Agen Poker Terbaik - Semakin Gila-Gilaan Bermain Seks Dengan Istri Tetangga Sejak Suaminya Pergi - Cerita Sex ini diawali dari
aku yang bekerja di kota jakarta dan kota metropolitan. Meskipun aku
bekerja di Jakarta dan digaji besar, aku lebih suka tinggal di
perkampungan. Mulai dari Kosku berada di wilayah Jakarta Selatan dekat
perbatasan Tangerang.
Agen Poker Online - Lokasinya yang nyaman dan tenang, jau
dari hiruk pikuk kota, membuatku betah tinggal lama disini sejak tahun
2009. Sudah 7 tahun lebih aku belum pernah pindah. Tetangga-tetangga pun
heran mengapa aku betah tinggal disitu padahal bu kostku terkenal
orangnya kolot dan masih memegang tradisi lama. Orangnya pun alim dan
tidak suka anak kostnya berbuat macam-macam dan kalau ketahuan sudah
pasti diusir dari rumah kostnya.
Rumah kostku 2 lantai yang disewakan
hanya 5 kamar dengan ukuran sedang dan kostnya baik untuk putra maupun
putri, yang masih single maupun yang sudah berkeluarga. Kamar mandi
untuk anak kost disedakan ada 2 didalam rumah satu dan yang diluar juga
ada. Ibu koskupun tinggal disitu cuman tinggal di kamar sebelah dalam
bersama anak semata wayangnya Mas Rano.
Rumah kost hanya terisi dua satu untukku
dan sebelahnya lagi keluarga Mas Tarno berasal dari Yogyakarta. Mas
Tarno umurnya 2 tahun diatasku jadi waktu itu sekitar 26 tahun. Istrinya
bernama Nita seumuran denganku. Nita orangnya manis putih tinggi
sekitar 165 cm ukuran payudara sekitar 34-an. Mereka sudah dikaruniai
satu orang anak masih berumur 2 tahun bernama Rara.
Mas Tarno orangnya penggangguran. Jadi
untuk keperluan, Nita-lah yang bekerja dari pagi sampai malam di sebuah
Supermarket terkenal sebagai SPG sebuah produk susu untuk balita. Karena
keperluannya yang begitu banyak, Nita (menurut pengakuannya) sampai
meminta pihak manajemen untuk bisa bekerja 2 shift.
Tentunya keluarga macam ini sering
cek-cok. Nita mengganggap Mas Tarno orangnya pemalas bisanya hanya minta
duit untuk beli rokok. Padahal jerih payah Nita seharusnya untuk beli
susu buat Rara putrinya. Mas Tarno pun sering membalas omelan-omelan
Nita dengan tamparan dan tendangan bahkan dilakukan didepan anaknya. Aku
sendiri tidak betah melihat pertengkaran itu.
Suatu saat, Mas Tarno dapat pekerjaan
sebagai ABK dan tentunya harus meninggalkan keluarganya dalam waktu yang
cukup lama. Nita senangnya bukan main mendengarnya. Akan tetapi hal itu
tidak berlangsung lama.
Pada malam itu, aku ngobrol dengan Nita
dikamarnya sambil nonton TV. Si Rara muter-muter sambil bermain maklum
umur segitu masih lucu-cucunya.
Sekarang sepi ya, Nit .nggak ada Mas Tarno. kataku
Lebih baik gini, Ted. Enakan kalo Mas Tarno nggak ada. Keluh Nita kepadaku.
Emangnya Kenapa? tannyaku.
Lebih baik gini, Ted. Enakan kalo Mas Tarno nggak ada. Keluh Nita kepadaku.
Emangnya Kenapa? tannyaku.
Mas Tarno tuh kerja nggak kerja tetep
nyusahin. wajar khan kalo aku minta duit ke Mas Tarno? Aku khan
istrinya. Eh, Dianya marah-marah. Besoknya aku diomelin juga ama ibu
mertuaku. Katanya aku nggak boleh minta duitnya dulu biar bisa buat
nabung. Gombal!!! Aku nggak percaya Mas Tarno bisa nabung!!! Dia jawab
dengan marah-marah.
