Agen Casino Online - Cerita Selingkuh Tetanggaku Janda Binal - Dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan memang dirasakan sangat
memberatkan bagi kelompok masyarakat kelas menengah kebawah, begitu juga
yang menimpa masyarakat di perumahan Mr tempat aku tinggal. Sehingga
ibu-ibu rumah tangga harus pandai benar untuk mengelola/mengatur
pembelanjaan uangnya agar bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-harinya
selama satu bulan.
Agen Casino Terpercaya - Salah satu bentuk efisiensi yang dilakukan isteriku yaitu yang biasanya
setiap harinya memakai kompor elpiji, maka untuk lebih menghemat
akhirnya membeli kompor dengan bahan bakar minyak tanah. Dan kompor
minyak tanah itu merupakan temuan baru dari salah satu mahasiswa tehnik
PTN di Surabaya yang sudah dipatenkan.
Pada suatu hari di bulan Desember, Distributor kompor yang aku ceritakan
tadi mengirim salah satu karyawannya untuk mengantar barang yang aku
pesan serta melakukan demo cara-cara pemasangan dan operasional kompor
tersebut. Saat dilakukan demo, salah satu tetanggaku yang kebetulan
kontrak rumah di depanku, janda berusia 40 tahun dengan dua anak yang
satu sudah kuliah dan satunya masih SMA, ikut nimbrung untuk melihat
demo kompor. Biasanya aku memanggil dia dengan sebutan Tacik, karena
memang dia warga keturunan. Acara demo-mendemo kompor selesai dan
akhirnya Tacik ikut memesan satu kompor untuk keperluan rumah tangganya,
kejadian demo kompor sudah satu minggu berlalu, hingga berlanjut dengan
kisahku ini.
Cerita Selingkuh Desahan Janda Binal – Pagi itu
setelah mengantar isteriku kerja, aku tidak langsung berangkat kekantor,
tetapi pulang dulu kerumah, karena ada kerjaan yang harus aku
selesaikan di meja komputerku. Setelah pekerjaan selesai, aku
duduk-duduk di teras minum kopi sambil menikmati sebatang rokok Gudang
Garam Surya kesukaanku. Saat enak- enaknya aku menikmati sebatang rokok
karena pekerjaan kantor udah beres, tiba-tiba dari depan rumahku
terdengar teriakan Tacik. “Om.. om Hr.. aku minta tolong bisa khan”?
“Minta tolong apa dulu, kalau dimintai tolong untuk sarapan pagi sih aku
mau-mau aja” Jawabku dengan sedikit becanda. “Ini lho Om, kompor yang
aku beli kemarin nyalanya koq agak merah, nggak seperti punya isteri Om
Hr..” “Ohh.. gitu, mungkin sumbunya terlalu panjang waktu memasangnya,
coba tak lihatnya dulu” kataku sambil beranjak kerumahnya.
Sampai
di rumah Tacik aku langsung dipersilahkan ke dapur untuk mencoba cek
nyala kompor dan memang benar nyalanya agak kemerah-merahan. “Om aku
minta tolong dong, dibetulin kompornya mau khan..?”, teriaknya agak
manja sambil mengucek-ucek cucian bajunya. “Beres, asal dikasih imbalan
yang enak-enak..”, godaku, sambil mulai membongkar kompor. “Achh.. Om Hr
ini bisa aja, yang enak-enak itu maksudnya apa sih Om..?” tanyanya
kayak orang bloon. “Yeach.. semua aja yang special dan kita anggap enak”
jawabku sambil membuang putung rokok ke bak sampah dapur. Sambil mulai
bongkar-bongkar kompor, aku sempat melirik Tacik yang lagi cuci pakaian,
“Busyet.. Ckk.. ck.. ckk!” rutukku dalam hati.
