Agen Casino Terpercaya - Suatu hari Rina terpaksa harus memanggil salah satu muridnya ke
rumahnya, untuk ulangan susulan. Si Anto harus mengulang karena ia
kedapatan menyontek di kelas. Anto juga terkenal karena kekekaran
tubuhnya, maklum dia sudah sejak SD bergulat dengan olah raga beladiri,
karenanya ia harus menjaga kebugaran tubuhnya.
Bagi Rina,
kedatangan Anto ke rumahnya juga merupakan suatu kebetulan. Ia juga
diam-diam naksir dengan anak itu. Karenanya ia bermaksud memberi anak
itu ‘pelajaran’ tambahan di Minggu siang ini.”Sudah selesai Anto?”, Rina
masuk kembali ke ruang tamu setelah meninggalkan Anto selama satu jam
untuk mengerjakan soal-soal yang diberikannya.”Hampir bu””Kalau sudah
nanti masuk ke ruang tengah ya saya tinggal ke belakang..””Iya..””Bu
Rina, Saya sudah selesai”, Anto masuk ke ruang tengah sambil
membawapekerjaannya.”Ibu dimana?””Ada di kamar.., Anto sebentar ya”,
Rina berusaha membetulkan t-shirtnya. Ia sengaja mencopot BH-nya untuk
merangsang muridnya itu. Di balik kaus longgarnya itu bentuk payudaranya
terlihat jelas, terlebih lagi puting susunya yang menyembul.
Begitu
ia keluar, mata Anto nyaris copot karena melotot, melihat tubuh
gurunya. Rina membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas, tidak seperti
biasanya saat ia tampil di muka murid-muridnya.”Kenapa ayo duduk dulu,
Ibu periksa..”Muka Anto merah karena malu, karena Rina tersenyum saat
pandangannya terarah ke buah dadanya.”Bagus bagus…, Kamu bisa gitu kok
pakai menyontek segala..?””Maaf Bu, hari itu saya lupa untuk
belajar..””oo…, begitu to?””Anto kamu mau menolong saya?”, Rina
merapatkan duduknya di karpet ke tubuh muridnya.”Apa Ibu?”, tubuh Anto
bergetar ketika tangan gurunya itu merangkul dirinya, sementara tangan
Rina yang satu mengusap-uasap daerah ‘vital’ nya.”Tolong Ibu ya…, dan
janji jangan bocorkan pada siapa–siapa”.”Tapi tapi…, Saya”.”Kenapa?,
oo…, kamu masih perawan ya?”.Muka Anto langsung saja merah mendengar
perkataan Rina”Iya””Nggak apa-apa”, Ibu bimbing ya.
Rina kemudian
duduk di pangkuan Anto. Bibir keduanya kemudian saling berpagutan, Rina
yang agresif karena haus akan kehangatan dan Anto yang menurut saja
ketika tubuh hangat gurunya menekan ke dadanya. Ia bisa merasakan puting
susu Rina yang mengeras. Lidah Rina menjelajahi mulut Anto, mencari
lidahnya untuk kemudian saling berpagutan bagai ular.
Setelah
puas, Rina kemudian berdiri di depan muridnya yang masih melongo. Satu
demi satu pakaiannya berjatuhan ke lantai. Tubuhnya yang polos seakan
akan menantang untuk diberi kehangatan oleh perjaka yang juga muridnya
ini.”Lepaskan pakaiannmu Anto”, Rina berkata sambil merebahkan dirinya
di karpet. Rambut panjangnya tergerai bagai sutera ditindihi
tubuhnya.”Ahh cepat Anto”, Rina mendesah tidak sabar.
Anto
kemudian berlutut di samping gurunya. Ia tidak tahu apa yang harus
dilakukan. Pengetahuannya tentang seks hanya di dapatnya dari buku dan
video saja.”Anto…, letakkan tanganmu di dada Ibu”,Dengan gemetar Anto
meletakkan tangannya di dada Rina yang turun naik. Tangannya kemudian
dibimbing untuk meremas-remas payudara Rina yang montok itu.”Oohh…,
enakk…, begitu caranya…, remas pelan-pelan, rasakan putingnya
menegang..” Dengan semangat Anto melakukan apa yang gurunya
katakan.”Ibu…, Boleh saya hisap susu Ibu?”.Rina tersenyum mendengar
pertanyaan muridnya, yang berkata sambil menunduk, “Boleh…, lakukan apa
yang kamu suka”.
