu dan yang diluar juga ada. Ibu koskupun tinggal disitu cuman tinggal
di kamar sebelah dalam bersama anak semata wayangnya Mas Rano.
Kejadian
ini terjadi sekitar tahun 2005 saat kuliahku waktu itu sudah tersisa
sedikit SKS jadi gak terlalu padat jadwal kuliah, Rumah kost hanya
terisi dua, satu untukku dan sebelahnya lagi keluarga Mas Hendra berasal
dari Magelang. Mas Hendra umurnya 2 tahun diatasku jadi waktu itu
sekitar 26 tahun. Istrinya bernama Nita seumuran denganku. Nita orangnya
manis putih tinggi sekitar 165 cm ukuran payudara sekitar 34 C. Mereka
sudah dikaruniai satu orang anak masih berumur 2 tahun bernama Rara. Mas
hendra orangnya penggangguran.
Jadi untuk keperluan, Nita-lah
yang bekerja dari pagi sampai malam di sebuah Supermarket terkenal
sebagai SPG sebuah produk susu untuk balita. Karena keperluannya yang
begitu banyak, Nita (menurut pengakuannya) sampai meminta pihak
manajemen untuk bisa bekerja 2 shift.
Tentunya keluarga macam ini sering cek-cok. Nita mengganggap Mas Hendra
orangnya pemalas bisanya hanya minta duit untuk beli rokok. Padahal
jerih payah Nita seharusnya untuk beli susu buat Rara putrinya. Mas
Hendra pun sering membalas omelan-omelan Nita dengan tamparan dan
tendangan bahkan dilakukan didepan anaknya. Aku sendiri tidak betah
melihat pertengkaran itu.
Suatu saat, Mas Tarno dapat pekerjaan
sebagai ABK dan tentunya harus meninggalkan keluarganya dalam waktu yang
cukup lama. Nita senang bukan main mendengarnya karena tak perlu
mambiayai suaminya lagi. Akan tetapi hal itu tidak berlangsung lama.
Pada
malam itu, aku ngobrol dengan Nita dikamarnya sambil nonton TV. Si Rara
muter-muter sambil bermain maklum umur segitu masih lucu-cucunya.
“Sekarang sepi ya, Nit….nggak ada Mas Hendra lagi.” kataku
“Lebih baik gini wan, enakan kalo Mas Hendra nggak ada.” Keluh Nita kepadaku.
“Emangnya Kenapa?” tanyaku.
“Mas Hendra tuh kerja nggak kerja
tetep nyusahin. wajar khan kalo aku minta duit ke Mas Hendra? Aku khan
istrinya. Eh, Dianya marah-marah. Besoknya aku diomelin juga ama ibu
mertuaku. Katanya aku nggak boleh minta duitnya dulu biar bisa buat
nabung. Gombal!!! Aku nggak percaya Mas Hendra bisa nabung!!!” Dia jawab
dengan marah-marah.
“Sabar ya…” Aku mencoba untuk menenangkannya apalagi Rara dah minta bobo’.
“Seandainya Mas Iwan yang jadi suamiku mungkin aku tidak akan merana.
Mas Iwan dah dapat pekerjaan tetap sambil kuliah lagi, pintar membagi
waktu dan biaya hidup, sedangkan suamiku, Mas Hendra hanya pekerja kasar
di kapal itupun sebulan sebelumnya penggangguran.” Keluhnya.
“Udah…jangan berandai-andai….biarkan hidup mengalir saja.” Jawabku sekenanya.
“Mas, ….. Tiba-tiba Nita duduk disebelahku mengapit tangganku dan
menyandarkan kepalanya. Aku sungguh terkejut. Aku tahu Nita butuh kasih
sayang, butuh belaian, butuh perhatian. Bukan tendangan dan tamparan.
Aku balas dia dengan pelukan di bahunya. Sayang sekali Wanita semanis
Nita disia-siakan oleh laki-laki. Tapi Aku juga laki-laki normal punya
nafsu terhadap wanita. Justru inilah kesempatanku untuk mengerjai Nita
apalagi ibu kostku menjengguk keluarganya di Surabaya selama seminggu
dan baru berangkat kemarin malam dan Mas Rano dapat jatah kerja Shift
malam di sebuah Mall. Yuhuyyy…akhirnya kesempatan itu tiba!!!
