Agen Poker Terpercaya - Perselingkuhan Seorang Ibu Rumah Tangga Saat Siang Hari - Malu sebenarnya aku untuk menceritakan ini tapi aku benar-benar
merasakan kenikmatan yang luar biasa dari pengalaman yang satu ini. Tak
tahan rasanya kalau terus-menerus dipendam sendiri saja. Aku seorang ibu
rumah tangga Melayu yang tinggal di daerah Gombak, di sebelah Utara
Kuala Lumpur..
Agen Poker Terbaik - Usiaku 26 tahun. Kami sudah berumah
tangga selama dua tahun tapi sampai saat ini belum dikaruniai anak.
Suamiku bekerja di sebuah perusahaan perhutanan. Sebelum pergi kerja
paginya suamiku bilang kalau dia akan singgah di rumah untuk makan siang
sebelum outstation petangnya.
Dia minta saya masak untuk dia dan
beberapa kawannya. Pukul 12.30 tengah hari suami saya sampai di rumah
dengan Trooper kantor. Bersama dia ada 4 orang lagi. Semuanya katanya
kawan sekantor yang harus pergi outstation.
“Mau makan dulu, Bang?” tanyaku. “Ah,
nantilah, dik… sekarang sudah telat. Harus pergi sembahyang Jumat dulu.
Balik sembahyang nanti, baru makan,” kata suamiku. Sehabis makan nanti
mereka mau terus berangkat ke Penang. Dari empat orang, salah seorangnya
tak pergi sembahyang Jumat sebab dia Hindu. Namanya Balan.
Orangnya jangkung kurus dan hitam.
Kumisnya cukup tebal. Di pergelangan tangannya melingkar gelang seperti
layaknya orang India. Jadi dia ini menunggu di rumah. Balan menonton TV
di depan sambil duduk atas sofa. Tak lama setelah suami dan ketiga orang
kawannya pergi ke masjid, Balan minta kain handuk padaku karena mau
buang air katanya.
Kuberikan handuk padanya, lalu
kuteruskan kerja mencuci piring. Waktu Balan keluar dari kamar mandi,
entah bagaimana kain handuknya tersangkut pada kursi makan tepat di
belakangku sehingga terjatuh bersama kursi. Brukkkkkk!!!! Aku terkejut
dan spontan melihat ke arahnya.
Aku langsung terdiam terpaku begitu
melihat batang Balan yang besar dan hitam berkilat. Tak potong. Aku
tertegun…. karena tak pernah melihat senjata lelaki sebesar itu
sebelumnya. “Maaf Kak,” kata Balan memecah kesunyian. Sambil sedikit
gemetar kuambil handuknya yang terjatuh di dekatku dari lantai dan
perlahan kuberikan kembali kepada Balan.
Entah bagaimana waktu aku menyodorkan
handuk itu tiba-tiba Balan menarik dan menciumku. Aku mencoba lari tapi
dia terus memelukku. “Maaf sekali lagi Kak, saya suka sama akak punya
body…akak jangan marah, saya tak tahan.” Balan merayu diriku yang kini
sudah berada dalam dekapannya.
Dijelaskannya kenapa ia begitu bernafsu
melihatku. Aku baru sadar kalau sejak datang Balan sudah mengamati
tubuhku yang memang tak memakai pakaian dalam dan terpatri cukup jelas
melalui baju kurung sutra dengan corak polos dan warna terang yang
kupakai.
Ia juga rupanya mengamati kulitku yang
putih bersih dan wajahku yang kata orang memang cantik walaupun
sebenarnya aku mengenakan tudung. Tak panjang-panjang lelaki India itu
bercerita, Balan kembali menciumiku dengan penuh nafsu…. rasanya
merinding.
Aku begitu terpana dengan kejadian yang
cepat itu dan tak berdaya menampik serangan-serangannya. Handuk itu pun
terlepas dari tanganku. Balan ternyata sangat pandai memainkan kedua
putingku yang masih berada di balik baju. Salahku juga yang tak memakai
BH saat itu. Sebenarnya celana dalam pun aku tak pakai, walaupun aku
memakai baju kurung dengan tudung….
Aku pun tak tahu apakah aku harus marah
kepadanya. Walaupun jelas ia tak bisa menahan nafsunya terhadap diriku
tapi tadi ia berkali-kali berkata minta maaf padaku. Juga dari caranya
menciumi diriku, seperti layaknya seorang yang sangat merindukan
kekasihnya. Begitu hangat dan penuh perasaan.
Terus terang aku jadi mulai terhanyut.
