Judi Casino Online - Merampok dan Memperkosa Istri Pejabat - Suatu hari di sebuah rumah kosong saya mematangkan rencana yang telah
kami susun dengan kedua anak buahku. Kali ini sasaran kami adalah sebuah
rumah mewah yang terletak dibilangan Jakarta Selatan. Kami adalah
sekawanan perampok yang menjunjung tinggi kode etik perampok, artinya
tidak pernah tercampur dengan tindak kriminal lainnya.
Judi Casino Terbaik - Sebagaimana para netters ketahui bahwa di zaman yang serba sulit saat
ini, sangatlah sakit rasanya bila harus menahan lapar tiap hari
sementara banyak orang di luar sana yang sanggup mengeluarkan uang
ratusan ribu rupiah untuk sepiring nasi. Bahkan jauh lebih kenyang
rasanya makan di Warteg daripada makan sepiring nasi yang berharga
ratusan ribu tersebut. Setidaknya itulah bandingan kekontrasan yang
terlihat di negara ini.
Saya tidak katakan tidak setuju mereka
menikmati hasil jerih payah mereka. Dan tentu saya setuju kalau itu
mereka dapatkan dengan kerja keras mereka. Dengan berkaca pada situasi
inilah saya juga ingin merasakan paling tidak setengah dari keadaan
tersebut. Tentu dengan kerja keras juga, hanya mungkin caranya berbeda.
Jika mereka merampok dengan menggunakan dasi dengan wajah penuh damai,
kami merampok dengan cadar dengan wajah tertutupi. Itulah salah satu
faktor pendorong terbesar sehingga terbentuklah kelompok ini.
Tepat
jam 00.30 kami telah siap siaga di depan rumah mewah yang menjadi
sasaran kami dini hari ini. Dengan cekatan saya merintis jalan masuk ke
rumah yang diikuti anak kedua anak buahku. Satpam yang sedang ngantuk
saat itu dengan mudah kami ikat. Tentunya kami tidak mengalami kesulitan
masuk ke rumah ini karena hal ini kami adalah ahlinya.
Rumah yang
serba mewah dengan perabotan yang serba mewah pula. Terdapat beberapa
kamar yang harus kami periksa satu persatu. Dari tiga kamar kami
berhasil melumpuhkan tiga orang yang menurut perkiraanku adalah
pembantu. Terdiri dari dua wanita dan satu laki-laki yang kemungkinan
supir pribadi di keluarga itu. Kami sampai diruangan yang cukup besar
yang kurasa adalah ruang tamu. Terdapat photo keluarga yang terdiri dari
lima orang, yakni suami istri, anak perempuan dua dan satu laki-laki
yang kira-kira berumur dua puluhan.
Berpedoman pada photo
tersebut, berarti kami harus membekuk lima orang lagi. Akhirnya kamar
yang laki-laki dapat kami temukan dan langsung kami ikat dan satukan
dengan para pembantu tadi. Dan selanjutnya kami temukan kamar para
wanita bersebelahan. Kami mengikat para gadis yang mengenakan pakaian
tidur tersebut. Sekilas wajah mereka tampak tidak kalah dengan para
artis dan sangat seksi dengan pakaian tidur mereka. Tapi karena hal ini
telah terbiasa bagi kami sehingga menganggapnya angin lalu saja. Yang
penting bagaimana melaksanaakan aksi ini dengan sukses.
Karena
kami kesusahan mencari kamar tidur utama, maka kami paksa mereka untuk
menunjukkannya. Tampaknya si gadis yang lebih tua tegar juga dan tidak
mau mengaku. Kesal bercampur gemas, saya tangkap buah dadanya.
“Auw.. Jangan..!” katanya tiba-tiba.
Sebagai
lelaki normal, Berdesir darahku manakala memegang buah dada yang
ternyata tidak muat digenggamanku. Mungkin karena dia memakai pakaian
tidur membuat buah dadanya tidak terlihat menonjol. Seperti terhipnotis
dengan buah dadanya tersebut, tangan saya tetap membetot kedua buah
dadanya dan mata kami saling melotot. Tetapi akhirnya aku tersadar dan
lanjut bertanya.
“Dimana kamar orang tuamu.. Jawab! Aku tak ingin menyakiti kalian!” kataku dengan lembut tapi tegas.
“Di atas..” akhirnya dia menjawab juga.