Kutoleh
Nita yang saat itu sedang memakai daster, tanpa basa basi aku langsung
merengkuh tubuh Nita yang montok itu kedalam pelukanku dan langsung
kucium bibirnya yang tipis itu. Nita memeluk tubuhku erat erat, Nita
sangat pandai memainkan lidahnya, terasa hangat sekali ketika lidahnya
menyelusup diantara bibirku. Tanganku asyik meremas susu Nita yang tidak
seberapa besar tapi kencang, pentilnya kupelintir membuat Nita
memejamkan matanya karena geli. Dengan sigap aku menarik daster Nita,
dan seperti biasanya Nita sudah tak mengenakan apa apa dibalik dasternya
itu ternyata Nita memang sudah merencanakannya tanpa sepengetahuanku.
Tubuh Nita benar benar aduhai dan merangsang seleraku, tubuhnya
semampai, putih dengan susu yang pas dengan ukuran tubuhnya ditambah
nonok yang tak berambut mencembung.
“Eh gimana kalo si Rara bangun?” tanyaku.
“Tenang aja Mas Iwan,
Susu yang diminum Rara tadi dah aku campurin CTM.” Jawabnya dengan gaya
yang manja. Benar-benar persiapan yang sempurna.
Ketika kubentangkan bibir nonoknya, itilnya yang sebesar biji salak
langsung menonjol keluar. ketika kusentuh dengan lidahku, Nita langsung
menjerit lirih. Aku langsung mencopot baju dan celanaku sehingga kontol
ku yang sepanjang 15 cm langsung mengangguk angguk bebas. Ketika
kudekatkan penisku ke wajah Nita, dengan sigap pula Nita menggenggamnya
dan kemudian mengulumnya. Kulihat bibir Nita yang tebal itu sampai
membentuk huruf O karena penisku yang berdiameter 3 cm itu hampir
seluruhnya memadati bibir mungilnya, Nita sepertinya sengaja memamerkan
kehebatan kulumannya, karena sambil mengulum kontol ku ia berkali kali
melirik kearahku. Aku hanya dapat menyeringai keenakan dengan servis
Nita ini. Mungkin posisiku kurang tepat bagi Nita yang sudah berbaring
itu sementara aku sendiri masih berdiri disampingnya, maka Nita
melepaskan kulumannya dan menyuruhku berbaring disebelahnya. Setelah aku
berbaring dengan agak tergesa gesa Nita merentangkan kedua kakiku dan
mulai lagi menjilati bagian peka disekeliling kontol ku, mulai dari
pelirku, terus naik keatas sampai ke Lubang kencingku semuanya
dijilatinya, bahkan Nita dengan telaten menjilati Nitang duburku yang
membuat aku benar benar blingsatan. Aku hanya dapat meremas remas susu
Nita serta merojok nonoknya dengan jariku. Aku sudah tak tahan dengan
kelihaian Nita ini, kusuruh dia berhenti tetapi Nita tak memperdulikanku
malahan ia makin lincah mengeluar masukkan kontol ku kedalam mulutnya
yang hangat itu. Tanpa dapat dicegah lagi air maniku menyembur keluar
yang disambut Nita dengan pijatan pijatan lembut dibatang penisku seakan
akan dia ingin memeras air maniku agar keluar sampai tuntas.
Ketika
Nita merasa kalau air maniku sudah habis keluar semua, dengan pelan
pelan dia melepaskan kulumannya, sambil tersenyum manis ia melirik
kearahku. Kulihat ditepi bibirnya ada sisa air maniku yang masih
menempel dibibirnya, sementara yang lain rupanya sudah habis ditelan
oleh Nita. Nita langsung
berbaring disampingku dan berbisik “Mas
Iwan diam saja ya, biar saya yang memuaskan Mas !” Aku tersenyum sambil
menciumi bibirnya yang masih berlepotan air maniku sendiri itu. Dengan
tubuh telanjang bulat Nita mulai memijat badanku yang memang jadi agak
loyo juga setelah tegang untuk beberapa waktu itu, pijatan Nita benar
benar nyaman, apalagi ketika tangannya mulai mengurut kontol ku yang
setengah ngaceng itu, tanpa dihisap atau diapa apakan, kontol ku ngaceng
lagi, mungkin karena memang karena aku masih kepengen main beberapa
kali lagi maka nafsuku masih bergelora. Aku juga makin bernafsu melihat
susu Nita yang pentilnya masih kaku itu, apalagi ketika kuraba nonoknya
ternyata itilnya juga masih
membengkak menandakan kalau Nita juga masih bernafsu hanya saja penampilannya sungguh kalem .
