Agen Poker Terbaik - Kekasihku Yang Begitu Cantik dan Seksi Terus Menggodaku Agar Mau ML - Kejadian ini sebenarnya terjadi tahun 2015, bertepatan dengan ulang
tahun kekasih ku yang ke 20. kekasih ku bernama Maria, dia wanita
blasteran Menado-Belanda. Tentu saja wajahnya sangat cantik, ukuran
tubuhnya adalah, tinggi 172 cm, berat 55 kg, payudara 38B.
Agen Poker Online - Payudaranya sangat seksi dan besar,
belum lagi kulitnya yang putih bersih. Pokoknya dia mampu membuat saya
gemetaran. Aku sendiri berumur 25 tahun, ciri-ciriku adalah, tinggi 178
cm, berat 68 kg, kulitku sawo matang, dan aku berasal dari Jawa.
Sebenarnya aku sangat beruntung
mendapatkan Maria, tapi selama 4 bulan pacaran, aku tidak pernah
menyentuhnya lebih jauh. Aku hanya menberikan ciuman dan pelukan, aneh
bukan..? Tetapi itu semua karena gaya pacaranku memang demikian. Aku
tidak ingin merusak pacarku sendiri.
Maria kekasih ku adalah wanita yang
sempurna. Dia selalu memakai baju-baju ketat dan terbuka. Tentu saja
keseksian tubuhnya akan terlihat jelas dan membuat semua pria ingin
melahap tubuhnya, apalagi aku sebagai kekasih nya.
Orang-orang pasti berpikir bahwa aku
pernah menyetubuhinya. Itu semua tidak benar, karena aku selalu
mengendalikan diriku dan selalu menolaknya jika dia mulai menggodaku dan
bermesra-mesraan denganku. Penolakan itu ternyata berakibat fatal,
karena Maria mulai gencar melakukan gaya-gaya yang membuatku bergairah.
Aku mulai merasa dia menjadikanku
sasaran kepenasarannya. Mungkin karena sikap dinginku kepadanya. Aku
bisa melihat dengan jelas kedua mata indahnya itu seakan memelas agar
aku mau menyentuhnya dan membawanya ke surga kenikmatan. Tetapi tetap
saja aku tepis.
Hingga akhirnya, ketika Maria akan
berulang tahun dan merayakannya hanya denganku. Dia menyuruhku datang ke
villa keluarganya, tentu saja tidak ada siapa-siapa kecuali
pembantunya.
Lalu pada malam harinya, aku datang
dengan membawa seikat bunga untuk Maria. Pembantunya mempersilahkan aku
duduk di ruang tengah, sementara itu dia memanggil Maria majikannya.
Tiba-tiba dalam kesendirianku, aku dikejutkan dengan ciuman yang
mendarat di pipi kananku dari belakang.
“Eh.., udah datang..!” ucap Maria sambil duduk di sebelahku.
“Iya.., met ultah kekasih ku..” jawabku sambil memberikan bunga yang kubawa untuknya.
“Iya.., met ultah kekasih ku..” jawabku sambil memberikan bunga yang kubawa untuknya.
Kedua mataku sibuk memperhatikan Maria,
karena penampilanya sungguh luar biasa. Dia cantik sekali dengan pakaian
sackdress-nya. Aku tidak mempedulikan ocehan Maria, karena
konsentrasiku kini pada tubuhnya yang sexy.
Aku tahu kalau Maria tidak memakai BH
karena putingnya tercetak jelas. Hampir saja aku menggigit lidahku
karena disuguhkan pemandangan seperti itu. Maria yang terdiam rupanya
memperhatikanku dan tersenyum genit.
Dia mendekatiku dan membisikkan kata-kata, “Aku akan memberikannya padamu kekasih ku..”
Ucapannya itu membuat aku
berdebar-debar. Kemudian Maria berjongkok di antara kedua kakiku. Aku
bisa melihat pahanya yang mulus dan CD-nya yang berwarna cream tersembul
disana. Aku terhipnotis, dan tanpa kusadari batang kemaluanku mulai
hidup.
Maria membuatku gila karena dia mulai
mengusap-usap batang kejantananku dari balik celanaku. Tetapi usapannya
itu telah mampu membangkitkan batang kejantananku yang semakin tegang.
Maria mulai membuka resleting celanaku,
dan nampaklah kepala batang kejantananku yang sudah keluar dari CD-ku.
Maria terus menarik celanaku dan CD-nya, hingga aku telanjang. Aku
merasakan tanganya yang halus mulai mengusap-usap batang kejantananku.
“Uh..” aku merasakan getaran kenikmatan telah muncul.