Aku merasa seperti
terbangun dari mimpi buruk, ternyata sedari tadi tanpa kusadari, Tacik
cuma memakai pakaian tidur warna putih yang sangat tipis sekali dan
bagian atas cuma memakai tali kecil yang tersampir dipundak, sehingga Bh
dan Cd yang dipakainya kelihatan jelas bentuk maupun warnanya. Saat aku
meliriknya, Tacik lagi berdiri agak nungging membelakangiku untuk
membilas cucian bajunya, sehingga pantatnya yang gempal bulat, berisi
daging padat dan kenyal itu kelihatan menggoda untuk dibelai dan
disentuh.. Apalagi Cd warna merah jambu yang dipakainya kelihatan
tercetak jelas di bongkahan pantat gempalnya dan serasi benar dengan
warna putih mulus kulitnya, dan berdirinya agak ngangkang lagi..,
pahanya terlihat tegar, kokoh dan bulat berisi bagai bulir padi
raksasa.. Entah disegaja atau tidak, yang jelas pantatnya sesekali
digoyang kekanan dan kekiri seiring tangannya yang sedang membilas
pakaian yang dicucinya. Dan sambil melakukan aktivitasnya, sesekali juga
Tacik bertanya, “Om Hr.. hari ini koq kelihatan fress benar apa semalam
mendapat pelayanan yang sangat istimewa dari isteri.. he.. he.. he..,
keramas lagi.. hi.. hi.. hi..” kata Tacik sambil ketawa cekikikan.
“Cerita donk.., biar aku juga ikut tahu, biar nggak hanya menduga- duga
saja..” timpalnya lagi sambil menoleh dan mengedipkan sebelah matanya,
kayak Jaja Miharja dalam Kuis Dangdut di TPI. “Ah Tacik koq mau tahu
aja, kalau aku ceritain, nanti Tacik jadi grenk terus gimana.. hayoo..
apa nggak malah berabe, coba dipikir.. heh.. he.. he..” jawabku setengah
menggoda sambil memancing reaksinya. Dan ternyata, rasa ingin tahunya
semakin menjadi-jadi, terbukti dia menghentikan aktivitasnya dan sambil
memercikkan air dari kesepuluh jarinya berkata “Sesekali boleh khan,
tahu rahasia tetangga kita.. heh.. he.. he..” katanya sambil menoleh
kearahku sehingga buah dadanya yang ranum dan berukuran 39 c itu
kelihatan menggelantung berat seakan-akan melambai untuk minta dibelai
dan dihisap habis puting-putingnya. “Boleh-boleh aja asal kalau nanti
agak berbau porno.. nggak nyalahin kita, apalagi menuntut kenapa semalam
koq nggak diajak ikut nimbrung.. heh.. he.. he..” kataku mulai berani
terang- terangan sambil melempar batang korek ke arah dadanya, dan tepat
mengenai tengah belahan buah dadanya. “Edian tenan.. Om.. tembakan
korekmu tepat sasaran, pas di tengah-tengah susuku yang montok, aku jadi
geli.. hi.. hi.. hi..” Katanya sambil merogoh batang korek yang masuk
kebelahan buah dadanya, sehingga saat merogoh batang korek tersebullah
buah dadanya yang putih mulus, mengkal dan ranum itu di hadapanku.
Walau
omong-omong kami sudah mulai mengarah hal-hal yang bersifat rangsangan
birahi, namun aku belum berani memulai tindakan fisik, karena aku kuatir
kalau semua yang dilakukan Tacik hanya upaya untuk memancing dan atau
untuk mengetahui kecerobohan diriku, mengingat Tacik amat dekat sekali
dengan isteriku. Bahkan aku berpikir ” Jangan-jangan ulah Tacik
memancing-mancing reaksi birahiku itu, semua dilakukan atas suruhan atau
permintaan isteriku “. Kataku dalam hati. Sambil memasang sumbu-sumbu
kompor yang sudah dapat separo, aku terus ngomong-ngomong hal- hal yang
agak lebih hot lagi, dan kelihatan Tacik sudah mulai terpengaruh atas
semua obrolan birahi, terbukti sesekali dia sering membetulkan letak BH
yang membungkus buah dadanya yang super besar itu.