Balan rasanya bisa melihat kalau aku mulai kepayahan dan tak berdaya
menolaknya. Ia pun semakin gencar mengulum bibirku sehingga aku tak
mampu berkata-kata. Sementara tangannya bergerilya ke sekujur tubuhku.
Aku merasa semakin merinding sebab Balan mulai memasukkan tangannya ke
dalam kainku.
Tubuhku serasa bergetar dengan hebatnya.
Sebenarnya sudah 18 hari saat itu aku tak bercinta dengan suamiku. Tak
tahu apa sebabnya suamiku jarang mau bersetubuh denganku. Karena itu
sebetulnya dalam hati aku merasa amat tersanjung bertemu dengan lelaki
yang langsung ingin menyetubuhiku padahal kami baru saja bertemu
beberapa menit yang lalu.
Apalagi yang mau disetubuhinya itu
adalah istri teman sekerjanya sendiri dan kami hanya punya waktu yang
singkat saja. Begitu besar risiko yang harus ditempuhnya hanya untuk
menyalurkan hasratnya kepadaku. Tiba-tiba aku merasa sangat bergairah.
Balan tampak senang mengetahui aku tak
memakai celana dalam. Dimain-mainkannya kelentitku dengan lihainya. Aku
serasa terbang ke awang-awang. Di dalam pelukannya, aku membiarkan dia
mempermainkan jemarinya di vaginaku. Mataku mulai merem melek. Tak sadar
erangan nikmat mengalir dari mulutku. Balan tampak semakin senang
melihat kepasrahanku.
“Akak jangan takut, saya akan
pelan-pelan…” janji Balan tentang caranya dia akan menyetubuhiku. Karena
itu akhirnya aku sama sekali tak menolak ketika Balan membawaku ke
ruang tengah dan berbaring di atas lantai di depan TV. Dia buka tudung
dan bajuku. Lalu dia buka pula semua bajunya.
Lucunya entah karena gugup atau begitu
nafsunya, Balan memerlukan waktu agak lama untuk melucuti pakaiannya
sendiri. Aku pun menunggu dengan harap-harap cemas dalam keadaan sudah
bugil di atas lantai sambil memandangi penisnya yang kuncup dan tegang.
Kami pun kembali berciuman dengan penuh nafsu. Kali ini dalam keadaan
bugil.
Aku bisa merasakan tubuhnya yang
dipenuhi rambut tebal menyentuh tubuh bugilku. Geli dan menggairahkan…!
Beda rasanya dengan tubuh suamiku yang bersih dari rambut. Aku juga bisa
merasakan penisnya yang besar seperti ular merayapi pahaku. Penis yang
hitam dan tak dikhitan. Jarinya masuk ke dalam vaginaku. Aku tersentak
dan mengerang karena kenikmatan.
Dia juga menciumi seluruh tubuhku. Balan
benar-benar pandai dan tahu cara memperlakukan seorang perempuan. Aku
makin tak tahan. Balan lalu menjilati vaginaku…. Aku pun memohon. Aku
benar-benar tak tahan. “Balan cepat….” Lalu Balan memasukkan batangnya
yang sudah sangat keras ke dalam vaginaku yang sudah basah kuyup
rasanya.
Dalam hal ini pun dia sangat pandai…
dimasukkannya pelan-pelan, tarik-keluar tarik-keluar. Sedaaap sekali
rasanya…. Tuhan saja yang tahu. Batangnya sangat besar sehingga penuhlah
rasanya lubang kemaluanku. Aku mengangkat punggung setiap kali Balan
menghenyakkan batangnya.
Setelah itu aku seperti orang gila saja.
Tak pernah aku merasakan kenikmatan seperti itu. Lebih kurang lima
menit aku merasa seperti mau kencing. Aku tahu aku sudah orgasme. Ooohh…
nikmat sekali rasanya… kutarik badan Balan dan kudorong punggungku ke
atas. Lalu kulilitkan kakiku ke pinggang Balan. Balan pun saat itu
menghentak lagi dengan kuat….
Aku seperti meraung waktu itu. Sedappp…
lalu muncratlah… Setelah terpancur air maninya, satu menit kami tak
bergerak. Hanya saling berpelukan dengan erat. Nafas kami
terengah-engah. Pandanganku nanar seakan terbang melayang ke langit
ketujuh. Selama beberapa saat aku merasakan ketenangan, kenyamanan, dan
perasaan puas bercampur aduk.
Vaginaku terasa sangat panas dan basah
kuyup. Penis Balan berdenyut-denyut di dalam alat kelaminku. Setelah itu
Balan menarik keluar batangnya dari dalam vaginaku… Ia tampak seperti
ular sawah yang tertidur setelah selesai menyantap mangsanya…. terkulai.
