Agen Casino Terpercaya - Kunikmati Profesiku Sebagai Tukang Pijat Plus - Aku adalah seorang pegawai swasta yang harus bekerja penuh waktu aku
tentu saja memiliki keterbatasan waktu, tak mudah bagiku untuk mencari
perempuan yang sesuai dengan apa yang aku harapkan. Hal ini yang
mendorong aku untuk mengiklankan diriku pada sebuah surat kabar
berbahasa inggris, untuk menawarkan jasa ‘full body massage’. Uang
bagiku tak masalah, karena aku berasal dari keluarga menengah dan gajiku
cukup, akan tetapi kepuasan yang ku raih jauh dari itu. Sehingga aku
tak memasang tarif untuk jasaku itu, diberi berapapun kuterima.
Agen Casino Terbaik - Sepanjang hari itu iklanku terbit banyak respon yang kudapat,
sebagian dari mereka hanya iseng belaka atau hanya ingin ngobrol. Di
sore hari, kurang lebih pukul 18.00 seorang perempuan menelponku.
“Hallo dengan irdan?” suara merdu terdengar dari sana.
“Ya dengan saya sendiri” jawabku.Dan seterusnya dia mulai menanyakan ciri-ciriku. Selanjutnya,
“Eh ngomong-ngomong, berapa sich panjang yang kamu punya?” katanya.
“Yah normal sajalah sekitar 18 cm dengan diameter 4 cm.” jawabku.
“Wah lumayan juga yach, lalu apakah jasa kamu ini termasuk semuanya,” lanjutnya.
“Apa
saja yang kamu butuhkan, kamu pasti puas dech..” jawabku. Dan yang
sedikit mengejutkan adalah bahwa dia meminta kesediaanku untuk
melakukannya dengan ditonton suaminya. Akan tetapi kurasa, ini akan
menjadi pengalaman baru buatku.
Akhirnya dia memintaku untuk
segera datang di sebuah hotel “R” berbintang lima di kawasan Sudirman,
tak jauh dari kantor tempatku bekerja. Aku menduga bahwa pasangan ini
bukanlah sembarang orang, yang mampu membayar tarif hotel semahal itu.
Dan benar dugaanku, sebuah president suite room sudah ada di hadapanku.
Segera kubunyikan bel di depan kamarnya. Dan seorang lelaki, dengan
mengenakan kimono, berusia tak lebih dari 40 tahun membukakan pintu
untukku.
“irdan?” katanya.
“Ya saya irdan,” jawabku. Lalu ia
mencermatiku dari atas hingga bawah sebelum ia mempersilakan aku masuk
ke dalam. Pasti dia tak ingin sembarang orang menyentuh istrinya,
pikirku.
“OK, masuklah” katanya. Kamar itu begitu luas dan gelap
sekali. Aku memandang sekeliling, sebuah TV berukuran 52″ sedang
memperlihatkan blue filem.
Lalu aku memandang ke arah tempat
tidur. Seorang perempuan yang kutaksir usianya tak lebih dari 30 tahun
berbaring di atas tempat tidur, tubuhnya dimasukkan ke dalam bed cover
tersenyum padaku sembari menjulurkan tangannya untuk menyalamiku.
“Kamu pasti irdan khan? Kenalkan saya Kartika” katanya lembut.
Aku
terpana melihatnya, rambutnya sebahu berwarna pirang, kulitnya mulus
sekali, parasnya cantik, pokoknya perfect! Aku masih terpukau dan
menahan liurku, sewaktu dia berkata
“Lho kok bingung sich”.
“Akh enggak..” kataku sembari membalas salamnya.
“Kamu mandi dulu dech biar segar, tuch di kamar mandi,” katanya.
“Oke
tunggu yach sebentar,” jawabku sembari melangkah ke kamar mandi.
Sementara, suaminya hanya menyaksikan dari sofa di kegelapan.
