Judi Casino Terbaik - Cerita Selingkuh Dengan Teman Kantor - Cerita dewasa kali ini tentang Cerita selingkuh dengan teman kantor,
yang bercerita dalam cerita kali ini adalah sang wanita. Erwin , 34 th,
adalah teman sekantorku, sedangkan aku sendiri berumur 39 th.
Sejujurnya aku meraskan sesuatu dalam dirinya. Sapaannya yang khas dan
sorot matanya yang dalam bila memandangku membuatku merasakan ada suatu
getaran dilubuk hatiku.
Judi Casino Terpercaya - Suatu hari aku minta tolong sama dia buat beliin komputer buat anakku
dengan spek yang sesuai dengan budgetku. Setetlah dapat, komputernya di
kirim ke kantor. Aku disuruhnya bawa pulang dan dia janji hari Minggu
besok mau masangkan lengkap dan siap pakai.
Kebetulan hari Minggu
anak-anakku ada acara keluar, trus kutelpon dia, ”Win, jadi kesini
engga, nih aku mo nganter anak-anak dulu keluar, kalo kamu datang duluan
tungguin aja yah bentar. Masuk aja ke teras, pagarnya engga aku kunci
kok”. ”Beres mbak, pergi aja dulu nganter anak-anak”, begitu kata si
Erwin.
Setelah aku ngenter anak-anak dan nyempe rumah, ternyata si
Erwin blom datang juga. Kusempatkan mandi dulu trus ganti baju biar
kelihatan fresh. Aku pake celana pendek selutut dan atasan tank top
hitam. Rambutku yang lebat aku kuncir ke belakang, sehingga leherku
terbuka lebar. Tapi sewaktu mandi tadi, entah kenapa gairahku memuncak,
sehingga rasanya seperti cacing kepanasan. Kubasahi seluruh tubuhku
dengan sabun cair, trus aku mainin sendiri susuku, aku pilin-pilin kedua
putingku sampai terangsang benar, sampai vaginaku basah dan klitorisku
menegang. Aku gosok-gosok klitorisku yang sudah licin ini terus menerus
bersamaan dengan putingku, hingga tubuhku menggelinjang kenikmatan,
sampai akhirnya aku bergumam menhan klimaks yang mengasyikkan.
Ah,
rupanya dia sudah datang dan ketika kubuka pintu untuknya ia terpana
melihat diriku yang memakai pakaian yang cukup minim itu. ada perasaan
bangga dan gairah setiap matanya mencuri pandang menatap belahan dadaku
ini. Kusuruh dia masuk dan langsung kusiapkan peralatan untuk mengeset
meja komputer dan komputernya juga. Memang cekatan kerjanya, hanya dalam
waktu yang tidak beberapa lama selesai sudah. Tinggal menginstal
program-program yang aku butuhkan. Karena mneginstal itu cukup lama,
sambil menunggu kuajak dia istirahat di sofa ruang tengah. Saat aku
menyuguhkan minuman kepadanya, aku kan agak membungkuk sehingga belahan
dadaku terlihat, tampak sekali ia menahan diri dan mengalihkan
pandangannya, memang “gentleman” pria ini. penampilannya agak slengekan
tapi sikapnya lembut dan menjaga diri. Tetapi setelah itu terlihat
nafasnya agak berat, menahan sesuatu yang bergolak.
Aku yang sejak
mandi tadi sudah ingin merasakan kehangatnnya menjadi tidak sabar. Aku
menggeser posisiku mendekatinya, lalu kucium pipinya sebagai ucapan
terimakasihku. Dia tersipu malu, ”Ah jangan mbak, ntar aku minta lagi
lho.
”Emangnya kamu mo minta apa Win ?”, katanya. ”Minta pulang mbak, gak
tahan soalnya, mo mandi aja biar bisa kluar”, kata si Erwin sambil
tersenyum. Aku yang sudah gak sabar langsung aja kulumat bibirnya dengan
bibirku. Kewanitaanku bangkit walaupun aku tahu ini salah tetapi tanpa
kusadari bibir kami sudah berpagutan dan lidah kami saling menyerang.