Saat aku
pandang, ternyata kerjaan cuciannya sudah selesai, sambil menyambar
handuk putihnya dia berucap “Om.. aku mandi dulu ya, awas jangan ngintip
lho..?” ujarnya sambil melenggak-lenggokkan patatnya yang besar dan
gempal itu sebelum masuk kekamar mandi. Saat masuk kamar mandi, ternyata
pintunya tidak dikunci, namun aku tidak ambil pusing walau pintu kamar
mandinya tidak dikunci. Karena aku masih beranggapan kalau tindakan yang
dilakukan Tacik dalam percakapan yang sudah mengarah hal-hal bersifat
birahi tadi merupakan usaha Tacik untuk mencoba ngetest atas kesetiaanku
terhadap isteri. Oleh karena itu, meskipun penisku terasa besar
membengkak dan panas berdenyut-denyut, karena terpengaruh atas
percakapanku dengan Tacik yang sangat membangkitkan birahiku, aku tetap
mencoba untuk mengalihkan pikiran tersebut dengan menyelesaikan
pembenahan sumbu-sumbu kompor yang diminta Tacik barusan. Namun saat aku
mulai bisa mengusir pikiran jorokku untuk bisa membelai, mengelus dan
meraba inci demi inci atas tubuh putih mulus Tacik yang sedang mandi
tersebut, tiba-tiba dari kamar mandi terdengar panggilan agak halus dari
Tacik, “Om.. sorry ya, tadi aku lupa kalau sabun mandiku udah habis,
tolong ambilkan sabun mandi dibungkusan belanjaan yang aku taruh diatas
meja barusan ya..”? Pintanya dengan suara yang agak manja. “Diambil
sendiri chan bisa sih Cik, tanganku belepotan minyak tanah nich..”
Jawabku sambil melihat kearah meja yang dimaksud dan memang benar diatas
meja dapur terdapat bungkusan belanjaan yang terbungkus tas kresek
hitam. “Tolong dong Om.. aku udah telanjur telanjang bulat nich.. malu
khan kalau keluar dalam keadaan bugil..”? Pintanya lagi dengan suara
yang lebih manja. Sesaat, mendengar suaranya yang manja itu, aku jadi
lupa atas anggapanku kalau Tacik lagi melaksanakan tugas reserse dari
isteriku. Maka seketika, pikiran jorokku terhadap Tacik menjadi bangkit
dan menggelora bagai air bah yang datang dengan tiba-tiba. Kemudian aku
bangkit berdiri untuk cuci tangan, dan melangkah kemeja dapur untuk
mengambil bungkusan belanja yang berisi sabun mandi tersebut. ” Oke..
oke.. tak ambilin dech..”, Kataku agak parau, membayangkan ketelanjangan
Tacik yang punya body aduhai dan semlohai itu.
Setelah kudapat
sabun mandi yang diminta, aku langsung menuju kamar mandi, dan ternyata
benar pintunya tidak dikunci, sedikit terbuka, dan dari dalam kamar
mandi terdengar teriakan kecil Tacik “Cepat dikit donk Om.., kelamaan
telanjang bisa-bisa masuk angin nich..”. katanya sangat manja dan begitu
menggoda nafsu birahiku Begitu sampai di pintu kamar mandi, aku kuakkan
sedikit pintunya dan memang benar apa yang dikatakan bahwa Tacik
bener-bener dalam keadaan telanjang bulat berdiri agak mengangkang,
sehingga dari celah belahan bongkahan pantatnya yang gempal kelihatan
memeknya yang merah tebal berbulu menyembul agak malu-malu dalam posisi
membelakangiku sedang tangannya dijulurkan untuk menerima uluran
tanganku yang mau memberikan sabun mandi yang diminta.