Sabar ya Aku mencoba untuk menenangkannya apalagi Rara dah minta bobo .
Seandainya Mas Tedy yang jadi suamiku mungkin aku tidak akan merana. Mas Tedy dah dapat pekerjaan tetap dan digaji besar sedangkan suamiku, Mas Tarno hanya pekerja kasar di kapal itupun baru sebulan sebelumnya penggangguran. Keluhnya.
Seandainya Mas Tedy yang jadi suamiku mungkin aku tidak akan merana. Mas Tedy dah dapat pekerjaan tetap dan digaji besar sedangkan suamiku, Mas Tarno hanya pekerja kasar di kapal itupun baru sebulan sebelumnya penggangguran. Keluhnya.
Udah jangan berandai-andai .biarkan hidup mengalir saja. Jawabku sekenanya.
Mas, ..
Mas, ..
Tiba-tiba Nita duduk disebelahku
mengapit tangganku dan menyandarkan kepalanya. Aku sungguh terkejut. Aku
tahu Nita butuh kasih sayang, butuh belaian, butuh perhatian. Bukan
tendangan dan tamparan. Aku balas dia dengan pelukan di bahunya. Sayang
sekali Wanita semanis Nita disia-siakan oleh laki-laki.
Tapi Aku juga laki-laki normal punya
nafsu terhadap wanita. Justru inilah kesempatanku untuk mengerjai Nita
apalagi ibu kostku menjengguk keluarganya di Surabaya selama seminggu
dan baru berangkat kemarin malam dan Mas Rano dapat jatah kerja Shift
malam di sebuah Mall. Yuhuyyy akhirnya kesempatan itu tiba!!!
Kutoleh Nita yang saat itu sedang
memakai daster, tanpa basa basi aku langsung merengkuh tubuh Nita yang
montok itu kedalam pelukanku dan langsung kucium bibirnya yang tipis
itu. Nita memeluk tubuhku erat erat, Nita sangat pandai memainkan
lidahnya, terasa hangat sekali ketika lidahnya menyelusup diantara
bibirku. Tanganku asyik meremas susu Nita yang tidak seberapa besar tapi
kencang, pentilnya kupelintir membuat Nita memejamkan matanya karena
geli.
Dengan sigap aku menarik daster Nita,
dan seperti biasanya Nita sudah tak mengenakan apa apa dibalik dasternya
itu ternyata Nita memang sudah merencanakannya tanpa sepengetahuanku.
Tubuh Nita benar benar aduhai dan merangsang seleraku, tubuhnya
semampai, putih dengan susu yang pas dengan ukuran tubuhnya ditambah
nonok yang tak berambut mencembung.
Eh gimana kalo si Rara bangun? tanyaku.
Tenang aja Mas Tedy, Susu yang diminum Rara tadi dah aku campurin CTM. Jawabnya dengan gaya yang manja. Benar-benar persiapan yang sempurna.
Tenang aja Mas Tedy, Susu yang diminum Rara tadi dah aku campurin CTM. Jawabnya dengan gaya yang manja. Benar-benar persiapan yang sempurna.
Ketika kubentangkan bibir nonoknya,
itilnya yang sebesar biji salak langsung menonjol keluar. ketika
kusentuh dengan lidahku, Nita langsung menjerit lirih. Aku langsung
mencopot baju dan celanaku sehingga penisku yang sepanjang 12 cm
langsung mengangguk angguk bebas. Ketika kudekatkan penisku ke wajah
Nita, dengan sigap pula Nita menggenggamnya dan kemudian mengulumnya.
