Agen Poker Terpercaya - Terangsang Dengan Ibu Mertua Saat Memijit Tubuh Indahnya - Cerita seks
ini bermula dari setahun yang lalu sampai sekarang, dimana dapat
dibilang telah empat tahun saya menikah dengan Dian istri saya. Umur
saya sekarang sudah 32 tahun, dan masih segar, pantasnya dibilang orang
masih berumur 25 tahun dilihat dari wajah. Maklum, imut-imut padahal
tinggi badan sudah 175 cm dengan berat badan 67 kg, dangan kulit sawo
matang, karena saya asli orang melayu.
Agen Poker Terbaik - Saya mempunyai mertua yang sangat
perhatian dengan semua aktivitas saya dan Dian istri saya. Istri saya
adalah anak tunggal dari keluarga yang dapat dikatakan kehidupannya
lumayan mewah. Tidak heran sewaktu saya menikahi Dian langsung diberikan
satu mobil Mercy yang masih keluaran baru, sedangkan saya hanya
karyawan Swasta perusahaan Asing di bidang Export-Inport dengan jabatan
sebagai Finance manager.
Dimana di perusahaan tempat saya bekerja
pemegang saham terbesar dari Indonesianya adalah mertuaku, jadi memang
saya berkenalan dengan anak dari pemegang saham terbesar di perusahaan
saya berkerja. Saya berkenalan pada saat saya ada urusan penting dengan
Pak Sutedjo, merupakan nama samaran mertua saya.
Karena adanya pengembangan perusahaan
dengan skala International, yang waktunya saat itu sudah sangat mepet,
maka saya langsung saja ke rumah Pak Sutedjo di kawasan elit perumahan
di Pondok Indah. Sewaktu saya masuk ke rumah itu, di situlah saya
bertemu dengan Dian, dan dia mengajak saya mengobrol di teras rumahnya
sambil menunggu Pak Sutedjo sedang mandi.
Setelah urusan kantor selesai, saya
semakin dekat dengan Dian dan pacaran selama 1 tahun dan langsung
menikah. Sampai sekarang kami dikaruniai 2 orang anak, dan kami masih
tinggal di rumah mertua, maklum karena istri saya adalah anak semata
wayang. Saya harus mengalah tinggal di rumah mertua atau Pondok Mertua
Indah istilah sekarang.
Okey, kita langsung saja pada inti
ceritanya. Waktu itu keadaan cuaca malam yang sangat sejuk dan ditambah
rumah full AC semakin menambah dinginnya malam itu. Saat itu Dian istri
saya sedang pergi berlibur dengan anak-anak ke Bali.
Saya tidak ikutan pergi karena masih ada
urusan kantor yang tidak dapat ditinggalkan, dimana saya sudah diangkat
menjadi salah satu Direktur bagian pengembangan, sedangkan mertua
perempuan saya tidak ikutan karena kurang enak badan, jadi yang pergi
hanya Dian istriku beserta kedua anakku ditemani 2 orang adik
perempuanku.
Malam ini terasa dingin sekali. Biasanya
disaat cuaca begini libidoku akan meledak-ledak, dan repotnya adalah
Dian istri saya saat ini tidak ada disini, sampai pening saya
menahannya. Sambil mengenakan baju tidur, saya mengarah ke kamar tempat
tidur. Tapi sewaktu saya mau masuk ke kamar, terdengar suara panggilan
mertua memanggil saya.
Jach.., kamu udah tidur belon..? tanyanya.
Belon Bu.. jawab saya sekenanya.
Belon Bu.. jawab saya sekenanya.
Saya pikir Bapa mertua saya ada di rumah, maka saya mengambil keputusan tidur saja. Tidak lama Ibu mertua saya memanggil lagi.
Jach.., kamu suruh si Joko supir kita
masukin mobil, karena tidak jadi Bapa datang dari USA. Katanya masih ada
urusannya di sana.
Saya pun memanggil si Joko dan
menyuruhnya memasukkan mobil ke dalam garasi. Setelah itu mertua saya
memanggil saya lagi, Jach.., kamu udah makan belon?