Cepat-cepat kubersihkan tubuhku biar wangi. Dan segera sesudah itu
kukenakan celana pendek dan kaos. Aku melangkah keluar,
“Yuk kita mulai,” katanya.
dengan sedikit gugup aku menghampiri tempat tidurnya. Dan dengan bodohnya aku bertanya,
“Boleh aku lepaskan pakaianku?”, dia tertawa kecil dan menjawab,
“terserah kau saja..”.
Segera kulepaskan pakaianku, dia terbelalak melihatku dalam keadaan polos,
“Ahk.. ehm..” dan segera mengajakku masuk ke dalam bed cover juga.
“Kamu cantik sekali Kartika” kataku lirih.
Aku
tak habis pikir ada perempuan secantik ini yang pernah kulihat dan
suaminya memperbolehkan orang lain menjamahnya, ah.. betapa beruntungnya
aku ini.
“Ah kamu bisa saja,” kata Kartika.
Segera aku
masuk ke dalam bed cover, kuteliti tubuhnya satu persatu. Kedua bulatan
buah dadanya yang cukup besar dan berwarna putih terlihat menggantung
dengan indahnya, diantara keremangan aku masih dapat melihat dengan
sangat jelas betapa indah kedua bongkah buah dadanya yang kelihatan
begitu sangat montok dan kencang. Samar kulihat kedua ujung pentil
mungilnya yang berwarna merah kecoklatan.
“Yaa aammpuunn..” bisikku lirih tanpa sadar,
“ia benar-benar sempurna” kataku dalam hati.
“Dan..” bisik Kartika di telingaku.
Kisah
Hot Terbaru, Aku menoleh dan terjengah. Ya Ampuun, paras cantiknya itu
begitu dekat sekali dengan parasku. Hembusan nafasnya yang hangat sampai
begitu terasa menerpa daguku. Kunikmati seluruh keindahan bidadari di
depanku ini, mulai dari parasnya yang cantik menawan, lekak-lekuk
tubuhnya yang begitu seksi dan montok, bayangan bundar kedua buah buah
dadanya yang besar dan kencang dengan kedua ujung pentilnya yang lancip,
perutnya yang ramping dan bokongnya yang bulat padat bak perempuan
remaja, pahanya yang seksi dan aah.., kubayangkan betapa indah bukit
kemaluannya yang kelihatan begitu menonjol dari balik bed cover.
Hmm..,
betapa nikmatnya nanti saat gagang kejantananku memasuki lobang
kemaluannya yang sempit dan hangat, akan kutumpahkan sebanyak mungkin
air maniku ke dalam lobang kemaluannya sebagai bukti kejantananku.
“Dan.. mulailah sayang..” bisik Kartika, membuyarkan fantasi seks-ku padanya.
Sorotan
kedua matanya yang sedikit sipit kelihatan begitu sejuk dalam
pandanganku, hidungnya yang putih membangir mendengus pelan, dan
bibirnya yang ranum kemerahan terlihat basah setengah terbuka, duh
cantiknya. Kukecup lembut bibir Kartika yang setengah terbuka. Begitu
terasa hangat dan lunak. Kupejamkan kedua mataku menikmati kelembutan
bibir hangatnya, terasa manis.
Selama kurang lebih 10 detik aku
mengulum bibirnya, meresapi segala kehangatan dan kelembutannya. Kuraih
tubuh Kartika yang masih berada di hadapanku dan kubawa kembali ke dalam
pelukanku.
“Apa yang dapat kau lakukan untukku Dan..” bisiknya lirih setengah kelihatan malu.
Kedua
tanganku yang memeluk pinggangnya erat, terasa sedikit gemetar memendam
sejuta rasa. Dan tanpa terasa jemari kedua tanganku sudah berada di
atas bokongnya yang bulat. Mekal dan padat. Lalu perlahan kuusap mesra
sembari kuberbisik,
“Kartika pasti tahu apa yang akan irdan
lakukan.. irdan akan puaskan Kartika sayang..” bisikku pelan. Jiwaku
sudah terlanda nafsu.
Kuelus-elus seluruh tubuhnya, akhh.. mulus
sekali, dengan sedikit gemas kuremas gemas kedua belah bokongnya yang
terasa kenyal padat dari balik bed cover.