Kami
saling menghisap bibir beberapa saat sampai akhirnya aku yang lebih
dulu melepas ciuman hangat kami. “Erwin….” kataku ragu. Kami saling
menatap beberapa saat. Komunikasi tanpa kata-kata akhirnya
memberijawaban dan keputusan yang sama dalam hati kami, lalu hampir
berbarengan, wajah kami sama-sama maju dan kembali saling berciuman
dengan mesra dan hangat, saling menghisap bibir, lalu lama kelamaan,
entah siapa yang memulai, aku dan Erwin saling menghisap lidah dan
ciuman pun semakin bertambah panas dan bergairah.
Ciuman dan
hisapan berlanjut terus, sementara tangan Erwin mulai beralih dari
betisku, merayap ke pahaku dan membelainya dengan lembut. Darahku
semakin berdesir. Mataku terpejam. Entah bagaimana pria bukan suamiku
ini bisa menyentuh ragaku selembut ini, semakin kupejamkan mataku
semakin melayang perasaanku, dan menikmati kelembutan yang memancing
gairah ini. Kembali Erwin yang melepas bibirnya dari bibirku. Namun kali
ini, dengan lembut namun tegas, ia mendorong tubuhku sambil satu
tangannya masih terus membelai pahaku, membuat kedua tanganku yang
menahanku pada posisi duduk tak kuasa melawan dan akupun terbaring
pasrah menikmati belaiannya, sementara ia sendiri membaringkan tubuhnya
miring di sisiku.
Erwin mengambil inisiatif mencium bibirku
kembali, yang serta merta kubalas dengan hisapan pada lidahnya. Mungkin
saat itu gairahku semakin menggelegak akibat tangannya yang mulai
beralih dari pahaku ke selangkanganku, membelai barang milikku yang
paling sensitif yang masih terbalut celana dalam itu dengan lembut namun
pasti.
“Mmhh.. Erwin u..sudah terlalu jauh..” desahku di
sela-sela ciuman panas kami. Aku agak lega saat tangannya meninggalkan
selangkanganku, namun ia mulai menarik tanktopku hingga terlepas dari
jepitan celana pendekkuku, lalu ia loloskan dari kepalaku. Buah dadaku
yang padat dan puting susuku membayang menggoda dari BH-ku yang tipis
dan seksi, membuatnya semakin penasaran. Ia kembali mencium bibirku,
namun kali ini lidahnya mulai berpindah-pindah ke telinga dan leherku,
untuk kembali lagi ke bibir dan lidahku.
Permainannya yang lembut
dan tak tergesa-gesa ini membuatku terpancing menjadi semakin bergairah,
sampai akhirnya ia mulai memainkan tangannya meraba-raba dadaku dan
sesekali menyelipkan jarinya ke balik BH menggesek-gesek putingku yang
saat itu sudah tegak mengacung. Tanpa kusadari aku mulai memainkan kaos
bajunya, dan setelah bajunya kusingkap terlihat ada bulu-bulu tipis di
dadanya. Tak lama ia pun memutuskan untuk mengalihkan godaan bibirnya ke
buah dadaku yang masih terbalut BHku.
Diciumi buah dadaku sementara tangannya merogoh ke balik punggungku
untuk melepas kait BH-ku. Sama sekali tidak ada protes dariku iapun
melempar BH-ku ke lantai sambil tidak buang waktu lagi mulai menjilati
putingku yang memang sudah menginginkan ini dari tadi. “Ooohh.. sshh..
aachh.. Erwin u..” desahku langsung terlontar tak tertahankan begitu
lidahnya yang basah dan kasar menggesek putingku yang terasa sangat
peka.
Erwin menjilati dan menghisap dada dan putingku di sela-sela
desah dan rintihku yang sangat menikmati gelombang rangsangan demi
rangsangan yang semakin lama semakin menggelora ini, “..Oooh Erwin
suuddhaah.. Eerr.. stoop..!!” tetapi Erwin terus saja merangsangku
bahkan tangannya mulai melepas celananya, sehingga kini ia benar-benar
telanjang bulat. Penisnya yang kesras dan berotot mengacung tegang,
karuan aku terbelalak melihatnya, vaginaku tiba tiba berdenyut tak
karuan. Oh..tak kupikirkan akibat dari keisenganku tadi yang hanya ingin
mencium pipinya saja sekarang sudah berlanjut sedemikian jauh.