Melihat penisku yang sudah tegak itu, Nita langsung mengangkangi aku dan
menepatkan kontol ku diantara bibir nonoknya, kemudian pelan pelan ia
menurunkan pantatnya sehingga akhirnya kontol ku habis ditelan nonoknya
itu. Setelah kontol ku habis ditelan nonoknya, Nita bukannya menaik
turunkan pantatnya, dia justru memutar pantatnya pelan pelan sambil
sesekali ditekan, aku merasakan ujung penisku menyentuh dinding empuk
yang rupanya leher rahim Nita. Setiap kali Nita menekan pantatnya, aku
menggelinjang menahan rasa geli yang sangat terasa diujung kontol ku
itu. Putaran pantat Nita membuktikan kalau Nita memang jago bersetubuh,
kontol ku rasanya seperti diremas remas sambil sekaligus dihisap hisap
oleh
dinding nonok Nita. Hebatnya nonok Nita sama sekali tidak
becek, malahan terasa legit sekali, seolah olah Nita sama sekali tak
terangsang oleh permainan ini. Padahal aku yakin seyakin yakinnya bahwa
Nita juga sangat bernafsu, karena kulihat dari wajahnya yang memerah,
serta susu dan itilnya yang mengeras seperti batu itu. Aku makin lama
makin tak tahan dengan gerakan Nita itu, kudorong ia kesamping sehingga
aku dapat menindihinya tanpa perlu melepaskan jepitan nonoknya. Begitu
posisiku sudah diatas, langsung kutarik kontol ku dan kutekan sedalam
dalamnya memasuki nonok Nita. Nita menggigit bibirnya sambil memejamkan
mata, kakinya diangkat tinggi tinggi serta sekaligus dipentangnya
pahanya lebar lebar sehingga kontol ku berhasil masuk kebagian yang
paling dalam dari nonok Nita. Rojokanku sudah mulai tak teratur karena
aku menahan rasa geli yang sudah memenuhi ujung kontol ku, sementara
Nita sendiri sudah merintih rintih sambil menggigiti pundakku. Mulutku
menciumi susu Nita dan menghisap pentilnya yang kaku itu,
ketika
Nita memintaku untuk menggigit mesra susunya, tanpa pikir panjang aku
mulai menggigit dengan sangat lembut daging empuk itu dengan penuh
gairah, Nita makin keras merintih rintih, kepalaku yang menempel
disusunya ditekan keras keras membuatku tak bisa bernafas lagi, saat
itulah tanpa permisi lagi kurasakan nonok Nita mengejang dan
menyemprotkan cairan hangat membasahi seluruh batang kontolku.
Ketika aku mau menarik pantatku untuk memompa nonoknya, Nita dengan
keras menahan pantatku agar terus menusuk bagian yang paling dalam dari
nonoknya sementara pantatnya bergoyang terus diatas ranjang merasakan
sisa sisa kenikmatannya. Dengan suara agak gemetar merasakan
kenikmatannya, Nita
menanyaiku apakah aku sudah keluar, ketika aku
menggelengkan kepala, Nita menyuruhku mencabut kontolku. Ketika
kontolku kucabut, Nita langsung menjilati kontol ku sehingga cairan
lendir yang berkumpul disitu menjadi bersih. kontol ku saat itu warnanya
sudah merah padam dengan gagahnya tegas keatas dengan urat uratnya yang
melingkar lingkar disekeliling batang penisnya. Nita sesekali menjilati
ujung kontolku dan juga buah pelirku. Ketika Nita melihat kontolku
sudah bersih dari lendir yang membuat licin itu, dia kembali menyuruhku
memasukkan kontolku, tetapi kali ini Nita yang menuntun penisku bukannya
ke lubang nonoknya melainkan ke lubang duburnya yang sempit itu. Aku
menggigit bibirku merasakan sempit serta hangatnya lubang dubur Nita,
ketika kontol ku sudah menyelusup masuk sampai kepangkalnya, Nita
menyuruhku memaju mundurkan kontolku, aku mulai menggerakkan kontolku
pelan pelan sekali.