“Oouuhh..” Kartika mengeluh lirih.
Bagaimanapun
juga anehnya aku saat itu masih bisa menahan diri untuk tak bersikap
over atau kasar terhadapnya, meski nafsu seks-ku saat itu terasa sudah
diubun-ubun akan tetapi aku ingin sekali memberikan kelembutan dan
kemesraan kepadanya. Lalu dengan gemas aku kembali melumat bibirnya.
Kusedot dan kukulum bibir hangatnya secara bergantian dengan mesra atas
dan bawah.
Kecapan-kecapan kecil terdengar begitu indah, seindah
cumbuanku pada bibir Kartika. Kedua jemari tanganku masih mengusap-usap
sembari sesekali meremas pelan kedua belah bokongnya yang bulat pada dan
kenyal. Bibirnya yang terasa hangat dan lunak berulang kali memagut
bibirku sebelah bawah dan aku membalasnya dengan memagut bibirnya yang
sebelah atas. ooh.., terasa begitu nikmatnya.
Dengusan pelan
nafasnya beradu dengan dengusan nafasku dan berulang kali pula hidungnya
yang kecil membangir beradu mesra dengan hidungku. Kurasakan kedua
lengan Kartika sudah melingkari leherku dan jemari tangannya kurasakan
mengusap mesra rambut kepalaku.
Gagang kejantananku terasa semakin
besar apalagi karena posisi tubuh kami yang saling berpelukan erat
membuat gagang kejantananku yang menonjol dari balik celanaku itu
terjepit dan menempel keras di perut Kartika yang empuk, sejenak
kemudian kulepaskan pagutan bibirku pada bibir Kartika.
Parasnya
yang cantik tersenyum manis padaku, kuturunkan parasku sembari terus
menjulurkan lidah di permukaan perutnya terus turun dan sampai di daerah
yang paling kusukai, wangi sekali baunya. Tak perlu ragu.
“Ohh
apa yang akan kau lakukan.. akh..” tanyanya sembari memejamkan mata
menahan kenikmatan yang dirasakannya. Beberapa saat kemudian tangan itu
malah mendorong kepalaku semakin bawah dan..,
“Nyam-nyam..” nikmat sekali kemaluan Kartika. Oh, bukit kecil yang berwarna merah merangsang birahiku.
Kusibakkan kedua bibir kemaluannya dan,
“Creep..” ujung hidungku kupaksakan masuk ke dalam celah kemaluan yang sudah sedari tadi becek itu.
“Aawwhh..
kamu nakaal,” jeritnya cukup keras. Terus terang kemaluannya adalah
terindah yang pernah kucicipi, bibir kemaluannya yang merah merekah
dengan bentuk yang gemuk dan lebar itu membuatku semakin bernafsu saja.
Bergiliran kutarik kecil kedua belah bibir kemaluan itu dengan mulutku.
“Ooohh lidahmu.. ooh nikmatnya irdan..” lirih Kartika.
Sementara
aku asyik menikmati bibir kemaluannya, ia terus mendesah merasakan
kegelian, persis seorang perempuan perawan yang baru merasakan seks
untuk pertama kali, kasihan perempuan ini dan betapa bodohnya suaminya
yang hanya memandangku dari kegelapan.
“Awwhh.. sayang.. Kartika
suka yang itu yawwhh.. sedoot lagi dong sayang oogghh,” ia mulai banyak
menggunakan kata sayang untuk memanggilku. Sebuah panggilan yang
sepertinya terlalu mesra untuk tahap awal ini. Lima menit kemudian..
“sayang.. Aku ingin cicipi punya kamu juga,” katanya seperti memintaku menghentikan tarian lidah di atas kemaluannya.
“Ahh..
baiklah Kartika, sekarang giliran Kartika,” lanjutku kemudian berdiri
mengangkang di atas parasnya yang masih berbaring. Tangannya langsung
meraih gagang kemaluan besarku dan sekejap terkejut menyadari ukurannya
yang jauh di atas rata-rata.
