Sunday, June 30, 2019

Bandar Casino Online - Tante Mendesah Nikmat Saat Payudaranya Diremas

Bandar Casino Online - Tante Mendesah Nikmat Saat Payudaranya Diremas - Dalam cerita ini aku mau berbagi kembali pengalamanku bercinta dengan tante semox yang montok bahenol aduhay. Perkenalkan, Namaku Renal dan aku tinggal dikota Semarang, Jawa Tengah, tinggiku 175 cm dan berat badanku 65 kg. Aku saat ini kuliah disalah satu universitas ternama di Jawa tengah. Saat ini aku mau langsung cerita pengalamanku saat aku masih duduk kelas 1 SMP tapi aku masih ingat betul ceritanya.
Bandar Casino Terbaik - Saat aku lulus di SD aku mendapat nilai yang sangat memuaskan. Seperti janji ayahku kalau nilaiku baik aku akan dikirim di luar kota yang pendidikannya lebih baik. Disana aku dititipkan dirumah pamanku, om Hari. Dia orang yang sangat kaya raya. Rumahnya sangat megah tapi terletak disebuah desa pinggir kota. Rumahnya terdapat dua lantai dan dilengkapi juga kolam renang yang lumayan besar. Om Hari orangnya sangat sibuk, dia mempunyai istri yang sangat cantik namanya Tante Hesti, wajahnya mirip dengan Amara. Dia mempunyai anak yang masih kecil. Tante Hesti rajin merawat tubuhnya, walapun dia sudah mempunyai satu anak tubuhnya tetap padat berisi ditunjang dengan payudara yang sangat montok kira kira 34B. Hal itu yang membuatku tertarik akan keindahan serta anugrah dari seorang wanita.
Sesampainya dirumah Om Hari. Aku memasuki pintu rumah yang besar. Disana aku disambut oleh Om Hari dan istrinya. Om Hari menjabat tanganku sedangkan Tante menciumku. Aku agak sungkan dengan perlakuan seperti itu. Pembantu disana disuruh membawakan tasku dan mengantarkan sampai di kamarku. Aku mendapat kamar yang 3 kali lipat dari kamar tidurku dirumah. Setelah itu aku berkeliling rumah melihat kolam renang serta sempat melihat kamar mandi yang tak terbayang olehku. Disana terdapat tempat cuci tangan dengan cermin yang besar wc, bathup, dan dua shower yang satu dengan kaca buram sedangan yang satu dengan kain yang diputarkan membentuk 1/4 lingkaran (sorry aku nggak tahu namanya). Tempat itu masih dalam satu ruangan tanpa penyekat.
Sore hari, aku duduk ditepi kolam. Om Hari datang menghampiriku dia bilang mau pergi keluar kota. Dia juga mohon maaf tidak bisa menemaniku. Kami pun mengantarkan sampai pagar rumah. Setelah itu aku kembali duduk menikmati suasana kolam renang. Tiba tiba dari belakang muncul sosok yang sangat menawan. Tante dengan baluatan piyama menghampiriku.
“Ren kamu suka nggak ama rumah ini”
“Suka banget Tante, kayaknya aku kerasan banget dengan rumah ini tiap sore bisa renang”
“Kamu suka renang, yuk kita renang bareng, pas waktu ini udara sangat panas”
Wahhh kebetulan aku bisa renang ama Tante yang bahenol. Waktu bertemu pertama kali aku cuma bisa membayangkan bentuk tubuhnya waktu renang dengan balutan swimsuit. Tapi ketika dia berdiri. Dia membuka piyamanya. Kontan aku tersedak ketika dia hanya memakai Bikini yang sangat sexy dengan warna yang coklat muda. Model bawahannya G-String.
“Huhuukkk… Aduh Tante aku kira Tante mau telanjang”
“Enak aja kalau kamu, Om bilang kamu suka bercanda”
“Tante nggak malu dilihatin ama satpam Tante, Tante pake bikini seperti ini”
“Ihh ini sudah biasa Tante pake bikini kadang ada orang kampung ngintip Tante”
“Benar Tante… Tapi sayang aku lupa bawa celana renang”
“Ah… Nggak apa apa pake aja dulu celana dalam kamu. Nanti aku suruh bi’ Imah suruh beli buat kamu, yuk nyebur…” segera Tante menyeburkan dirinya. Dengan malu malu aku membuka bajuku tapi belum buka celana. Aku malu ama Tante. Lalu dia naik dari kolam. Dia memdekatiku
“Ayo cepet… Malu ya ama Tante nggak apa apa. Kan kamu keponakan Tante. Jadi sama dengan kakak perempuan kamu.”
Waktu dia mendekatiku terlihat jelas putingnya menonjol keluar. Maklum nggak ada bikini pake busa. Aku melirik bagian payudaranya. Dia hanya tersenyum.
Setelah itu dia kembali menarikku. Tanpa basa basi dengan muka tertunduk aku melorotkan celana dalamku. Yang aku takutkan kepala adikku kelihatan kalau lagi tegang menyembul dibalik celana dalamku. Setelah melepas celanaku langsung aku berenang bersama Tante.
Setelah puas renang aku naik dan segera ke kamar mandi yang besar. Aku masuk disana ketika aku ingin menutupnya, tidak ada kuncinya jadi kalau ada orang masuk tinggal buka aja. Aku segera bergegas tempat dengan penutup kain. Aku tanggalkan semua yang tertinggal ditubuhku dan aku membilas dengan air dingin. Ketika hendak menyabuni tubuhku. Terdengar suara pintu terbuka, aku mengintip ternyata Tanteku yang masuk. Kontan aku kaget aku berusaha agar tidak ketahuan. Ketika dia membuka sedikit tempatku aku spontan kaget segera aku menghadap ke belakang.
“Ehhh… Maaf ya Ren aku nggak tahu kalau kamu ada didalam. Habis nggak ada suara sih”
Langsung segera wajahku memerah. Aku baru sadar kalau Tante sudah menanggalkan bikini bagian atasnya. Dia segera menutupinya dengan telapak tangannya. Aku tahu waktu tubuhku menghadap kebelakang tapi kepalaku lagi menoleh kepadanya.
“Maaf… Juga Tante… Ini salahku” jawabku yang seolah tidak sadar apa yang aku lakukan. Yang lebih menarik telapak tangan Tante tidak cukup menutupi semua bagiannya. Disana terdapat puting kecil berwarna cokelat serta sangat kontras dengan besarnya payudara Tante.
“Tante tutup dong tirainya, akukan malu”
Segera ditutup tirai itu. Dengan keras shower aku hidupkan seolah olah aku sedang mandi. Segera aku intip Tanteku. Ternyata dia masih diluar belum masuk tempat shower. Dia berdiri didepat cermin. Disana dia sedang membersihkan muka, tampak payudaranya bergoyang goyang menggairahkan sekali. Dengan sengaja aku sedikit membuka tirai supaya aku dapat melihatnya. Aku bermain dengan adikku yang langsung keras. Kukocok dengan sabun cair milik Tante. Ketika aku intip yang kedua kali dia mengoleskan cairan disekujur tubuhnya. Aku melihat tubuh Tante mengkilap setelah diberi cairan itu. Aku tidak tahu cairan apa itu. Dia mengoleskan disekitar payudaranya agak lama. Sambil diputar putar kadang agar diremas kecil. Ketika sekitar 2 menit kayaknya dia mendesis membuka sedikit mulutnya sambildia memejamkan mata. Sambil menikmati pemandangan aku konsentrasikan pada kocokanku dan akhirnya… Crot crot…
Air maniku tumpah semua ke CD bekas aku renang tadi. Yang aku kagetkan nggak ada handuk, lupa aku ambil dari dalam tasku. Aku bingung. Setelah beberapa saat aku tidak melihat Tante di depan cermin, tapi dia sudah berada di depan shower yang satunya. Aku tercengang waktu dia melorotkan CDnya dengan perlahan lahan dan melemparkan CDnya kekeranjang dan masuk ke shower. Setelah beberapa kemudian dia keluar. Aku sengaja tidak keluar menunggu Tanteku pergi. Tapi dia menghampiriku.
“Ren koq lama banget mandinya. Hayo ngapain didalam”
Kemudian aku mengeluarkan kepalaku saja dibalik tirai. Aku kaget dia ada dihadapanku tanpa satu busana pun yang menempel ditubuhnya. Langsung aku tutup kembali.
“Renal malu ya, nggak usah malu akukan masih Tantemu. Nggak papalah?”
“Anu Tante aku lupa bawa handuk jadi aku malu kalau harus keluar”
“Aku juga lupa bawa handuk, udahlah kamu keluar dulu aja. Aku mau ambilkan handukmu.”
Tante sudah pergi. Akupun keluar dari shower. Setelah bebrapa menit aku mulai kedinginan yang tadi adikku mengeras tiba tiba mengecil kembali. Lalu pintu terbuka pembantu Tante yang usianya seperti kakakku datang bawa handuk, akupun kaget segera aku menutupi adikku. Dia melihatku cuma tersenyum manis. Aku tertunduk malu. Setelah dia keluar, belum sempet aku menutup auratku Tanteku masuk masih tetap telanjang hanya aja dia sudah pake cd model g-string.
“Ada apa Tante. Kok masih telanjang” jawabku sok cuek bebek padahal aku sangat malu ketika adikku berdiri lagi.
“Sudah nggak malu ya…, anu Ren aku mau minta tolong”
“Tolong apa Tante koq serius banget… Tapi maaf ya Tante adik Renal berdiri”
Dia malah tertawa.”Idih itu sih biasa kalau lagi liat wanita telanjang” jawab Tante.
“Begini aku minta Renal meluluri badan Tante soalnya tukang lulurnya nggak datang”
Bagai disambar petir. Aku belum pernah pegang cewek sejak saat itu. Pucuk dicinta ulam tiba.
“Mau nggak…?
“Mau Tante.”
Segera dia berbaring tengkurap. Aku melumuri punggung Tante dengan lulur. Aku ratakan disegala tubuhnya. Tiba tiba handukku terlepas. Nongol deh senjataku, langsung aku tutupi dengan tanganku
“Sudah biarin aja, yang ada cuma aku dan kamu apa sih yang kamu malukan.”
Dengan santainya dia menaruh handukku kelantai.
“Tubuh Tante bagus banget. Walaupun sudah punya anak tetap payudara Tante besar lagi kenceng”
Aku berbicara waktu aku tahu payudaranya tergencet waktu dia tengkurap. Dan dia hanya tersenyum. Aku sekarang meluluri bagian pahanya dan pantatnya.
“Ren berhenti sebentar”
Akupun berhenti lalu dia mencopot cdnya. Otomatis adikku tambah gagah. Aku tetap tak berani menatap bagian bawahnya. Setelah beberapa waktu dia membalikkan badan ke arahku. Lagi lagi aku tersedak melihat pemandangan itu.
“Ren Adikmu lagi tegang tegangnya nih kayaknya sudah hampir keluar nih.”
Lalu dia menyuruh aku mengolesinya dibagian payudaranya. Dia suruh aku supaya agak meremas remasnya. Aku pun ketagihan acara itu disana aku melihat puting berwarna coklat muda lagi mengeras. Kadang kadang aku senggol putingnya atau aku sentil. Dia memekik dan mendesah seperti ulat kepanasan.
“Ren terus remas… Uhuhh remes yang kuat”
“Tante kok jarang rambutnya dianunya Tante. Nggak kaya Mbak Ana” aku bertanya dan dia hanya tersenyum ketika tanganku beralih di daerah vagina.
Ketika aku menyentuh vagina Tante yang jarang rambutnya. Aku gemetar ketika tanganku menyentuh gundukan itu. Belum aku kasih lulur daerah itu sudah basah dengan sendirinya. Aku disuruhnya terus mengusap usap daerah itu, kadang aku tekan bagian keduanya.
“Ren pijatanmu enak banget… Terus…”
Setelah aku terus gosok dengan lembut tiba tiba Tante menegang. Serrr serrr, aku mencari sumber bunyi yang pelan tapi jelas. Aku tahu kalau itu berasal dibagian sensitif Tante. Lalu dia terkulai lemas.
“Makasih ya atas acara lulurannya. Untung ada kamu. Ternyata kamu ahli juga ya”
“Tentu Tante, kalau ada apa apa bisa andalkan Renal”
Lalu dia pergi dari kamar mandi itu. Aku memakai handuk untuk menutupi bagian tubuhku. Aku mengikutinya dari belakang. Ternyata dia berjalan jalan dirumah tanpa sehelai benang pun. Aku pun segera masuk ke kamar tidur yang dipersiapkan, tenyata ada pembantu yang tadi mengambilkan handuk sedang menata pakaianku ke dalam almari.
“Den, Renal, tadi kaget nggak ngeliat ibu telanjang” sebelum aku jawab.
Dia memberitahukan kalau Tante itu suka telanjang dan memamerkan tubuhnya ke semua orang baik perempuan maupun laki laki tapi tidak berani kalau ada suaminya. Pembantu itu juga memberitahukan kejadian yang aneh dia sering renang telanjang dan yang paling aneh kadang kadang ketika dia menyirami bunga dia telanjang dada di depan rumah tepatnya halaman depan, padahal sering orang lewat depan rumah.
“Sudah ganti sana cd ada didalam almari itu tapi kayaknya anunya den Renal masih amatir” dia menggodaku.
Setelah melewati beberapa hari akupun sering mandi sama Tante bahkan hampir tiap hari. Semakin dipandang tubuhnya makin oke aja. Itu semua pengalaman saya hidup dirumah Tante Hesti yang aduhai. Tapi aku kecewa waktu aku meninggalkan rumah itu. Aku disana belum genap satu tahun. Karena harus balik lagi ke rumah karena ayah ibuku bekerja diluar kota dan aku harus tunggu bersama kakakku Ana.

Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.nusacash.co

Saturday, June 29, 2019

Bandar Casino Terpercaya - ML dengan Sopir Karena Mantan Pacar

Bandar Casino Terpercaya - ML dengan Sopir Karena Mantan Pacar - Namaku Dita, kini usiaku menjelang 24 tahun Selama ini saya dan Mang Sardi sudah lama tidak melakukan belaian seperti dulu, mungkin 10 bulan lamanya sejak Dedi kemenakan mang Sardi merengut kegadisanku…dan tanpa saya sadari ternyata setelah kepulangan Dedi ke kampungnya Subang, dia(Dedi)telah menceritakan kisahnya sama mang Sardi pamannya itu yang sampe saat ini kembali kerja sebagai sopir keluarga Kami.
Bandar Casino Online - Hingga suatu saat Mang Sardi bertanya seperti ini kepadaku “Neng Dita kenapa melakukannya sama keponakan mamang??” Kontan saja saat mang Sardi Tanya itu saya kaget sekali, saya pikir Dedi akan diam seribu bahasa, tapi kenyataannya Dedi malah cerita ke pamannya itu, dan saya malu sekali mendengarnya langsung dari pertanyaan Mang Sardi, padahal beberapa bulan lalu atau mungkin satu tahun lalu Mang Sardi hanya membelai-belai daerah sensitifku dan tidak berani untuk membobol keperawananku yang ternyata keperawananku hancur oleh keponakannya sendiri . saat itu saya hanya tertunduk malu ketika Mang Sardi Tanya masalah itu ke saya yang kira-kira pada awal bulan November 2003 menjelang puasa , yang sudah hampir 10 bulan sejak Dedi membobol keperawananku saya tidak pernah bermain belaian seks sama siapapun termasuk Mang Sardi, karena sejak saya berhubungan badan untuk pertama kalinya itu saya anggap itu yang terakhir kali melakukannya (malah saya sempat bersumpah untuk tidak melakukan kegiatan seks sekecil apapun), tapi terus terang saja kalo saya betul-betul tersiksa dengan gejolak seks yang sudah saya tahan sejak 10 bulan lalu. Dan ternyata Mang Sardi mengungkit lagi masalah itu sehingga terlintas lagi bayangan seks di pikiranku ketika mang sardi bertanya tentang hubungan seks ku dengan keponakannya. Saat mang Sardi Tanya itu saya lagi nonton tivi di ruangan bawah pagi jam 10 dan seperti biasa di rumah sepi karena ortu pada kerja dan adikku sekolah.
Saya masih ingat betul saat itu tanggal 4 November 2003 atau 2 hari menjelang puasa. Saya jawab saat itu begini “ah Mang Sardi ….udah ah jangan Tanya masalah itu lagi, dita jadi malu dengernya…” begitu kira-kira jawabku saat itu…lalu mang Sardi tersenyum sambil agak mendekatkan wajahnya ke arahku yang saat itu sedang tiduran di sofa depan tivi dan ngomong seperti ini “dulu neng Dita suka diusap sama mamang….kalo mamang ngajak Neng Dita lagi usap-usapan lagi kira-kira neng Dita mau ga??” Saya tentu saja menggeleng sambil menyuruh mang Sardi meninggalkan ruangan keluarga “udah mang jangan ganggu Dita deh…mending Mamang ke dapur aja gih!!!” kataku setengah menghardik saat itu. karena jenuh nonton tivi saya kepengen mandi pagi saat itu yang kebetulan ada kuliah jam 12 dan langsung menuju kamar mandi dan setelah selesai keramas saya langsung menuju ke atas kamarku sambil pake daster dan di kamar saya langsung pasang hair dryer untuk keringin rambut sambil terlihat pintu kamarku setengah terbuka karena aku anggap ga ada siapa-siapa diatas aku membuka daster yang kebetulan tidak memakai cd dan bh jadi langsung aku buka saat itu dan ternyata mang Sardi mengintip kegiatanku membuka daster yang sudah pasti saat itu saya telanjang bulat. Saya lihat dari cermin kamar bayangan Mang Sardi sedang menyapu tapi tatapannya ke arah tubuhku saya memekik kaget dan menutup kamar dan ternyata Mang Sardi malah lebih nekat memasuki kamarku yang kebetulan ga ada kuncinya itu saya menutup dadaku dengan tanganku saat itu dan memohon ke mang Sardi untuk meninggalkan kamarku saat itu eh dia malah tersenyum sambil bilang gini “neng Dita kenapa jadi penakut begitu padahal beberapa waktu lalu Neng Dita meminta mamang untuk mengusap-ngusap neng Dita, mamang kepengen merasakan seperti yang Dedi rasakan waktu itu boleh kan, dijamin mamang ga akan melakukannya dengan kasar kok ”begitulah katanya dengan tetap melihat bagian tubuhku yang vital, saat itu saya hanya menutup pake tangan kemaluanku dan dadaku dan tentu saja bagian-bagian tubuhku yang lain terlihat jelas putih dan mulus.
Saat itu Mang Sardi makin berani mendekatiku sambil mendesakku ke arah dinding kamarku yang membuat saya semakin ketakutan karena saat itu saya berjanji ga akan melanggar sumpahku untuk tidak melakukan kegiatan seks dengan siapapun walau beberapa bulan lalu saya sempet minta di usap-usap sama mang Sardi.
O ya saat itu saya masih tetep single ga punya pacar karena takut sama mama kalo punya pacar, dan setelah mang Sardi semakin mendesak ke arah dinding semakin dekat pula hembusan nafasnya di wajahku dan dia mulai membelai rambutku sambil saya memohon ke dia untuk tidak meneruskan aksinya sampai saya bilang begini” mamang jangan teruskan, dita udah janji ga akan lagi seperti dulu-dulu saat sama mamang karena dita takut ketagihan mang, tolong mang hentikan…” sambil sedikit demi sedikit berjongkok sambil tetap tanganku menutup aurat yaitu dada dan kemaluanku dengan keadaan telanjang saat itu , eh mang Sardi malah bilang gini”tenang neng Dita mamang pasti akan lembut melakukannya Neng….soalnya mamang lihat akhir-akhir ini neng Dita sering melamun dan semakin hari neng Dita semakin membuat mamang jatuh cinta dengan kemulusan dan kecantikan neng Dita, apalagi disaat neng Dita dibalut handuk , aduh mamang mah ga kuat melihatnya juga neng…beda sekali dengan beberapa bulan lalu neng….saat ini neng Dita semakin kelihatan cantiknya”katanya dengan logat sunda merayu dan saat saya berjongkok begitu saya memejamkan mata saat dia mulai elus-elus rambut,pipi dan kelopak mata saya yang saat itu agak sedikit air mata,dan tangannya terhenti di telinga dan usap-usap di telinga sambil sesekali melebar usapannya ke leher yang lambat laun merangsang gairah seksku yang saat itu sudah tidak mens lagi sejak 3 hari.
Saya pun terdiam disaat mamang ikut jongkok dan membelai tangan yang menutup bagian dada, sambil tetep memejamkan mata ini, dan mamang membukakan tangan ini dari dada dan anehnya saya pun menurut saat itu ketika dadaku mulai terbuka karena mamang menyibakkan tangan yang menghalangi dada ini. Lalu dia menaruh tangan kiri saya ke bawah sehingga di posisi jongkok itu dia bisa secara jelas melihat dadaku kiri dan kanan yang mancung, dan mamang pun mulai membelai dada ini saat itu sambil tetep kami berjongkok berdua dan sesekali dia melihat ke arah kemaluanku yang masih ku tutup dengan tangan kananku dan tangannya menyibakan tangan kanan ku yang saat itu menghalangi kemaluanku dan sayapun seperti dihipnotis menurut dengan lemah saya turunkan tangan kananku saat itu sehingga posisiku waktu itu berjongkok bersandar ke dinding kamar dan tanganku dua-duanya saya turunkan ke bawah yang tentu saja dengan leluasa Mang Sardi melihat pemandangan indah yang akhir-akhir ini ngga pernah lagi dinikmatinya seperti dulu.
Dan setelah mang sardi mulai menyentuh kemaluanku dengan posisi berjongkok itu sayapun ikut hanyut menikmatinya karena sudah lama sekali saya tidak melakukannya sejak 10 bulan lalu berhubungan badan pertama kali dengan keponakannya Dedi. Saya memejamkan mata dan mencoba menikmati suasana itu sambil sesekali tak sadar mengeluarkan suara desahan yang mungkin membuat mang Sardi tambah bernafsu saja saat itu. Lalu dia mencoba memangku tubuhku saat itu ke atas ranjangku dan anehnya saya mengulurkan tangan saat itu seperti memberi akses kepadanya untuk lebih jauh lagi melakukan kenikmatan.
Saat itu saya betul-betul hanyut dengan sentuhannya dan melihat jam di dinding kamarku sudah jam 12 siang,artinya saya harus kuliah tapi ga kepikir untuk bersiap-siap kuliah hanya perasaan nikmat yang ada dipikiranku saat mang sardi mengangkat tubuhku ke atas kasur…dan adegan berikutnya mang Sardi membuka ghespernya yang usang itu lalu pelan-pelan sekali membuka celananya sendiri yang ternyata dia ga pake celana kolor lagi saat itu dan terlihatlah kemaluannya yang menegang kalo dibandingkan dengan burung keponakan nya lebih kecil diameternya tapi lebih putih warnanya…sambil membuka celananya itu dia masih tetap memakai kemeja lusuhnya dan meminta saya untuk mengusap kemaluan yang tegang itu. Saya pun dengan pelan-pelan meraih kemaluan mang Sardi yang hangat dan berdenyut lalu perlahan mengocoknya seperti yang pernah saya lakukan setahun lalu di mobilku bersamanya.
Dia dengan posisi berlutut merem melek ketika saya mengocoknya perlahan sementara saya hanya berbaring saja di kasur dengan posisi tidur terlentang dan sesekali dia melihat ke arahku dan tak lama dia meraih buah dadaku yang putih mulus, memang dadaku ini sedang untuk ukuran cewe hanya 34b nomor bh ku tapi mancung, putih dan mulus tanpa cacat, mungkin itu yang membuat mang Sardi tergila-gila. Lalu kemudian dia mendekatkan wajahnya ke wajahku dan berusaha mencium bibirku tapi aku menolaknya dengan menggelengkan kepala di bantal saat itu dan dia hanya menciumi kening leher dan dadaku lalu ciumannya ke perut dan berakhir di kemaluanku yang sudah basah sekali …ah nikmat sekali rasanya…saya menolak diciumnya karena mang Sardi perokok jadi bau sekali nafasnya dengan bau rokok cerutu kebiasaannya. Tapi saat dia berlama-lama cium daerah kemaluanku saya betul-betul di awang-awang dan mengejang seperti ingin pipis tapi nikmat sekali.
Setelah saya orgasme dan tubuhku bersimbah keringat dia menghentikan kegiatannya, lalu Tanya gini ke saya”neng Dita….kalau burungnya mamang dimasukin ke itu nya neng Dita…boleh ga??”katanya lembut Saya hanya menganguk saat itu lalu dia bilang lagi”tapi neng Dita istirahat saja dulu…mamang liat neng Dita kepanasan” Saya menganguk saat itu, memang cuaca di atas sini panas sekali kalo siang-siang apalagi jam 12-an. Tak lama 15 menit kemudian mang Sardi membawakan air putih dingin dari bawah dengan hanya pake baju kemeja lusuhnya saja dan terlihat burungnya mengecil Lalu setelah saya meminumnya dia Tanya begini”neng Dita saat itu pernah mengulum burung nya Dedi ngga?”tanyanya polos,aku pikir saat itu “dasar dari kampung,polos banget pertanyaannya” lalu menggeleng jujur…dan dia tersenyum seakan dia ingin dikulum burungnya.
Dan setelah saya menaruh gelas di meja dia naik lagi ke kasur kamarku dan mulai membelai dadaku lagi….saya kemudian berbaring lagi memejamkan mata dan mulai menikmati sentuhannya lagi sambil agak mengangkat kaki kiriku saat itu saya mengerang dan mendesah saking nikmatnya dan burung mang Sardi terlihat berdiri lagi dan mendekatkannya ke arah mulutku saya sempet menggeleng tapi dia setengah memaksa mendekatkan kemaluannya ke arah bibirku sekilas tercium bau keringat di sekitar kemaluannya dan saya berusaha untuk tidak menghirupnya dan mencoba membuka mulut ini saat mamang menyodorkan kemaluan yang diameternya lebar itu dan saat saya mulai menyentuhkan lidah ke liang penisnya terasa asin dan aneh lalu lambat laun saya memasukan agak lebih dalam ke mulutku…dan itu adalah kemaluan laki-laki ke dua yang aku kulum setelah kemaluan Dedi keponakannya beberapa waktu lalu.
Agak lama saya memaju mundurkan kepalaku saat mengulum kemaluan mang sardi di mulutku saat itu dan terasa pegal mulutku saat itu dan akhirnya sekitar 15 menit kemudian keluarlah air kental berasa aneh dari kemaluannya yaitu sperma mang Sardi muncrat tepat di mulutku yang mungkin setengahnya termakan olehku saat itu , saya sempat tersedak dan mau muntah tapi ditutupkan mulutku ini sama mang sardi waktu itu, sehingga termakan hampir seluruhnya sperma nya itu. Setelah itu dia mencoba menjilati kemaluanku yang basah sambil sesekali tangannya aktif membelai dadaku dua-duanya lama sekali sehingga saya merasakan orgasme ke 2.
Setelah kami istirahat ½ jam sambil sesekali bercerita dengannya, kami mulai melakukan kegiatan lagi yang ketiga kalinya saya liat jam 2 siang artinya saya ga kuliah hari itu, sementara ortuku sama ade ku ada di rumah tepat jam 6 sore.
Saat itu sempet terpikir olehku kalo mang Sardi ini ingin mencicipi tubuhku seperti keponakannya membobol keperawananku. Tapi saya ga peduli saat itu yang ada hanyalah kenikmatan demi kenikamatn saat itu yang kami lakukan berdua, betul-betul hari yang melelahkan sekaligus mengasikan.
Saat kegiatan yang ke 3 ini kami mulai belai satu sama lain dia belai dada kemaluan paha dan punggung,sementara saya belai penis dada dan sesekali wajahnya dan saat itu kami sempet berciuman bibir rasanya aneh sekali, mang sardi yang usianya 50 tahunan menciumi bibir mungilku yang merah ini tapi saat bermain lidah itu enak rasanya dan saat itulah mang Sardi mengarahkan penisnya ke kemaluanku. mamang terlihat hati-hati dan pelan-pelan memasukannya karena masih sempit dan terasa perih beberapa kali ga berhasil masuk tapi setelah dengan sabar dia mangarahkannya dan saya Bantu dengan mengarahkan penisnya ke kemaluanku akhirnya masuk juga walau agak sedikit nyeri(maklum saya hanya dua kali melakukannya lagi pula rentang waktu 10 bulan cukup lama) yang pada akhirnya saya merasakan nikmat tiada tara yang lebih nikmat melakukannya dibanding dengan keponakannya itu.
Setelah sekian lama kami bersenggama akhirnya saya berteriak”ahhhhhhh……mmmmaaammaaaang Ddittttaaaa kellluaaarrrrr”maka saya pun orgasme untuk ke 3 kalinya sementara mang sardi terl;ihat blum keluar dan dia mencabut kemaluannya dan menyuruh saya mengulumnya kali itu agak lama saya mengulumnya dan terasa pegal mulut ini hampir ½ jam akhirnya keluar juga spermanya….dan kami masing-masing berpakaian setelah terlihat jam dinding sudah jam 4 sore…… Sejak saat itu sampe sekarang kami sering melakukan hubungan badan ini yaitu dengan mencuri-curi kesempatan di saat rumah sepi.

 Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.nusacash.co

Friday, June 28, 2019

Bandar Casino Terbaik - Oh Nikmatnya Memek dan Susu Tante Laras

Bandar Casino Terbaik - Oh Nikmatnya Memek dan Susu Tante Laras - Selama aku masih menganggur, aku sering ke rumah Tanteku Laras. Selama di sana aku membantu membersihkan halaman dan mengatur perkakas rumah. Maklum tanteku itu hidup sendirian. Untuk urusan angkat-mengangkat ia tidak sanggup. Suatu sore setelah aku menggeser pot di halaman agar kelihatan rapi, aku mau ke kamar mandi, mau cuci tangan dan buang air.
Bandar Casino Terpercaya - Toilet Tante Laras ada di dalam kamarnya, sehingga kalau mau ke kamar mandi harus ke kamarnya dulu. Tanpa ragu-ragu kubuka kamar yang tidak terkunci itu untuk menuju kamar mandi. Begitu kubuka pintu kamarnya aku kaget, kulihat Tante Laras baru saja selesai mengeringkan badannya dengan handuk sehabis mandi.
Saat kubuka pintu tadi, Tante Laras sedang dalam keadaan telanjang membelakangiku. Tante Laras rupanya tidak menyadari kalau aku sedang memperhatikan pinggul dan bokongnya dengan gemetar. Beberapa menit kemudian kututup kembali pintunya, dengan perasaan yang galau dan takut karena memasuki kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dulu.
Malamnya aku tidak bisa tidur, kemaluanku berdiri terus. Aku keluar dari kamar, rupanya Tante Laras sedang nonton TV sendirian. Aku mau menegurnya tapi tunggu dulu, Tante Laras sedang memakai pakaian yang merangsang, pahanya yang putih tersingkap, sementara tangan kanannya rupanya sedang mengelus kemaluannya sendiri. Aku diam-diam duduk agak di belakang posisi duduknya sambil memperhatikan tingkahnya tersebut dengan sedikit was-was. Akhirnya dengan perasaan yang makin kacau aku kembali ke kamar. Kemaluanku yang makin tegang akhirnya kukeluarkan juga, sambil kuelus-elus.
Beberapa menit kemudian kejantananku sudah sedemikian kencang dan terasa ingin keluar.
Tiba-tiba terdengar suara Tante Laras, “Kenapa Tok, kepanasan ya?”
“Eh.. iya Tante,” jawabku terbata-bata.
“Kamu kenapa?” tanyanya tanpa melihat ke arah kemaluanku.
Aku penasaran dan dengan memberanikan diri, kubiarkan terus kemaluanku tergerai di luar celana dalamku.
“Nggak tahu nih Tante, ini tegang terus,” sambil kutunjukkan kemaluanku.
Tante Laras melihatnya sekilas dengan tenang. Tante Laras terus masuk ke kamarku tanpa mempedulikan lagi kejantananku yang menantang.
“Tok, tolongin Tante dong, kelilipan nih..” sambil mengucek-ngucek matanya.
Aku berdiri dan kuhampiri, instingku mengatakan bahwa ini adalah isyarat saja agar aku mendekatinya.
Pikiranku sudah sangat jorok. Kuhampiri Tante Laras, senjataku yang sudah siap tempur mengarah lurus ke depan menuju perutnya. Lalu kupeluk Tante Laras, batang kemaluanku terjepit di perutnya, tanganku meremas ke arah payudaranya. Rupanya Tante Laras tidak memakai BH. Aku semakin berani, kusingkapkan dasternya, kugapai payudaranya dengan penuh nafsu. Tante Laras diam saja. Tenang saja dia. Kuciumi lehernya dari belakang, payudaranya masih kencang.
Beberapa saat kemudian payudaranya makin keras dan putingnya makin menantang. Nafas Tante Laras sudah mulai mendesah-desah tanda dia mulai terangsang. Kubuka dasternya, kulihat tubuhnya yang putih mulus. Kulepas celana dalamnya, bulu kemaluannya lebat di atas kulitnya yang putih. Tanpa kusadari kami sudah saling berpelukan tanpa dibatasi selembar benangpun. Tante Laras sudah membalas ciumanku dengan buasnya. Tubuhku semuanya diciumi, sampai ke bawah, terus ke perut, terus ke bawah lagi dan sampailah ke arah kemaluanku yang sudah ia genggam sejak tadi, barangkali takut kusembunyikan. Aku mengambil posisi duduk di pinggir tempat tidur, sementara dengan gerakan yang berpengalaman ia mulai mengulum dan menjilati kejantananku sambil tangannya mengocok dengan lembut.
Aku merasa nikmat yang luar biasa, bersamaan dengan itu keluarlah maniku, sebagian menyemprot ke hidungnya yang mungil. Tante Laras masih mengocok-ngocok sambil meremas-remas kemaluanku, sehingga tuntas sudah sperma yang kukeluarkan tadi. Tante Laras kelihatan puas. Apalagi aku, seribu kali puas. Tante Laras masih terus mempermainkan kemaluanku yang sudah tidak sekeras tadi meskipun belum juga menyusut. Tante Laras terus mempermainkan kemaluanku. “Kontol kamu bagus To, besar lagi.” Aku tidak menjawab, hanya tersenyum manja. Oleh kelihaian tangannya, segera kurasakan kembali rasa nikmat seperti saat ngaceng tadi. “To, kontolmu sudah ngaceng lagi. Masukin ke gawukku yuk.” Lalu Tante Laras mengambil posisi terlentang di sebelahku, mani yang menempel di wajahnya sudah dibersihkan dengan bantal.
Tanpa diperintah lagi, aku mengambil posisi sebaliknya. Kuarahkan kemaluanku ke liang senggamanya yang merah merekah, dibimbingnya batang kejantananku dengan tangannya, digosok-gosokkan kepala kemaluanku di atas liang senggamanya yang sudah basah ke arah atas dan bawah kemaluannya. Kemudian diarahkan tepat di depan gerbang kemaluannya. Sekali lagi tanpa diperintah dan hanya berdasarkan naluri saja kutusukkan seluruh batang kemaluanku ke dalam liang sorganya. Liang senggamanya terasa sempit, dan dindingnya terus memijit-mijit kemaluanku yang semakin mengeras di dalam goa nikmatnya. Kudengar ia menjerit-jerit kecil menikmati gesekan kemaluanku dengan sempurna. Tanpa kusadari bokongku sudah naik turun yang mengakibatkan batang kemaluanku keluar masuk liang senggamanya. (Barangkali pembaca belum kuceritakan bahwa sakalipun aku belum pernah main perempuan, dengan Tante Laras ini, baru pertama kalinya aku melakukan sendiri apa yang dinamakan senggama, seperti yang pernah kulihat di film biru)
Tidak lama kemudian nafas Tante Laras semakin cepat, bersamaan dengan itu ia semakin kencang menaikkan pinggulnya sehingga liang kenikmatannya meremas-remas mesra batang kejantananku. Aku merasakan nikmat yang luar biasa. Dan kudengar Tante Laras berteriak, “Keluarkan sama-sama To..” Ia mendekap kuat-kuat punggungku, diciuminya bibirku dengan buasnya. Tubuhnya mengejang dan, “Ooohh.. Iihhh.. Oohh..” suaranya kali ini keras sekali, di malam yang sunyi.
Kami tidur bersama malam itu. Ia pulas sekali tertidur. Sedangkan aku tidak. Mataku terus melotot. Kejantananku tidak mau kompromi, tetap tegak sempurna. Sekali-kali kuremas payudaranya, ia tetap tidur lelap, kuelus goa kenikmatannya, ia juga diam saja. Kudekatkan lampu duduk di depan selangkangannya. Kupermainkan liang kewanitaannya, kuelus, kusibakkan kedua bibirnya dan kuperhatikan semuanya. Kuraba-raba klitorisnya yang tersembunyi di atas bibir kemaluannya. Oh, baru pertama aku melihat pemandangan ini. Sekali-kali Tante Laras bangun untuk kemudian tertidur lagi. “Aku ngantuk Tok,” katanya pelan. Melihat kemaluannya yang bebas tersebut, kumanfaatkan dengan sepuas-puasnya. Akhirnya kukecup juga bibir Tante Laras lalu kujilati, Tante Laras kulihat bergelinjang kegelian sebentar. Lama kuhisap-hisap, kujilati klitorisnya sampai basah. Basah oleh ludahku bercampur dengan lendir yang keluar dari liang senggamanya. Diangkat-angkatnya pinggul Tante Laras, menandakan ia keenakan, seakan ingin lidahku terus menjilatinya.
Melihat Tante Laras sudah memberikan tanggapan, segera kutiduri lagi Tante Laras untuk kedua kalinya. Tante Laras kali ini bersikap pasif mungkin masih kelelahan, kumasukkan kejantananku, kali ini terasa agak seret. Tante Laras merintih, “Pelan-pelan Tok, sakit..” Aku menurutinya. Pelan-pelan kumasukkan batang kejantananku ke dalam liang senggamanya yang seret itu, sampai semuanya habis tertelan oleh kemaluan Tante Laras. Kugoyang sebentar, keluarlah maniku dengan deras.
Begitulah, berkali-kali kusetubuhi Tante Laras, baik dalam keadaan sadar maupun tidak. Aku tidak bisa menghitung berapa kali air maniku muncrat. Sampai akhirnya aku benar-benar kelelahan dan tertidur.
Sejak saat itu aku jadi sering ke rumah Tante Laras. Sampai akhirnya aku diterima kerja di kota lain. Saat ini usianya mungkin sudah 55 tahun. Kadang-kadang aku masih suka mengunjunginya, dan tidak lupa memberikan siraman air kenikmatan ke dalam kemaluannya.
Oh Nikmatnya Memek dan Susu Tante Laras

Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.nusacash.co

Thursday, June 27, 2019

Agen Casino Online - Ketagihan Memek Mbak Raisa, Teman Sewaktu Kecil

Agen Casino Online - Ketagihan Memek Mbak Raisa, Teman Sewaktu Kecil - Mbak Raisa adalah anak tetangga nenekku di desa daerah Cilacap yang ikut dengan keluargaku di Kota Semarang sejak SMP. Waktu SD ia sekolah di desa, setelah itu ia diajak keluargaku di kota untuk melanjutkan sekolah SMP sekaligus membantu keluargaku terutama merawat aku.
Agen Casino Terbaik - Kami sangat akrab bahkan di juga sering ngeloni aku. Mbak Raisa ikut dengan keluargaku sampai dia lulus sekolah SMA dan dia kembali ke desa. Saat itu aku masih duduk di bangku sekolah SD. Namanya juga anak kecil, jadi aku belum ada perasaan apa-apa terhadapnya.
Tiga tahun kemudian ia menikah dan waktu aku kelas dua SMP aku harus pindah luar Jawa tepatnya ke Kota Makassar mengikuti ayah yang pindah tugas. Setelah itu kami tidak pernah bertemu lagi. Kami hanya berhubungan lewat surat dan kabarnya ia sekarang telah memiliki seorang anak. pada waktu aku lulus SMA aku pulang ke rumah nenek dan berniat mencari tempat kuliah di Kota Yogya.
Sesampai di rumah nenek aku tahu bahwa Mbak Raisa sudah punya rumah sendiri dan tinggal bersama suaminya di desa seberang. Setelah dua hari di rumah nenek aku berniat mengunjungi rumah Mbak Raisa. Setelah diberi tahu arah rumahnya (sekitar 1 km) aku pergi kira-kira jam tiga sore dan berniat menginap. Dari sinilah cerita ini berawal.
Setelah berjalan kurang lebih 20 menit, akhirnya aku sampai di rumah yang ciri-cirinya sama dengan yang dikatakan nenek. Sejenak kuamati kelihatannya sepi, lalu aku coba mengetok pintu rumahnya.
“Ya sebentar..” terdengar sahutan wanita dari dalam.
Tak lama kemudian keluar seorang wanita dan aku masih kenal wajah itu walau lama tidak bertemu. Mbak Raisa terlihat manis dan kulitnya masih putih seperti dulu. Dia sepertinya tidak mengenaliku.
“Cari siapa ya?” tanya Mbak Raisa.
“Anda Mbak Raisa kan?” aku balik bertanya.
“Iya benar, anda siapa ya dan ada keperluan apa?” Mbak Raisa kembali bertanya dengan raut muka yang berusaha mengingat-ingat.
“Masih inget sama aku nggak Mbak? Aku Dino Mbak, masak lupa sama aku”, kataku.
“Kamu Dino anaknya Pak Parto?” kata Mbak Raisa setengah nggak percaya.
“Ya ampun Dino, aku nggak ngenalin kamu lagi. Berapa tahun coba kita nggak bertemu.” Kata Mbak Raisa sambil memeluk tubuhku dan menciumi wajahku.
Aku kaget setengah mati, baru kali ini aku diciumi seorang wanita. Aku rasakan buah dadanya menekan dadaku. Ada perasaan lain muncul waktu itu.
“Kamu kapan datangnya, dengan siapa” kata Mbak Raisa sambil melepas pelukannya.
“Saya datang dua hari lalu, saya hanya sendiri.” kataku.
“Eh iya ayo masuk, sampai lupa, ayo duduk.” Katanya sambil menggeret tanganku.
Kami kemudian duduk di ruang tamu sambil mengobrol sana-sini, maklum lama nggak tetemu. Mbak Raisa duduk berhimpitan denganku. Tentu saja buah dadanya menempel di lenganku. Aku sedikit terangsang karena hal ini, tapi aku coba menghilangkan pikiran ini karena Mbak Raisa sudah aku anggap sebagai keluarga sendiri.
“Eh iya sampai lupa buatin kamu minum, kamu pasti haus, sebentar ya..” kata Mbak Raisa ditengah pembicaraan.
Tak lama kemudian ia datang, “Ayo ini diminum”, kata Mbak Raisa.
“Kok sepi, pada kemana Mbak?” Tanyaku.
“Oh kebetulan Mas Heru (suaminya Mbak Raisa) pergi kerumah orang tuanya, ada keperluan, rencananya besok pulangnya dan si Deni (anaknya Mbak Raisa) ikut” jawab Mbak Raisa.
“Belum punya Adik Mbak dan Mbak Raisa kok nggak ikut?” tanyaku lagi.
“Belum Dino padahal udah pengen lho.. tapi memang dapatnya lama mungkin ya, kayak si Deni dulu. Mbak Raisa ngurusi rumah jadi nggak bisa ikut” katanya.
“Eh kamu nginep disini kan? Mbak masih kangen lho sama kamu” katanya lagi.
“Iya Mbak, tadi sudah pamit kok” kataku.
“Kamu mandi dulu sana, ntar keburu dingin” kata Mbak Raisa.
Lalu aku pergi mandi di belakang rumah dan setelah selesai aku lihat-lihat kolam ikan di belakang rumah dan kulihat Mbak Raisa gantian mandi. Kurang lebih lima belas menit, Mbak Raisa selesai mandi dan aku terkejut karena ia hanya mengenakan handuk yang dililitkan di tubuhnya. Aku pastikan ia tidak memakai BH dan mungkin CD juga karena tidak aku lihat tali BH menggantung di pundaknya.
“Sayang Dino ikannya masih kecil, belum bisa buat lauk” kata Mbak Raisa sambil melangkah ke arahku lalu kami ngobrol sebentar tentang kolam ikannya.
Kulihat buah dadanya sedikit menyembul dari balutan handuknya dan ditambah bau harum tubuhnya membuatku terangsang. Tak lama kemudian ia pamit mau ganti baju. Mataku tak lepas memperhatikan tubuh Mbak Raisa dari belakang. Kulitnya benar-benar putih. Sepasang pahanya putih mulus terlihat jelas bikin burungku berdiri. Ingin rasanya aku lepas handuknya lalu meremas, menjilat buah dadanya, dan menusuk-nusuk selangkangannya dengan burungku seperti dalam bokep yang sering aku lihat. Sejenak aku berkhayal lalu kucoba menghilangkan khayalan itu.
Haripun berganti petang, udara dingin pegunungan mulai terasa. Setelah makan malam kami nonton teve sambil ngobrol banyak hal, sampai tak terasa sudah pukul sembilan.
“Dino nanti kamu tidur sama aku ya, Mbak kangen lho ngeloni kamu” kata Mbak Raisa.
“Apa Mbak?” Kataku terkejut.
“Iya.. Kamu nanti tidur sama aku saja. Inget nggak dulu waktu kecil aku sering ngeloni kamu” katanya.
“Iya Mbak aku inget” jawabku.
“Nah ayo tidur, Mbak udah ngantuk nih” kata Mbak Raisa sambil beranjak melangkah ke kamar tidur dan aku mengikutinya dari belakang, pikiranku berangan-angan ngeres. Sampai dikamar tidur aku masih ragu untuk naik ke ranjang.
“Ayo jadi tidur nggak?” tanya Mbak Raisa.
Lalu aku naik dan tiduran disampingnya. Aku deg-degan. Kami masih ngobrol sampai jam 10 malam.
“Tidur ya.. Mbak udah ngantuk banget” kata Mbak Raisa.
“Iya Mbak” kataku walaupun sebenarnya aku belum ngantuk karena pikiranku semakin ngeres saja terbayang-bayang pemandangan menggairahkan sore tadi, apalagi kini Mbak Raisa terbaring di sampingku, kurasakan burungku mengeras.
Aku melirik ke arah Mbak Raisa dan kulihat ia telah tertidur lelap. Dadaku semakin berdebar kencang tak tahu apa yang harus aku lakukan. Ingin aku onani karena sudah tidak tahan, ingin juga aku memeluk Mbak Raisa dan menikmati tubuhnya, tapi itu tidak mungkin pikirku. Aku berusaha menghilangkan pikiran kotor itu, tapi tetap tak bisa sampai jam 11 malam. Lalu aku putus kan untuk melihat paha Mbak Raisa sambil aku onani karena bingung dan udah tidak tahan lagi.
Dengan dada berdebar-debar aku buka selimut yang menutupi kakinya, kemudian dengan pelan-pelan aku singkapkan roknya hingga celana dalam hitamnya kelihatan, dan terlihatlah sepasang paha putih mulus didepanku beitu dekat dan jelas. Semula aku hanya ingin melihatnya saja sambil berkhayal dan melakukan onani, tetapi aku penasaran ingin merasakan bagaimana meraba paha seorang perempuan tapi aku takut kalau dia terbangun. Kurasakan burungku melonjak-lonjak seakan ingin melihat apa yang membuatnya terbangun. Karena sudah dikuasai nafsu akhirnya aku nekad, kapan lagi kalau tidak sekarang pikirku.
Dengan hati-hati aku mulai meraba paha Mbak Raisa dari atas lutut lalu keatas, terasa halus sekali dan kulakukan beberapa kali. Karena semakin penasaran aku coba meraba celana dalamnya, tetapi tiba-tiba Mbak Raisa terbangun.
“Dino! Apa yang kamu lakukan!” kata Mbak Raisa dengan terkejut.
Ia lalu menutupi pahanya dengan rok dan selimutnya lalu duduk sambil menampar pipiku. Terasa sakit sekali.
“Kamu kok berani berbuat kurang ajar pada Mbak Raisa. Siapa yang ngajari kamu?” kata Mbak Raisa dengan marah.
Aku hanya bisa diam dan menunduk takut. Burungku yang tadinya begitu perkasa aku rasakan langsung mengecil seakan hilang.
“Tak kusangka kamu bisa melakukan hal itu padaku. Awas nanti kulaporkan kamu ke nenek dan bapakmu” kata Mbak Raisa.
“Ja.. jangan Mbak” kataku ketakutan.
“Mbak Raisa kan juga salah” kataku lagi membela diri.
“Apa maksudmu?” tanya Mbak Raisa.
“Mbak Raisa masih menganggap saya anak kecil, padahal saya kan udah besar Mbak, sudah lebih dari 17 tahun. Tapi Mbak Raisa masih memperlakukan aku seperti waktu aku masih kecil, pakai ngeloni aku segala. Trus tadi sore juga, habis mandi Mbak Raisa hanya memakai handuk saja didepanku. Saya kan lelaki normal Mbak” jelasku.
Kulihat Mbak Raisa hanya diam saja, lalu aku berniat keluar dari kamar.
“Mbak.. permisi, biar saya tidur saja di kamar sebelah” kataku sambil turun dari ranjang dan berjalan keluar.
Mbak Raisa hanya diam saja. Sampai di kamar sebelah aku rebahkan tubuhku dan mengutuki diriku yang berbuat bodoh dan membayangkan apa yang akan terjadi besok. Kurang lebih 15 menit kemudian kudengar pintu kamarku diketuk.
“Dino.. kamu masih bangun? Mbak boleh masuk nggak?” Terdengar suara Mbak Raisa dari luar.
“Ya Mbak, silakan” kataku sambil berpikir mau apa dia.
Mbak Raisa masuk kamarku lalu kami duduk di tepi ranjang. Aku lihat wajahnya sudah tidak marah lagi.
“Dino.. Maafkan Mbak ya telah nampar kamu” katanya.
“Seharusnya saya yang minta maaf telah kurang ajar sama Mbak Raisa” kataku.
“Nggak Dino, kamu nggak salah, setelah Mbak pikir, apa yang kamu katakan tadi benar. Karena lama nggak bertemu, Mbak masih saja menganggap kamu seorang anak kecil seperti dulu aku ngasuh kamu. Mbak tidak menyadari bahwa kamu sekarang sudah besar” kata Mbak Raisa.
Aku hanya diam dalam hatiku merasa lega Mbak Raisa tidak marah lagi.
“Dino, kamu bener mau sama Mbak?” tanya Mbak Raisa.
“Maksud Mbak?” kataku terkejut sambil memandangi wajahnya yang terlihat bagitu manis.
“Iya.. Mbak kan udah nggak muda lagi, masa’ sih kamu masih tertarik sama aku?” katanya lagi.
Aku hanya diam, takut salah ngomong dan membuatnya marah lagi.
“Maksud Mbak.., kalau kamu bener mau sama Mbak, aku rela kok melakukannya dengan kamu” katanya lagi.
Mendengar hal itu aku tambah terkejut, seakan nggak percaya.
“Apa Mbak” kataku terkejut.
“Bukan apa-apa Dino, kamu jangan berpikiran enggak-enggak sama Mbak. Ini hanya untuk meyakinkan Mbak bahwa kamu telah dewasa dan lain kali tidak menganggap kamu anak kecil lagi” kata Mbak Raisa
Lagi-lagi aku hanya diam, seakan nggak percaya. Ingin aku mengatakan iya, tapi takut dan malu. Mau menolak tapi aku pikir kapan lagi kesempatan seperti ini yang selama ini hanya bisa aku bayangkan.
“Gimana Dino? Tapi sekali aja ya.. dan kamu harus janji ini menjadi rahasia kita berdua” kata Mbak Raisa.
Aku hanya mengangguk kecil tanda bahwa aku mau.
“Kamu pasti belum pernah kan?” kata Mbak Raisa.
“Belum Mbak, tapi pernah lihat di film” kataku.
“Kalau begitu aku nggak perlu ngajari kamu lagi” kata Mbak Raisa.
Mbak Raisa lalu mencopot bajunya dan terlihatlah buah dadanya yang putih mulus terbungkus BH hitam, aku diam sambil memperhatikan, birahiku mulai naik. Lalu Mbak Raisa mencopot roknya dan paha mulus yang aku gerayangi tadi terlihat. Tangannya diarahkan ke belakang pundak dan BH itupun terlepas, sepasang buah dada berukuran sedang terlihat sangat indah dipadu dengan puting susunya yang mencuat kedepan. Mbak Raisa lalu mencopot CD hitamnya dan kini ia telah telanjang bulat. Penisku terasa tegang karena baru pertama kali ini aku melihat wanita telanjang langsung dihadapanku. Ia naik ke atas ranjang dan merebahkan badannya terlentang. Aku begitu takjub, bayangkan ada seorang wanita telanjang dan pasrah berbaring di ranjang tepat dihadapanku. Aku tertegun dan ragu untuk melakukannya.
“Ayo Dino.. apa yang kamu tunggu, Mbak udak siap kok, jangan takut, nanti Mbak bantu” kata Mbak Raisa.
Segera aku melepaskan semua pakaianku karena sebenarnya aku sudah tidak tahan lagi. Kulihat Mbak Raisa memperhatikan burungku yang berdenyut-denyut, aku lalu naik ke atas ranjang. Karena sudah tidak sabar, langsung saja aku memulainya. Langsung saja aku kecup bibirnya, kulumat-lumat bibirnya, terasa ia kurang meladeni bibirku, aku pikir mungkin suaminya tidak pernah melakukannya, tapi tidak aku hiraukan, terus aku lumat bibirnya. Sementara itu kuarahkan tanganku ke dadanya. Kutemukan gundukan bukit, lalu aku elus-elus dan remas buah dadanya sambil sesekali memelintir puting susunya.