Kulihat bibir Nita yang tebal itu sampai
membentuk huruf O karena penisku yang berdiameter 3 cm itu hampir
seluruhnya memadati bibir mungilnya, Nita sepertinya sengaja memamerkan
kehebatan kulumannya, karena sambil mengulum penisku ia berkali kali
melirik kearahku. Aku hanya dapat menyeringai keenakan dengan servis
Nita ini. Mungkin posisiku kurang tepat bagi Nita yang sudah berbaring
itu sementara aku sendiri masih berdiri disampingnya, maka Nita
melepaskan kulumannya dan menyuruhku berbaring disebelahnya.
Setelah aku berbaring dengan agak
tergesa gesa Nita merentangkan kedua kakiku dan mulai lagi menjilati
bagian peka disekeliling penisku, mulai dari pelirku, terus naik keatas
sampai keNitang kencingku semuanya dijilatinya, bahkan Nita dengan
telaten menjilati Nitang duburku yang membuat aku benar benar
blingsatan. Aku hanya dapat meremas remas susu Nita serta merojok
nonoknya dengan jariku.
Aku sudah tak tahan dengan kelihaian
Nita ini, kusuruh dia berhenti tetapi Nita tak memperdulikanku malahan
ia makin lincah mengeluar masukkan penisku kedalam mulutnya yang hangat
itu. Tanpa dapat dicegah lagi air maniku menyembur keluar yang disambut
Nita dengan pijatan pijatan lembut dibatang penisku seakan akan dia
ingin memeras air maniku agar keluar sampai tuntas.
Ketika Nita merasa kalau air maniku
sudah habis keluar semua, dengan pelan pelan dia melepaskan kulumannya,
sambil tersenyum manis ia melirik kearahku. Kulihat ditepi bibirnya ada
sisa air maniku yang masih menempel dibibirnya, sementara yang lain
rupanya sudah habis ditelan oleh Nita. Nita langsung berbaring
disampingku dan berbisik Mas Tedy diam saja ya, biar saya yang memuaskan
Mas ! Aku tersenyum sambil menciumi bibirnya yang masih berlepotan air
maniku sendiri itu.
Dengan tubuh telanjang bulat Nita mulai
memijat badanku yang memang jadi agak loyo juga setelah tegang untuk
beberapa waktu itu, pijatan Nita benar benar nyaman, apalagi ketika
tangannya mulai mengurut penisku yang setengah ngaceng itu, tanpa
dihisap atau diapa apakan, penisku ngaceng lagi, mungkin karena memang
karena aku masih kepengen main beberapa kali lagi maka nafsuku masih
bergelora.
Aku juga makin bernafsu melihat susu
Nita yang pentilnya masih kaku itu, apalagi ketika kuraba nonoknya
ternyata itilnya juga masih membengkak menandakan kalau Nita juga masih
bernafsu hanya saja penampilannya sungguh kalem seperti malu malu kucing
untuk bermain seks .
Melihat penisku yang sudah tegak itu,
Nita langsung mengangkangi aku dan menepatkan penisku diantara bibir
nonoknya, kemudian pelan pelan ia menurunkan pantatnya sehingga akhirnya
penisku habis ditelan nonoknya itu.
Setelah penisku habis ditelan nonoknya,
Nita bukannya menaik turunkan pantatnya, dia justru memutar pantatnya
pelan pelan sambil sesekali ditekan, aku merasakan ujung penisku
menyentuh dinding empuk yang rupanya leher rahim Nita. Setiap kali Nita
menekan pantatnya, aku menggelinjang menahan rasa geli yang sangat
terasa diujung penisku itu.
Putaran pantat Nita membuktikan kalau
Nita memang jago bersetubuh, penisku rasanya seperti diremas remas
sambil sekaligus dihisap hisap oleh dinding nonok Nita. Hebatnya nonok
Nita sama sekali tidak becek, malahan terasa legit sekali, seolah olah
Nita sama sekali tak terangsang oleh permainan ini.
Padahal aku yakin seyakin yakinnya bahwa
Nita juga sangat bernafsu, karena kulihat dari wajahnya yang memerah,
serta susu dan itilnya yang mengeras seperti batu itu. Aku makin lama
makin tak tahan dengan gerakan Nita itu, kudorong ia kesamping sehingga
aku dapat menindihinya tanpa perlu melepaskan jepitan nonoknya. Begitu
posisiku sudah diatas, langsung kutarik penisku dan kutekan sedalam
dalamnya memasuki nonok Nita.