Sesaat
melihat tubuh telanjang Tacik pikiranku sebagai seorang laki-laki jadi
bergemuruh, meledak-ledak dan nafsu birahiku bangkit begitu menggelora
dan penisku semakin terasa panas, meronta-ronta dan denyutannya semakin
terasa mendetak-detak kayak detak jarum jam layaknya, saking tidak
kuatnya menahan gelora nafsu birahiku, rasanya aku seakan ingin langsung
menerkam dan menelan bulat-bulat tubuh telanjang yang ada dihadapanku
itu. Namun sebagai seorang intelek, aku langsung berpikir, bahwa apa
yang dilakukan Tacik dengan telanjang membelakangiku berarti bukan
merupakan perasaan malu yang dia tunjukkan karena berhadapan denganku,
karena apabila dia malu karena terlihat telanjang olehku, tentunya pintu
tetap ditutup atau dibuka sedikit dan tanganya bisa dijulurkan keluar
untuk menerima sabun, akan tetapi dengan tindakan yang dia lakukan aku
mengira bahwa yang diperbuat Tacik merupakan faktor kesengajaan yang
memang ingin menggugah kelelakianku agar aku terangsang hebat dan
bergairah sehingga aku tidak tahan untuk bertindak brutal
menyetubuhinya. Berdasarkan pemikiran itu, maka secepat kilat celana
pendek yang aku kenakan aku buka, maka tersembullah penisku yang sudah
membengkak besar dan berdenyut-denyut, lalu aku sorongkan penisku
kejuluran tangan Tacik, sambil berkata “Cik sabunnya nich..”. Dan
juluran tangan Tacik menggapai-nggapai untuk meraih sabun yang dimaksud,
karena jorongan penisku lebih rendah maka tangan dan jemari Tacik aku
bimbing untuk memegangnya. Dan Tacik kelihatan agak terperanjat malu
karena sabun yang seharusnya digenggamnya dingin tetapi terasa panas
berdenyut-denyut, sesaat dia menoleh untuk melihat benda yang
dipegangnya, respon yang ditunjukkan demi melihat penisku sudah ada
dalam genggamannya seakan-akan terkejut “Ahh, Om nakal banget sih dan
punyamu bener-bener luar biasa, besar, keras dan kokoh sekali..” katanya
sambil tersenyum melihat keberhasilan upayanya untuk memancing
birahiku. Kemudian tanpa perasaan sungkan dan malu-malu lagi maka
kurengkuh dan kubalikkan tubuh telanjang Tacik untuk saling berhadapan
dan aku dekap erat- erat sambil tidak lupa aku lumat bibirnya yang
sensual, dan dengan rakus sekali Tacik membalas lumatan bibirku, “Ahh..
sshh.. eehhmm.. omm.. oohh..”. Bibirnya yang merah dan panas terus
melumat ganas sambil tak lupa lidahnya dia julurkan masuk kemulutku..
saling menghisap dan memainkan lidah kami masing- masing.. sshh..
mmckk.. sshh mmcckk.., tangan Tacik yang satu menggenggam erat penisku
yang semakin keras denyutannya sedang yang lain membelai-belai
punggungku. Badanku rasanya seperti dialiri listrik yang bertegangan
tinggi ketika lidahku dia hisap kayak ular sedang melahap mangsanya dan
pelukan tangannya semakin erat saja rasanya seakan kuatir aku terlepas,
sehingga buah dadanya yang besar padat itu terasa mengganjal empuk
didadaku menambah kenikmatan adegan peluk cium dan hisap menghisap lidah
yang sedang berlangsung seru.
Sesaat setelah adegan melumat dan
menghisap lidah bersangsung aku perhatikan ada perubahan dalam tubuh
Tacik, mukanya kelihatan lebih memerah dan matanya sayu sekali, dia
kelihatan pasrah dan gejolak birahinya seperti sudah tidak tertahankan
untuk diperlakukan lebih lanjut. “Omm.. berbuatlah sesuka hatimu.. aku
pasrah.. puaskan aku.. ahh.. sshh.. desahnya sambil menengadahkan
mukanya agak keatas” Lalu tanpa disuruh lagi aku jilati lehernya yang
jenjang itu dengan pelan dan penuh kemesraan, ” Ahh..sshh aahh .. sshh..
erangnya sambil sedikit menggeliat, dan aku teruskan jilatan-jilatan
leher itu ke bagian bawah, pada saat jilatan mengenai puting buah
dadanya yang besar dan kenyal, Tacik tersentak bagai tersengat listrik..
ahh.. ooh.. Omm.. terus.. om.. hisap terus Om.. dan putingnya aku
permainkan dengan lidahku, bergantian antara aku jilat dan hisap, kadang
aku gigit kecil dan akibatnya Tacik menjadi samkin liar antara
menggeliat, mendongak dan mengerang..eehhmm.. sshh.. aayyoo.. Omm..
lakukan semaumu.. hhmm.. uueennaak Omm.., erangnya sambil membelai-
belai kepalaku disertai remasan tanganya yang agak liar. Setelah puas
dengan isapan dan gigitan pada puting buah dadanya, lalu aku telusuri
bagian tubuhnya inci demi inci kebagian bawah, dan aku berhenti saat
jilatan lidahku sampai pada tali pusarnya yang agak berlobang kedalam,
dan lidahku aku julurkan untuk mengorek-orek lubang tali pusarnya,
akibatnya gerakan menggeliat dan meliuk tubuh Tacik semakin
menjadi-jadi.