“Ooh.. Dino.. apa yang kau lakukan.. ergh.. sshh..” Mbak Raisa mulai mendesah tanda birahinya mulai naik, sesekali kurasakan ia menelan ludahnya yang mulai mengental.
Setelah puas dengan bibirnya, kini mulutku kuarahkan ke bawah, aku ingin merasakan bagaimana rasanya mengulum buah dada. Sejenak aku pandangi buah dada yang kini tepat berada di hadapanku, ooh sungguh indahnya, putih mulus tanpa cacat sedikitpun, seperti belum pernah terjamah lelaki. Langsung aku jilati mulai dari bawah lalu ke arah putingnya, sedangkan buah dada kanannya tetap kuremas-remas sehingga tambah kenyal dan mengeras.
“Emmh oh aarghh” Mbak Raisa mendesah hebat ketika aku menggigit puting susunya.
Cerita Sex Terpanas, Cerita Sex Dengan Tante, Cerita Sex Tante Girang, Cerita Dewasa, Cerita Bokep, Cerita Mesum, Kumpulan Cerita Hot, Cerita Hot Terbaru
Kulirik wajahnya dan terlihat matanya merem melek dan giginya menggigit bibir bawahnya. Kini jariku kuarahkan ke selangkangannya. Disana kurasakan ada rumput yang tumbuh di sekeliling memeknya. Jari-jariku kuarahkan kedalamnya, terasa lubang itu sudah sangat basah, tanda bahwa ia sudah benar-benar terangsang. Kupermainkan jari-jariku sambil mencari klentitnya. Kugerakkan jari-jariku keluar masuk di dalam lubang yang semakin licin tersebut.
“Aargghh.. eemhh.. Dino kam.. mu ngapainn oohh..” kata Mbak Raisa meracau tak karuan, kakinya menjejak-jejak sprei dan badannya mengeliat-geliat.
Tak kupedulikan kata-katanya. Tubuh Mbak Raisa semakin mengelinjang dikuasai nafsu birahi. Kuarasakan tubuh Mbak Raisa menegang dan kulihat wajahnya memerah bercucuran keringat, aku pikir dia sudah mau klimaks. Kupercepat gerakan jariku didalam memeknya.
“Ohh.. arghh.. oohh..” kata Mbak Raisa dengan nafas tersengal-sengal dan tiba-tiba..
“Oohh aahh..” Mbak Raisa mendesah hebat dan pinggulnya terangkat, badannya bergetar hebat beberapa kali. Terasa cairan hangat memenuhi memeknya.
“Ohh.. ohh.. emhh..” Mbak Raisa masih mendesah-desah meresapi kenikmatan yang baru diraihnya.
“Dino apa yang kamu lakukan kok Mbak bisa kayak gini” tanya Mbak Raisa.
“Kenapa emangnya Mbak?” Kataku.
“Baru kali ini aku merasakan nikmat seperti ini, luar biasa” kata Mbak Raisa.
Ia lalu bercerita bahwa selama bersama suaminya ia tidak pernah mendapatkan kepuasan, karena mereka hanya sebentar saja bercumbu dan dalam bercinta suaminya cepat selesai.
“Mbak sekarang giliranku” kubisikkan ditelinganya, Mbak Raisa mengangguk kecil.
Aku mulai mencumbunya lagi. Kulakukan seperti tadi, mulai dari bibirnya yang kulumat, lalu buah dadanya yang aku nikmati, tak lupa jari-jariku kupermainkan di dalam memeknya.
“Aarghh.. emhh.. ooh..” terdengar Mbak Raisa mulai mendesah-desah lagi tanda ia telah terangsang.
Setelah aku rasa cukup, aku ingin segera merasakan bagaimana rasanya menusukkan burungku ke dalam memeknya. Aku mensejajarkan tubuhku diatas tubuhnya dan Mbak Raisa tahu, ia lalu mengangkangkan pahanya dan kuarahkan burungku ke memeknya. Setelah sampai didepannya aku ragu untuk melakukannya.
“Ayo Dino jangan takut, masukin aja” kata Mbak Raisa.
Perlahan-lahan aku masukkan burungku sambil kunikmati, bless terasa nikmat saat itu. Burungku mudah saja memasuki memeknya karena sudah sangat basah dan licin. Kini mulai kugerakkan pinggulku naik turun perlahan-lahan. Ohh nikmatnya.
“Lebih cepat Dino arghh.. emhh” kata Mbak Raisa terputus-putus dengan mata merem-melek.
Aku percepat gerakanku dan terdengar suara berkecipak dari memeknya.
“Iya.. begitu.. aahh.. ter.. rrus.. arghh..” Mbak Raisa berkata tak karuan.
Keringat kami bercucuran deras sekali. Kulihat wajahnya semakin memerah.
“Dino, Mbak mau.. enak lagi.. oohh.. ahh.. aahh.. ahh..” kata Mbak Raisa sambil mendesah panjang, tubuhnya bergetar dan kurasakan memeknya dipenuhi cairan hangat menyiram penisku.
Remasan dinding memeknya begitu kuat, akupun percepat gerakanku dan.. croott.. akupun mencapai klimaks aahh.., kubiarkan air maniku keluar di dalam memeknya. Kurasakan nikmat yang luar biasa, berkali-kali lebih nikmat dibandingkan ketika aku onani. Aku peluk tubuhnya erat-erat sambil mengecup puting susunya menikmati kenikmatan sex yang sesungguhnya yang baru aku rasakan pertama kali dalam hidupku. Setelah cukup kumenikmatinya aku cabut burungku dan merebahkan badanku disampinya.
“Mbak Raisa, terima kasih ya..” kubisikkan lirih ditelinganya sambil kukecup pipinya.
“Mbak juga Dino.. baru kali ini Mbak merasakan kepuasan seperti ini, kamu hebat” kata Mbak Raisa lalu mengecup bibirku.
Kami berdua lalu tidur karena kecapaian.
Kira-kira jam 3 pagi aku terbangun dan merasa haus sekali, aku ingin mencari minum. Ketika aku baru mau turun dari ranjang, Mbak Raisa juga terbangun.
“Kamu mau kemana Dino..” katanya.
“Aku mau cari minum, aku haus. Mbak Raisa mau?” Kataku.
Ia hanya mengangguk kecil. Aku ambil selimut untuk menutupi anuku lalu aku ke dapur dan kuambil sebotol air putih.
“Ini Mbak minumnya” kataku sambil kusodorkan segelas air putih.
Aku duduk di tepi ranjang sambil memandangi Mbak Raisa yang tubuhnya ditutupi selimut meminum air yang kuberikan.
“Ada apa Dino, kok kamu memandangi Mbak” katanya.
“Ah nggak Papa. Mbak cantik” kataku sedikit merayu.
“Ah kamu Dino, bisa aja, Mbak kan udah tua Dino” kata Mbak Raisa.
“Bener kok, Mbak malah makin cantik sekarang” kataku sambil kukecup bibirnya.
“Dino.. boleh nggak Mbak minta sesuatu” kata Mbak Raisa.
“Minta apa Mbak?” tanyaku penasaran.
“Mau nggak kamu kalau..” kata Mbak Raisa terhenti.
“Kalau apa Mbak?” kataku penuh tanda tanya.
“Kalau.. kalau kamu emm.. melakukannya lagi” kata Mbak Raisa dengan malu-malu sambil menunduk, terlihat pipinya memerah.
“Lho.. katanya tadi, sekali aja ya Dino.., tapi sekarang kok?” kataku menggodanya.
“Ah kamu, kan tadi Mbak nggak ngira bakal kayak gini” katanya manja sambil mencubit lenganku.
“Dengan senang hati aku akan melayani Mbak Raisa” kataku.
Sebenarnya aku baru mau mengajaknya lagi, e.. malah dia duluan. Ternyata Mbak Raisa juga ketagihan. Memang benar jika seorang wanita pernah merasa puas, dia sendiri yang akan meminta. Kami mulai bercumbu lagi, kali ini aku ingin menikmati dengan dengan sepuas hatiku. Ingin kunikmati setiap inci tubuhnya, karena kini aku tahu Mbak Raisa juga sangat ingin. Seperti tadi, pertama-tama bibirnya yang kunikmati. Dengan penuh kelembutan aku melumat-lumat bibir Mbak Raisa.
Aku makin berani, kugunakan lidahku untuk membelah bibirnya, kupermainkan lidahku. Mbak Raisa pun mulai berani, lidahnya juga dipermainkan sehingga lidah kami saling beradu, membuatku semakin betah saja berlama-lama menikmati bibirnya. Tanganku juga seperti tadi, beroperasi di dadanya, kuremas-remas dadanya yang kenyal mulai dari lembah hingga ke puncaknya lalu aku pelintir putingnya sehingga membuatnya menggeliat dan mengelinjang. Dua bukit kembar itupun semakin mengeras. Ia menggigit bibirku ketika kupelintir putingnya.
Aku sudah puas dengan bibirnya, kini mulutku mengulum dan melumat buah dadanya. Dengan sigap lidahku menari-nari diatas bukitnya yang putih mulus itu. Tanganku tetap meremas-remas buah dadanya yang kanan. Kulihat mata Mbak Raisa sangat redup, dan ia memagut-magut bibirnya sendiri, mulutnya mengeluarkan desahan erotis.
“Oohh.. arghh.. en.. ennak Dino.. emhh..” kata Mbak Raisa mendesah-desah.
Tiba-tiba tangannya memegang tanganku yang sedang meremas-remas dadanya dan menyeretnya ke selangkangannya. Aku paham apa yang diinginkannya, rupanya ia ingin aku segera mempermainkan memeknya. Jari-jarikupun segera bergerilya di memeknya. Kugerakkan jariku keluar masuk dan kuelus-elus klentitnya membuatnya semakin menggelinjang tak karuan.
“Ya.. terruss.. aarggghh.. emmhh.. enak.. oohh..” mulut Mbak Raisa meracau.
Setiap kali Mbak Raisa terasa mau mencapai klimaks, aku hentikan jariku menusuk memeknya, setelah dia agak tenang, aku permainkan lagi memeknya, kulakukan beberapa kali.
“Emhh Dino.. ayo dong jangan begitu.. kau jahat oohh..” kata Mbak Raisa memohon.
Mendengarnya membuatku merasa kasihan juga, tapi aku tidak akan membuatnya klimaks dengan jariku tetapi dengan mulutku, aku benar-benar ingin mencoba semua yang pernah aku lihat di bokep.
Segera aku arahkan mulutku ke selangkangannya. Kusibakkan rumput-rumpuat hitam yang disekeliling memeknya dan terlihatlah memeknya yang merah dan mengkilap basah, sungguh indah karena baru kali ini melihatnya. Aku agak ragu untuk melakukannya, tetapi rasa penasaranku seperti apa sih rasanya menjilati memek lebih besar. Segera aku jilati lubang itu, lidahku kujulurkan keluar masuk.
“Dino.. apa yang kamu lakukan.. arghh itu kan ji.. jik emhh..” kata Mbak Raisa.
Ia terkejut aku menggunakan mulutku untuk menjilati memeknya, tapi aku tidak pedulikan kata-katanya. Ketika lidahku menyentuh kelentitnya, ia mendesah panjang dan tubuhnya menggeliat tak karuan dan tak lama kemudian tubuhnya bergetar beberapa kali, tangannya mencengkeram sprei dan mulutku di penuhi cairan yang keluar dari liang kewanitaannya.
“Ohmm.. emhh.. ennak Dino.. aahh..” kata Mbak Raisa ketika ia klimaks.
Setelah Mbak Raisa selesai menikmati kenikmatan yang diperolehnya, aku kembali mencumbunya lagi karena aku juga ingin mencapai kepuasan.
“Gantian Mbak diatas ya sekarang” kataku.
“Gimana Dino aku nggak ngerti” kata Mbak Raisa.
Daripada aku menjelaskan, langsung aku praktekkan. Aku tidur telentang dan Mbak Raisa aku suruh melangkah diatas burungku, tampaknya ia mulai mengerti. Tangannya memegang burungku yang tegang hebat lalu perlahan-lahan pinggangnya diturunkan dan memeknya diarahkan ke burungku dan dalam sekejap bless burungku hilang ditelan memeknya. Mbak Raisa lalu mulai melakukan gerakan naik turun, ia angkat pinggangnya dan ketika sampai di kepala penisku ia turunkan lagi. Mula-mula ia pelan-pelan tapi ia kini mulai mempercepat gerakannya.
Kulihat wajahnya penuh dengan keringat, matanya sayu sambil merem melek dan sesekali ia melihat kearahku. Mulutnya mendesis-desih. Sungguh sangat sexy wajah wanita yang sedang dikuasai nafsu birahi dan sedang berusaha untuk mencapai puncak kenikmatan. Wajah Mbak Raisa terlihat sangat cantik seperti itu apalagi ditambah rambut sebahunya yang terlihat acak-acakan terombang ambing gerakan kepalanya. Buah dadanya pun terguncang-guncang, lalu tanganku meremas-remasnya. Desahannya tambah keras ketika jari-jariku memelintir puting susunya.
“Oh emhh yaah.. ohh..” itulah kata-kata yang keluar dari mulut Mbak Raisa.
“Aku nggak kuat lagi Dino..” kata Mbak Raisa sambil berhenti menggerakkan badannya, aku tahu ia segera mencapai klimaks.
Kurebahkan badannya dan aku segera memompa memeknya dan tak lama kemudian Mbak Raisa mencapai klimaks. Kuhentikan gerakanku untuk membiarkan Mbak Raisa menikmati kenikmatan yang diperolehnya. Setelah itu aku cabut penisku dan kusuruh Mbak Raisa menungging lalu kumasukkan burungku dari belakang. Mbak Raisa terlihat hanya pasrah saja terhadap apa yang aku lakukan kepadanya. Ia hanya bisa mendesah kenikmatan.
Setelah puas dengan posisi ini, aku suruh Mbak Raisa rebahan lagi dan aku masukkan lagi burungku dan memompa memeknya lagi karena aku sudah ingin sekali mengakhirinya. Beberapa saat kemudian Mbak Raisa ingin klimaks lagi, wajahnya memerah, tubuhnya menggelinjang kesana kemari.
“Ahh.. oh.. Mbak mau enak lagi Dino.. arrghh ahh..” kata Mbak Raisa.
“Tunggu Mbak, ki kita bareng aku juga hampir” kataku.
“Mbak udah nggak tahan Dino.. ahh..” kata Mbak Raisa sambil mendesah panjang, tubuhnya bergetar hebat, pinggulnya terangkat naik.
Cairan hangat menyiram burungku dan kurasakan dinding memeknya seakan-akan menyedot penisku begitu kuat dan akhirnya akupun tidak kuat dan croott.. akupun mencapai klimaks, oh my god nikmatnya luar biasa. Lalu kami saling berpelukan erat menikmati kenikmatan yang baru saja kami raih.
Hal ini pun sampai sekarang masih kurahasiakan dari siapapun. Setiap saat aku bertemu dengan mbak Raisa, dirinya pasti selalu mengajakku ngentot dan bercumbu menikmati setiap rangsangan yang kuberikan padanya.

Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.nusacash.co

Wednesday, June 26, 2019

Agen Casino Terpercaya - Cerita Anak Kos ML Cewek Kamar Sebelah

Agen Casino Terpercaya - Cerita Anak Kos ML Cewek Kamar Sebelah - Namaku Beni, sekarang saya bekerja di salah satu kantor swasta di kota Surabaya. Dulu aku tinggal bersama kedua orang tuaku di sebuah kompleks perumahan yang amat membosankan sehingga aku memutuskan untuk mandiri dengan menghuni kamar kostan milik dari saudaraku yang baru menikah sehingga dia di boyong oleh suaminya ke Surabaya.
Agen Casino Terbaik - Sebagai gambaran kostanku terdiri dari 3 lantai lantai pertama dihuni pemilik kosanku yang sekaligus rumah utama pemilik kostan, sedangkan lantai kedua dihuni oleh anak kost baik itu cowok ato cewek secara kostanku adalah kostan campur, sedang untuk lantai ketiga tempat pemilik kost menaruh alat-alat fitnes sebagai salah satu fasilitas yang diberikan kepada anak-anak kost dan ada 3 kamar kost yang salah satunya aku tinggali.
Hari pertama menghuni aku lapor dengan pemilik kostan dimana aku tinggal, beliau kebetulan tinggal di lantai 1 sedangkan aku di lantai 3. Setelah melapor aku dimohon bantuannya untuk menjaga kebetulan adik perempuan beliau tinggal disebelahku yaitu Mbak Ine. Hari kedua aku mencoba untuk berkenalan dengan Mbak Ine, ternyata dia tidak terlalu tua, kelihatannya sekitar 30 – 31 tahunan. Orangnya ramah dan baik sekali. Yang aku heran sampai umur segitu dia belum menikah, mungkin punya masalah dengan karir yang bagus sehingga dia harus konsen dengan karirnya.
Berikut adalah pengalamanku diwaktu tidak terdugaq. Sekedar gambaran, Mbak Ine mempunyai tinggi badan sekitar 167 cm, mempunyai pinggul yang besar, buah pantat yang bulat, pinggang yang ramping, dan perut yang agak rata (ini dikarenakan senam aerobic, fitness, dan renang yang diikutinya secara berkala), dengan didukung oleh buah dada yang besar dan bulat (belakangan saya baru tahu bahwa mbak ine memakai Bra ukuran 36B untuk menutupinya). Dengan wajah yang seksi menantang dan warna kulit yang putih bersih, wajarlah jika Mbak Ine menjadi impian banyak lelaki baik-baik maupun lelaki hidung belang.

Hingga pada suatu sore, saat saya pulang kerja saya mendengar ada ketukan pintu di kamarku, kemudian saya intip dari jendela kamarku ternya Mbak Ine.
”eh ya ada apa Mbak” kataku sambil membuka pintu
”Ngga Ben ada koran edisi hari ini gak ?”
”Sepertinya ngga ada mbak” jawabku
”Eh aku numpang ke kamar mandimu ya” sambil meringis, mungkin dia udah kebelet pipis he he he. ”
”silahkan Mbak tapi kamar mandinya ngga sebersih punya mbak lho maklum bujangan” kataku sambil tertawa.
”Ngga apa apa kok ” jawabnya.

baru aku sadar bahwa Mbak Ine memakai baju training tipis mungkin habis fitness di depan . ”Abis fittnes ya Mbak, koq gak pake kamar mandi mbak ine sendiri ??” tanyaku ”Iya tadi maunya kekamar kuncinya lagi macet” ujar Mbak Ine sambil ngeloyor ke kamar mandiku.
Sambil jalan ke dalam kamar aku berfikir kok kayaknya ada yang salah ya dengan membiarkan si mbak ke kamar mandi tapi apa ya?. Ya ampun tadi khan aku lagi nonton BF di laptop memang kebetulan mau coli sih maklum belum ada pasangan/pacar. Wah mati gue ketahuan dah sama Mbak Ine. Ah bodo amat bodo amat kaya dia ngga pernah muda aja.

Begitu keluar dari kamar mandi si Mbak senyum-senyum, wah malu deh aku.
”Hayo kamu tadi lagi ngapain Ben? tanya si mbak.
”Ngga ngapa-ngapain kok mbak” jawabku sambil menunduk kebawah, Malu cing. Dan tanpa saya sadari tiba-tiba dia mencekal tangan saya.
”Ben..” katanya tiba-tiba dan terlihat agak sedikit ragu-ragu.


”Ya Mbak..?” Jawab saya. ”Eee.. nggak jadi deh..” Jawabnya ragu-ragu.
”Ada yang bisa saya bantu, Mbak..? Tanya saya agak bingung karena melihat keragu-raguannya.
”Eee.. nggak kok. mbak cuma mau nanya..” jawabnya dengan ragu-ragu lagi.
”Kamu sering ya nonton film itu di kamar mandi..?” tanya dia.
”Iya sih mbak. Maklum mbak belum punya pasangan..?” jawab ku terpaksa.
”Terus pake sabun ya ? he he he kata mbak ine sambil tertawa
”Iya mbak, udah ah aku tengsin nih malu ditanya terus” Tegasku sambil ngomel.
”Jangan marah dong, biasa lagi bujangan yang penting jangan main pelacur, jorok nanti kena penyakit” jawab mbak ine.

”Eee.. mau dibantuin mbak nggak..? sambungnya ”Maksud mbak? Tanya ku wah ibarat ada lanjutan dari film ku tadi nih. Kayaknya si mbak horni abis. ” Iya kamu nonton bareng mbak khan biar ngga malu lagi” sambil melayang tangan mbak ine ke selangkangan ku.
”sana ambil laptop mu” asik banget dah pikirku tanpa tendeng aling-aling aku berlari kekamar mandi dan membawa keluar laptop itu.
Kemudian aku setel lebih dulu film yang tadi saya tonton dan belum habis. Beberapa menit kemudian mbak ine duduk disebelahku sambil membawa teh panas dengan wangi tubuh yang segar. Saya selidiki tiap sudut tubuhnya yang masih terbalut baju training dan kemudian dia melepas atasannya sehingga terlihat tanktop tipis biru muda yang agak menerawang tersebut, sehingga dengan leluasa mata saya melihat puncak buah dadanya karena dia tidak memakai Bra. Tanpa kusadari, di antara degupan jantungku yang terasa mulai keras dan kencang, kejantananku juga sudah mulai menegang. Dengan santai dia duduk tepat di sebelahku, dan ikut menonton film BF yang sedang berlangsung. ”Cakep-cakep juga yang main..” akhirnya dia memberi komentarnya. ”Dari kapan Ben mulai nonton film beginian..? tanyanya.
”Udah dari dulu mbak..” kataku. ”Mainnya juga bagus dan tidak kasar. Beni udah tahu rasanya belum..? tanya dia lagi. ”Ya sempet sih mbak waktu masih kuliah dulu sama pacarku”
”wah enak dong” Iya tapi udah lama mbak udah lupa rasanya, tapi kata temen-temen sih enak. Emang kenapa Mbak, mau ngajarin saya yah? Kalau iya boleh juga sih”, kataku. ”Ah Beni ini kok jadi nakal yah sekarang”, katanya sambil mencubit lenganku.
”Tapi bolehlah nanti mbak ajarin biar kamu tahu rasanya”, tambahnya dengan sambil melirik ke arahku dengan agak menantang.
Tidak lama berselang, tiba-tiba mbak ine menyenderkan kepalanya ke bahuku. Seketika itu pula aku langsung membara. Tapi aku hanya bisa pasrah saja oleh perlakuannya. Sebentar kemudian tangan mbak ine sudah mulai mengusap-ngusap daerah tubuhku sekitar dada dan perut . Rangsangan yang ditimbulkan dari usapannya cukup membuat aku nervous karena itu adalah kali pertama aku diperlakukan oleh seorang wanita yang usianya diatasku. Kejantananku sudah mulai semakin berdenyut-denyut siap bertempur. Kemudian mbak ine mulai menciumi leherku, lalu turun ke bawah sampai dadaku. Sampai di daerah dada, dia menjilat-jilat ujung dadaku, secara bergantian kanan dan kiri. Tangan kanan mbak ine juga sudah mulai masuk ke dalam celanaku, dan mulai mengusap- usap kejantananku. Karena dalam keadaan yang sudah sangat terangsang, aku mulai memberanikan diri untuk meraba celana yang dia pakai. Aku remas payudaranya dari luar tanktop, dan aku remas-remas, terkadang aku juga mengusap ujung-ujung tersebut dengan ujung jariku. ”Ssshh.. ya situ Ben..” katanya setengah berbisik. ”Ssshh.. oohh..”
Tiba-tiba dia memaksa lepas celana pendekku, dan diusapnya kejantananku. Akhirnya bibir kami saling berpagutan dengan penuh nafsu yang sangat membara. Dan dia mulai menjulur-julurkan lidahnya di dalam mulutku. Sambil berciuman tanganku mulai bergerilya melalui celana trainingnya yang aku pelorotkan ke bawah sampai pada permukaan celana dalamnya, yang rupanya sudah mulai menghangat dan agak lembab. Aku melepaskan celana dalam mbak ine.
Satu persatu kami membuka baju, sehingga kami berdua menjadi telanjang bulat. Kutempelkan jariku di ujung atas permukaan kemaluannya. Dia kelihatan agak kaget ketika merasakan jariku bermain di daerah seputar klitorisnya. Lama kelamaan Aku masukkan satu jariku, lalu jari kedua. ”Aaahh.. sshh.. oohh.. terus Ben.. terus..” bisik mbak ine.
Ketika jariku terasa mengenai akhir lubangnya, tubuhnya terlihat agak bergetar. ”Ya.. terus Ben.. terus.. aahh.. sshh.. oohh.. aahh.. terus.. sebentar lagi.. teruuss.. oohh.. aahh.. aarrgghh..” kata mbak ine. Seketika itu pula dia memeluk tubuhku dengan sangat erat sambil menciumku dengan penuh nafsu. Aku merasakan bahwa tubuhnya agak bergetar (yang kemudian baru aku tahu bahwa dia sedang mengalami orgasme). Beberapa saat tubuhnya mengejang-ngejang menggelepar dengan hebatnya. Yang diakhiri dengan terkulainya tubuh mbak ine yang terlihat sangat lemas di sofa.
”Saya kapan mbak, kan saya belum..?” Rujukku. ”Nanti dulu yah sayang, sebentar.. beri mbak waktu untuk istirahat sebentar aja”, kata mbak ine.
Tapi karena sudah sangat terangsang, kuusap-usap bibir kemaluannya sampai mengenai klitorisnya, aku dekati payudaranya yang menantang itu sambil kujilati ujungnya, sesekali kuremas payudara yang satunya. Sehingga rupanya mbak ine juga tidak tahan menerima paksaan rangsangan-rangsangan yang kulakukan terhadapnya. Sehingga sesekali terdengar suara erangan dan desisan dari mulutnya yang seksi. Aku usap-usapkan kejantananku yang sudah sangat amat tegang di bibir kemaluannya sebelah atas. Sehingga kemudian dengan terpaksa dia membimbing batang kemaluanku menuju lubang kemaluannya. Pelan-pelan saya dorong kejantananku agar masuk semua.
Kepala kejantananku mulai menyentuh bibir kewanitaan mbak ine. ”Ssshh..” rasanya benar-benar tidak bisa kubayangkan sebelumnya. Lalu mbak ine mulai menyuruhku untuk memasukan kejantananku ke liang kewanitaannya lebih dalam dan pelan-pelan. ”Aaahh..” baru masuk kepalanya saja aku sudah tidak tahan, lalu mbak ine mulai menarik pantatku ke bawah, supaya batang kejantananku yang perkasa ini bisa masuk lebih dalam. Bagian dalam kewanitaannya sudah terasa agak licin dan basah, tapi masih agak seret, mungkin karena sudah lama tidak dipergunakan. Namun mbak ine tetap memaksakannya masuk. ”Aaagghh..Beni ” rasanya memang benar-benar luar biasa walaupun kejantananku agak sedikit terasa ngilu, tapi nikmatnya luar biasa. Lalu terdengar suara erangan mbak ine.
Lalu mbak ine mulai menyuruhku untuk menggerakkan kemaluanku di dalam kewanitaannya, yang membuatku semakin gila. Ia sendiri pun mengerang-ngerang dan mendesah tak karuan. Beberapa menit kami begitu hingga suatu saat, seperti ada sesuatu yang membuat liang kewanitaannya bertambah licin, dan makin lama mbak ine terlihat seperti sedang menahan sesuatu yang membuat dia berteriak dan mengerang dengan sejadi-jadinya karena tidak kuasa menahannya. Dan tiba-tiba kemaluanku terasa seperti disedot oleh liang kewanitaan mbak ine, yang tiba-tiba dinding-dinding kewanitaannya terasa seperti menjepit dengan kuat sekali. Aduuh.. kalau begini aku makin tidak tahan dan.. ”Aaarrgghh.. sayaang.. mbak keluar lagii..” jeritnya dengan keras, dan makin basahlah di dalam kewanitaan mbak ine, tubuhnya mengejang kuat seperti kesetrum, ia benar-benar menggelinjang hebat, membuat gerakannya semakin tak karuan. Dan akhirnya mbak ine terkulai lemas, tapi kejantananku masih tetap tertancap dengan mantap.
Aku mencoba membuatnya terangsang kembali karena aku belum apa-apa. Tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kanan, sambil sesekali kupilin-pilin ujungnya dan kuusap-usap dengan ujung jari telunjukku. Sedang payudara kirinya kuhisap sambil menyapu ujungnya dengan lidahku.
”Ssshh.. shh..” desahan mbak ine sudah mulai terdengar lagi. Aku memintanya untuk berganti posisi dengan doggy style. Aku mencoba untuk menusukkan kejantananku ke dalam liang kewanitaannya, pelan tapi pasti. Kepala mbak ine agak menengok ke belakang dan matanya melihat mataku dengan sayu, sambil dia gigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit yang timbul. Sedikit demi sedikit aku coba untuk menekannya lebih dalam. Kejantananku terlihat sudah tertelan semuanya di dalam kewanitaan mbak ine, lalu aku mulai menggerakkan kejantananku perlahan-lahan sambil menggenggam buah pantatnya yang bulat. Dengan gaya seperti ini, desahan dan erangannya lebih keras, tidak seperti gaya konvensional yang tadi.
Aku terus menggerakkan pinggulku dengan tangan kananku yang kini meremas payudaranya, sedangkan tangan kiri kupergunakan untuk menarik rambutnya agar terlihat lebih merangsang dan seksi. ”Ssshh.. aarrgghh.. oohh.. terus Bram.. terus.. aarrgghh.. oohh..” mbak ine terus mengerang.
Beberapa menit berlalu, kemudian mbak ine merasa akan orgasme lagi sambil mengerang dengan sangat keras sehingga tubuhnya mengejang-ngejang dengan sangat hebat, dan tangannya mengenggam bantalan sofa dengan sangat erat. Beberapa detik kemudian bagian depan tubuhnya jatuh terkulai lemas menempel pada sofa itu sambil lututnya terus menyangga pantatnya agar tetap di atas. Dan aku merasa kejantananku mulai berdenyut-denyut dan aku memberitahukan hal tersebut padanya, tapi dia tidak menjawab sepatah kata pun. Yang keluar dari mulutnya hanya desahan dan erangan kecil, sehingga aku tidak berhenti menggerakkan pinggulku terus.
Aku merasakan tubuhku agak mengejang seperti ada sesuatu yang tertahan, sepertinya semua tulang-tulangku akan lepas dari tubuhku, tanganku menggenggam buah pantat mbak ine dengan erat, yang kemudian diikuti oleh keluarnya cairan maniku di dalam liang kewanitaan mbak ine. Tubuhku terasa sangat lemas sekali. Setelah kami berdua merasa agak tenang, aku melepaskan kejantananku dari liang nikmat milik mbak ine.