Erwin
melepas putingku lalu bangkit berlutut mengangkangi betisku. Ia menarik
celanaku dan membungkukkan badannya menciumi pahaku. Kembali bibirnya
yang basah dan lidahnya yang kasar menghantarkan rangsangan hebat yang
merebak ke seluruh tubuhku pada setiap sentuhannya di pahaku. Apalagi
ketika lidahnya menggoda selangkanganku dengan jilatannya yang sesekali
melibas pinggiran CD ku, semili lagi menyentuh bibir vaginaku. Yang bisa
kulakukan hanya mendesah dan merintih pasrah melawan gejolak birahi,
rasa penasaranku menginginkan lebih dari itu tapi akal sehatku masih
menyatakan bahwa ini perbuatan yang salah.
Akhirnya, dengan
menyibakkan celana dalamku, Erwin mengalihkan jilatannya kerambut
kemaluanku yang telah begitu basah penuh lendir birahi. “ggaahh..
Erwin..stoop..ohh..” bagaikan terkena setrum rintihanku langsung
menyertai ledakan kenikmatan yang kurasakan saat lidah Erwin melalap
vaginaku dari bawah sampai ke atas, menyentuh klitorisku.
Kini
kami sama-sama telanjang bulat. Tubuh sedang Erwin berlutut di depanku.
Lobang vaginaku terasa panas, basah dan berdenyut-denyut melihat batang
penisnya yang tegang kekar berotot Oohh..betul betul luar biasa napsu
birahiku makin mengebu gebu. Entah mengapa aku begitu terangsang melihat
batang kemaluannya.
Kupasrahkan diriku ketika Erwin membuka
kakiku hingga mengangkang lebar lebar, lalu Erwin menurunkan pantatnya
dan menuntun penisnya ke bibir vaginaku. Kerongkonganku tercekat saat
kepala penis Erwin menembus vaginaku.”Hngk!..” Walau telah basah
berlendir, tak urung penisnya agak seret memasuki liang vaginaku yang
belum pernah merasakan sebesar ini, membuatku menggigit bibir menahan
kenikmatan hebat bercampur sedikit rasa sakit.
Tanpa terburu-buru,
Erwin kembali menjilati dan menghisap putingku yang masih mengacung
dengan lembut, kadang menggodaku dengan menggesekkan giginya pada
putingku, tak sampai menggigitnya, lalu kembali menjilati dan menghisap
putingku, membuatku tersihir oleh kenikmatan tiada tara, sementara
setengah penisnya bergerak perlahan dan lembut menembus vaginaku. Ia
menggerak-gerakkan pantatnya maju mundur dengan perlahan, memancing
gairahku semakin bergelora dan lendir birahi semakin banyak meleleh di
vaginaku, melicinkan jalan masuk penis berotot ini ke dalam liang
kenikmatanku tahap demi tahap.
Lidahnya yang kasar dan basah
berpindah-pindah dari satu puting ke puting yang lain, membuat kepalaku
terasa semakin melayang didera kenikmatan yang semakin bergairah.
Akhirnya napsu birahikulah yang menang laki laki perkasa ini benar benar
telah menyeretku kepusaran kenikmatan menghisap seluruh pikiran
jernihku dan yang timbul adalah rangsangan dahsyat yang membuatku ingin
mengarungi permainan seks dengan sahabat suamiku ini lebih dalam.
“Ouuch..
sshh.. aachh.. teruuss.. heeruu.. masukin penismu yang dalaam..!!
oouch.. niikmaat.. heerr..!! aku merasakan suatu rangsangan yang hebat
didalam diriku. Seluruh rongga vaginaku terasa penuuh, kurasakan begitu
nikmatnya dinding vaginaku digesek batang penisnya yang keras dan
berotot..!
Akhirnya seluruh batang kemaluannya yang kekar besar itu tertelan
kedalam lorong kenikmatanku, memberiku kenikmatan hebat, seakan bibir
vaginaku dipaksa meregang, mencengkeram otot besar dan keras ini.
Melepas putingku, Erwin mulai memaju-mundurkan pantatnya perlahan,
“..oouch.. niikmaat.. heeruu..!!” aku pun tak kuasa lagi untuk tidak
merespon kenikmatan ini dengan membalas menggerakan pantatku maju-mundur
dan kadang berputar menyelaraskan gerakan pantatnya, dan akhirnya
napasku semakin tersengal-sengal diselingi desah desah penuh kenikmatan.