Dengan
sigap kami naik ke atas dan mendapati beberapa kamar. Tapi tentunya
siapapun dapat menebak mana kamar utamanya. Dengan berbagai kunci yang
kami punya akhirnnya kami dapat membuka pintu kamar tersebut dengan
tidak meninbulkan suara berisik.
Saya melihat dua sosok tubuh yang
lagi tidur pulas di atas tempat tidaur yang sangat mewah. Setelah saya
mendekat dan mengarahkan pistol di kepala si suami, saya berikan kode ke
anak buahku agar menyalakan lampu utama. Kemudian kamar itu terang
benderang. Saya kaget setelah dapat melihat dengan jelas wajah si suami
tersebut. Siapa yang tidak mengenal dia di negeri ini. Bukankah dia
salah satu pejabat di negara ini?
Kenapa tadi saya tidak
memperhatikan photo keluarga tadi? Ingin rasanya mundur, tapi sudah
terlanjur basah dan tentunya ini akan sangat memalukan bagi para
perampok lain bila berita ini terdengar besok dengan judul “Sekawanan
perampok menghentikan aksinya setelah mengenali wajah korbannya”. Sangat
mencoreng profesi perampok bila hal ini terjadi.
Berarti aksi ini
harus dituntaskan. Kembali saya amati kedua tubuh suami istri yang
terlentang dengan menggunakan baju tidur itu. Kuamati pelan istrinya
dengan seksama. Wajah yang sangat cantik keibuan sama halnya seperti
ibu-ibu pejabat yang terhormat. Walau kutaksir sudah berumur kepala
empat, tapi siapapun lelaki pasti masih bergairah melihat tubuh seperti
ini.
Terlihat tonjolan di dadanya yang lumayan besar. Pandanganku
turun ke bawah.. Seerr.. Berdesir jantungku melihat salah satu kakinya
tertekuk ke samping yang membuat kakinya agak mengangkang sehingga baju
tidurnya tersingkap sampai ke pangkal pahanya. Terlihat ujung celana
dalamnya yang tentunya menutupi vaginanya. Warnanya hitam. Berlagak
serius kusuruh anak buahku keluar kamar untuk mencari barang-barang
berharga dengan meyakinkan aku sanggup mengatasi yang dua ini.
Tidak
dapat kuingkari lagi kalau detak jantungku sangat keras. Dilain pihak
saya menghormati komitmen perampok terhormat yang saya pegang kuat. Tapi
siapa laki-laki normal yang tahan melihat hal seperti ini?
Sensasi
yang semakin kuat membuat aku perlahan mendekatkan wajahku ke pangkal
paha itu. Perlahan kuendus ujung vagina yang terlihat itu, uhh.. Semakin
dekat sampai ujung hidungku menyentuh tonjolan vagina yang masih
terbungkus celana dalam itu.
Perlahan kusingkapkan lagi baju
tidurnya ke atas. Pelan-pelan semakin tampak gundukkan vagina istri
pejabat tersebut. Saya singkapkan terus sampai ke pinggang tanpa
membangunkan orangnya, sementara Pak pejabat masih mendengkur. Ternyata
celana dalam yang dipakai ibu pejabat ini hanya sanggup menutupi
setengah gundukan vaginanya. Setengah bagian atas gundukan vaginanya
terbuka sampai terlihat sedikit garis yang membelah vagina itu yang
ditumbuhi rambut halus.
Perlahan kujulurkan lidahku ke gundukan
vagina yang sangat tebal itu. Kuusap-usapkan lidahku beberapa kali dari
bawah ke atas sampai celana dalam itu basah. Akibatnya tonjolan clitoris
vagina nyonya pejabat itu terlihat berbayang. Sengaja kuhindarkan
persentuhan lidahku dengan kulit ibu pejabat itu biar dia tidak
terbangun.
Pinggul Bu pejabat itu bergerak perlahan kesamping yang
membuat pahanya semakin terbuka. Sementara batang zakarku yang sudah
tegang terasa sakit karena terjepit dengan celana dalamku. Kuambil
gunting dari kantong peralatan. Perlahan kusisipkan ujung gunting ke
balik celana dalamnya secara mendatar sehingga celana dalam itu
terpotong. Tampaklah bentuk vagina ibu pejabat itu secara utuh. Vagina
yang sangat tebal terbelah panjang dengan clitoris yang mencuat keluar
dari bibir vagina itu dihiasi dengan bulu-bulu halus rapi diseputar
bibir vaginanya.