Kurasakan betapa ketatnya dinding dubur Nita
menjepit batang kontol ku itu, terasa menjalar diseluruh batangnya
bahkan terus menjalar sampai keujung kakiku. Benar benar rasa nikmat
yang luar biasa, baru beberapa kali aku menggerakkan kontol ku, aku
menghentikannya karena aku kuatir kalau air maniku memancar, rasanya
sayang sekali jika kenikmatan itu harus segera lenyap. Nita menggigit
pundakku ketika aku menghentikan gerakanku itu, ia mendesah minta agar
aku meneruskan permainanku. Setelah kurasa agak tenang, aku mulai lagi
menggerakkan penisku menyelusuri dinding dubur Nita itu, dasar sudah
lama menahan rasa geli, tanpa dikomando lagi air maniku tiba tiba
memancar dengan derasnya, aku melenguh keras sekali sementara Nita juga
mencengkeram pundakku.
Aku jadi loyo setelah dua kali memuntahkan
air mani yang aku yakin pasti sangat banyak. Tanpa tenaga lagi aku
terguling disamping tubuh Nita, kulihat kontol ku yang masih setengah
ngaceng itu berkilat oleh lendir yang membasahinya. Nita langsung bangun
dari tempat tidur, dengan telanjang bulat ia keluar mengambil air dan
dibersihkannya penisku itu, aku tahu kali ini dia tak mau
membersihkannya dengan lidah karena mungkin dia kuatir kalau ada
kotorannya yang melekat. Setelah itu, disuruhnya aku telungkup agar
memudahkan dia memijatku, aku jadi tertidur, disamping karena memang
lelah, pijatan Nita benar benar enak, sambil memijat sesekali dia
menggigiti punggungku dan pantatku. Aku benar benar puas menghadapi
perempuan satu ini.
Aku tertidur cukup lama, ketika terbangun badanku terasa segar sekali,
karena selama aku tidur tadi Nita terus memijit tubuhku. Ketika aku
membalikkan tubuhku, ternyata Nita masih saja telanjang bulat, kontol ku
mulai ngaceng lagi melihat tubuh Nita yang sintal itu, tanganku meraih
susunya dan kuremas dengan penuh gairah, Nitapun mulai meremas remas
kontol ku yang tegang itu.
“Yuk kita ke kamar mandi” ajakku
“Sapa takut…..” seru Nita
Aku menarik tangan Nita keluar kamar sambil bugil tapi aku sempatkan
menyambar 2 buah handuk kemudian berjalan mengendap masuk , takut
ketahuan tetangga sebelah rumah kost dan mengunci pintu kamar mandinya
dari dalam.
” Nit…kamu seksi banget..” desisku sambil lebih
mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum. Nita membalas
ciumanku dengan penuh gairah, dan aku mendorong tubuhnya ke dinding
kamar mandi.
Tanganku membekap dadanya dan memainkan putingnya. Nita mendesah pelan.
Ia menciumku makin dalam. Kujilati putingnya yang mengeras dan ia
melenguh nikmat. Aku ingat, pacarku paling suka kalau aku berlama-lama
di putingnya. Tapi kali ini tidak ada waktu, karena sudah menjelang
pagi. Nita mengusap buah zakar ku. Kunaikan tubuh Nita ke bak mandi.
Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya.
Bulu kemaluannya rapi sekali.
Kujilati liangnya dengan nikmat, sudah sangat basah sekali. ia
mengelinjang dan kulihat dari cermin, ia meraba putingnya sendiri, dan
memilin-milinnya dengan kuat.
Kumasukan dua jari tanganku ke dalam liangnya, dan ia menjerit tertahan.
Ia tersenyum padaku, tampak sangat menyukai apa yg kulakukan. Jari
telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam liangnya, dan jempolku
meraba-raba kasar klitorisnya. Ia makin membuka pahanya, membiarkan aku
melakukan dengan leluasa. Semakin aku cepat menggosok klitorisnya,
semakin keras desahannya. Sampai-sampai aku khawatir akan tetangga
sebelah rumah dengar karena dinding kamar mandi bersebelahan tepat
dengan dinding rumah tetangga. Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku, dan
seperti menyuruhku menjilati liangnya.
”
Ahhh…ahhh….Mas…Arghhhh..uhhh…. Maaasss….” ia mendesah-desah girang
ketika lidahku menekan klitorisnya kuat2. Dan jari-jariku makin mengocok
liangnya. Semenit kemudian, Nita benar-benar orgasme, dan membuat
mulutku basah kuyub dengan cairannya. Ia tersenyum lalu mengambil
jari2ku yang basah dan menjilatinya sendiri dengan nikmat.