Nita menggigit bibirnya sambil
memejamkan mata, kakinya diangkat tinggi tinggi serta sekaligus
dipentangnya pahanya lebar lebar sehingga penisku berhasil masuk
kebagian yang paling dalam dari nonok Nita. Rojokanku sudah mulai tak
teratur karena aku menahan rasa geli yang sudah memenuhi ujung penisku,
sementara Nita sendiri sudah merintih rintih sambil menggigiti pundakku
ingin segera bermain seks.
Mulutku menciumi susu Nita dan menghisap
pentilnya yang kaku itu, ketika Nita memintaku untuk menggigiti
susunya, tanpa pikir panjang aku mulai menggigit daging empuk itu dengan
penuh gairah, Nita makin keras merintih rintih, kepalaku yang menempel
disusunya ditekan keras keras membuatku tak bisa bernafas lagi, saat
itulah tanpa permisi lagi kurasakan nonok Nita mengejang dan
menyemprotkan cairan hangat membasahi seluruh batang penisku.
Ketika aku mau menarik pantatku untuk
memompa nonoknya, Nita dengan keras menahan pantatku agar terus menusuk
bagian yang paling dalam dari nonoknya sementara pantatnya bergoyang
terus diatas ranjang merasakan sisa sisa kenikmatannya. Dengan suara
agak gemetar merasakan kenikmatannya, Nita menanyaiku apakah aku sudah
keluar, ketika aku menggelengkan kepala, Nita menyuruhku mencabut
penisku.
Ketika penisku kucabut, Nita langsung
menjilati penisku sehingga cairan lendir yang berkumpul disitu menjadi
bersih. Penisku saat itu warnanya sudah merah padam dengan gagahnya
tegas keatas dengan urat uratnya yang melingkar lingkar disekeliling
batang penisnya. Nita sesekali menjilati ujung penisku dan juga buah
pelirku seakan bermain seks seperti ini tak ingin cepat berakhir.
Ketika Nita melihat penisku sudah bersih
dari lendir yang membuat licin itu, dia kembali menyuruhku memasukkan
penisku, tetapi kali ini Nita yang menuntun penisku bukannya keNitang
nonoknya melainkan keNitang duburnya yang sempit itu. Aku menggigit
bibirku merasakan sempit serta hangatnya Nitang dubur Nita, ketika
penisku sudah menyelusup masuk sampai kepangkalnya, Nita menyuruhku
memaju mundurkan penisku, aku mulai menggerakkan penisku pelan pelan
sekali.
Kurasakan betapa ketatnya dinding dubur
Nita menjepit batang penisku itu, terasa menjalar diseluruh batangnya
bahkan terus menjalar sampai keujung kakiku. Benar benar rasa nikmat
yang luar biasa, baru beberapa kali aku menggerakkan penisku, aku
menghentikannya karena aku kuatir kalau air maniku memancar, rasanya
sayang sekali jika kenikmatan itu harus segera lenyap.
Nita menggigit pundakku ketika aku
menghentikan gerakanku itu, ia mendesah minta agar aku meneruskan
permainanku. Setelah kurasa agak tenang, aku mulai lagi menggerakkan
penisku menyelusuri dinding dubur Nita itu, dasar sudah lama menahan
rasa geli, tanpa dikomando lagi air maniku tiba tiba memancar dengan
derasnya, aku melenguh keras sekali sementara Nita juga mencengkeram
pundakku ketika hampir mencapai puncak dari bermain seks.
Aku jadi loyo setelah dua kali
memuntahkan air mani yang aku yakin pasti sangat banyak. Tanpa tenaga
lagi aku terguling disamping tubuh Nita, kulihat penisku yang masih
setengah ngaceng itu berkilat oleh lendir yang membasahinya. Nita
langsung bangun dari tempat tidur, dengan telanjang bulat ia keluar
mengambil air dan dibersihkannya penisku itu, aku tahu kali ini dia tak
mau membersihkannya dengan lidah karena mungkin dia kuatir kalau ada
kotorannya yang melekat.