Nafsuku yang semakin tinggi membuat aku semakin
berani. Kujilati langsung belahan vagina ibu pejabat itu. Kuusapkan
lidahku dari bawah dekat dengan lubang anusnya sampai ke ujung
clitorisnya.
“Akh..” tiba-tiba mulut ibu pejabat itu mendesis dan pinggulnya menghentak saat lidahku menyentuh clitorisnya.
Kuhentikan
jilatanku karena kukira dia terbangun. Kutunggu sesaat ternyata
terdengar lagi dengkuran halusnya. Terus kujilati belahan vaginanya
dengan rakus, lubangnya yang merah tua dan juga sampai ke pinggir
gundukan vaginanya sampai ke pangkal pahanya.
“Akh.. Akh.. Akh..”
mulai terdengar desisan istri pejabat itu dan pinggulnya mulai bergerak
naik turun mengikuti irama jilatanku di vaginanya.
Sedangkan
vaginanya sudah semakin membengkak sehingga terlihat semakin menggembung
ke atas dan basah. Mungkin dia lagi bermimpi sedang bersetubuh dengan
Pak pejabat saat ini. Tak tahan lagi dengan batang zakarku yang
terjepit, kukeluarkan melalui resleting celanaku. Sambil menjilati
vagina Bu pejabat sementara tanganku mengocok batang zakarku. Kulihat
lubang vagina nyonya pejabat itu mulai mengeluarkan lendir berwarna
bening agak putih.
Kupercepat kocokanku pada penisku sampai
kurasakan mendekati puncak sementara pinggul istri pejabat itupun
semakin cepat begerak, turun naik dan kadang berputar halus. Kuhentikan
jilatanku pada vaginanya ternyata pinggul itu terus bergerak.
“Ouhhss.. Aakhh.. Oohh..” desisan nyonya itu terdengar semakin berat.
Perlahan
aku berdiri sambil mengocok batang zakarku. Pelan-pelan kudekatkan
penisku ke vagina Bu pejabat itu. Ujung penisku mulai menyentuh bibir
vaginanya dan perlahan kepala penisku kuarahkan ke lubang vagina istri
pejabat itu. Karena goyangan pinggulnya membuat kepala penisku beberapa
kali meleset dari lubang vaginanya.
Akhirnya kepala penisku bisa
juga tepat di lubang vaginanya yang telah menganga itu. Terasa vaginanya
hangat. Dan mulai kutekan perlahan.
“Bless”
Amblas kepala
penisku tepat di lubang vagina yang sudah seperti ingin menelan batang
zakarku. Tapi kalau kumasukkan semua nanti bisa membangunkannya.
Akhirnya penisku hanya ku gosok-gosok saja dari lubang vaginanya sampai
ke clitorisnya.
“Aahh.. Oohh.. Akhh..” desisan yang keluar dari mulut ibu pejabat itu semakin sering.
Dan
aku juga semakin cepat dan kasar menggesek-gesek kepala penisku di
bibir vaginanya. Beberapa menit kemudian terlihat pinggul ibu pejabat
itu semakin naik ke atas yang membuat kepala penisku terbenam di lubang
vaginanya. Sesaat kepala penisku terbenam di lubang vaginanya, kurasakan
kepala penisku seolah digigit lubang itu dan kurasakan kedutan-kedutan
vaginanya. Dan “seerr.. Seerr.. Seerr.. Serr” begitu kurasakan cairan
keluar dari vagina istri pejabat itu menyirami kepala penisku.
Dan kurasakan juga spermaku hendak mau tumpah. Karena ruang gerakku terbatas, kutekan saja batang zakarku ke lubang itu dan..
“Crroott.. Crroott.. Crott.. Crot.” spermaku menyembur begitu banyaknya kusemprotkan ke lubang vagina nyonya pejabat itu.
Sebentar
kemudian kubersihkan kepala penisku dengan mengusapkannya ke clitoris
dan gundukan vaginanya. Lega dan terasa ringan rasanya badanku sekaligus
sedikit lemas. Kumasukkan penisku ke dalam celanaku dan kututupi
kembali vagina istri pejabat itu dengan menurunkan baju tidurnya
sementara celana dalamnya kumasukkan ke kantongku.
“Bos, sepertinya penyimpanan uang dan barang berharga ada di kamar ini.”
Tiba-tiba anak buahku masuk ke dalam kamar. Untung semuanya telah selesai sehingga wibawaku dapat terjaga.