“Okh Dan.. indah sekali punyamu
ini..” katanya padaku, lidahnya langsung menjulur kearah kepala
kemaluanku yang sudah sedari tadi tegang dan amat keras itu.
“Mungkin
ini nggak akan cukup kalo masuk di.. aah mm.. nggmm,” belom lagi
kata-kata isengnya keluar aku sudah menghunjamkan burungku kearah
mulutnya dan,
“Croop..” langsung memenuhi rongganya yang mungil
itu. Matanya menatapku dengan pandangan lucu, sementara aku sedang
meringis merasakan kegelian yang justru semakin membuat senjataku tegang
dan keras.
“Aduuh enaak.. oohh enaknya Kartika oohh..” sementara
ia terus menyedot dan mengocok gagang kemaluanku keluar masuk mulutnya
yang kini tampak semakin sesak. Tangan kananku meraih buah dada besarnya
yang menggelayut bergoyang kesana kemari sembari tangan sebelah kiriku
memberi rabaan di punggungnya yang halus itu. Sesekali ia menggigit
kecil kepala kemaluanku dalam mulutnya,
“Mm.. hmm..” hanya itu yang keluar dari mulutnya, seiring telapak tanganku yang meremas keras daging empuk di dadanya.
“Crop..”
ia mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya. Aku langsung menyergap
pinggulnya dan lagi-lagi daerah selangkangan dengan bukit berbulu itu
kuserbu dan kusedot cairan mani yang sepertinya sudah membanjir di bibir
kemaluannya.
“Aoouuhh.. Kartika nggak tahan lagi sayang ampuun..
Dann.. hh masukin sekarang juga, ayoo..” pintanya sembari memegang
bokongku. Segera kuarahkan kemaluanku ke selangkangannya yang tersibak
di antara pinggangku menempatkan posisi lobang kemaluannya yang terbuka
lebar, pelan sekali kutempelkan di bibir kemaluannya dan mendorongnya
perlahan,
“Ngg.. aa.. aa.. aa.. ii.. oohh masuuk.. aduuh besar
sekali sayang, oohh..” ia merintih, parasnya memucat seperti orang yang
terluka iris.
Aku tahu kalo itu adalah reaksi dari bibir
kemaluannya yang terlalu rapat untuk ukuran burungku. Dan Kartika
merupakan perempuan yang kesekian kalinya mengatakan hal yang sama. Akan
tetapi jujur saja, ia adalah perempuan setengah baya tercantik dan
terseksi dari semua perempuan yang pernah kutiduri.
Buah dadanya
yang membusung besar itu langsung kuhujani dengan kecupan-kecupan pada
kedua ujung pentilnya secara bergiliran, sesekali aku juga berusaha
mengimbangi gerakan turun naiknya diatas pinggangku dengan cara
mengangkat-angkat dan memiringkan pinggul hingga membuatnya semakin
bernafsu, akan tetapi tetap menjaga ketahananku dengan menghunjamkan
kemaluanku pada setiap hitungan kelima.
Tangannya menekan-nekan
kepalaku kearah buah dadanya yang tersedot keras sementara burungku
terus keluar masuk semakin lancar dalam lobang senggamanya yang sudah
terasa banjir dan amat becek itu. Ujung pentil buah dadanya yang
ternyata merupakan titik nikmatnya kugigit kecil hingga perempuan itu
berteriak kecil merintih menahan rasa nikmat sangat hebat, untung saja
kamar tidur tersebut terletak di lantai dua yang cukup jauh untuk
mendengar teriakan-teriakan kami berdua.
Puas memainkan kedua buah
dadanya, kedua tanganku meraih kepalanya dan menariknya kearah parasku,
sampai disitu mulut kami beradu, kami saling memainkan lidah dalam
rongga mulut secara bergiliran. Sesudah itu lidahku menjalar liar di
pipinya naik kearah kelopak matanya melusiai seluruh paras cantik itu,
dan menggigit daun telinganya. Genjotan pinggulnya semakin keras
menghantam pangkal pahaku, burungku semakin terasa membentur dasar
lobang senggama.
