Bandar Poker Terpercaya - Gadis Cantik Lepas Perawan, Seorang Keponakan Yang Ditinggal Orangtua - Sudah merupakan rutinitas jika dalam liburan panjang Aku menginap
dirumah Om Bagas dan Tante Rita di Jakarta. Karena kebetulan juga,
tempat kerjaku adalah di sebuah sekolah terkenal di Manado. Jadi, kalau
pas liburan panjang, otomatis aku juga libur kerja.
Bandar Poker Terbaik - Tapi sudah sekitar 6 tahun Aku tak
pernah lagi liburan ke Jakarta karena sibuk mengurusi kerjaan yang
menumpuk. Baru pada awal tahun 2016 lalu Aku bisa merasakan nikmatnya
liburan panjang. Rumah Om Bagas bisa digolongkan pada rumah mewah yang
besar. Walaupun begitu, rumahnya sangat nyaman. Itulah sebabnya aku
senang sekali bisa liburan ke sana.
Aku tiba di rumah Om Bagas pada pukul
22.00. karena kelelahan aku langsung tidur pulas. Besok paginya, aku
langsung disambut oleh hangatnya nasi goreng untuk sarapan pagi. Dan
yang bikin aku kaget, heran bercampur kagum, ada sosok gadis cantik yang
dulunya masih kelas 4 SD, tapi kini sudah tumbuh menjadi remaja yang
cantik jelita. Namanya Nina. Kulitnya yang putih, matanya yang jernih,
serta tubuhnya yang indah dan seksi, mengusik mataku yang nakal.
“Hallo Kak..! Sorry, tadi malam Nina
kecapean jadi tidak menjemput kakak. Silahkan di makan nasi gorengnya,
ini Nina buat khusus dan spesial buat Kakak.” Katanya sembari menebarkan
senyumnya yang indah. Aku langsung terpana.
“Ini benar Nina yang dulu, yang masih ingusan?” Kataku sambil ngeledek.
“Ia, Nina siapa lagi! Tapi udah enggak ingusan lagi, khan?” katanya sambil mencibir.
“Wah..! Udah lama enggak ketemu, enggak taunya udah gede. Tentu udah punya pacar, ya? sekarang kelas berapa?” tanyaku.
“Ia, Nina siapa lagi! Tapi udah enggak ingusan lagi, khan?” katanya sambil mencibir.
“Wah..! Udah lama enggak ketemu, enggak taunya udah gede. Tentu udah punya pacar, ya? sekarang kelas berapa?” tanyaku.
“Pacar? Masih belum dikasih pacaran sama
Papa. Katanya masih kecil. Tapi sekarang Nina udah naik kelas dua SMA,
lho! Khan udah gede?” jawabnya sambil bernada protes terhadap papanya.
“Emang Nina udah siap pacaran?” tanyaku.
Nina si gadis cantik menjawab dengan enteng sambil melahap nasi goreng.
Nina si gadis cantik menjawab dengan enteng sambil melahap nasi goreng.
“Belum mau sih..! Eh ngomong-ngomong
nasinya dimakan, dong. Sayang, kan! Udah dibuat tapi hanya dipelototin.”
Aku langsung mengambil piring dan ber-sarapan pagi dengan gadis cantik
itu. Selama sarapan, mataku tak pernah lepas memandangi gadis cantik
yang duduk didepanku ini.
“Mama dan Papa kemana? koq enggak
sarapan bareng?” tanyaku sambil celingak-celinguk ke kiri dan ke nanan.
Nina langsung menjawab, “Oh iya, hampir lupa. Tadi Mama nitip surat ini
buat kakak. Katanya ada urusan mendadak”.
Nina langsung menyerahkan selembar
kertas yang ditulis dengan tangan. Aku langsung membaca surat itu. Isi
surat itu mengatakan bahwa Om Bagas dan Tante Rita ada urusan Kantor di
Surabaya selama seminggu. Jadi mereka menitipkan Nina kepadaku. Dengan
kata lain Aku kebagian jaga rumah dan menjaga Nina selama seminggu.
“Emangnya kamu udah biasa ditinggal kayak gini, Nin?” tanyaku setelah membaca surat itu.
“Wah, Kak! seminggu itu cepat. Pernah Nina ditinggal sebulan” jawabnya.
