Agen Casino Online - Indahnya Ngecrot di Mulut Cewek SMA Bibir Tipis - Sekarang saya kuliah di perguruan tinggi swasta di Bandung. Pengalaman
ini saya alami 1 tahun yang lalu tepatnya dibulan Oktober. Saya termasuk
anak yang pandai bergaul. Tapi sayang kebanyakan teman saya di kuliahan
rata-rata pria. Hal ini dikarenakan pacar saya 1 kelas dengan aku. Jadi
sulit untuk melihat kesana dan kesini. Saat itu saya pacaran dengan
pacar saya (sebut saja namanya Ina) hampir 5 tahun, tapi sekarang kita
udah putus. Kami pacaran dari SMU, dan hubungan suami-istri sudah sering
kami lakukan.
Agen Casino Terbaik - Saya akan menceritakan pengalaman saya sendiri saat dulu kehilangan
keperawanan saya empat tahun lalu. Saat itu ujian negara tinggal
seminggu lagi. Saya bersama lima orang teman kuliah saya bersepakat
membentuk grup belajar. Wita, Susi, Lilo, Albert, dan Aria (semua bukan
nama sebenarnya).
“Gin, nanti malam kita belajar di rumah gue ya.
Bilangin Wita sama Susi”, kata Aria menghampiri saya ketika saya sedang
duduk membaca-baca buku kuliah di kampus.
“Oke.”
Saya tahu, Aria sudah lama naksir pada saya. Saya tahu dari Albert.
Sebab Aria pernah menceritakan padanya, bahwa dirinya tidak bisa tidur
memikirkan diri saya. Pokoknya, Aria jatuh cinta berat kepada saya.
Namun saya belum menanggapinya, sebab saya belum berpikiran untuk
memiliki seorang pacar. Saya masih lebih ingin memusatkan perhatian saya
pada kuliah, agar memperoleh IP yang bagus, sehingga mudah mencari
pekerjaan setelah lulus nanti. Selama ini saya hanya menganggap Aria
sekadar teman baik saja. Tidak lebih.
Malam harinya kami berlima
belajar di rumah Aria. Kebetulan kedua orang tuanya sedang pergi
kondangan. Wita tidak bisa datang karena ia harus menemani ibunya
menjenguk saudaranya yang sedang sakit.
“Ri, Gue pulang ya. Sudah malam nih. Besok malam saja ya kita lanjutkan
belajarnya”, kata Susi kepada Aria ketika jam sudah menunjukkan pukul
dua puluh satu.
“Gue temanin deh, Sus!” timpal Lilo yang saya tahu sejak lama telah naksir Susi.
“Wah, itu sih memang taktik kamu, Lo!” kata saya sambil tertawa. Susi
pun segera pulang didampingi oleh Lilo. Tinggal saya bertiga bersama
Albert dan Aria.
“Bagaimana sekarang, Ri? Kita nerusin belajar atau bubar saja?” tanya saya pada Aria.
“Yah, lebih baik bubaran saja deh. Besok saja kita lanjutkan lagi!”
“Tapi sebelum kamu pulang, habiskan dulu tuh minuman kamu.
Sayang-sayang. Mubazir kan!” tambah Albert sambil tersenyum ke arah
Aria.
Saya habiskan sari jeruk yang tadi dihidangkan Aria untuk menemani saat belajar kami berlima.
“Gue pulang dulu ya, Ri, Bert”, saya berpamitan pada kedua teman saya
itu. Baru saja saya akan membuka pintu, tiba-tiba kepala saya terasa
pusing dan mata saya berkunang-kunang. Tak lama kemudian, saya rasakan
suatu keanehan menjalari tubuh saya. Payudara saya mengeras dan puting
susu saya menegang. Kewanitaan saya pun terasa berdenyut-denyut.
Ternyata Aria telah memasukkan obat perangsang ke dalam minuman saya
tanpa saya mengetahuinya. Aria dan Albert menghampiri saya sembari
tersenyum. Mereka memapah saya masuk ke kamar tidur Aria. Seperti tak
sadar, saya menurut saja. Bahkan ketika saya ditelentangkan di atas
tempat tidur.
Aria membuka kaus oblong yang saya kenakan,
sedangkan Albert menurunkan celana panjang saya. Mereka berdua menelan
air liur melihat kemolekan tubuh saya yang hanya dibalut pakaian dalam
saja. Terpampang payudara saya dengan belahannya yang menggiurkan
menyembul di balik bra yang saya kenakan serta lekuk-lekuk pinggul dan
pantat saya yang membuat nafsu birahi mereka naik.
Tanpa membuang
waktu lebih lama, mereka berdua menarik lepas bra dan celana dalam saya,
dan keindahan tubuh saya itu dapat terlihat bebas tanpa halangan.