“hh.. sshh.. hh.. Heerruu.. oohh ..suungguuhh.. niikmmaat sahyangghh..”
Erwin membalas dengan pertanyaan “Ohh.. mbak Win enak banget mbak !”
Terus
menerus kami saling memberi kenikmatan, sementara lidah Erwin kembali
menari di putingku yang memang gatal memohon jilatan lidah kasarnya. Aku
benar benar menikmati permainannya sambil meremas-remas rambutnya. Rasa
kesemutan berdesir dan setruman nikmat makin menjadi jadi merebak
berpusat dari vagina dan putingku, keseluruh tubuhku hingga ujung
jariku. Kenikmatan menggelegak ini merayap begitu dahsyat sehingga
terasa seakan tubuhku melayang. Penisnya yang dahsyat semakin cepat dan
kasar menggenjot vaginaku dan menggesek-gesek dinding vaginaku yang
mencengkeram erat.
Hisapan dan jilatannya pada putingku pun
semakin cepat dan bernapsu. Aku begitu menikmatinya sampai akhirnya
seluruh tubuhku terasa penuh setruman birahi yang intensitasnya terus
bertambah seakan tanpa henti hingga akhirnya seluruh tubuhku
bergelinjang liar tanpa bisa kukendalikan saat kenikmatan gairah ini
meledak dalam seluruh tubuhku. Desahanku sudah berganti dengan erangan
erangan liar kata kataku semakin vulgar. “Ahh.. Ouchh.. terus sayaang..
genjoott.. habis memekku..!! Ooohh.. Erwin.. bukan maiin.. eennaaknyaa..
main sama kamu..!!” mendengar celotehanku, Erwin yang kalem berubah
menjadi semakin beringas seperti banteng ketaton dan yang membuat aku
benar benar takluk adalah staminanya yang bukan maiin perkasaa.., tidak
pernah kurasakan selama ini.
Akhirnya aku tidak bisa lagi menahan
gelombang kenikmatan melanda seluruh tubuhku yang begitu dahsyatnya
menggulung diriku “Ngghh.. nghh .. nghh.. Erwin u.. Akku mau
keluaar..!!” pekikanku meledak menyertai gelinjang liar tubuhku sambil
memeluk erat tubuhnya mencoba menahan kenikmatan dalam tubuhku, Erwin
mengendalikan gerakannya yang tadinya cepat dan kasar itu menjadi
perlahan sambil menekan batang kemaluannya dalam dalam dengan memutar
mutar keras sekalii.. Clitorisku yang sudah begitu mengeras habis
digencetnya. “..aacchh.. Erwin u.. niikmaat.. tekeen.. teruuss..
itilkuu..!!”
Ledakan kenikmatan orgasmeku terasa seperti ‘forever’
menyemburkan lendir orgasme dalam vaginaku, kupeluk tubuh Erwin erat
sekali wajahnya kuciumi sambil mengerang mengerang dikupingnya sementara
Erwin terus menggerakkan sambil menekan penisnya secara sangat
perlahan, di mana setiap mili penisnya menggesek dinding vaginaku
menghasilkan suatu kenikmatan yang luar biasa yang kurasakan dalam
tubuhku yang tidak bisa kulontarkan dengan kata kata.
Beberapa
detik kenikmatan yang terasa seperti ‘forever’ itu akhirnya berakhir
dengan tubuhku yang terkulai lemas dengan penis Erwin masih di dalam
vaginaku yang masih berdenyut-denyut di luar kendaliku. Tanpa
tergesa-gesa, Erwin mengecup bibir, pipi dan leherku dengan lembut dan
mesra, sementara kedua lengan kekarnya memeluk tubuh lemasku dengan
erat, membuatku benar-benar merasa aman, terlindung dan merasa sangat
disayangi. Ia sama sekali tidak menggerakkan penisnya yang masih besar
dan keras di dalam vaginaku. Ia memberiku kesempatan untuk mengatur
napasku yang terengah-engah.