“Oke deh! sekarang kakak yang jaga Nina selama seminggu. Apapun yang Nina Mau bilang saja sama kakak. Oke?” kataku.
“Oke, deh! sekarang tugas kakak pertama, antarkan Nina jalan-jalan ke Mall. Boleh, Kak?” Nina memohon kepadaku.
“Oh, boleh sekali. Sekarang aja kita berangkat!” setelah itu kami beres-beres dan langsung menuju Mall.
“Wah, Kak! seminggu itu cepat. Pernah Nina ditinggal sebulan” jawabnya.
“Oke deh! sekarang kakak yang jaga Nina selama seminggu. Apapun yang Nina Mau bilang saja sama kakak. Oke?” kataku.
“Oke, deh! sekarang tugas kakak pertama, antarkan Nina jalan-jalan ke Mall. Boleh, Kak?” Nina memohon kepadaku.
“Oh, boleh sekali. Sekarang aja kita berangkat!” setelah itu kami beres-beres dan langsung menuju Mall.
Siang itu Nina kelihatan cantik sekali
dengan celana Jeans Ketat dan kaos oblong ketat berwarna merah muda.
Semua serba ketat. Seakan memamerkan tubuhnya yang seksi. Pulang
Jalan-jalan pukul 19. 00 malam, Nina kecapean.
Dia langsung pergi mandi dan bilang mau
istirahat alias tidur. Aku yang biasa tidur larut pergi ke ruang TV dan
menonton acara TV. Bosan menonton acara TV yang kurang menyenangkan, Aku
teringat akan VCD Porno yang Aku bawa dari Manado.
Sambil memastikan Nina si gadis cantik
kalau sudah tidur, Aku memutar Film Porno yang Aku bawa itu. Lumayan,
bisa menghilangkan ketegangan akibat melihat bodinya Nina tadi siang.
Karena keasyikan nonton, Aku tak menyadari Nina udah sekitar 20 menit
menyaksikan Aku Menonton Film itu.
Tiba-tiba, “Akh..! Nina memekik ketika
di layar TV terlihat adegan seorang laki-laki memasukkan penisnya ke
vagina seorang perempuan. Tentu saja Aku pucat mendengar suara Nina si
gadis cantik dari arah belakang. Langsung aja Aku matikan VCD itu.
“Nin, kamu udah lama disitu?” tanyaku gugup.
“Kak, tadi Nina mau pipis tapi Nina dengar ada suara desahan jadi Nina kemari” jawabnya polos.
“Kak, tadi Nina mau pipis tapi Nina dengar ada suara desahan jadi Nina kemari” jawabnya polos.
“Kakak ndak usah takut, Nina enggak
apa-apa koq. Kebetulan Nina pernah dengar cerita dari teman kalo Film
Porno itu asyik. Dan ternyata benar juga. Cuma tadi Nina kaget ada tikus
lewat”. Jawab Nina. Aku langsung lega.
“Jadi Nina mau nonton juga?” pelan-pelan muncul juga otak terorisku.
“Wah, mau sekali Kak!” Langsung aja ku ajak Nina menonton film itu dari awal.
“Wah, mau sekali Kak!” Langsung aja ku ajak Nina menonton film itu dari awal.
Selama menonton Nina terlihat meresapi setiap adegan itu. Perlahan namun pasti Aku dekati Nina dan duduk tepat disampingnya.
“Iseng-iseng kutanya padanya “Nina pernah melakukan adegan begituan?” Nina langsung menjawab tapi tetap matanya tertuju pada TV.
“Pacaran aja belum apalagi adegan begini.”
“Pacaran aja belum apalagi adegan begini.”
“Mau ndak kakak ajarin yang kayak
begituan. Aysik, lho! Nina akan rasakan kenikmatan surga. Lihat aja
cewek yang di TV itu. Dia kelihatannya sangat menikmati adegan itu. Mau
ndak?” Tanyaku spontan.
“Emang kakak pandai dalam hal begituan?” tanya Nina menantang.
“Ee..! nantang, nih?” Aku langsung memeluk Nina dari samping. Eh, Nina diam aja. Terasa sekali nafasnya mulau memburu tanda Dia mulai terangsang dengan Film itu.
“Ee..! nantang, nih?” Aku langsung memeluk Nina dari samping. Eh, Nina diam aja. Terasa sekali nafasnya mulau memburu tanda Dia mulai terangsang dengan Film itu.