Setelah itu, disuruhnya aku telungkup
agar memudahkan dia memijatku, aku jadi tertidur, disamping karena
memang lelah, pijatan Nita benar benar enak, sambil memijat sesekali dia
menggigiti punggungku dan pantatku. Aku benar benar puas menghadapi
perempuan satu ini.
Aku tertidur cukup lama, ketika
terbangun badanku terasa segar sekali, karena selama aku tidur tadi Nita
terus memijit tubuhku. Ketika aku membalikkan tubuhku, ternyata Nita
masih saja telanjang bulat, penisku mulai ngaceng lagi melihat tubuh
Nita yang sintal itu dan ingin bermain seks lagi, tanganku meraih
susunya dan kuremas dengan penuh gairah, Nitapun mulai meremas remas
penisku yang tegang itu.
Yuk kita ke kamar mandi ajakku
Sapa takut ..
Sapa takut ..
Aku menarik tangan Nita keluar kamar
sambil bugil tapi aku sempatkan menyambar 2 buah handuk kemudian
berjalan mengendap masuk , takut ketahuan tetangga sebelah rumah dan
mengunci pintu kamar mandinya dari dalam.
Nit kamu seksi banget.. desisku sambil
lebih mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum. Nita
membalas ciumanku dengan penuh gairah, dan aku mendorong tubuhnya ke
dinding kamar mandi.
Tanganku membekap dadanya dan memainkan
putingnya. Nita mendesah pelan. Ia menciumku makin dalam. Kujilati
putingnya yang mengeras dan ia melenguh nikmat. Aku ingat, pacarku
paling suka kalau aku berlama-lama di putingnya. Tapi kali ini tidak ada
waktu, karena sudah menjelang pagi. Nita mengusap biji pelirku.
Kunaikan tubuh Nita ke bak mandi. Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya.
Bulu kemaluannya rapi sekali. Kujilati
liangnya dengan nikmat, sudah sangat basah sekali. ia mengelinjang dan
kulihat dari cermin, ia meraba putingnya sendiri, dan memilin-milinnya
dengan kuat.
Kumasukan dua jari tanganku ke dalam
liangnya, dan ia menjerit tertahan. Ia tersenyum padaku, tampak sangat
menyukai apa yg kulakukan. Jari telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke
dalam liangnya, dan jempolku meraba-raba kasar klitorisnya. Ia makin
membuka pahanya, membiarkan aku melakukan dengan leluasa untuk bermain
seks dengannya.
Semakin aku cepat menggosok klitorisnya,
semakin keras desahannya. Sampai-sampai aku khawatir akan tetangga
sebelah rumah dengar karena dinding kamar mandi bersebelahan tepat
dengan dinding rumha tetangga. Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku, dan
seperti menyuruhku menjilati liangnya.
Ahhh ahhh .Mas Arghhhh..uhhh .Maaasss .
ia mendesah-desah girang ketika lidahku menekan klitorisnya kuat2. Dan
jari-jariku makin mengocok liangnya. Semenit kemudian, Nita benar-benar
orgasme, dan membuat mulutku basah kuyub dengan cairannya. Ia tersenyum
lalu mengambil jari2ku yang basah dan menjilatinya sendiri dengan
nikmat.
Ia lalu mendorongku duduk di atas toilet
yg tertutup, Ia duduk bersimpuh dan mengulum penisku yang belum tegak
benar. Jari-jarinya dengan lihay mengusap-ngusap bijiku dan sesekali
menjilatnya. Baru sebentar saja, aku merasa akan keluar. Jilatan dan
isapannya sangat kuat, memberikan sensasi aneh antara ngilu dan nikmat.
Nita melepaskan pagutannya, dan langsung duduk di atas pangkuanku.