“Ooohh.. aa.. awwhh.. awwhh.. mmhh gelii oohh enaknya, Dann.. ooh,” desah Kartika.
“Yawwhh
enaak juga Kartika.. oohh rasanya nikmat sekali, yawwhh.. genjot yang
keras Kartika, nikmat sekali seperti ini, oohh enaakk.. oohh Kartika
oohh..” kata-kataku yang polos itu keluar begitu saja tanpa kendali.
Tanganku yang tadi berada di atas kini beralih meremas bongkahan
bokongnya yang bahenol itu. Setiap ia menekan ke bawah dan menghempaskan
kemaluannya tertusuk burungku, secara otomatis tanganku meremas keras
bongkahan bokongnya. Secara refleks pula kemaluannya menjepit dan
berdenyut seperti menyedot gagang kejantananku.
Hanya sepuluh
menit sesudah itu goyangan tubuh Kartika terasa menegang, aku mengerti
kalo itu adalah gejala orgasme yang akan segera diraihnya,
“Dann.. awwhh aku nngaak.. nggak kuaat awwhh.. awwhh.. oohh..”
“Taahaan
Kartika.. tunggu saya dulu ngg.. ooh enaknya Kartika.. tahan dulu ..
jangan keluarin dulu..” Tapi sia-sia saja, tubuh Kartika menegang kaku,
tangannya mencengkeram erat di pundakku, dadanya menjauh dari parasku
hingga kedua telapak tanganku semakin leluasa memberikan remasan pada
buah dadanya. Aku sadar sulitnya menahan orgasme itu, hingga aku meremas
keras buah dadanya untuk memaksimalkan kenikmatan orgasme itu padanya.
“Ooo..
ngg.. awwhh.. sayang sayang.. sayang.. ooh enaak.. Kartika kelauaar..
oohh.. oohh..” teriaknya panjang mengakhiri babak permainan itu. Aku
merasakan jepitan kemaluannya disekeliling burungku mengeras dan terasa
mencengkeram erat sekali, desiran zat cair kental terasa menyemprot enam
kali di dalam lobang kemaluannya sampai sekitar sepuluh detik kemudian
ia mulai lemas dalam pelukanku.
Sementara itu makin kupercepat
gerakanku, makin terdengar dengan jelas suara gesekan antara kemaluan
saya dengan kemaluannya yang sudah dibasahi oleh cairan dari kemaluan
Kartika. “Aaakhh.. enakk!” desah Kartika sedikit teriak.
“Kartika.. saya mau keluar nich.. eesshh..” desahku pada Kartika.
“Keluarkanlah sayang.. eesshh..” jawabnya sembari mendesah.
“Uuugghh..
aaggh.. eenak Kartika..” teriakku sedikit keras dengan bersamannya
spermaku yang keluar dan menyembur di dalam kemaluan Kartika.
“Hemm..
hemm..” suara itu cukup mengagetkanku. Ternyata suaminya yang sedari
tadi hanya menonton kini sudah bangkit dan melepas kimononya. “Sekarang
giliranku, terima kasih kau sudah membangkitkanku kau boleh meninggalkan
kami sekarang,” katanya seraya memberikan segepok uang padaku.
Aku
segera memakai pakaianku, dan melangkah keluar. Kartika mengantarkanku
kepintu sembari menghadiahkanku sebuah kecupan kecil, katanya “Terima
kasih yach.. sekarang giliran suamiku, karena ia butuh melihat
permainanku dengan orang lain sebelum ia melakukannya.”
“Terima
kasih kembali, kalo Kartika butuh saya lagi hubungi saya saja,” jawabku
sembari membalas kecupannya dan melangkah keluar.
“Akh.. betapa
beruntungnya aku dapat ‘order’ melayani perempuan seperti Kartika,”
pikirku puas. Ternyata ada juga suami yang rela mengorbankan istrinya
untuk digauli orang lain untuk memenuhi hasratnya.
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.nusacash.co
No comments:
Post a Comment