“Oke.. Mari kita ikat kedua orang ini” kataku.
Kemudian kami mengikat suami istri itu yang sekali gus membangunkan mereka.
“Siapa kalian?!” suara Pak pejabat setengah membentak.
“Diam dan patuhi perintah kami biar tidak ada yang terluka,” kataku dengan berwibawa yang membuat ciut nyali Pak pejabat itu.
Pertama
kami mengikat Pak pejabat dengan kedua tangannya ke belakang dan
kakinya juga dengan posisi duduk dan kaki tertekuk. Sementara istrinya
sangat katakutan melihat todongan pistol kami. Sepertinya dia tidak
sadar kalau tidak mengenakan celana dalam lagi. Sementara saya mengikat
istrinya, kedua anak buahku memeriksa semua lemari yang ada di kamar
itu. Kedua tangan si nyonya kuikat ke depan tapi tersambung dengan
ikatan pada kedua kakinya sehingga dia tidak bisa duduk. Mereka kami
taruh di lantai yang berlapis karpet mewah itu. Mereka tentunya takut
berteriak karena todongan pistol kami.
Setelah kami menemukan
barang-barang berharga dan sejumlah uang tunai, secepatnya kami bergegas
meninggalkan mereka. Kusuruh anak buahku duluan mengantar barang-barang
tersebut ke mobil kami. Mereka kira aku tidak memperhatikan, mereka
meronta-ronta hendak melepaskan tali pengikat. Tapi tiba-tiba aku
menoleh ke mereka yang membuat mereka langsung terdiam. Mungkin karena
berusaha melepaskan tali, membuat baju istri pejabat itu tersingkap
sehingga memperlihatkan pantatnya yang bulat.
Posisinya tertidur
menyamping dengan kaki dan tangan terikat jadi satu. Sehingga aku dapat
melihat lekukan pinggulnya yang sangat indah. Kulihat pantatnya yang
berhadapan denganku saat itu.
“Ooohh..” tiba-tiba aku tersentak melihat pantatnya yang bulat.
Vaginanya
terjepit diantara kedua belah pahanya. Terlihat wajah kedua suami istri
itu cemas dengan apa yang akan kulakukan. Mereka heran bagaimana bisa
sang nyonya tidak mengenakan celana dalam lagi. Perlaha kudekatkan
wajahku ke belahan pantat dan vagina si nyonya yang terjepit pahanya.
Kembali
jantungku berdebar kencang tak teratur. Siapa yang tahan lihat
pemandangan seperti ini. Wajah si nyonya tampak semakin cemas saja
melihat aku mulai mengendus vaginanya.
“Tolong jangan sentuh istriku, ambillah semua yang ada asal jangan kau ganggu istriku..” kata Pak pejabat memohon.
Bukannya
aku tak berperasaan, tetapi apapun rasanya tak sanggup untuk
menggantikan vagina istrinya yang telah membuat birahiku naik.
Kujulurkan lidahku sampai menyentuh bibir vagina si nyonya yang
sekaligus menyentuh clitorisnya yang keluar dari bibir vaginanya.
“Auwww..
Jangan.. Kumohon.. Jangan sentuh aku..” kata si nyonya memohon. Dengan
posisi seperti ini, berarti dia memunggungi aku. Dia berusaha menoleh ke
arah wajahku yang mulai menjilati vaginanya.
“Auhh.. Jangan.. Auhh..” katanya dengan suara memelas dan kegelian.
Aku
tak perduli lagi, kali ini aku mau merasakan vaginanya secara utuh,
sebagai balasan yang tadi. Kembali kujilati bibir-bibir vaginanya sambil
mengelus-elus bongkahan pantatnya yang bulat besar. Terlihat belahan
pantatnya membelah sampai ke vaginanya, sungguh pemandangan yang sangat
indah.
Sementara batang zakarku kembali tegang. Segera kubuka
semua pakaianku tanpa melepas cadar zorro ku. Sepertinya Pak pejabat
sudah pasrah, mungkin sebagai lelaki dia dapat merasakan apa yang
kurasakan, yaitu nafsu yang harus dituntaskan. Untuk itu sia-sia saja
dia memohon bila sudah sejauh ini.
Kemudian kubuka pakaian tidur
istrinya dengan mengguntingnya. Terpampanglah tubuh nyonya pejabat yang
sangat mulus dan putih. Kugunting lagi BH nya dan tersembullan buah
dadanya yang lumayan besar dan sudah mulai mengeras. Kedua tanganku
meraba buah dadanya dari samping. Kuremas-remas dengan gemasnya.