Setelah aku kembali “sadar” dari
ledakan kenikmatan klimaks yang memabukkan tadi, aku pun mulai membalas
ciumannya, memancing Erwin untuk kembali memainkan lidahnya pada lidahku
dan menghisap bibir dan lidahku semakin liar. Gairahku yang sempat
menurun tampak semakin terpancing dan aku mulai kembali
menggerak-gerakkan pantatku perlahan-lahan, menggesekkan penisnya pada
dinding vaginaku. Respon gerakan pantatku membuatnya semakin liar dan
aku semakin berani melayani gairahnya yang memang tampaknya makin liar
saja.
Genjotan penisnya pada vaginaku mulai cepat, kasar dan liar.
Aku benar-benar tidak menyangka bisa terangsang lagi, biasanya setelah
bersetubuh dengan suamiku setelah klimax rasanya malas sekali untuk
bercumbu lagi tapi kali ini Erwin memberiku pengalaman baru walau sudah
mengalami klimax yang maha dahsyat tadi tapi aku bisa menikmati
rangsangannya lagi oleh genjotan penisnya yang semakin bernapsu, semakin
cepat, semakin kasar, hingga akhirnya ledakan lendir birahiku menetes
lagi bertubi-tubi dari dalam vaginaku.
Lalu Erwin memintaku untuk
berbalik, ooh ini gaya yang paling kusenangi “doggy style” dengan gaya
nungging aku bisa merasakan seluruh alur alur batang kemaluan suamiku
dan sekarang aku akan merasakan batang yang lebih besar lebih perkasa
oohh..! dengan cepat aku berbalik sambil merangkak dan menungging kubuka
kakiku lebar, kutatap mukanya sayu sambil memelas
“..Yeess..Err..masukin penismu dari belakang kelobang memekku..” Erwin
pun menatap liar dan yang ditatap adalah bokongku yang sungguh seksi
dimatanya, bongkahan pantatku yang bulat keras membelah ditengah dimana
bibir vaginaku sudah begitu merekah basah dibagian labia dalamku memerah
mengkilat berlumuran lendir birahiku mengintip liang kenikmatanku yang
sudah tidak sabar ingin melahap batang kemaluannya yang sungguh luar
biasa itu.
Sambil memegang batang penisnya disodokannya ketempat
yang dituju ”Bleess..” ..Ooohh.. Erwin u.. teruss.. Err.. yang..
dalaam..!! mataku mendelik merasakan betapa batang penisnya menyodok
liang kenikmatanku, urat urat kemaluannya terasa sekali menggesek rongga
vaginaku yang menyempit karena tertekuk tubuhku yang sedang menungging
ini. Tetapi Erwin sudah lebih dari 5 menit menggarapku dengan gaya
‘doggy style’ ini tanpa ada tanda tanda mengendur. Oh bukan maiin..!
bagai kesurupan aku menggeleng gelengkan kepalaku, aku benar benar
dalamkeadaan ekstasi, eranganku sudah berubah menjadi pekikan pekikan
kenikmatan, tubuhku kuayun ayunkan maju mundur, ketika kebelakang
kusentakan keras sekali menyambut sodokannya sehingga batang penis yang
besaar dan panjaang itu lenyap tertelan oleh kerakusan lobang vaginaku.
kenikmatanku bukan lagi pada tahap “menanjak” tapi sudah berada di
awang-awang di puncak gunung kenikmatan yang tertinggi.
“Hngk..
ngghh..Erwin u..akuu mau keluaar lagii.. aargghh..!!” aku melenguh
panjang menyertai klimaksku yang kedua yang kubuat semakin nikmat dengan
mendorong pantatku ke belakang keras sekali menancapkan penisnya yang
besar sedalam-dalamnya di dalam vaginaku, sambil kukempot kempotkan
vaginaku serasa ingin memeras batang kemaluannya untuk mendapatkan
seluruh kenikmatan semaksimum mungkin.
Setelah mengejang beberapa
detik diterjang gelombang kenikmatan, tubuhku melemas dipelukan Erwin
yang menindih tubuhku dari belakang. Berat memang tubuhnya, namun Erwin
menyadari itu dan segera menggulingkan dirinya, rebah di sisiku. Tubuhku
yang telanjang bulat bermandikan keringat terbaring pasrah di ranjang,
penuh dengan rasa kepuasan yang maha nikmat yang belum pernah aku
rasakan sebelumnya dengan suamiku.