Dengan rasa kecapaian yang luar biasa mbak ine membalikkan tubuhnya dan duduk di sampingku sambil menatap tajam mataku dengan mulut yang agak terbuka, sambil tangan kanannya menutupi permukaan kemaluannya.
”Wah kok ngga ditarik sih Ben, nanti aku hamil lho..? tanyanya dengan suara yang agak bergetar. ”Maaf mbak aku lupa abis keenakan sih” jawabku ”Ya sudahlah.. tapi lain kali kalau sudah kerasa kayak tadi itu langsung buru-buru dicabut dan dikeluarkan di luar ya..?” katanya menenangkan diriku yang terlihat takut. ”I.. iiya mbak..” jawabku sambil menunduk.


”Ya santai aja aku sebenarnya udah minum pil kok Ben” jawab mbak ine.
Wah rupanya nih mbak ine udah pengalaman dalam hal beginian, tapi ngga apa-apa dah, gua belagak culun aja.hehehe

Mulai saat itu kami sering melakukan hubungan seks setiap saat kami mau..secara kamar kami sebelahan…..oh mbak ine bikin aku betah tinggal di kost.

Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.nusacash.co

Monday, June 24, 2019

Agen Casino Terbaik - Mbak Ririn, Tetangga Genit Yang Bertubuh Montok

Agen Casino Terbaik - Mbak Ririn, Tetangga Genit Yang Bertubuh Montok - Cerita ini bermula saat usiaku baru 18 tahun, aku sekolah disebuah SMA swasta dikotaku, kegiatanku selain sekolah aku juga suka berolah raga, maka tidak aneh jika postur tubuh badanku tegap dan atletis. sebut saja namaku anto.
Agen Casino Terpercaya - Kisah menikmati tubuh montok mbak ririn tetanggaku yang cantik ini dimulai saat aku diajak untuk menginap di rumah seorang tetangga sebelah rumahku. Dia adalah seorang ibu rumah tangga dengan 2 orang anak, sebut saja namanya mbak ririn. Suaminya seorang wiraswasta yang jarang pulang ke rumah.
Malam itu aku diminta untuk menginap dirumah orang tuanya mbak ririn yang letaknya tidak jauh dari rumahku mengingat orangtuanya sedang pergi keluar kota dan kebetulan malam itu ada siaran langsung pertandingan sepakbola yang memang menjadi hobbyku. makanya aku mengiyakan saat mbak ririn memintaku untuk menginap di rumah orangtuanya, memang hubungan keluargaku dengan mbak ririn sudah seperti saudara jadi dia nggak segan-segan meminta pertolongan padaku.
Malam itu saat aku sedang asik menonton pertandingan sepakbola, dia datang dengan anaknya yang masih kecil umurnya kira-kira 2 tahun.
“ Lagi nonton apa to ?” Tanya dia padaku
“ Biasa mbak” jawabku sambil terus menonton pertandingan di televise
“ kamu udah maka to?” tanyanya lagi padaku
“ sudah mbak, tadi sebelum kesini saya makan dulu “ jawabku lagi
“oh…”, “ ya udah kalo begitu,mbak tidurin lia dulu ya” kata mbak ririn padaku sambil membawa anaknya ke kamar, “ Oh, iya to, nanti kamu tidur di kamar depan aja ya” kata mbak ririn sebelum masuk kekamarnya. “ iya, mbak “ jawabku singkat.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 22.00, sebentar lagi pertandingan sepakbola akan segera selesai, tiba-tiba mbak ririn keluar dari kamarnya dengan menggunakan pakaian tidur yang memperlihatkan lekukan badannya. “kamu belum tidur, to ? “ Tanya mbak ririn padaku. “ belum mbak, sebentar lagi “ jawabku sambil aku mencuri pandangan kearah mbak ririn yang tampak begitu menggoda hasrat kelelakianku.
“ mbak sendiri belum tidur ?” tanyaku pada mbak ririn
“ mbak, gak bisa tidur to… gak tau kenapa ? “ jawab mbak ririn padaku.
“mbak boleh temenin kamu disini to ?” Tanya mbak ririn “ nanti kalo mbak udah ngantuk baru mbak tidur “ lanjutnya.
“ Boleh dong mbak, “ jawabku.
Malam itu aku habiskan waktu dengan mengobrol dengan mbak ririn, saat aku ngobrol sesekali aku memperhatikan lekuk badan mbak ririn yang menggodaku walaupun dia sudah mempunyai 2 orang anak tapi dia pandai merawat tubuhnya sehingga terlihat masih segar, apa lagi kedua buah dadanya yang berukuran cukup besar yang selalu tidak pernah lepas dari pandanganku saat aku mengobrol dengannya. Malam semakin larut akhirnya aku tak kuasa menahan hasrat kelelakianku, aku takut mbak ririn tau apa yang sedang aku rasakan dan aku bayangkan, aku nggak mau mbak ririn marah.
“mbak, udah malam”, “ saya tidur dulu ya…” kataku sambil beranjak dari tempat dudukku.
“ emang kamu udah ngantuk ya, to ? “ Tanya mbak ririn padaku
“ iya mbak”. “ lagian nanti pagi saya harus latihan mbak “ jawabku
“ ya udah kalo begitu “ jawab mbak ririn singkat.
Malam itu aku tidur dikamar depan, khayalanku melayang dan membayangkan apa yang aku lihat saat aku ngobrol sama mbak ririn tadi. Malam itu kebetulan hujan turun di daerahku menambah suasana mendukung hayalanku tentang mbak ririn, andai saja mbak ririn mau malam ini tidur denganku, semakin aku menghayal semakin hilang rasa ngantukku padahal sudah hampir 2 jam aku berada di kamar, tapi rasa ngantuk itu gak kunjung datang juga.
Saat aku menghayal tentang mbak ririn, nggak tau setan apa yang menghampiriku sehingga aku berani melangkahkan kakiku menuju kamar mbak ririn, sesampainya aku didepan kamar mbak ririn aku beranikan diri untuk membuka pintu kamarnya, ternyata pintunya tidak di kunci, setelah pintu terbuka aku beranikan diri masuk ke kamar mbak ririn dengan perasaan yang nggak karuan antara nafsu dan takut, aku dekati tempat tidur mbak ririn, disana aku lihat mbak ririn sedang tertidur dengan pulas dan disampingnya anaknya yang berumur 2 tahun juga tertidur disisinya.
Aku tertegun beberapa saat memperhatikan tubuh indah yang ada di hadapanku, ingin rasanya aku menjamahnya tapi aku tidak memiliki keberanian untuk melakukannya karena aku takut mbak ririn marah padaku. Dengan hati berdebar-debar aku beranikan diri membangunkan mbak ririn yang sedang tertidur “ mbak….mbak rin “ kataku sambil menyentuh kakinya. Mendengar suaraku mbak ririn terbangun dari tidurnya, ia sepertinya kaget karena aku sudah ada di dalam kamarnya.
“ ada apa to?” tanyanya sambil kebingungan. “ saya nggak bisa tidur mbak “ jawabku dengan suara bergetar menahan nafsuku. “kamu mau tidur disini ?” Tanya mbak ririn sambil menggeser posisinya. “ ia gimana mbak ?” tanyaku dengan perasaan yang gak karuan. “ Emang kamu mo ngapain to?” Tanya mbak ririn dengan suara yang agak meninggi dan rasa takut. Mendengar pertanyaan itu aku langsung pergi meninggalkan kamar mbak ririn dengan perasaan bersalah dan takut mbak ririn marah.
Sesampainya aku di kamarku aku rebahkan diriku di tempat tidur, aku menyesali apa yang sudah terjadi tadi tapi tetap saja bayangan tubuh mbak ririn tetap mengodaku sampai akhirnya aku tertidur lelap.
Pagi hari saat matahari mulai menyapa, aku terbangun dan langsung mengarahkan kakiku kearah kamar mandi yang terletak di dekat dapur, saat aku melintas aku melihat mbak ririn sedang menyiapkan sarapan pagi. “ udah bangun to ?” Tanya mbak ririn mengagetkanku. “ ehhh.. udah mbak” jawabku dengan suara gugup, sambil terus berlalu menuju kamar mandi. Sesampai dikamar mandi aku bergegas mandi dan karena aku sudah tidak sanggup menahan hasrat nafsuku maka aku melakukan onani maka tumpahlah lahar panas pagi itu di kamar mandi.
Selesai mandi aku bergegas kekamarku untuk segera pergi latihan dengan menahan rasa malu dan bersalah. “mbak, saya pamit ya” kataku pada mbak ririn yang saat itu masih asik di dapur. “ saya mau latihan dulu mbak “ kataku lagi. “ loh, kamu nggak makan dulu to ?” Tanya mbak ririn padaku. “makasih mbak”.”udah terlalu siang” kataku sambil menuju keluar. “ ya udah ati-ati perginya ya” kata mbak ririn. “ya, mbak” jawabku singkat. “makasih ya to” katanya lagi sambil memperhatikanku keluar dari rumahnya, aku hanya mengangguk tanpa berani menatapnya.
Seminggu setelah kejadian itu, aku sering kali menghindar untuk ketemu dengan mbak ririn, aku merasa malu atas apa yang aku lakukan waktu itu. Di suatu siang saat keluargaku sedang tidak ada di rumah tiba-tiba pintu rumahku diketuk oleh sesorang dari luar. Aku bergegas membukakan pintu, aku pikir orang tuaku pulang dari undangan, saat pintu aku buka. Aku terkejut ternyata yang datang adalah mbak ririn.”ehh..mbak” kataku sambil menahan rasa malu. “ kamu kemana aja to?”Tanya mbak ririn. Aku tidak menjawab. “masuk mbak” kataku sambil mempersilahkan mbak ririn masuk. Mbak ririn melangkah masuk kerumahku. “pada kemana to?”.”kok sepi” Tanya mbak ririn. “lagi pada pergi ke undangan mbak” jawabku singkat. Mbak ririn duduk di kursi sopa di hadapanku .”to….kamu marah sama mbak ya?” Tanya mbak ririn padaku. “marah kenapa mbak?” tanyaku dengan perasaan bingung. “ akhir-akhir ini kamu selalu menghindar untuk ketemu mbak kan?” tanyanya lagi. Aku terdiam “ nggggak kok mbak” jawabku.
“kalo nggak, kenapa setelah kejadian yang kamu nginep di rumah orang tua mbak kamu selalu menghindar ketemu mbak?” Tanya mbak ririn. “saya malu mbak”.”saya minta maaf, kalo saya udah lancang masuk kekamar mbak”.”saya takut mbak marah” jawabku sambil tertunduk malu.”kamu ini aneh to” kata mbak ririn sambil tertawa “masa begitu aja mbak marah sih” kata mbak ririn lagi. “emang apa sih yang kamu mau dari mbak?” Tanya mbak ririn padaku. Mendengar pertanyaan itu aku memandang mbak ririn dengan pandangan tajam. “loh kok malah bengong !!!“ kata mbak ririn lagi yang mengejutkanku. Aku hanya tersenyum . “ kapan kamu mau nginep lagi?” Tanya mbak ririn lagi. “nggak tau mbak” jawabku singkat. Sedang asik-asiknya kami mengobrol tiba-tiba ibuku pulang “ehhh…ada mbak ririn” sapa ibuku . “ dah lama mbak ?” Tanya ibuku. “ iya…tante”. “ tadi sih tante” jawab mbak ririn singkat. “ ini tante, saya mau minta tolong sama anto buat jagain rumah mama lagi mala mini “ kata mbak ririn pada ibuku. “ ohhhh… boleh aja “ jawab ibuku. Setelah itu kami ngobrol banyak hal sampai akhirnya mbak ririn pamit pulang dan sebelum pulang Ia sempat mengingatkan aku untuk menjaga rumah ibunya dan memberikan kunci rumah kepadaku.