“Akhh.. Jangan.. Akhh..” saya jadi merasa lucu tidak bisa membedakan larangan atau erangan yang keluar dari mulutnya.
Sambil meremas buah dadanya, kuciumi tengkuknya sampai ke punggungnya yang membuat bulu romanya merinding.
“Akhh.. Tolong.. Jangan teruskan.. Akhh..” katanya lagi berusaha menghentikanku.
Sementara
badannya menggeliat-geliat merespon ciumanku. Ciumanku terus turun
menyusuri pinggangnya yang ramping sampai ke buah pantatnya. Kujilati
buah pantatnya dua-duanya. Kugigit daging pantatnya yang kenyal.
“Auwww.. Sakit..” erangnya kesakitan.
Kususupkan
kepalaku ke pusarnya yang terjepit diantara ikatan tangan dan kakinya.
Kujangkau sedapat mungkin bagian depan vaginanya sampai bagian itu basah
dengan ludahku. Puas dengan itu, kembali kedua tanganku meremas dua
buah pantatnya sementara mulutku melumat bibir vaginanya yang terjepit
tanpa tersisa. Lubang vaginanya mulai mengeluarkan lendir bening,
pertanda dia juga mulai terangsang.
Kujilati kedua batang pahanya yang mulus dan kembali lagi ke lubang vaginanya. Kucoba memasukkan lidahku ke lobang vaginanya.
“Auw.. Jangan.. Akhh.. Jangan..” dia mulai menangis tapi seperti kenikmatan juga.
Mungkin
karena di depan suaminya membuat dia tersiksa antara menikmati tapi
takut dengan suaminya. Sebenarnya aku masih ingin berlama-lama dengan
tubuh nyonya pejabat ini tapi karena keburu pagi dan anak buahku terlalu
lama nunggu dan bisa curiga, akhirnya aku berusaha menuntaskannya.
Tubuhku
kurebahkan dan mensejajarkan dengan posisi tubuhnya dimana bagian
tubuhnya yang sebelah kiri berada dibawah. Dia memunggungiku sementara
badanku menghadap punggungnya. Perlahan kupaskan posisi selangkanganku
dengan pantatnya yang membuat batang zakarku menyentuh belahan pantat
dan bibir vaginanya. Tanganku yang kiri kususupkan dari bawah tubuhnya
sampai dapat menggenggam buah dadanya sebelah kiri. Kupegang dengan erat
yang membuat dia mengerang.
“Akhh.. Aaku mau diapakan..” tanyanya.
Tangan kananku mulai menggenggam batang zakarku dan mengarahkannya ke lubang vaginanya yang terjepit pahanya.
“Auw..
Jangan.. Tolong.. Jangan dimasukkan..” katanya sambil menjauhkan
vaginanya dari penisku yang mulai menyentuh bibir vaginanya.
Biar
tidak bergerak, kuangkat kaki kananku dan meletakkan diatas pinggulnya
serta mengunci pergerakannya. Setelah tenang kembali kuarahkan batang
zakarku ke lubang vaginanya.
Perlahan kuselipkan kepala penisku ke lubang vaginanya, dan..
“Auw.. Jangan.. Kumohon jangan masukkan..” katanya mengerang.
Tapi aku tak perduli lagi, kutekan pantatku sampai kepala penisku terbenam di jepitang lubang vaginanya.
“Pah.. Gimana donghh.. Ini..” katanya sambil menoleh ke suaminya yang wajahnya memerah.
Tapi
Pak pejabat tidak bisa berkata apa-apa lagi. Kurasakan kepala penisku
sudah mantap terjepit di lubang vaginanya, kemudian tangan kananku
meraih buah dadanya yang satu lagi.
“Tolong.. Jangan.. Tekaann..
Auw..” tiba-tiba dia menjerit ketika kutekan penisku hingga batang
zakarku amblas semuanya yang membuat tubuhku sampai melengkung.
“Bleessek” suara batang zakarku menyusuri liang vaginanya.
Sesaat
kudiamkan penisku didalam liang vaginanya. Kuciumi tengkuknya dan
berusaha menciumi bibirnya tapi tidak sampai. Perlahan kuayun pantatku
mengocok vaginanya. Karena terjepit pahanya membuat lubang vaginanya
agak keset dan nikmat sekali rasanya.