Udah Bu. kata saya.
Tidak sampai disitu, dia juga menanyakan
sudah minum susu apa belum. Memang dengan perhatiannya yang terlalu
berlebihan itu kadang membuat saya jengkel, itu lah mertua saya yang
sangat perhatian dan penyayang.
Sebelum tidur saya pikir lebih baik saya
menonton televisi, kebetulan ada film enak di salah satu stasiun tv.
Saking asyiknya saya menonton televisi, saya kaget waktu Ibu mertua saya
menegur dari belakang.
Eh.., Ibu belon tidur..? sapa saya padanya sedikit gugup.
Ini Jach, badan saya terasa ngilu dan kepala saya pusing, Jach tau nggak mijit..? tanyanya.
Ya tau sih nggak terlalu, tapi kalo sekedar sih bisalah, jawab saya.
Ya udah kamu tolong Ibu dong pijitin..! pintanya sambil duduk di sebelah saya.
Ini Jach, badan saya terasa ngilu dan kepala saya pusing, Jach tau nggak mijit..? tanyanya.
Ya tau sih nggak terlalu, tapi kalo sekedar sih bisalah, jawab saya.
Ya udah kamu tolong Ibu dong pijitin..! pintanya sambil duduk di sebelah saya.
Dengan sedikit malas-malasan saya
bangkit dari tempat duduk saya, dan sekarang ibu mertua saya duduk di
karpet sambil menonton televisi. Saya duduk di sofa sambil memijat
kepalanya dan lehernya.
Perasaan saya belum ada yang ganjil dan
masih tetap normal, tapi entah setan apa yang datang yang menghinggapi
diri ini, sewaktu saya memijat lehernya terlihat oleh mata saya secara
jelas buah dadanya yang masih sekal dan mancung. Saat itu Ibu mertua
saya hanya mengenakan daster tipis.
Saya sangat penasaran saat itu, karena
setelah saya mencuri-curi pandang ke buah dadanya, saya sedikit
tersentak. Waktu itu terlihat oleh saya samar-samar kalau dia tidak
menggunakan apa-apa lagi di balik dasternya. Memang dalam situasi begini
siapa pun orangnya kalau masih laki-laki normal pasti akan naik nafsu
melihat pemandangan yang beginian.
Tangan saya mulai saya turunkan memijat
ke pundaknya, dan sewaktu memijat lengan atas tangannya, saya agak
menyenggol sedikit buah dadanya dan terasa sangat lembut dan kenyal.
Semakin saya senggol, dia semakin gelisah, dan disaat saya melakukan
penyenggolan, saya perhatikan tidak ada seperti perasaan curiga.
Saat itu juga saya berusaha mendekatkan
bibir saya ke daerah tengkuknya dan menghembuskan nafas yang dapat
menggelikan sekaligus menaikkan nafsunya. Sedikit agak berat nafasnya
terdengar. Tidak habis sampai disitu usaha saya, saya berusaha
menempelkan tangan saya ke payudaranya dan memijatnya dengan lembut.
Akh.. ssh.. Jach..! terdengar suara Ibu mertua saya dan mengagetkan saya sejenak.
Secepat kilat dia memutar dan menghadap
ke saya sambil berdiri dan memeluk kepala saya. Kemudian dia menciumi
wajah saya dan dikulumnya bibir saya sambil berbisaik, Jach.. kita ke
kamar yo..!
Cepat-cepat saya gendong tubuhnya ke
kamar, dan langsung saya telanjangi. Kebetulan dia hanya mengenakan
daster, tinggal saya bukakan pakaian saya sendiri. Kami sekarang sudah
dalam keadaan telanjang bulat.
Kami bergulat dengan ganas di atas
tempat tidurnya. Saya mencumbu Ibu mertua saya sendiri. Ibu mertua saya
juga tidak sabaran dan langsung mengarahkan batang kemaluan saya ke
lubang vaginanya yang belum sempat saya garap, maklum orang kampung
kebiasaan main begitu, langsung to the point saja. Terpaksa saya
melayaninya secepat itu, dan sewaktu penis saya mulai tenggelam ke dalam
vaginanya, terasa agak dipijat-pijat.