Erwin memeluk tubuhku dan
mengecup pipiku, membuatku merasa semakin nyaman dan puas. “Winda aku
belum keluar sayang..! tolongin aku isepin kontolku sayaang..!” Aku
benar benar terkejut aku sudah dua kali klimaks tapi Erwin belum juga
keluar, bukan main perkasanya. biasanya malah suamiku lebih dulu dari
aku klimaksnya kadang kadang aku malah tidak bisa klimaks dengan suamiku
karena suamiku suka terburu buru.
Merasa aku telah diberi
kepuasan yang luar biasa darinya maka tanpa sungkan lagi kuselomot
batang kemaluannya kujilat jilat buah zakarnya bahkan selangkangannya
ketika kulihat Erwin menggeliat geliat kenikmatan, “..Ohh yess Hes..
nikmat sekalii.. teruss hes.. lumat kontolku iseep yang daleemm.. ohh..
heestyy.. saayaangg..!!” Erwin mengerang penuh semangat membuatku
semakin gairah saja menyelomot batang kemaluannya yang besar, untuk
makin merangsang dirinya aku merangkak dihadapannya tanpa melepaskan
batang kemaluannya dari mulutku, kutunggingkan pantatku kuputar putar
sambil kuhentak hentakan kebelakang, benar saja melihat gerakan erotisku
Erwin makin mendengus dengus bagai kuda jantan liar, dan tidak
kuperkirakan yang tadinya aku hanya ingin merangsang Erwin untuk bisa
cepat ejakulasinya malah aku merasakan birahiku bangkit lagi vaginaku
terasa berdenyut denyut clitorisku mengeras lagi.
Ohh.. beginikah
multiple orgasme yang banyak dibicarakan teman temanku? Selomotanku
makin beringas, batang yang besar itu yang menyumpal mulutku tak
kupedulikan lagi kepalaku naik turun cepat sekali, Erwin menggelinjang
hebat, akhirnya kurasakan vaginaku ingin melahap kembali batang
kemaluannya yang masih perkasa ini, dengan cepat aku lepas penisnya dari
mulutku langsung aku merangkak ke atas tubuhnya kuraih batang
kemaluannya lalu kududuki sembari ku tuju ke vaginaku yang masih lapar
itu. Bleess.. aachh..aku merasakan bintang bintang di langit kembali
bermunculan.
“..Ooohh..mbak Win..kau sungguuh seksxyy.. ..!!” Erwin memujiku setinggi
langit melihat begitu antutiasnya aku meladeninya bahkan bisa kukatakan
baru pertama kali inilah aku begitu antusias, begitu beringas bagai
kuda betina liar melayani kuda jantan yang sangat perkasa ini. “..Yess..
Erwin u.. yeess….!” kuputar-putar pinggulku dengan cepatnya sekali kali
kuangkat pantatku lalu kujatuhkan dengan derass sehingga batang penis
yang besar itu melesak dalaam sekali..
Giliran Erwin merintih mengerang bahkan mengejang-ngejangkan tubuhnya,
tidak bisa kulukiskan betapa nikmatnya perasaanku, tubuhku terasa
seringan kapas jiwaku serasa diombang ambing di dalam lautan kenikmatan
yang maha luas kucurahkan seluruh tenagaku dengan memutar menggenjot
bahkan menekan keras sekali pantatku, kali ini aku yang berubah menjadi
ganas dan jalang, bagaikan kuda betina liar aku putar pinggulku dan
bagai penari perut meliuk meliuk begitu cepat.
Batang kemaluannya kugenjot dan kupelintir habiss.. bahkan
kukontraksikan otot-otot vaginaku sehingga penis itu terasa bagai dalam
vacum cleaner terhisap dan terkenyot didalam liang vaginaku. Dan yang
terjadi adalah benar benar membuatku bangga sekali, Erwin bagai
Layang-layang putus menggelinjang habis kadang mengejangkan tubuhnya
sambil meremas pantatku keras sekali, sekali-kali ingin melepaskan
tubuhku darinya tapi tidak kuberikan kesempatan itu bahkan kutekan lagi
pantatku lebih keras, batang penisnya melesak seluruhnya bahkan rambut
kemaluannya sudah menyatu dengan rambut kemaluanku, clitorisku yang
lapar akan birahi sudah mengacung keras makin merah membara tergencet
batang kemaluannya. Badanku sedikit kumiringkan ke belakang, buah
zakarnya kuraih dan kuremas-remas, “..Ooohh.. aachh.. yeess.. Heess..
yeess..!!”