“Akhh.. Hentikan..” katanya
masih menangis berusaha menolak nikmat yang semakin dia rasakan.
Kupercepat ayunan pantatku membuat badannya terdorong-dorong ke depan.
“Auw.. Auwww.. Akhh..” erangannya keluar setiap penisku kudorong kedepan.
“Akhh.. Pahh.. Tolongin.. Pahh.. Akhh..” tiba-tiba kurasakan tubuhnya mengejang, pahanya semakin keras menjepit kontolku.
Badannya
semakin menggulung ke depan menyebabkan badanku semakin ikut melangkung
karena tertarik kontolku yang dijepit kuat vaginanya.
“Akkhh.. Pahh..” erangnya disaat kurasakan kepala zakarku disirami oleh cairan orgasmenya didalam liang vaginanya.
Kemudian
dia lemas dan pasrah ketika semakin cepat kugoyang tubuhnya. Pak
pejabat sekilas kulihat malah menonton keluar masuknya batang zakarku di
vagina istrinya. Nampak wajahnya merah padam, mungkin ikut terbawa
suasana juga. Beberapa menit kemudian aku ingin menuntaskan permainan
ini. Kupercepat kocokan penisku di vaginanya, sampai menimbulkan bunyi,
blessep.. bleessep.. blep, perpaduan antara batang zakarku dengan lubang
vagina ibu pejabat itu.
Sesaat kemudian kudekap erat tubuhnya. Kedua tanganku dengan kuat membetot buah dada nyonya besar itu.
“Auwww..” jeritnya kaget merasakan ketatnya genggaman tanganku di buah dadanya.
Kemudian
kaki kananku kembali kuletakkan di atas pahanya dan menjepitnya dengan
kuat. Dengan pegangan yang kuat terhadap buah dadanya dan disertai
jepitan kakiku di sekitar pahanya, kutekan penisku perlahan ke dalam
liang vaginanya sampai mentok terganjal buah pantatnya. Walaupun sudah
mentok, kudorong terus sekuat tenaga sampai tubuhnya terdekap dengan
sangat kuat oleh tangan dan kakiku.
“Akhh.. Ohh.. Ampuunn..”
erangnya masih dengan malu-malu mengeluarkan ekspresi kenikmatannya.
Kelihatannya dia juga hendak orgasme yang kedua kalinya. Kurasakan dia
juga mendorong pantatnya dengan kuat agar batang zakarku lebih dalam
masuk ke laing vaginanya.
“Akhh..” erangan suaraku sangat berat melepaskan spermaku ke liang vaginanya.
“Cabuutt..
Jang.. an.. Keelluuaarrkhaann.. Di.. Dal.. lam..” katanya disaat
spermaku muncrat didalam rahimnya tetapi sudah tidak kuperdulikan lagi.
Spermaku terasa muncrat menembaki dinding rahimnya yang membuat banjir
liang vaginanya.
“Aukhh.. Akhh.. Oohh..” tiba-tiba tubuhnya juga
mengejang sampai melengkung ke depan. Kurasakan lagi semprotan cairan
orgasmenya menyirami kepala penisku.
“Ahh..” erangnya lagi di sisa-sisa orgasmenya sementara masih terasa kedutan vaginanya mengurut-urut batang zakarku.
Tubuh
kami berdua melemas. Untuk sesaat masih kudekap tubuhnya dan membiarkan
batang zakarku tetap terbenam didalam liang vaginanya. Kami berdua
terdiam dan dia juga tidak memperdulikan suaminya lagi. Mungkin ini
kenikmatan yang paling indah dia rasakan dengan tubuh yang terikat.
Beberapa
saat kemudian kucabut penisku dari dalam vaginanya.”Plop!” terdengar
suara dari lubang vaginanya manakala penisku tercabut.
“Akhh..” erangnya lagi merasakan gesekan penisku meninggalkan liang vaginanya.
Segera kukenakan pakaianku. Sesaat kutatap mereka berdua.
“Maaf.. Pak, Bu, saya tidak bisa menahan diri,” kataku sambil berlalu meninggalkan kamar itu.
Di
tangga kudapati anak buahku mau menyusul aku. Mereka takut apa yang
terjadi padaku di atas. Setelah kubilang semuanya aman dan terkendali,
kami bergegas meninggalkan rumah itu dengan hasil yang paling besar
artinya sepanjang karirku merampok.
TAMAT
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.nusacash.co
No comments:
Post a Comment