Kemudian Maria mengulumnya, menjilatinya
dari ujung hingga pangkal batang kemaluanku. Aku mulai tidak tahan,
nafasku memburu saat kocokan-kocokan mulutnya mulai beraksi. Kedua
tanganku menyentuh payudaranya dan aku mulai meremasnya.
“Akhh..” aku mendesah tidak karuan.
Maria memang pintar, dia menghisap kontolku dengan kuat.
“Slurrpp.. slurrpp.. ” yang membuatku semakin gila.
Kuelus-elus tengkuknya dengan tangan
kiriku, sedangakan tanganku yang kanan masih meremas-remas payudaranya.
Aku menikmati perlakuannya hingga aku merasa akan mengeluarkan sesuatu.
“ kekasih ku.. aku mau keluar..” ucapku padanya.
Maria seakan mengerti, dia menghisap
batang kejantananku dengan cepat dan, “Akh.., Crot.., crott.., crott..”
terlontarlah spermaku di dalam mulutnya. Tanpa merasa jijik, dia
menelannya. Kemudian dia mulai membersihkan kejantananku dengan
jilatan-jilatannya.
Setelah bersih, Maria bangkit dan
mendorongku ke sofa untuk bersandar. Kemudian dia mulai menciumku, aku
pun membalasnya. Kupagut bibirnya yang sensual itu sambil kuelus
punggungnya. Aku memainkan lidahku di dalam mulutnya.
Kusandarkan tubuhnya di sofa, dan aku
segera turun dan berjongkok tepat di antara kedua pahanya yang sudah
dibuka Maria lebar-lebar. Kuciumi Maria terus menerus, kemudian lehernya
kujilati dengan lembut.
“Ahh.. ahh..” desahan-desahan mulai keluar dari bibirnya.
Aku menarik resleting bajunya dan
kuturunkan, hingga nampaklah payudara 38B-nya yang luar biasa itu. Aku
tidak tinggal diam, aku mulai menjilatinya.
“Slurrpp.. slurrpp.. ssh..”
Aku kecup payudaranya yang besar itu, “Cup.. cup..”
Maria mengeluarkan lenguhan-lenguhan kenikmatan, “Oh.., oh.. sayang..”
Aku kecup payudaranya yang besar itu, “Cup.. cup..”
Maria mengeluarkan lenguhan-lenguhan kenikmatan, “Oh.., oh.. sayang..”
Aku teruskan dengan menghisap
payudaranya kuat-kuat. Maria mendesis, “Ohh..,” sambil menjambak
rambutku. Kemudian kupilin-pilin putingnya yang sudah keras itu. “Ohh..,
akhh.., sshh..” nampaknya Maria menikmatinya.
Aku mulai turun ke CD-nya, kuturunkan
berikut dengan bajuku juga. Hingga nampaklah vaginanya yang sudah basah.
Aku langsung menjilatinya.
“Slurrpp.., slurrpp.., oh.. oh..” desahan Maria membuat aku semakin tegang.
Kuteruskan jilatanku, kumainkan lidahku di dalam liang kewanitaannya.
“Akhh..,” jeritannya yang bersamaan dengan pahanya yang menjepit kepalaku dengan kuat.
Tubuhnya bergerak kesana kemari. Aku
tidak memperdulikannya dan terus menjilatinya. Kuhisap dan kusedot liang
kenikmatannya yang sudah basah itu dengan kuat-kuat. Kemudian
klitorisnya kuemut dengan kuat.
“Okhh.., ohh..,” lenguhnya panjang,
“ kekasih ku.., ayo masukkan.., masukkan..!” pinta Maria memohon. Aku
tidak menyia-nyiakannya, kuludahi batang kejantananku dengan air liurku
dan kuarahkanpada liang senggamanya yang sudah banjir oleh cairan
kewanitaanya.
“Ohh.., aoohh..” Maria mendesah tidak
karuan saat kepala kejantananku kugesek-gesekkan di bibir vaginanya.
Kemudian kudorong batang keperkasaanku untuk masuk lebih dalam, tapi
Maria berteriak, “Sayang.., sakitt..” wajahnya meringis kesakitan.
Aku menenangkannya dan mulai memasukkanya lagi tanpa mempedulikan jeritan-jeritan dari bibir Maria.
“Bless.., ss.. ohh..” aku diam tidak bergerak saat batang kemaluanku sudah terbenam dalam liang senggamanya.
Setelah Maria sedikit tenang, aku mulai menarik sedikit batang kejantananku.
“Akh.., akh..” Maria terus merintih.
Setelah Maria sedikit tenang, aku mulai menarik sedikit batang kejantananku.
“Akh.., akh..” Maria terus merintih.