Tubuh Rina menegang ketika merasakan jilatan dan
hisapan mulut pemuda itu di susunya. Perasaan yang ia pernah rasakan 3
tahun lalu saat ia masih bersama suaminya.”Oohh…, jilat terus sayang…,
ohh”, Tangan Rina mendekap erat kepala Anto ke payudaranya.
Anto
semakin buas menjilati puting susu gurunya tersebut, mulutnya tanpa ia
sadari menimbulkan bunyi yang nyaring. Hisapan Anto makin keras, bahkan
tanpa ia sadari ia gigit-gigit ringan puting gurunya tersebut.”mm…,
nakal kamu”, Rina tersenyum merasakan tingkah muridnya itu.”Sekarang
coba kamu lihat daerah bawah pusar Ibu”.Anto menurut saja. Duduk
diantara kaki Rina yang membuka lebar. Rina kemudian menyandarkan
punggungya pada dinding di belakangnya.”Coba kamu rasakan”, ia
membimbing telunjuk Anto memasuki vaginanya.”Hangat Bu..”Bisa kamu
rasakan ada semacam pentil…?””Iya..””Itu yang dinamakan kelentit, itu
adalah titik peka cewek juga. Coba kamu gosok-gosok”Pelan-pelan jari
Anto mengusap-usap clitoris yang mulai menyembul itu.”Terus…, oohh…,
ya…, gosok…, gosok”, Rina mengerinjal-gerinjal keenakan ketika
clitorisnya digosok-gosok oleh Anto.”Kalo diginiin nikmat ya Bu?”, Anto
tersenyum sambil terus menggosok-gosok jarinya.”Oohh…, Antoo…, mm”,
tubuh Rini telah basah oleh peluh, pikirannya serasa di awang-awang,
sementara bibirnya merintih-rintih keenakan.
Tangan Anto semakin
berani mempermainkan clitoris gurunya yang makin bergelora dirangsang
birahi. Nafasnya yang semakin memburu pertanda pertahanan gurunya akan
segera jebol.”Ooaahh…, Anntoo”, Tangan Rina mencengkeram pundak
muridnya, sementara tubuhnya mengejang dan otot-otot kewanitaannya
menegang. Matanya terpejam sesaat, menikmati kenikmatan yang telah lama
tidak dirasakannya.”Hmm…, kamu lihai Anto…, Sekarang…, coba kamu
berbaring”.Anto menurut saja. Penisnya segera menegang ketika merasakan
tangan lembut gurunya.”Wah…, wahh.., besar sekali”, tangan Rina segera
mengusap-usap penis yang telah mengeras tersebut.
Segera saja
benda panjang dan berdenyut-denyut itu masuk ke mulut Rina. Ia segera
menjilati penis muridnya itu dengan penuh semangat. Kepala penis
muridnya itu dihisapnya keras-keras, sehingga Anto merintih
keenakan.”Ahh…, enakk…,enakk”, Anto tanpa sadar menyodok-nyodokkan
pinggulnya untuk semakin menekan penisnya makin ke dalam kuluman Rina.
Gerakannya makin cepat seiring semakin kerasnya hisapan Rina.”oohh Ibu…,
Ibbuu”Muncratlah cairan mani Anto di dalam mulut Rina, yang segera
menjilati cairan itu hingga tuntas.”Hmm…, manis rasanya Anto”, Rina
masih tetap menjilati penis muridnya yang masih tegak.”Sebentar ya aku
mau minum dulu”.