Ia bergerak- gerak sendiri mengocok
penisku dengan penuh gairah. Dadanya naik turun dengan cepat, dan
sesekali kucubit putingnya dengan keras. Ia tampak sangat menyukai
sedikit kekerasan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk berdiri dan
mengangkat tubuhnya sehingga sekarang posisiku berdiri, dengan kakinya
melingkar di pinggangku untuk variasi bermain seks .
Kupegang pantatnya yang berisi dan mulai
kukocok dengan kasar. Nita tampak sangat menyukainya. Ia mendesah-desah
tertahan dan mendorong kepalaku ke dadanya. Karena gemas, kugigit
dengan agak keras putingnya. Ia melenguh , Oh gitu Mas..gigit seperti
itu aghhh
Kugigit dengan lebih keras puting
kirinya, dan kurasakan asin sedikit di lidahku. Tapi tampaknya Nita
makin terangsang.Penisku terus memompa liangnya dengan cepat, dan
kurasakan liangnya semakin menyempit
Penisku keluar masuk liangnya dengan
lebih cepat, dan tiba-tiba mata Nita merem melek, dan ia semakin
menggila, lenguhan dan desahannya semakin kencang hingga aku harus
menutup mulutnya dengan sebelah tangannku.
Ah Maass Ehmm Arghh Arghhh Ohhhhh uhhhhhh Nita orgasme untuk kesekian kalinya dan terkulai ke bahuku.
Karena aku masih belum keluar, aku
mencabut penisku dari liangnya yang banjir cairannya, dan membalikan
tubuhnya menghadap toilet untuk bermain seks kembali. Biasa kalau habis
minum staminaku memang suka lebih gila. Nita tampak mengerti maksudku,
ia menunggingkan pantatnya, dan langsung kutusuk penisku ke liangnya
dari belakang. Ia mengeram senang, dan aku bisa melihat seluruh tubuhnya
dari cermin di depan kami. Ia tampak terangsang, seksi dan acak-acakan.
Aku mulai memompa liangnya dengan pelan,
lalu makin cepat, dan tangan kiriku meraih puting payudaranya, dan
memilinnya dengan kasar, sementara tangan kananku sesekali menepuk keras
pantatnya. Penisku makin cepat menusuk2 liangnya yang semakin lama
semakin terasa licin. Tanganku berpindah-pindah, kadang mengusap-ngusap
klitorisnya dengan cepat.
Badan Nita naik turun sesuai irama
kocokanku, dan penisku semakin tegang dan terus menghantam liangnya dari
belakang. Ia mau orgasme lagi, rupanya, karena wajahnya menegang dan ia
mengarahkan tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih cepat.
Penisku terasa makin becek oleh cairan liangnya ketika bermain seks.
Nita..aku juga mau keluar nih .
oh tahan dulu kasih aku .penismu .tahan!!!!
Nita..aku juga mau keluar nih .
oh tahan dulu kasih aku .penismu .tahan!!!!
Nita langsung membalikan tubuhnya, dan
mencaplok penisku dengan rakus. Ia mengulumnya naik turun dengan cepat
seperti permen, dan dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke
dalam mulutnya.
ArGGGhhhh!! Oh yes !! erangku tertahan.
Nita menyedot penisku dengan nikmat,
menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung penisku, tapi ia tidak peduli,
tangan kirinya menekan pelirku dan kanannya mengocok penisku dengan
bermain seks gerakan makin pelan. Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi
toilet yg tertutup. Nita berlutut dan menjilati seluruh penisku dengan
rakus.
Setelah Nita menjilat bersih penisku, ia
memakaikan handukku, lalu memakai handuknya sendiri. Ia memberi isyarat
agar aku tidak bersuara, lalu perlahan-lahan membuka pintu kamar mandi.
Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya dari belakang.
Setelah kejadian itu aku sama Nita semakin gila-gilaan dalam bermain seks.
Posted By : www.tugupoker.net
No comments:
Post a Comment