Aku sendiri sedang merasakan nikmatnya
jepitan bibir vaginanya yang membuat batang keperkasaanku
berdenyut-denyut tidak karuan. Kumulai memaju-mundurkan batangku di
dalam liang senggamanya. Masuk, keluar, masuk, keluar.
“Ohh.., enak.. okhh..” itulah kata-kata
yang kutangkap dari suara-suara yang Maria keluarkan. Kami mulai
terbiasa melakukannya, pinggul Maria terus bergoyang kesana kemari
dengan teratur. Gerak maju mundur batang kejantananku mulai kupercepat.
“Akh.., oh.., kekasih ku.. Aku mau keluar..!” teriak Maria.
Kecepatanku kunaikkan 2 kali lipat, karena aku sendiri pun mengalami hal yang sama dengannya.
Dan akhirnya, “Crot.., crott.., crott..”
Kami berteriak keras sambil berpelukan, “Aakhh..”
Kami mencapai orgasme bersamaan.
Kami berteriak keras sambil berpelukan, “Aakhh..”
Kami mencapai orgasme bersamaan.
Dengan sisa-sisa tenagaku yang terakhir,
kubopong tubuh Maria dan kubawa masuk ke kamarnya. Kubaringkan tubuhnya
di atas tempat tidur dan aku mulai menciumi bibirnya dengan penuh
nafsu. Kedua tanganku meremas-remas payudaranya dengan kuat. Kumainkan
lidahku di putingnya. Mariamendesah kenikmatan, nafasnya mulai tidak
beraturan. Aku meneruskan jilatanku di payudaranya, kuputar ke kiri
serta ke kanan, kuhisap kecil.
“Okh..,” rintihanya membuatku semakin menggebu-gebu.
Kutarik putingnya dengan bibirku.
“Okh..,” Maria terus mendesah, kedua tanganya mengelus-elus punggungku.
Aku semakin bernafsu, kubuka mulutku
lebar-lebar dan kuhisap payudara kanannya. “Slurrpp.., slurpp..”
terdengar suara kenikmatan dari hisapanku, sedangkan tanganku
yangsatunya meremas-remas payudara kirinya dengan kasar.
Aku melihat kedua mata Maria yang
terpejam. Tetapi bibirnya tidak berhenti merinti-rintih kesakitan dan
kenikmatan. Sementara itu batang kejantananku sendiri sudah menegang
keras. Kuhentikan hisapanku, lalu kutarik kedua kakinya ketepian tempat
tidur hingga menyentuh lantai. Maka nampaklah vaginanya yang basah. Aku
mengambil posisi berjongkok dan mulai menciumiselangkanganya dengan
teratur.
“Okh.., sayang.., akhh..” itulah
kata-kata yang kudengar dari bibir Maria saat lidahku menyentuh bibir
kemaluannya. Kujilati dan terus kuhisap-hisap cairan kewanitaanya,
kemudian kugigit klitorisnya. Maria menjerit keras, badannya
mengelinjang ke kanan.
“Ohh.., ohh.., kekasih ku.. enakk..” desahnya.
Aku terus menambah kecepatan hisapanku dan terus mengocok liang senggamanya, menjilatinya dan menghisapnya dalam-dalam.
“Ohh.., sshh.., sshh.. Aku keluarr..!”
teriak Maria keras. Aku bersiap-siap untuk menelan cairan yang tersembur
dari lubang kenikmatannya. Kemudian kubersihkan cairan-cairan yang
masih tertinggal di bibir liang surganya.
Aku bangkit dan naik ke tempat tidur,
sekarang posisi kami adalah 69. Maria memasukkan batang kejantananku ke
dalam mulutnya dan mengocok-ngocoknya. Aku merasakan jilatan-jilatannya
yang mampu membuatku merem melek. Dia terus menyedot-nyedot kepala
kemaluanku dengan kuat.
“Akhh..,” desisku.
Aku seakan melayang-layang, entah
dimana. Sungguh luar biasa apa yang kurasakan itu. Aku membalas
perlakuan Maria dengan menjilati dan menggigit klitorisnya. Sontak tubuh
Maria bergerak-gerak. Aku yang mulai merasakan batang kemaluanku akan
mengeluarkan sesuatu, langsung menariknya dari mulut Maria. Kubuka
lebar-lebar liang vaginanya.
Kuhujamkan batang keperkasaanku pelan-pelan dan, “Bless.., ohh..” desisku.
“Crot.., crot..” spermaku menyemprot ke
dasar liang senggamanya. Tubuhku lemas, tetapi itu hanya sekitar 5
menit. Aku bangkit dan mencabut batang kemaluanku dari liang
senggamanya.
“Ahh..,” desah Maria yang lemas tidak berdaya.
Kubuka pahanya lebar-lebar dan mulai
menjilatinya lagi. Lidahku menari-nari di dalam liang kenikmatannya.