Ketika Rina sedang membelakangi muridnya sambil
menenggak es teh dari kulkas. Tiba-tiba ia merasakan seseorang
mendekapnya dari belakang.”Anto…, biar Ibu minum dulu”.”Tidak…, nikmati
saja ini”, Anto yang masih tegang berat mendorong Rina ke kulkas.Gelas
yang dipegang rina jatuh, untungnya tidak pecah. Tangan Rina kini
menopang tubuhnya ke permukaan pintu kulkas.”Ibu…, sekarang!””Ahhkk”,
Rina berteriak, saat Anto menyodokkan penisnya dengan keras ke liang
vaginanya dari belakang. Dalam hatinya ia sangat menikmati hal ini,
pemuda yang tadinya pasif berubah menjadi liar.”Antoo…, enakk…, ohh…,
ohh”. Tubuh Rina bagai tanpa tenaga menikmati kenikmatan yang tiada
taranya. Tangan Anto satu menyangga tubuhnya, sementara yang lain
meremas payudaranya. Dan penisnya yang keras melumat liang
vaginanya.”Ibu menikmati ini khan”, bisik Anto di telinganya”Ahh…, hh”,
Rina hanya merintih, setiap merasakan sodokan keras dari
belakang.”Jawab…, Ibu”, dengan keras Anto mengulangi
sodokannya.”Ahh…,iyaa””Anto…, Anto jangann…, di dal.. La” belum sempat
ia meneruskan kalimatnya, Rina telah merasakan cairan hangat di liang
vaginanya menyemprot keras. Kepalang basah ia kemudian menyodokkan keras
pinggulnya.”Uuhgghh”, penis Anto yang berlepotan mani itupun amblas
lagi ke dalam liang Rina.”Ahh”.
Kedua insan itupun tergolek lemas menikmati apa yang baru saja mereka rasakan.
Setelah
kejadian dengan Anto, Rina masih sering bertemu dengannya guna
mengulangi lagi perbuatan mereka. Namun yang mengganjal hati Rina adalah
jika Anto kemudian membocorkan hal ini ke teman-temannya.
Ketika
Rina berjalan menuju mobilnya seusai sekolah bubar, perhatiannya
tertumbuk pada seorang muridnya yang duduk di sepeda motor di samping
mobilnya, katakanlah dia Reza. Ia berbeda dengan Anto, anaknya agak
pembuat onar jika di kelas, kekar dan nakal. Hatinya agak tidak enak
melihat situasi ini.”Bu Rina salam dari Anto”, Reza melemparkan senyum
sambil duduk di sepeda motornya.”Terima kasih, boleh saya masuk”, Ia
harus berkata begitu karena sepeda motor Reza menghalangi pintu
mobilnya.”Boleh…, boleh Bu saya juga ingin pelajaran tambahan seperti
Anto.”Langkah Rina terhenti seketika. Namun otaknya masih berfungsi
normal, meskupun sempat kaget.”Kamu kan nilainya bagus, nggak ada
masalah kan..”, sambil duduk di balik kemudi.”Ada sedikit sih kalau Ibu
nggak bisa mungkin kepala guru bisa membantu saya, sekaligus melaporkan
pelajaran Anto”, Reza tersenyum penuh kemenangan.”Apa hubungannya?”,
Keringat mulai menetes di dahi Rina.”Sudahlah kita sama-sama tahu Bu.
Saya jamin pasti puas”.
Tanpa menghiraukan omongan muridnya, Rina
langsung menjalankan mobilnya ke rumahnya. Namun ia sempat mengamati
bahwa muridnya itu mengikutinya terus hingga ia menikung untuk masuk
kompleks perumahan.Setelah mandi air hangat, ia bermaksud menonton TV di
ruang tengah. Namun ketika ia hendak duduk pintu depan diketuk oleh
seseorang. Rina segera menuju pintu itu, ia mengira Anto yang datang.
Ternyata ketika dibuka”Reza! Kenapa kamu ngikuutin saya!”, Rina agak
jengkel dengan muridnya ini.”Boleh saya masuk?”.”Tidak!”.”Apa guru-guru
perlu tahu rahasiamu?”.”!!”dengan geram ia mempersilakan Reza
masuk.”Enak ya rumahnya, Bu”, dengan santainya ia duduk di dekat TV.
“Pantas aja Anto senang di sini”.”Apa hubunganmu dengan Anto?, Itu
urusan kami berdua”, dengan ketus Rina bertanya.”Dia teman dekat saya.
Tidak ada rahasia diantara kami berdua”.”Jadi artinya”, Kali ini Rina
benar-benar kehabisan akal. Tidak tahu harus berbuat apa.”Bu, kalo saya
mau melayani Ibu lebih baik dari Anto, mau?”, Reza bangkit dari duduknya
dan berdiri di depan Rina.Rina masih belum bisa menjawab pertanyaan
muridnya itu. Tubuhnya panas dingin.