Ia lalu
mendorongku duduk di atas toilet yg tertutup, Ia duduk bersimpuh dan
mengulum kontol ku yang belum tegak benar. Jari-jarinya dengan lihay
mengusap-ngusap bijiku dan sesekali menjilatnya. Baru sebentar saja, aku
merasa akan keluar. Jilatan dan isapannya sangat kuat, memberikan
sensasi aneh antara ngilu dan nikmat. Nita melepaskan pagutannya, dan
langsung duduk di atas pangkuanku.
Ia bergerak- gerak sendiri mengocok penisku dengan penuh gairah. Dadanya
naik turun dengan cepat, dan sesekali kucubit putingnya dengan keras.
Ia tampak sangat menyukai sedikit kekerasan. Maka dari itu, aku
memutuskan untuk berdiri dan mengangkat tubuhnya sehingga sekarang
posisiku berdiri, dengan kakinya melingkar di pinggangku.
Kupegang
pantatnya yang berisi dan mulai kukocok dengan kasar. Nita tampak
sangat menyukainya. Ia mendesah-desah tertahan dan mendorong kepalaku ke
dadanya. Karena gemas, kugigit dengan agak keras putingnya. Ia melenguh
,” Oh…gitu Mas..gigit seperti itu…aghhh…”
Kugigit dengan lebih keras puting kirinya, dan kurasakan asin sedikit di
lidahku. Tapi tampaknya Nita makin terangsang. kontol ku terus memompa
liangnya dengan cepat, dan kurasakan liangnya semakin menyempit…
kontol
ku keluar masuk liangnya dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata Nita
merem melek, dan ia semakin menggila, lenguhan dan desahannya semakin
kencang hingga aku harus menutup mulutnya dengan sebelah tangannku.
” Ah Maass…Ehmm… Arghh…Arghhh…Ohhhhh uhhhhhh…” Nita orgasme untuk kesekian kalinya dan terkulai ke bahuku.
Karena aku masih belum keluar, aku mencabut penisku dari liangnya yang
banjir cairannya, dan membalikan tubuhnya menghadap toilet. Biasa kalau
habis minum staminaku memang suka lebih gila. Nita tampak mengerti
maksudku, ia menunggingkan pantatnya, dan langsung kutusuk kontol ku ke
liangnya dari belakang. Ia mengeram senang, dan aku bisa melihat seluruh
tubuhnya dari cermin di depan kami. Ia tampak terangsang, seksi dan
acak-acakan.
Aku mulai memompa liangnya dengan pelan, lalu makin
cepat, dan tangan kiriku meraih puting payudaranya, dan memilinnya
dengan kasar, sementara tangan kananku sesekali menepuk keras pantatnya.
kontol ku makin cepat menusuk2 liangnya yang semakin lama semakin
terasa licin. Tanganku berpindah-pindah, kadang mengusap-ngusap
klitorisnya dengan cepat.
Badan Nita naik turun sesuai irama kocokanku, dan penisku semakin tegang
dan terus menghantam liangnya dari belakang. Ia mau orgasme lagi,
rupanya, karena wajahnya menegang dan ia mengarahkan tanganku mengusap
klitorisnya dengan lebih cepat.
Penisku terasa makin becek oleh cairan liangnya.
“Nita..aku juga mau keluar nih….”
” oh tahan dulu…kasih aku….kontol mu….tahan!!!!
“Nita langsung membalikan tubuhnya, dan mencaplok kontol ku dengan
rakus. Ia mengulumnya naik turun dengan cepat seperti permen, dan dalam
itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya.
” ArGGGhhhh!! Oh yes !! ” erangku tertahan.
Nita menyedot kontol
ku dengan nikmat, menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung penisku, tapi
ia tidak peduli, tangan kirinya menekan buah zakar ku dan kanannya
mengocok kontol ku dengan gerakan makin pelan. Kakiku lemas dan aku
terduduk di kursi toilet yg tertutup. Nita berlutut dan menjilati
seluruh kontol ku dengan rakus.
Setelah Nita menjilat bersih
kontol ku, ia memakaikan handukku, lalu memakai handuknya sendiri. Ia
memberi isyarat agar aku tidak bersuara, lalu perlahan-lahan membuka
pintu kamar mandi. Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya
dari belakang. Setelah kejadian itu aku sama Nita semakin gila-gilaan
dalam bermain seks sampai dengan ibu kosku kembali dari Surabaya
tentunya aku hanya bisa melakukannya di malam hari.
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.nusacash.co
No comments:
Post a Comment