Mungkin ini juga merupakan daerah sensitive Tacik,
terbukti dia menikmati sambil merem melek matanya, dan akhirnya kakinya
sedikit demi sedikit mulai mengangkang akibat kegelian dan rangsangan
yang dia rasakan atas jilatan-jilatanku. “Ayo Om.. lebih kebawah lagi..
sshh.. hhmm..” erangnya seperti habis makan sambal yang terlalu pedas
rasanya. Aku sengaja tidak menuruti permintaannya, dan aku ingin tahu
sejauh mana pertahanan Tacik dalam mengendalikan emosi birahinya,
malahan aku kembali berdiri dan mulai menghisap lagi puting buah
dadanya. Dan dia mendesah-desah. “Ahh.. Omm.. aku tak tahan lagi..
setubuhi aku sepuasmu.. oohh.. sshh.. ahh” erangnya sambil
mendesis-desis seperti ular yang sedang mengincar mangsanya. Mendengar
erangan dan desisannya aku akhirnya juga jadi tidak tahan lagi,
pelan-pelan pahanya yang putih mulus itu aku renggangkan dengan sebelah
kakiku, pahaku aku gesek- gesekkan kememeknya yang tebal empuk dan
berbulu lebat, dan ternyata didaerah memek nya sudah terasa licin
berlendir, mungkin akibat rangsangan yang aku lakukan membuatnya hampir
bobol pertahanannya.
Saat pahaku aku gesek-gesek dimemeknya yang
udah basah berlendir itu, reflek yang dia tunjukkan merem melek
keenakan, “Ohh.. sshh.. uuenak sekali Om..” Erangnya sambil kemudian
mendekapku erat-erat dan buah dadanya yang besar, padat dan kenyal itu
semakin terasa mengganjal empuk didadaku, seakan ingin menambah dan
mengobarkan gemuruh birahiku, dan rasanya tubuh kami seakan menyatu yang
tak mungkin terpisahkan lagi. Penisku sendiri rasanya sudah nggak tahan
untuk segera bersarang kememeknya yang sudah licin berlendir itu,
tetapi saat ini yang ada dalam pikiranku bagaimana caranya untuk bisa
membuat Tacik begitu terkesan untuk menikmati kejadian ini, toh cepat
atau lambat tubuh telanjang yang ada didekapanku telah pasrah untuk
disetubuhi dengan sepuas-puasnya. Maka untuk melaksanakan pemikiranku
itu, aku dengan sedikit kesabaranku berusaha untuk membuat Tacik begitu
terkesan, dan akhirnya tubuh telanjang Tacik aku angkat keatas bak
mandi, dan kelihatannya Tacik udah bener-bener pasrah atau mungkin sudah
tidak kuasa lagi membendung gejolak birahinya saat kedua kakinya aku
buka lebar-lebar, sehingga kelihatan mengangkang, dan pada belahan
pahanya terpampang memeknya yang menggunduk dan kelihatan merekah
seperti bunga matahari yang lagi mekar-mekarnya, sedang disekeliling
memek ditumbuhi bulu-bulu rambut yang begitu lebatnya, belahan memeknya
telah basah, licin berlendir dan diantara belahan memek terlihat daging
sebesar biji kacang berwarna merah mencuat dengan lancipnya, seakan
menantangku untuk bertarung mengadu keperkasaan. Dan aku mulai membelai
pahanya dengan halus dan perlahan mendekati seputar memeknya, dan tubuh
Tacik mulai menggeliat- geliat merasakan sentuhan tanganku, setelah aku
puas memainkan tanganku disekitar memek, lalu aku mulai menjilati bibir
memeknya dengan bibir dan lidahku, akibatnya Tubuh telanjang Tacik
tersentak tatkala jilatan lidahku menyentuh klitorisnya. “sshh.. sshh
Om.. sshh uueenak.. sshh .. teruss Oomm.. sshh.. uuhh..” erangnya dengan
mata yang membeliak penuh kenikmatan. “Tenang Cik.. nikmati
aja..”jawabku sekenanya. “Sshh.. ayoo.. Oomm.. masukkan kontolmu Omm..
aku udah nggak tahann..” Pintanya sambil mencengkeram kran bak mandi.
“Ssshh.. eehh.. sshh.. oouuhh..” erangnya lagi sambil mengangkangkan
kedua pahanya lebar-lebar. “Aaauuhh..” “Ssrrtt.. ssrruup.. srrup..”
jilatan lidahku makin dalam menjelajahi dan mengorek-ngorek rongga-
rongga memeknya yang membusung tebal penuh bulu-bulu yang lebat.