Rina masih belum bisa
menjawab pertanyaan muridnya itu. Tubuhnya panas dingin. Belum sempat ia
menjawab, Reza telah membuka ritsluiting celananya. Dan setelah
beberapa saat penisnya meyembul dan telah berada di
hadapannya.”Bagaimana Bu, lebih besar dari Anto khan?”.Reza ternyata
lebih agresif dari Anto, dengan satu gerakan meraih kepala Rina dan
memasukkan penisnya ke mulut Rina.”Mmpfpphh”.”Ahh yaa…, memang Ibu
pandai dalam hal ini. Nikmati saja Bu…, nikmat kok”Rupanya nafsu
menguasai diri Rina, menikmati penis yang besar di dalam mulutnya, ia
segera mengulumnya bagai permen. Dijilatinya kepala penis pemuda itu
dengan semangat. Kontan saja Reza merintih keenakan.”Aduhh…, nikmat
sekali Bu oohh”, Reza menyodok-nyodokkan penisnya ke dalam mulut Rina,
sementara tangannya meremas-remas rambut ibu gurunya itu. Rina merasakan
penis yang diisapnya berdenyut-denyut. Rupanya Reza sudah hendak
keluar.”oohh…, Ibu enakk…, enakk…, aahh”.Cairan mani Reza muncrat di
mulut Rina, yang segera menelannya. Dijilatinya penis yang berlepotan
itu hingga bersih. Kemudian ia berdiri.”Sudahh…, sudah selesai kamu bisa
pulang”, Namun Rina tidak bisa memungkiri perasaannya. Ia menikmati
mani Reza yang manis itu serta membayangkan bagaimana rasanya jika penis
yang besar itu masuk ke vaginanya.”Bu, ini belum selesai. Mari ke
kamar, akan saya perlihatkan permainan yang sebenarnya.””Apa! beraninya
kamu memerintah!”, Namun dalam hatinya ia mau. Karenanya tanpa
berkata-kata ia berjalan ke kamarnya, Reza mengikuti saja.
Setelah
ia di dalam, Rina tetap berdiri membelakangi muridnya itu. Ia mendengar
suara pakaian jatuh, dugaannya pasti Reza sedang mencopoti pakaiannya.
Ia pun segera mengikuti jejak Reza. Namun ketika ia hendak melepaskan
kancing dasternya.”Sini saya teruskan”, ia mendengar Reza berbisik ke
telinganya. Tangan Reza segera membuka kancing dasternya yang terletak
di bagian depan. Kemudian setelah dasternya jatuh ke lantai, tangan
itupun meraba-raba payudaranya. Rina juga merasakan penis pemuda itu
diantara belahan pantatnya.”Gilaa…, besar amat”, pikirnya. Tak lama
kemudian iapun dalam keadaan polos. Penis Reza digosok-gosokkan di
antara pantatnya, sementara tangan pemuda itu meremasi payudaranya.
Ketika jemari Reza meremas puting susu Rina, erangan kenikmatan pun
keluar.”mm oohh”.Reza tetap melakukan aksi peremasan itu dengan satu
tangan, sementara tangan satunya melakukan operasi ke vagina
Rina.”Reza…, aahh…, aahh”, Tubuh Rina menegang saat pentil clitorisnya
ditekan-tekan oleh Reza.”Enak Bu?”, Reza kembali berbisik di telinga
gurunya yang telah terbakar oleh api birahi itu.
Rina hanya bisa
menngerang, mendesah, dan berteriak lirih. Saat usapan, remasan, dan
pekerjaan tangan Reza dikombinasi dengan gigitan ringan di lehernya.
Tiba-tiba Reza mendorong tubuh Rina agar membungkuk. Kakinya di
lebarkan.”Kata Anto ini posisi yang disukai Ibu””Ahhkk…, hmm…, hmmpp”,
Rina menjerit, saat Reza dengan keras menghunjamkan penisnya ke liang
vaginanya dari belakang.””Ugghh…, innii…, innii”, Reza medengus penuh
gairah dengan tiap hunjaman penisnya ke liang Rina. Rinapun
berteriak-teriak kenikmatan, saat liang vaginanya yang sempit itu
dilebarkan secara cepat.”Adduuhh…, teruss.., teruss Rezaa…, oohh”,
Kepala ibu guru itu berayun-ayun, terpengaruh oleh sodokan Reza. Tangan
Reza mencengkeram pundak Rina, seolah-olah mengarahkan tubuh gurunya itu
agar semakin cepat saja menelan penisnya.”Oohh Rina…, Rinnaa”.Rina
segera merasakan cairan hangat menyemprot di dalam vaginanya dengan
deras. Matanya terpejam menikmati perasaan yang tidak bisa ia bayangkan.