Aku tak melepaskan dekapanku dan
Sayup-sayup terdengar Nina mendesah sambil membisikkan, “Kak, ajari Nina
dong!”. Aku seperti disambar petir.
“Yang benar, nih?” tanyaku memastikan.
Mendengar itu Nina langsung melumat bibirku dengan lembut. Aku
membiarkan Dia memainkan bibirku. Kemudian Nina melepas lumatannya.
“Nina serius Kak. Nina udah terangsang
banget, nih!” Mendengar itu, aku langsung tak menyia-nyiakan kesempatan.
Aku langsung melumat bibir indah milik Nina. Nina menyambut dengan
lumatan yang lembut.
Tiga menit kemudian entah siapa yag
memulai, kami berdua telah melepaskan pakaian kami satu persatu sampai
tak ada sehelai benangpun melilit tubuh kami. Ternyata Nina lebih cantik
jika dilihat dalam kondisi telanjang bulat.
Aku mengamati setiap lekuk tubuh Nina si
gadis cantik dengan mataku yang jelalatan dari ujung rambut sampai
ujung kaki. Sempurna. Nina memiliki tubuh yang sempurna untuk gadis
cantik seumur dia. Susunya yang montok dan padat berisi, belum pernah
tersentuh oleh tangan pria manapun.
“Koq Cuma dilihat?” Lamunanku buyar oleh
kata-kata Nina itu. Merasa tertantang oleh kata-katanya, Aku langsung
membaringkan Nina di Sofa dan mulai melumat bibirnya kembali sambil
tanganku dengan lembutnya meremas-remas susunya Nina yang montok itu.
Nina mulai mendesah-desah tak karuan.
Tak puas hanya meremas, semenit kemudian sambil tetap meremas-remas, Aku
menghisap puting susu yang berwarna merah muda kecoklatan itu,
bergantian kiri dan kanan.
“Oh.. Kak.. Kak..! Enak se.. ka.. li..
oh..!” desah Nina yang membakar gairahku. Jilatanku turun ke perut dan
pusar, lalu turun terus sampai ke gundukan kecil milik Nina yang
ditumbuhi bulu-bulu halus yang masih sedikit.
“Ah.. Geli sekali, Kak.. Oh.. nikmat..!”
desah Nina waktu Aku jilat Kelentitnya yang mulai mengeras karena
rangsangan hebat yang aku ciptakan. Tanganku tak pernah lepas dari Susu
Nina yang montok itu. Tiba-tiba, Nina memekik dan melenguh tertahan
sambil mengeluarkan cairan vagina yang banyak sekali.
“Akh.. ah.. oh.. e.. nak.. Kak.. oh..!”
Itulah orgasme pertamanya. Aku langsung menelan seluruh cairan itu.
Rasanya gurih dan nikmat.
“Gimana Enak, Nin?” tanyaku sambil mencubit puting susunya.
“Wah, Kak! Nikmat sekali. Rasanya Nina terbang ke surga.” Jawabnya sambil meraih baju dalamnya. Melihat itu, Aku langsung mencegahnya.
“Gimana Enak, Nin?” tanyaku sambil mencubit puting susunya.
“Wah, Kak! Nikmat sekali. Rasanya Nina terbang ke surga.” Jawabnya sambil meraih baju dalamnya. Melihat itu, Aku langsung mencegahnya.
“Tunggu, Masih ada yang lebih nikmat lagi.” Kataku.
“Sekarang kakak mau ajarin Nina yang kayak begitu” sambil menunjuk adegan di TV dimana serang perempuan yang sedang menghisap penis laki-laki.
“Gimana, mau?” Tanyaku menantang.
“Oke deh!” Nina menjawab dan langsung meraih penisku yang masih tertidur.
“Sekarang kakak mau ajarin Nina yang kayak begitu” sambil menunjuk adegan di TV dimana serang perempuan yang sedang menghisap penis laki-laki.
“Gimana, mau?” Tanyaku menantang.
“Oke deh!” Nina menjawab dan langsung meraih penisku yang masih tertidur.
Nina si gadis cantik mengocok perlahan
penisku itu seperti yang ada di TV. Lalu dengan malu-malu Dia
memasukkannya ke mulutnya yang hangat sambil menyedot-nyedot dengan
lembut. Mendapat perlakuan demikian langsung aja penis ku bangun.