Balan lalu berkata sambil mengecup dahiku,
“Terima kasih akak!” Aku tersenyum
senang dan berbaring bugil bersamanya di depan TV. Tangan Balan
melingkari leherku yang telanjang. Kurebahkan kepalaku di dadanya. Lalu
sebelah tanganku menggapai kemaluan Balan yang masih basah setelah
selesai digunakan untuk menyetubuhiku.
Aku memandangi dan mengagumi batangnya
yang kuncup dan begitu perkasa. Kubelai-belai penis Balan dengan lembut.
Sementara itu bibirku menciumi dadanya yang hitam bidang dan dipenuhi
rambut. Balan sendiri masih terbaring mengumpulkan kembali tenaganya
tapi tampak jelas kalau ia sangat senang dengan perlakuanku.
Dibelai-belainya punggungku yang putih
mulus dan juga rambutku yang hitam panjang. Dia tersenyum sambil
memandangiku. Aku terus mengusap-usap kemaluannya yang panjang dan
kuncup itu. Dalam waktu yang tak berapa lama, aku bisa merasakan batang
yang hitam itu sedikit demi sedikit mengeras kembali karena belaian dan
rangsanganku.
Senang sekali melihatnya…! Sebelum
suamiku dan kawan-kawannya kembali, Balan masih sempat menyetubuhiku
sekali lagi. Kami berdua memang sama-sama ingin melakukannya lagi.
Persetubuhan ronde kedua ini berlangsung cukup singkat. Dalam waktu 5
menit aku sudah berhasil mencapai orgasme.
Beberapa detik kemudian Balan pun
menggeram dan memuntahkan air maninya kembali di dalam rahimku. Aku
belum pernah merasakan sensasi dan kebahagiaan seperti ini sebelumnya.
Karena itu setelah Balan selesai menyetubuhiku untuk kedua kalinya, aku
langsung memeluk dan mencium bibirnya dengan ikhlas sebagai tanda terima
kasih.
Kami mendengar suara Trooper memasuki
pekarangan rumah tepat saat aku baru saja mengenakan kembali baju
kurungku. Untunglah tadi begitu selesai ronde kedua Balan langsung
menyuruhku bergegas berpakaian kembali tanpa kami sempat membersihkan
diri dulu.
Rupanya benarlah sarannya. Sambil
mengenakan tudungku, aku segera menyiapkan hidangan di meja makan
sementara Balan duduk di depan TV seolah tak pernah terjadi apa pun.
Kalau kupikir-pikir dengan akal sehat, sungguh nekat apa yang telah
kulakukan tadi bersama Balan!
Apalagi kalau kuingat pintu rumah kami
pun dalam keadaan terbuka lebar! Untung saja tak ada seorang pun yang
datang saat kami bersetubuh tadi… Kebetulan lokasi rumah kami memang
agak jauh dari para tetangga maupun jalan raya. Apa yang kami berdua
lakukan tadi sebenarnya relatif sangat singkat.
Kalau dihitung sejak Balan keluar dari
kamar mandi sampai kami berpakaian kembali total waktunya hanya sekitar
setengah jam. Walaupun singkat tapi benar-benar memuaskan dan
menegangkan! Aku agak gugup sebetulnya waktu melayani suamiku dan
kawan-kawannya di meja makan. Maklum, inilah pertama kalinya aku
berselingkuh terhadap suamiku.
Apalagi lelaki yang baru saja
menyetubuhiku ikut duduk pula semeja bersama kami. Aku pun masih
merasakan air mani Balan mengalir keluar dari vaginaku karena aku belum
sempat membersihkan diri. Untunglah Balan orangnya sangat periang dan
banyak bicara. Suamiku dan kawan-kawannya lalu asyik makan sambil
mengobrol dengan serunya.
Sementara aku sendiri tidak terlalu
banyak bicara karena masih terbayang-bayang baru saja disetubuhi secara
hebat oleh Balan. Begitu suamiku mengecup dahiku berpamitan dan pergi
bersama kawan-kawannya, aku segera mengunci pintu dan melepas semua
pakaianku. Aku bermasturbasi membayangkan persetubuhanku bersama Balan
tadi.
Sungguh luar biasa dan menegangkan! Aku
jadi ingin kembali bersetubuh dengan Balan tapi dia belum ada lagi tugas
outstation setelah kejadian itu. Itulah pertama kalinya aku merasakan
batang lelaki lain selain milik suami.
Aku merasakan kenikmatan dan sensasi yang luar biasa. Jadi timbul keinginan untuk merasakan batang yang lain lagi…
Posted By : www.tugupoker.net
No comments:
Post a Comment