Rina
masih tergolek kelelahan di tempat tidur. Rambutnya yang hitam panjang
menutupi bantalnya, dadanya yang indah naik-turun mengikuti irama
nafasnya. Sementara itu vaginanya sangat becek, berlepotan mani Reza dan
maninya sendiri. Reza juga telajang bulat, ia duduk di tepi tempat
tidur mengamati tubuh gurunya itu. Ia kemudian duduk mendekat, tangannya
meraba-raba liang vagina Rina, kemudian dipermainkannya pentil kelentit
gurunya itu.”mm capek…, mm”, bibir Rina mendesah saat pentilnya
dipermainkan. Sebenarnya ia sangat lelah, tapi perasaan terangsang yang
ada di dalam dirinya mulai muncul lagi. Dibukanya kakinya lebar-lebar
sehingga memberikan kemudahan bagi Reza untuk memainkan
clitorisnya.”Rezz aahh”, Tubuh Rina bergetar, menggelinjang-gelinjang
saat Reza mempercepat permainan tangannya.”Bu…, balik…, Reza pengin
nih””Nakal kamu ahh”, dengan tersenyum nakal, Rina bangkit dan
menungging. Tangannya memegang kayu dipan tempat tidurnya. Matanya
terpejam menanti sodokan penis Reza. Reza meraih payudara Rina dari
belakang dan mencengkeramya dengan keras saat ia menyodokkan penisnya
yang sudah tegang”Adduuhh…, owwmm”, Rina mengaduh kemudian menggigit
bibirnya, saat lubang vaginannya yang telah licin melebar karena desakan
penis Reza.”Bu Rina nikmat lho vagina Ibu…, ketat”, Reza memuji sambil
menggoyang-goyangkan pinggulnya.”mm…, aahh…, ahh…, ahhkk”, Rina tidak
bisa bertahan untuk hanya mendesah. Ia berteriak lirih seiring gerakan
Reza. Badannya digerakkannya untuk mengimbangi serangan Reza. Kenikmatan
ia peroleh juga dari remasan muridnya itu.”Ayoo…, aahh.., ahh… Mm..,
buat Ibu keluuaa.. Rr lagi…”. Gerakan Rina makin cepat menerima sodokan
Reza.
Tangan Reza beralih memegangi tubuh Rina, diangkatnya
gurunya itu sehingga posisinya tidak lagi “doggy style”, melainkan kini
Rina menduduki penisnya dengan membelakangi dirinya. Reza kini telentang
di tempat tidur yang acak-acakan dan penuh oleh mani yang
mengering.”Ooww..”, Teriakan Rina terdengar keras saat ia tidak bisa
lagi menahan orgasmenya. Tangannya mencengkeram tangan Reza, kepalanya
mendongak menikmati kenikmatan yang menjalar ke seluruh tubuhnya.
Sementara Reza sendiri tetap menusuk-nusukkan penisnya ke vagina Rina
yang makin becek.”Ayoo…, makin dalam dalamm”.”Ahh.., aahh…, aahh..”,
Rezapun mulai berteriak-teriak.”Mau kelluuaarr”Rina sekali lagi
memejamkan matanya, saat mani Reza menyemprot dalam liang vaginanya.
Rina kemudian ambruk menindih tubuh Reza yang basah oleh keringat.
Sementara diantara kaki-kaki mereka mengalir cairan hangat hasil
kenikmatan mereka.”Bu Rina…, sungguh luar biasa, Coba kalau Anto ada
disini sekarang”.”mm memangnya kamu mau apa”, Rina kemudian merebahkan
dirinya di samping Reza. Tangannya mengusap-usap puting Reza.”Kita bisa
main bertiga, pasti lebih nikmat..”Rina tidak bisa menjawab komentar
Reza, sementara perasaannya dipenuhi kebingungan.
Akhirnya hari
kelulusan murid klas 3 sampai juga. Dengan demikian Rina harus berpisah
dengan kedua murid yang disayanginya, terlebih lagi ketika ia harus
pindah ke kota lain untuk menempati pos baru di Kanwil. Karenanya ia
memanggil Anto untuk datang ke rumahnya untuk memberitahukan perihal
kepindahannya.Ketika seputar Indonesia mulai ditayangkan, Anto muncul.