Terasa nikmat sekali diperlakukan
demikian. Aku menahan Air maniku yang mau keluar. Karena belum saatnya.
Setelah kurang lebih 15 menit diemut dan dibelai olah tangan halus Nina,
penisku udah siap tempur.
“Nah sekarang pelajaran yang terakhir” Kataku.
Nina menurut aja waktu Aku angkat Dia
dan membaringkan di atas karpet. Nina juga diam waktu Aku mengesek-gesek
penisku di mulut vaginanya yang masih perawan itu. Karena udah kering
lagi, Aku kembali menjilat kelentit Nina sampai Vaginanya banjir lagi
dengan cairan surga. Nina hanya pasrah saja ketika Aku memasukkan
penisku ke dalam vaginanya.
“Ah.. Sakit, Kak.. oh.. Kak..!” jerit
Nina ketika kepala penisku menerobos masuk. Dengan lembut Aku melumat
bibirnya supaya Nina tenang. Setelah itu kembali Aku menekan pinggulku.
“Oh.. Nina.. sempit sekali.. Kamu memang masih perawan, oh..!” Nina hanya memejamkan mata sambil menahan rasa sakit di vaginanya.
“Oh.. Nina.. sempit sekali.. Kamu memang masih perawan, oh..!” Nina hanya memejamkan mata sambil menahan rasa sakit di vaginanya.
Setelah berjuang dengan susah payah, Bless..!
“Akh.. Kak.. sakit..!” Nina memekik tertahan ketika Aku berhasil mencoblos keperawanannya dengan penisku.
Terus saja Aku tekan sampai mentok, lalu
Aku memeluk erat Nina si gadis cantik dan berusaha menenangkan Dia
dengan lumatan-lumatan serta remasan-remasan yang lembut di payudaranya.
Setelah tenang, Aku langsung menggenjot Nina dengan seluruh
kemampuanku.
“Oh.. e.. oo.. hh.., ss.. ah..!” Nina mendesah tanpa arti.
Kepalanya kekanan-kekiri menahan nikmat.
Nafasnya mulai memburu. Tanganku tak pernah lepas dari payudara yang
sejak tadi keremas-remas terus. Karena masih rapat sekali, penisku
terasa seperti di remas-remas oleh vaginanya Nina,
“Oh.. Nin, enak sekali vaginamu ini, oh..!” Aku mendesah nikmat.
“Gimana, enak? nikmat?” tanyaku sambil terus menggenjot Nina.
“enak.. sekali, Kak.. oh.. nikmat. Te.. rus.. terus, Kak.. oh..!” Desah Nina.
“Gimana, enak? nikmat?” tanyaku sambil terus menggenjot Nina.
“enak.. sekali, Kak.. oh.. nikmat. Te.. rus.. terus, Kak.. oh..!” Desah Nina.
Setelah kurang lebih 25 menit Aku menggenjot Nina, tiba-tiba Nina mengejang.
“K.. Kak..! Nina udah enggak tahan. Nina mau pi.. piss.. oh..!” Kata Nina sambil tersengal-sengal.
“Sabar, Nin! Kita keluarkan Bersama-sama, yah! Satu..” Aku semakin mempercepat gerakan pinggulku.
“Dua.., Ti.. nggak.. oh.. yess..!” Aku Menyemburkan Spermaku, croot.. croot.. croott..! Dan bersamaan dengan itu Nina juga mengalami orgasme.
“Sabar, Nin! Kita keluarkan Bersama-sama, yah! Satu..” Aku semakin mempercepat gerakan pinggulku.
“Dua.., Ti.. nggak.. oh.. yess..!” Aku Menyemburkan Spermaku, croot.. croot.. croott..! Dan bersamaan dengan itu Nina juga mengalami orgasme.
“Akh.. oh.. yess..!” Nina menyiram
kepala penisku dengan cairan orgasmenya. Terasa hangat sekali dan
nikmat. Kami saling berpelukan menikmati indahnya orgasme.
Setelah penisku menciut di dalam vagina
Nina, aku mencabutya. Dan langsung terbaring di samping Nina. Kulihat
Nina masih tersengal-sengal. Sambil tersenyum puas, Aku mengecup dahi
Nina dan berkata
“Thank’s Nina! Kamu telah memberikan
harta berhargamu kepada kakak. Kamu menyesal?” Sambil tersenyum Nina
menggelengkan kepalanya dan berkata,
“Kakak hebat. Nina bisa belajar banyak
tentang Sex malam ini. Dan Nina Serahkan mahkota Nina karena Nina
percaya kakak menyayangi Nina. Kakak tak akan ninggalin Nina. Thank’s ya
Kak! Yang tadi itu nikmat sekali. Rasanya seperti di surga.”