“Aauuhh.. aahh..” Lendir-lendir yang keluar dari rongga memeknya semakin
banyak mengalir dan terasa asin sekali, apalagi bercampur dengan air
ludahku, sehingga seperti busa sabun layaknya.
Begitu erangan,
lenguhan dan gerakan tubuh bugil Tacik semakin liar tak terkendali, maka
ritme jilatanku semakin kupercepat dan aku selingi dengan hisapan pada
bagian klitorisnya. Akibatnya, “Aaauuhh.. aauuhh.. oouuhh.. Omm.. sshh..
eehh.. hheekk.. ss.. aahh.. hh” sambil mengerang dan melenguh histeris
tubuh telanjang Tacik mengejang dan keduanya pahanya menjepit kepalaku
dengan keras sedang tangannya mencengkeram dan membenamkan kepalaku
dalam- dalam kepermukaan memeknya yang sudah bersimbah lendir. Sesaat
setelah tubuh telanjangnya tersentak kejang, akhirnya terkulai lemas.
Sambil
turun dari bak mandi Tacik merangkul dan menciumku dengan mesra sambil
berkata “Omm.. makasih ya, aku udah lama nggak melakukan sex, aku
rasanya udah bener-bener nggak tahan sejak lihat batang penis Om
menyembul tadi, sekarang giliranku untuk memuaskan Om..” pintanya sambil
tangannya yang lembut menggenggam batang penisku yang sudah berdenyut-
denyut seakan mau meledak rasanya. Kemudian tubuh telanjang Tacik
jongkok, sambil lidahnya dijulurkan untuk membelai dan menjilati kepala
penisku. “Aauuhh.. Ciikk..”? “Mmck.. ffcckk.. ffcckk..”ritme jilatan
Tacik semakin dipercepat. “Ssshh.. oouuhh.. Cikk.., uueenakk..” Kemudian
Tacik dengan lahapnya mengocok-kocok batang penisku kedalam mulutnya,
dijilat, dihisap dan saat batang penisku dalam rongga mulutnya, lidahnya
dengan lincah membelai-belai kepala penisku. “Ooouuhh.. sshh..
oouuhh..”, badanku rasanya ringan melayang dan disetiap jengkal tubuhku
seakan ikut merasakan kenikmatan yang aku alami saat ini. Dan dalam
sekejap, dari dalam tubuhku seakan ada aliran kenikmatan yang mendesak-
desak untuk keluar melalui batang penisku, walaupun kucoba untuk
menahannya, ternyata aliran kenikmatan yang terpusat melalui batang
penisku tak kuasa aku tahan, akhirnya, “Aaauuhh.. crreett.. ccrreett..
ccrrtt..”, keluarlah cairan putih kental dari batang penisku. “Hhmm..
mmck.. mmck.. mmcckk.. sshh .” Cairan sperma yang keluar dari batang
penisku ditelan dengan lahapnya oleh Tacik, seakan cairan putih kental
itu merupakan sumber air kehidupan baginya, setelah puas menelan cairan
kental tadi, bahkan mulut Tacik masih sempat menghisap-hisap kepala
penisku seakan-akan tidak ingin ada yang tersisa, dan sebagian yang
tercecer dibatang penisku dijilatinya sampai bersih. “Uenak Om.. mmck..
mmck .. spermamu rasanya gurih sekali..” katanya sambil berdiri dan
memelukku serta menciumku dengan mesra sekali, sedang tangan kanannya
masih memegang erat batang penisku yang masih kokoh berdiri walau sudah
mengeluarkan sperma.
Kuakui dalam hal sex, aku memang sangat
tangguh, biasanya kalau berhubungan badan dengan isteriku, aku bisa
bertahan lama walau isteriku sudah dua kali, bahkan tiga kali mencapai
kepuasan. Sedang dalam pandangan Tacik mungkin hal ini dianggap luar
biasa, melihat keperkasaan dan kejantananku dalam melayani nafsunya.
Selanjutnya dari adegan peluk cium dan jilatan-jilatan lidahnya,
birahiku yang nyaris mau surut menjadi berkobar lagi, bahkan lebih
menggelora.