Ia langsung dipersilakan duduk.”Bu, Anto kangen lho”.”Iya deh…, nanti.
Gini, Ibu bulan depan pindah ke kota B, soalnya akan dinaikkan
pangkatnya. Jadi…, jadi…, Ibu ingin malam ini malam terakhir kita”, mata
Rina berkaca-kaca ketika mengucapkan itu.”…………..”, Anto tidak bisa
menjawab. Ia kaget mendengar berita itu. Baginya Rina merupakan
segalanya, terlebih lagi ia telah mendapatkan pelajaran berharga dari
gurunya itu.”Tapi Anto masih boleh berkirim surat kan?”.Rina bisa
sedikit tersenyum melihat muridnya tabah, “Iya…, boleh…, boleh”.”Minum
dulu Nto, ada es teh di meja makan. Kalau sudah nonton VCD di kamar
yaa”, Rina mengerling nakal ke muridnya sambil beranjak ke kamar. Di
kamar ia mengganti pakaiannya dengan kimono kegemarannya, melepas BH,
menghidupkan AC dan tentu saja menyetel VCD ‘Kamasutra-nya Penthouse”.
Lalu ia tengkurap di tempat tidur sambil menonton TV.
Diluar Anto
meminum es teh yang disediakan Rina dan membiarkan pintu depan tidak
terkunci. Ia mempunyai rencana yang telah disusun rapi.Lalu Anto
menyusul Rina ke kamar tidur. Begitu pintu dibuka ia melihat gurunya
tengkurap menonton VCD dengan dibalut kimono merah tipis, lekuk tubuhnya
jelas terlihat. Rambutnya yang panjang tergerai di punggungnya bagai
gadis iklan shampo Pantene.”Ganti pakaian itu Nto..”, Rina menunjuk
celana pendek dan kaos tipis yang terlipat rapi di meja riasnya.
Ketika
Anto sedang mencopot celananya Rina sempat melihat penis pemuda itu
menyembul di balik CD GT Man-nya. Setelah selesai Anto juga tengkurap di
samping Rina.”Sudah liat film ini belum? Bagus lho untuk info
posisi-posisi ngesex”.”Belum tuh…”, Mata Anto tertuju pada posisi dimana
si wanita berdiri memegang pohon sementara si pria memasukkan penisnya
dari belakang, sambil meremas-remas payudara partnernya.”mm…, itu posisi
fave saya. Kalau kamu suka nanti CD itu bisa kamu ambil”.”Thanx..”,
Anto kemudian mengecup pipi gurunya.
Adegan demi adegan terus
bergulir, suasana pun menjadi semakin panas. Rina kini tengkurap dengan
tidak lagi mengenakan selembar benangpun. Demikian pula Anto. Anto
kemudian duduk di sebelah gurunya itu, dibelainya rambut Rina dengan
lembut, kemudian disibakkannya ke sebelah kiri. Bibir Anto kemudian
menciumi tengkuk Rina, dijilatinya rambut-rambut halus yang tumbuh
lebat.”aahh…”Setelah puas, Anto kemudian memberi isyarat pada Rina agar
duduk di pangkuannya.”Bu, biar Anto yang puasin ibu malam ini…”, Bisik
Anto di telinga Rina. Rina yang telah duduk di pangkuan Anto pasrah saja
saat kedua tangan muridnya meremas-remas payudaranya yang liat.
Kemudian ia menjerit lirih saat puting susunya mendapat remasan.”Akhh…”,
Rina memejamkan matanya.”Anto…, jilatin vagina ibu…”
Anto
kemudian merebahkan Rina, dibukanya kaki gurunya itu lebar-lebar,
kemudian dengan perlahan ia mulai menjilati vagina gurunya. Bau khas
dari vagina yang telah basah oleh gairah itu membuat Anto kian
bernafsu.”oohh…, teruss…, teruuss…”, Rina bergetar merasakan kenikmatan
itu. Tangannya membimbing tangan Anto dalam meremasi susunya. Memberikan
kenikmatan ganda.”Jilatin…, pentil itu…, oohohh”, Bagai dikomando Anto
menjilati pentil clitoris Rina, dengan penuh semangat.”Aduuhh…..