Kemudian kami membenahi diri dan
membersihkan darah perawan Nina si gadis cantik yang berceceran di
karpet. Masih memakai BH dan celana dalam, Nina minta Aku memandikan Dia
seperti yang Aku lakukan sekitar enam tahun yang lalu.
Aku menuruti kemauannya. Dan kamipun
madi bareng malam itu. Sementara mandi, pikiran ngereskupun muncul lagi
ketika melihat payudara Nina yang mengkilat kena air dari shower.
Langsung aja kupeluk Nina dari belakang sambil kuremas payudaranya.
“Mau lagi nih..!” Kata Nina menggoda. Birahiku langsung naik digoda begitu.
“Tapi di tempat tidur aja, Kak. Nina capek berdiri” kata Nina berbisik.
“Tapi di tempat tidur aja, Kak. Nina capek berdiri” kata Nina berbisik.
Aku langsung menggendong Nina ke tempat
tidurnya dan menggenjot Nina di sana. Kembali kami merasakan nikmatnya
surga dunia malam itu. Setelah itu kami kelelahan dan langsung tertidur
pulas.
Pagi harinya, aku bangun dan Nina tak
ada disampingku. Aku mencari-cari tak tahunya ada di dapur sedang
menyiapkan sarapan pagi. Maklum tak ada pembantu. Kulihat Nina hanya
memakai kaos oblong dan celana dalam saja.
Pantatnya yang aduhai, sangat elok
dilihat dari belakang. Aku langsung menerjang Nina si gadis cantik dari
belakang sambil mengecup leher putihnya yang indah. Nina kaget dan
langsung memutar badannya. Aku langsung mengecup bibir sensualnya.
“Wah.. orang ini enggak ada puasnya..!”
kata Nina Menggoda. Langsung saja kucumbu Nina di dapur. Kemudian Dia
melorotkan celana dalamku dan mulai menghisap penisku. Wah, ada
kemajuan. Hisapannya semakin sempurna dan hebat. Aku pun tak mau kalah.
Kuangkat Dia keatas meja dan menarik celana dalamnya dengan gigiku
sampai lepas.
Tanganku menyusup ke dalam kaos
oblongnya. Dan ternyata Nina tak memakai BH. Langsung aja kuremas-remas
susunya sambil kujilat-jilat kelentitnya. Nina minta-minta ampun dengan
perlakuanku itu dan memohon supaya Aku menuntaskan kerjaanku dengan
cepat.
“Kak.. masukin, Kak.. cepat.. oh.. Nina
udah enggak tahan, nih!” Mendengar desahan itu, langsung aja kumasukkan
penisku kedalam lubang surganya yang telah banjir dengan cairan pelumas.
Penisku masuk dengan mulus karena Nina
sudah tidak perawan lagi kayak tadi malam. Dengan leluasa Aku menggenjot
Nina di atas meja makan. Setelah sekitar 15 menit, Nina si gadis cantik
mengalami orgasme dan disusul dengan Aku yang menyemburkan spermaku di
dalam vagina Nina.
“Oh.. enak.. Kak.. akh..!” desah Nina. Aku melenguh dengan keras
“Ah.. yes..! Nina, kamu memang hebat..”
“Ah.. yes..! Nina, kamu memang hebat..”
Setelah itu kami sarapan dan mandi sama-sama. Lalu kami pergi ke Mall. Jalan-jalan.
Begitulah setiap harinya kami berdua
selama seminggu. Setelah itu Om Bagas dan Tante Rita pulang tanpa curiga
sedikitpun kamipun merahasiakan semuanya itu. Kalau ada kesempatan,
kami sering melakukkannya di dalam kamarku selama sebulan kami membina
hubungan terlarang ini. Sampai Aku harus pulang ke Manado.
Nina menangis karena kepergianku. Tapi Aku berjanji akan kembali lagi dan memberikan Nina Kenikmatan yang tiada taranya.
Posted By : www.tugupoker.net
No comments:
Post a Comment