Malam itu aku tidur di rumah orang tuanya mbak ririn, suasana malam yang begitu dingin ditambah hujan rintik-rintik membuat suasana hening. Untuk melepas rasa sepiku aku mencoba mencari hiburan dengan menonton televisi, tapi setelah beberapa kali aku cari acara yang menarik untuk aku tonton ternyata nggak ada yang menarik maka aku putuskan untuk menonton video yang ada di leptopku, kebetulan di leptopku banyak sekali video yang dapat mengusir penatku. Satu demi satu video blue yang ada di leptopku aku putar tanpa aku perhatikan keadaan disekitarku karena aku pikir aku hanya sendirian di rumah itu. Tapi tiba-tiba “ Anto…… “ suara itu mengejutkan aku. Aku terkejut dan memalingkan muka ke arah suara itu. Ternyata mbak ririn sudah berdiri di depan pintu kamarku. “ loh..kok mbak bisa masuk sih “ tanyaku pada mbak ririn “ kan pintunya udah saya kunci mbak?” tanyaku lagi. Mbak ririn hanya tersenyum “ mbak jugakan punya kunci rumah ini to “ jawab mbak ririn. “mbak udah lama ?” tanyaku pada mbak ririn. “ iya…” jawab mbak ririn singkat. “kamu lagi nonton film apa to” Tanya mbak ririn padaku. “ini mbak…” jawabku sambil malu-malu. Mbak ririn berjalan mendekati meja dimana leptopku diletakkan. “ ohhhhhhh….” Ujar mbak ririn. Sampil terus memperhatikan adegan yang terjadi dalam film di leptopku. “kamu suka nonton film gituan ya to” Tanya mbak ririn sambil duduk di samping tempat tidur. “ iya…mbak “ jawabku polos.
“kalo mbak suka juga?” aku balik bertanya sama mbak ririn. “ sapa sih yang gak suka nonton film begituan” jawab mbak ririn. “ tapi mbak lebih seneng praktekinnya” kata mbak ririn sambil tertawa nakal. “ ahh..mbak bisa aja “ jawabku sambil memandang kearah mbak ririn. Akhirnya kami berdua ngobrol tentang banyak hal terutama tentang seks ternyata mbak ririn suka juga membicarakan masalah yang satu ini, makin lama obrolan kami makin seru dan tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 malam. “mbak..gimana hubungan seks mbak sama om Doni” tanyaku dengan berhati-hati. Mbak ririn menarik napas panjang “ mbak nggak mau cerita itu to” jawabnya. “ loh..emang kenapa?” tanyaku. Akhirnya setelah beberapa saat mbak ririn mau juga menceritakan hubungannya dengan om Doni suaminya, dia bercerita bahwa hubungannya baik-baik aja hanya beberapa bulan belakangan ini mbak ririn merasakan hubungannya dengan om doni kurang greget tidak seperti sebelum-sebelumnya .
aku mendengarkan cerita mbak ririn dengan seksama. “mbak, kalo saya denger cerita mbak tadi rasanya mbak ama om doni harus mencari vareasi dong” saranku. “ jangan gitu-gitu aja” ujarku lagi.”gitu-gitu aja gimana maksudnya?” Tanya mbak ririn. “ ya.. gitu “. “ saya nggak bisa jelasin mbak” jawabku dengan nada gugup. “maksud kamu mbak harus nonton film dulu?”. “ atau vareasi posisi berhubungan gitu?” Tanya mbak ririn. “ ya…mungkin itu salah satu yang bisa membantu mbak ama om doni supaya lebih hot lagi “ jawabku nakal. “ kamu bisa aja to” kata mbak ririn. “ kaya kamu udah pengalamn aja” kata mbak ririn lagi sambil tersenyum. “ ada saran lain gak ?” Tanya mbak ririn. Aku tersenyum “ maaf ya mbak mungkin saran saya ini konyol “ kataku. “ Apa?” Tanya mbak ririn penasaran. “ Mungkin mbak harus coba ama orang lain “ kataku. “ maaf ya mbak, jangan marah”.”inikan Cuma saran” ujarku lagi.
Mbak ririn terdiam. Mungkin dia sedang memikirkan matang-matang saranku tadi.
“tapi dengan siapa mbak harus melakukannya to?” Tanya mbak ririn
“siapapun pasti mau mbak, soalnya mbak kan masih cantik, seksi lagi “ jawabku nakal
“ kamu bisa aja to “. Kata mbak ririn sambil tersipu manja. “ kalo mbak pilih kamu, kamu mau nggak?” Tanya mbak ririn.
Aku terkejut mendengar pertanyaan itu. Padahal dalam hatiku itulah yang aku inginkan. Tapi aku berusaha jual mahal . “ loh…kenapa harus saya mbak ?” tanyaku.
Mbak ririn menarik napas panjang. “ ya..udah lupain aja to…” jawab mbak ririn sambil beranjak dari duduknya. “ mbak tidur dulu ya.” Katanya. “ slamat malam to” ujarnya lagi.
Aku terdiam dan terpaku dan tidak menjawab apa yang mbak ririn ucapkan. Aku hanya memandang berlalunya mbak ririn di hadapanku dan keluar dari kamarku.
Aku merasa menyesal kenapa tidak aku iyakan aja pertanyaan mbak ririn tadi. Hayalanku melambung jauh membayangkan kami berdua bercinta, bergumul dan saling meregang. Ohhhh indahnya jika terwujud gumanku dalam hati.
Karena aku merasa haus aku melangkahkan kakiku menuju dapur untuk mengambil segelas air minum, sesampainya didapur aku terkejut karena aku melihat mbak ririn ada disana sedang mengambil air minum juga. Tetapi yang membuat aku terpesona adalah mbak ririn hanya menggunakan kaos putih yang tipis tanpa menggunakan bawahan.
“ mbak….” Kataku.
“ ehhh…kamu to “ katanya. “ mo ambil minum ya?” tanyanya lagi
“ iya …mbak “ jawabku sambil terus memperhatikan tubuh mbak ririn yang terlihat menggodaku
Aku melangkahkan kakiku mendekati mbak ririn. Pikiranku sudah tidak karuan antara hasrat dan takut. Tapi aku beranikan diri untuk lebih dekat dengan mbak ririn. Saat sudah dekat entah kenapa keberaniaku timbul lebih besar untuk memeluk mbak ririn.
“ mbak….boleh saya minta sesuatu, mbak ?” tanyaku
“ kamu mau minta apa to “ tanyaku
“ boleh saya peluk mbak “ tanyaku
Mbak ririn tersenyum. “ sini …” katanya sambil mengulurkan kedua tanganya ke arahku.
Tanpa pikir panjang aku peluk mbak ririn dengan eratnya. Dan tanpa aku sadari kemaluanku ternyata sudah tegang. Dengan sedikit keberanian aku kecup kening mbak ririn dan diapun terbawa suasana itu. Mbak ririn memejamkan matanya. Tanpa menunggu waktu lama aku kecup bibir dan aku lumat habis bibir mbak ririn yang terlihat sangat menikmati permainanku, aku telusuri rongga mulutnya dengan lidahku….dan diapun membalasnya dengan nafsunya yang membara.
Tidak hanya disitu, tanganku mulai beraksi meremas kedua buah dadanya yang montok. Diapun mendesah “ ahhhhhh….anto “ desahnya. Aku tidak peduli aku coba singkapkan kaos yang dia gunakan aku masukkan tanganku ke celana dalamnya, aku elus kemaluannya. Ternyata sudah basah. “ ohhhhh.. anto kamu nakal “ desahnya lagi. Aku makin bernapsu. Aku angkat kaos yang dipakain mbak ririn ternyata dia tidak menggunakan BH langsung aku isap putingnya yang selama ini menggoda imanku, aku lumat putingnya, aku isap. “ ooohhhhh….annntooooo” desahnya membuat napsuku semakin membara.
“ mbak, aku saying mbak” kataku
“ mmmmhhhmmmm ….” Desahnya tanpa bisa mnjawab
“ to…. Jangan disini, dikamar aja ya “ ajaknya padaku
Akupun mengikuti kemauannya menuju kamarnya.
Sesampainya dikamarnya, aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan langka ini, aku langsung lucuti kaos yang dipakai mbak ririn dan sedikit memaksa aku pelorotkan celana dalam yang dipakainya.
“ sabar dong toooo “ kata mbak ririn
Aku tidak pedulikan perkataan mbak ririn, aku dorong dia ke tempat tidur aku buka kakinya dan aku jilat kemaluannya dengan lidahku. “ uhhhh….ssstttt… ohhhhhh “ desahnya
Aku terus mempermainkan lidahku di dalam kemaluannya, ia menggelinjang penuh kenikmatan dan setelah beberapa saat aku mempermainkan lidahku dikemaluannya ia menekan kepalaku sehingga aku makin terpendan di dalam kemaluannya.
“ ohhhh…antooo….yesssss…terussssss tooooo “ desahnya penuh napsu
“ ohhhhh….ssssssSSSSssss….anto kamu nakal “ ujarnya
Akhirnya aku merasakan ada cairan manis yang keluar dari kemaluannya, aku tidak berhenti dan terus menjilat dan menghisapnya. “ to…udah saying, gentian ya “ kata mbak ririn
Akupun menghentikan kegiatannku. Mbak ririnpun duduk di atas tempat tidur dan ia menariku untuk lebih mendekat. Tanpa ragu-ragu ia membuka celanaku dan tanpa kemaluanku yang sudah menegang
Ia mengusap kemaluanku dengan lembutnya dan akhirnya ia mengulumnya dengan penuh napsu
“ ohhh… mbak…..SSsssss “ desahku
Dia terus mengocok kemaluanku, mbak ririn memang sudah berpengalaman dengan hal ini.
“ ohhhhh….yesssssss “ desahku lagi
“ mmmmhhhhmmm…. “ desahnya
“ mbak udah, mbak “ kataku
Mbak ririnpun menghentikan kegiatannya.
“ aku masukin ya mbak “ pintaku dengan penuh napsu
Mbak ririn nggak menjawab ia hanya mengangguk tanda setuju.
Maka dengan bantuan tangannya aku arahkan kemaluanku kea rah kemaluannya. blesssssssssssssssssssss, mbak ririn sedikit tersentak sambil menyeringai….bleess bleess bleess bleess bleess bleess bleess bleess bleess bleess ooohhh bleess bleess bleess aku tarik ulur penisku keluar masukan dalam vagina mbak ririn……..
“ohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh “ desahan panjang keluar dari mulut mbak ririn
Setelah puas dengan gerakan tadi aku lanjutkan pergerakan ku, kulipat kakinya keatas sehinga aku merasakan kemaluannya menyempit kugoyang kemaluanku dengan penuh napsu….srelp srelp srelp sreppppp kutahan dan ku putar kemaluanku dalam vaginanya…
“mbaaaaaaaaaaaaakkk aku…oooohhhh”. cretttttttttt cretttttt crettttttttt “ ooohhh “ mbak ririn memelukku dengan erat
“oooooohhhhhh….” dia juga berteriak ternyata dia juga merasakan lahar panas tumpah dari dalam vaginanya.
Tubuh kami basah oleh keringat, kamipun saling berpandangan dan tersenyum tanda suka dan gembira.
“ Anto, makasih ya “ katanya
“ makasih apa mbak?” tanyaku
“ kamu udah memberikan kepuasan sama mbak “ katanya
Aku hanya tersenyum. Dan akhirnya malam itu kamipun tidur berdua dengan tanpa sehelai benangpun. Dan kami ulangi beberapa kali hubungan itu layaknya suami istri.
Setelah kejadian itu, kami selalu menyempatkan untuk melakukannya baik itu dirumah mbak ririn, dirumah orang tuanya malah sempat waktu itu karena mbak ririn tahu dirumahku hanya ada aku ia memintaku untuk melayaninya dikamarku. Dan sejak hubungan gelapku dengan mbak ririn aku sering mendapat tambahan uang saku untuk sekolahku.

Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.nusacash.co