Tangan Aria meremas-remas kedua payudara saya yang kenyal itu, sementara
batang kemaluannya semakin menegang. Sementara Albert menciumi daerah
kewanitaan saya. Saya merintih kecil tatkala lidahnya mulai memasuki
liang vagina saya. Sementara itu, Aria mulai menghisap-hisap puting susu
saya yang semakin menegang itu, membuat saya semakin
menggerinjal-gerinjal. Namun saya yang berada di antara keadaan sadar
dan tidak sadar tidak mampu berbuat apa-apa.
“Aw!” jerit saya saat gigi Aria menggigit puting susu payudara saya
sebelah kanan, sementara Albert terus menjilati kemaluan saya yang
ditumbuhi rambut-rambut tipis nan segar.
Aria dengan kedua
tangannya memuntir-muntir ujung puting susu kedua belah payudara saya
sementara mulutnya turun ke bawah ke arah selangkangan saya. Akhirnya
seperti berebutan, lidahnya bergabung dengan lidah Albert menjilati
liang kewanitaan saya.
“Gila, Ri. Asyik juga ya si Regina. Nggak gue sangka lho tubuhnya
sebagus ini!” kata Albert sambil terus melanjutkan jilatannya ke belahan
pantat saya dan akhirnya disusupkannya lidahnya ke dalam lubang anus
saya.
“Bagaimana, Bert. Kita tancap saja si Regina sekarang?”
“Okelah, mumpung dia belum sadar.” Dan kedua cowok itu membuka celana
panjang mereka. Tampaklah kedua batang kemaluan mereka yang menegang
laksana siap berperang. Aria sebagai tuan rumah mengambil inisiatif
pertama. Dengan hati-hati dimasukkannya batang kemaluannya ke dalam
liang vagina saya yang cukup sempit itu. Dengan sekali gerakan batang
kemaluannya tersebut dihunjamkan semakin dalam, membuat saya menjerit
kecil kesakitan. Akan tetapi seiring dengan naik-turunnya tubuh Aria di
atas tubuh saya, saya merasakan kenikmatan yang tiada tara untuk pertama
kalinya dalam hidup saya. Secara tak sadar, saya menggerinjal-gerinjal
kencang.
Albert yang nampaknya sudah tidak dapat menahan nafsu
birahinya yang semakin merajalela itu tidak mau menunggu lebih lama
lagi. Dihunjamkannya batang kemaluannya yang tak kalah tegangnya itu ke
dalam lubang anus saya, saya menjerit kesakitan. Namun Albert yang
sepertinya sudah kesetanan tidak mempedulikan saya. Dengan gerakan
naik-turun, ia menyetubuhi saya lewat lubang anus saya. Saya terus
menggerinjal-gerinjal tak terkendali. Rasa kenikmatan dan kesakitan
terus bercampur baur saya rasakan.
Beberapa menit telah berlalu,
belum ada yang sampai pada klimaksnya. Sementara kami bertiga sudah
mulai lemas, terutama saya. Kedua cowok itu pun telah bertukar peranan.
Albert telah memperoleh liang vagina saya, sedangkan Aria liang anus
saya. Mereka berdua terus menghunjamkan batang kemaluannya ke dalam
tubuh saya tanpa kenal ampun.
Akhirnya setelah berselang begitu
lama, Aria dan Albert menyerah begitu saja sebelum mencapai klimaksnya.
Tubuh mereka berdua terkapar lunglai di samping tubuh saya. Kami bertiga
sama-sama lemas. Namun tak lama kemudian, Aria telah mampu menguasai
dirinya. Walaupun masih terhuyung-huyung ia bangun dari tempat tidur.
“Bert!
Albert! Gila! Ternyata si Regina masih perawan!” teriak Aria setelah
melihat liang vagina saya mengeluarkan darah tanda selaput dara saya
robek.
“Ergh.. nikmat di kamu dong, Ri. Kan kamu yang memperawanin dia duluan!”
kata Albert yang juga telah bangun, sementara saya masih terkulai
lemas.
“Tapi, bagaimana kalau dia sadar terus lapor pada polisi bahwa kita yang memperkosanya.”
“Bilang saja bahwa kita mau sama mau. Buktinya coba saja lihat tadi. Kan
si Regina kelihatannya ikut menikmatin juga. Nggak memberontak-berontak
kan.”
Dan sejak saat itulah saya mulai mengenal apa yang disebut
pergaulan bebas dan sempat menjadi seorang cewek “bispak” yang bisa
dipakai untuk teman tidur asal suka sama suka. Untung saja saya tidak
sampai hamil sebab saya selalu mengingatkan pasangan tidur saya agar
selalu memakai pelindung.
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.nusacash.co
No comments:
Post a Comment