Perlakuanku itu menbuat Maria menggelinjang tidak karuan, nafasnya
kembali naik. Kuhisap klitorisnya yang masih membesar itu, “Slurp..
slurpp..”
Tanganku sendiri sibuk meremas-remas
payudaranya. Maria menjerit kesakitan, “Okh.. akhh.. hhshshss..” Kedua
pahanya menjepit kepalaku dengan keras. Aku tetap meneruskan jilatan dan
hisapan padakemaluannya.
“Okh.. okh.. sshh..” Maria terus mendesah, “Aku mau keluar..!” ucapnya.
Aku terus menyedotnya semakin cepat dan liar, “Slurpp.., slurpp.. okhh..”
“Cer.. cer..” cairan kemaluannya membanjiri vagina dan wajahku.
Aku terus menyedotnya semakin cepat dan liar, “Slurpp.., slurpp.. okhh..”
“Cer.. cer..” cairan kemaluannya membanjiri vagina dan wajahku.
Maria tergeletak lemas, dia tidak peduli
lagi saat aku membersihkan liang senggamanya dengan menyedot cairan
kewanitaanya yang masih tertinggal di bibir vaginanya itu. Tetapi saat
aku menyedot klitorisnya, dia memohon agar aku menghentikanya, karena
dia sudah tidak kuat lagi, tapi aku tidak memberikan kesempatan
kepadanya.
Kukocok-kocok lidahku di dalam
vaginanya. Mariaberteriak dan meronta-ronta. Kedua kakinya berusaha
menendangku dengan sisa tenaganya yang terakhir. Tetapi dengan sigap
kupegang kedua pahanya dan terus menghisap vaginanya.
“Okhh.., aahh.., akhh..,” desahan dan teriakkannya membuatku terangsang.
Kulihat Maria mulai menitikkan air
matanya, pastilah dia merasa ngilu pikirku, tetapi aku
tidakmempedulikannya karena nafsuku sudah di ubun-ubun, batang
kemaluanku sendiri sudah berair. Aku terus menjilati liang kewanitaan
Maria dengan cepat.
Tiba-tiba Maria berteriak, “ kekasih ku.. masukkan.. ohh.. masukkan..!” pintanya.
Aku pun tanpa basa-basi, membimbing
batang kejantananku yang sudah tegang 1000 volt ke dalamliang
senggamanya. Maria sendiri sibuk memegangi kedua pahanya agar
memudahkanku menancapkan senjataku. Kugesek-gesekkan kejantananku di
liang kewanitaannya, “Sssttrr.. ssrree..”
“Oohh.., ohh.. ohh..” desahan Maria semakin menjadi-jadi.
Kuarahkan batang keperkasaanku ke dalam liang vaginanya, “Bless.. ss..”
Maria mulai menjerit kenikmatan, “Aduh..! aduhh..! oh..!”
Kuarahkan batang keperkasaanku ke dalam liang vaginanya, “Bless.. ss..”
Maria mulai menjerit kenikmatan, “Aduh..! aduhh..! oh..!”
Aku sendiri merasakan kenikmatan
cengkraman bibir kemaluanya yang kuat itu. Aku mulai memaju-mundurkan
batang kejantananku yang diiringi desahan Maria, “Ohh.. ohh.. enakhh..
enakh..” Maria menggoyangkan pinggulnya seirama denganku, gerakan kami
pun semakin cepat.
“Akhh.. sayang.., Aku mau keluar..” ucap Maria.
Aku terus menggenjotnya, karena aku pun
merasakan batang kejantananku akan mengeluarkan spermaku. Saat kecepatan
kami bertambah, akhirnya aku melenguh keras, “Akhh.. Crot.. crott..
crot..” batang kejantananku memuntahkan spermaku di dalam liang senggama
Maria.
Bersamaan dengan itu, Maria juga menjerit, “Aaskhh.., ohh.., cer.. cer..”
Tubuhnya mengejang sambil memelukku
kuat-kuat. Aku merasakan cairan kewanitaannya membasahi batang
kemaluanku. Maria melepaskan pelukannya, tubuhnya menjadi lemas tidak
berdaya, begitu juga denganku.
Kucabut batang keperkasaanku dari liang
senggamanya. Kemudian kubuka pahanya, kujilati sisa-sisa ciran
kewanitaanya, lalu kubaringkan tubuhku di sampingnya. Kucium keningnya
sambil kupeluk dan kubisikkan kata-kata bahwa aku sangat mencintainya.
Maria hanya tersenyum sambil memejamkan matanya.
Malam itu, kami melakukanya 3 kali dan kami mengulanginya dimana pun kami berada.
Posted By : www.tugupoker.net
No comments:
Post a Comment