Tubuh telanjang Tacik yang memeknya sudah basah
berlendir itu, aku bimbing pelan-pelan untuk bersandar kedinding kamar
mandi, dan kakinya yang sebelah aku angkat sedikit numpang clocet,
sambil tetap berciuman batang penis yang masih dalam genggamannya aku
sorongkan mendekati gundukan tebal memeknya yang berbulu hitam lebat,
lalu kepala penisku aku susupkan kebelahan memeknya, “Slleep.. oouuhh..
sstt ..” Batang penisku akhirnya dengan mudah amblas melesak kebelahan
memeknya, karena cairan lendir dalam memeknya begitu banyaknya setelah
mencapai klimaknya tadi. “Aauuhh.. sstt..” teriaknya lagi sambil kedua
tangannya menarik pantatku, sehingga batang penisku menjadi melesak
semakin dalam memasuki lubang memeknya yang empuk dan berbulu lebat itu.
Pelan-pelan batang penisku mulai memompa keluar masuk memeknya dengan
ritme yang slow, sedang tangan Tacik tetap berusaha membantu memegangi
pantatku seolah-olah takut aktivitas pompa memompa memeknya yang licin
basah berlendir itu terhenti.
Saat aktivitas pompa memompa memek
berlangsung, tubuh telanjang tacik mulai menggeliat kekanan dan kekiri
merasakan kenikmatan yang sedang dialaminya. Buah dadanya yang besar
kenyal, menggelantung dan menempel empuk didadaku saat aku merapatkan
dadaku ketubuhnya. “Aauuhh.. sstt.. oouuhh..” erangnya sambil
mencengkeram erat pantatku. “Ssstt.. oouuhh.. sstt.. oouuhh” desisku
merasakan kenikmatan. “Terus Omm.. yeeaahh.. sstt.. oouuhh.. cepat dikit
Omm..”, pintanya sambil makin erat menarik-narik pantatku. “Ouuhh..
oouuhh.. sstt..” erangku lagi dan denyutan batang penisku makin
meledak-ledak. “sstt.. eehhmm.. sstt.. eehmm.. Omm, aku mau keluar..”
desisnya sambil menggeliat liar dan tanganya mulai terlepas dari
pantatku lalu mencengkeram pundakku. “Cikk.. kita keluarkan bareng ya..
sstt.. Ooouuhh.. sstt..” kataku sambil mempercepat gerakanku. Dan
desakan yang mau keluar dari batang penisku mulai tidak kuasa lagi aku
tahan, akhirnya sambil memacu gerakan memompa memeknya lebih cepat
“Aaauuhh..”, menyemburlah cairan hangatku menyemprot lubang memek Tacik
yang berdenyut- denyut itu. “Ahh.. oomm..” teriaknya sambil mencengkeran
dan memelukku erat-erat, dari lubang memek Tacik yang juga terasa
keluar cairan hangat sehingga batang penisku terasa dipilin dan
dikenyot-kenyot dari dalam gundukan memeknya yang basah, hangat dan
berdenyut-denyut keras “Makasih Omm.. aku bener-bener merasa puas dan
tubuhku walaupun lelah tetapi hati dan pikiranku menjadi segar kembali”
katanya sambil tetap memelukku mesra sekali setelah dua kali mengalami
puncak kepuasan. “Omm..kalau nanti aku kepingin melakukan lagi, maukah
kamu memberikan kontolmu yang gede ini untukku..”? tanyanya lagi sambil
mengenggam mesra batang penisku. “Okelah bisa diatur.. yang penting kita
harus tetap menjaga kerahasiaan hubungan kita ini.. Ok!?!” jawabku
sambil melumat bibirnya yang kenyal. “Well, kalau gitu kita mandi bareng
yookk.., aku juga segera berangkat kekantor, nanti kalau ada kesempatan
lagi bolehlah kita ulang lagi, Ok..?” kataku sambil menyiram air kearah
tubuh telanjangnya yang mulus. Akhirnya kami berdua mandi bersama
sambil bersenda gurau, sambil saling menggosok dan menyabuni tubuh kamu
bergantian, setelah selesai mandi aku dibuatkan segelas air susu dan
sehabis meminumnya kemudian aku pamit pulang, tak lupa Tacik memberikan
ciuman panjang dan hisapan lembut dibibirku.
TAMAT
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.nusacash.co
No comments:
Post a Comment