Oohh…oohh…hh.. Hh…..””Anto…, massuukk”.
Kaki Rina kemudian
disampirkannya ke pundak, dan dengan cepat disodokkannya penisnya ke
vagina Rina yang becek.”mm…”, Rina menggigit bibirnya. Meskipun lubang
vaginanya telah licin, namun penis yang besar itu tetap saja agak
kesulitan menerobos masuk.”Uuhh…, masih susah juga ya Bu…”, Anto sambil
meringis memaju mundurkan penisnya. Ia merasakan penisnya bagai
diremas-remas oleh tangan yang sangat halus saat di dalam. Tangan Rina
mempermainkan puting Anto. Dengan gemas dicubitnya hingga Anto
berteriak.”Uhh…, nakal, Ini balasannya!”, sodokan Anto makin keras,
lebih keras dari saat ia memasukkan penisnya.”aa…”.
Tiba-tiba
pintu kamar tebuka! Spontan Rina terkejut, tapi tidak bagi Anto. Reza
sudah berdiri di muka pintu, senjatanya telah tegak berdiri.”mm…, hot
juga permainan Ibu dengan Dia, boleh saya bergabung?”, Reza kemudian
berjalan mendekati mereka. Rina yang hendak berdiri ditahan oleh Anto,
yang tetap menjaga penisnya di dalam vagina rina.”Nikmati saja…”Reza
kemudian mengangkangi Rina, penisnya berada tepat di mukanya.”Isap…
Ayoo”, sambil memasukkan penisnya. Saat itu pula Anto menghentakkan
gerakannya. Saat Rina berteriak, saat itu pula penis Reza masuk.”Ahh…,
nikmat..”, Rina merem-melek menghisap-hisap penis muridnya, sementara
Anto dengan puas menggarap vaginanya.”uufff…, jilatin…, jilatt”, tangan
Reza memegangi kepala Rina, agar semakin dalam saja mengisap penisnya.
Posisi
itu tetap bertahan hingga akhirnya Anto keluar duluan. Maninya
menyemprot dengan leluasa di lubang vagina gurunya yang cantik.
Sementara Reza tetap mengerang-erang sambil medorong-dorong kepala
Rina.Setelah Anto mengeluarkan penisnya dari vagina Rina, “Berdiri
menghadap tembok Bu!”Rina masih kelelahan. Ia telah orgasme pula saat
Anto keluar, namun ia tidak bisa teriak karena ada penis di mulutnya.
Saat ia berdiri dengan tangan di tembok menahan tubuhnya, mani anto
menetes ke lantai.”mm…, Nto…, liat tuh punya kamu..”, seru Reza sambil
tertawa. Ia kemudian menempelkan tubuhnya ke Rina. Penisnya tepat berada
di antara kedua pantat Rina.”Nih Bu rasakan punya Reza juga ya”.
Anto
dengan santai menyaksikan temannya menggarap gurunya dari belakang.
Tangan Reza memegangi pinggang Rina saat ia menyodok-nyodokkan penisnya
keluar masuk dengan cepat. Saat Rina merintih-rintih menikmati permainan
mereka, Anto merasakan penisnya tegang lagi. Ia tidak tahan melihat
pemandangan yang sangat erotik sekali.Kedua insan itu saling mengaduh,
mendesah, dan berteriak lirih seiring kenikmatan yang mereka berikan dan
rasakan.”ooww…”, Tubuh Rina yang disangga Reza menegang, kemudian
lemas. Anto menduga mereka berdua telah sampai di puncak kenikmatan.
Timbul isengnya, ia kemudian mendekati mereka dan menyusup diantara Rina
dan tembok. Dipindahkannya tangan Rina ke pundaknya, dan penisnya
menggantikan posisi milik Reza.”Anto…”, Lagi-lagi Rina mendesah saat
penis Anto masuk dan pinggulnya didorong oleh Reza dari belakang.”Ahh..
Ahh…. Dorongg…dorongg………….””aa.. Aa… Aa”.”oohhkk…, kk…, kk..”, Rina
berteriak keras sekali, saat dorongan Reza sangat keras menekan
pinggulnya. penis Anto amblas hingga mencapai pangkalnya masuk ke vagina
Rina. Saat itu pula ia merasakan penis yang berdenyut-denyut itu
melepaskan muatannya untuk kedua kali.
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.nusacash.co