Akh.. akh.. huss.. terus..! desahnya saat itu.
Saya mendorong sedikit, dan Bless..! tenggelam seluruh batang kemaluan saya ke dalam vaginanya.
Akh.. akh..! lenguhan Ibu mertua saya sewaktu ujung penis saya menyentuh dinding rahimnya.
Pelan-pelan batang kemaluan saya mulai saya majumundurkan.
Akh.. ah.. huss.. terus..! desahnya.
Saya mendorong sedikit, dan Bless..! tenggelam seluruh batang kemaluan saya ke dalam vaginanya.
Akh.. akh..! lenguhan Ibu mertua saya sewaktu ujung penis saya menyentuh dinding rahimnya.
Pelan-pelan batang kemaluan saya mulai saya majumundurkan.
Akh.. ah.. huss.. terus..! desahnya.
Saya melaju dengan pelan dan lembut. Tidak berapa lama Ibu mertua saya mulai mengimbangi dari bawah.
Terus.. terus.. Jach.., aduh nikmatnya,
enak kali punya kamu. Beruntung Dian memilikimu.., itulah kata-kata yang
keluar dari mulutnya, pujian dari mulut orang yang saya hormati selama
ini.
10 menit sudah kami saling berpacu.
Tidak puas dengan gaya pertama, kami melanjutkan ke gaya kedua. Sekarang
dia meminta posisinya berada di atas. Hebat benar dia, saya langsung
saja mencabut dan tidur telentang. Sekarang dia mengangkangi batang
penis saya dan mengarahkannya ke vaginanya.
Kemudian, Husst.. akh.. bless..! masuk semuanya tanpa sisa.
Saya merasakan seakan-akan terbang ketika digoyangnya pinggangnya dengan liar.
Plek.. clok.. kuclok..! begitulah terdengar suara dari hasil peraduan antara paha saya dengannya.
Saya merasakan seakan-akan terbang ketika digoyangnya pinggangnya dengan liar.
Plek.. clok.. kuclok..! begitulah terdengar suara dari hasil peraduan antara paha saya dengannya.
30 menit sudah kami melakukannya,
sekarang saya memangku dengan pisisi duduk saling berhadapan. Kami
mengejar kenikmatan yang sangat dalam saat itu (cuaca saat itu sangat
mendukung). Kepala batang kemaluan saya ngilu rasanya.
Ibu mertua saya sudah mulai liar,
rupanya dia sudah mulai mencapai orgasmenya yang ke tiga kalinya,
sehingga mulai banjir lagi dan terasa semakin licin dan geli terasa
dinding vaginanya memijat-mijat penis saya. Hanya berjalan sebentar,
terasa sudah berada di kepala penis saya lahar yang mau menyembur.
Crot.. crot.. cret..! saya semburkan air
kenikmatan saya ke dalam rahimnya yang dulunya tempat berdiamnya Dian
istri saya. Sebentar kami terdiam menikmati sisa-sisa kenikmatan yang
barusan kami capai.
Setelah kami istirahat setengah jam,
kami mandi bareng ke bathup. Kami melakukannya sekali lagi di kamar
mandi dan 2 kali lagi di malam hari, di tempat tidur mertua saya.
Begitulah kami melakukannya selama Dian istri saya berada di Bali.
Dan sekembalinya mereka dari Bali saya
langsung menyetubuhi Dian, karena saya waktu itu sempat terangsang
dengan Ibu mertua saya. Ternyata Ibu mertua saya saat itu mengetahuinya.
Pagi-pagi Ibu mertua memberi kode yang sudah kami sepakati dulu.
Kami melakukan dengan hati-hati, takut nanti berabe. Sampai saat ini kami masih melakukan 1 kali 2 kali sehari..
Posted By : www.tugupoker.net
No comments:
Post a Comment