Erwin membelalakan matanya sama sekali tidak menyangka aku menjadi
begitu beringass..begitu liaar.. menunggangi tubuhnya, lalu Erwin
bangkit, dengan posisi duduk ia menylomot buah dadaku… aachh tubuhku
semakin panaas.. kubusungkan kedua buah dadaku. “..selomot.. pentilku..
dua. duanya.. Errr..yeess..!! …sshh.. …oohh..!! mataku menjadi berkunang
kunang, “..Ooohh.. mbak Wi.. nikmatnya bukan main posisi ini..! batang
penisku melesak dalam sekali menembus memekmu..!” Erwin mendengus-dengus
kurasakan batang penisnya mengembung pertanda spermanya setiap saat
akan meletup, “..Ohh.. sshh..aahh.. Erwin u ..keluaar..
bareeng..sayaannghh..!! jiwaku terasa berputar putar..!
“..yess..Hess..aku… keluarkan diluar apa didalam..?”. “..Ohh.. Erwin
kontoolmu.. jaangaahhn..dicabuut..keluarin .. didalaam..!!
Tiba tiba bagaikan disetrum jutaan volt kenikmatan tubuhku bergetar
hebat sekalii..! dan tubuhku mengejang ketika kurasakan semburan dahsyat
di dalam rahimku, “..aachh. jepiit kontoolku.. yeess.. sshh.. oohh..
nikmaatnya.. memekmu mbak…!!” Erwin memuncratkan air maninya di dalam
rongga vaginaku, terasa kental dan banyak sekali. Akupun mengelinjang
hebat sampai lupa daratan “..Nggkkh.. sshh.. uugghh.. teekeen penismu..
sampe mentookkhh.. sayaahng.. aarrgghh..!! gelombang demi gelombang
kenikmatan menggulung jiwaku, ooh benar benar tak kusangka makin sering
klimaks makin luar biaasaa rasa nikmatnya jiwaku serasa terbetot keluar
terombang ambing dalam lautan kenikmatan yang maha luas. Kutekan kujepit
kekepit seluruh tubuhnya mulai batang penisnya pantatnya pinggangnya
bahkan dadanya yang kekar kupeluk erat sekali.
Seluruh tetes air
maninya kuperas dari batang kemaluannya yang sedang terjepit menyatu di
dalam liang vaginaku. aarrgghh.. Nikmatnya sungguh luar biaasaa!! Oohh
Erwin aku kuatir akan ketagihan dengan batang penismu yang maha dahsyat
ini!! Akhirnya perlahan lahan kesadaranku pulih kembali, klimaks yang
ketiga ini membuat tubuhku terasa lemas sekali, Erwin sadar akan
keterbatasan tenagaku, akhirnya ia membaringkan tubuhku di dadanya yang
kekar, aku merasakan kenyamanan yang luar biasa, kepuasanku terasa
sangat dihargainya. Tiga kali klimaks bukanlah hal yang mudah bagiku
untuk mendapatkannya didalam satu kali permainan seks.
Erwin telah menaklukan diriku luaar.. dalaam..!! akan kukenang kejadian
ini selama hidupku. Tiba tiba Erwin melihat jam lalu dengan muka sedih
ia mengatakan kepadaku bahwa ia harus menemui seseorang 10 menit lagi,
akupun tak kuasa menahannya, aku hanya mengangguk tak berdaya.
Sepeninggal
Erwin dari rumah, aku termenung sendirian di ranjang. Suatu kejadian
yang sama sekali tak terpikir olehku mulai merebak dalam kesadaranku.
Aku telah menikmati perbuatan seks dengan temankantorku bahkan harus
kuakui, aku betul betul menikmati kedahsyatannya. Dan aku sangat
menikmatinya dan sangat mengharapkan Erwin melakukannya lagi terhadapku.
Demikian Ceritaku yang benar benar nyata tanpa aku rekayasa apalagi aku karang. semoga bermanfaat.
Posted By : www.nusacash.co
No comments:
Post a Comment