Bandar Ceme Terpercaya - Selingkuh Dengan Sahabat Suamiku yang Perkasa - Saat itu Citra yang sedang meletakkan bayinya di atas ranjang, karena
wajah lelahnya dia rebahan di atas sofa ruang tamu suaminya. Suaminya
yang bernama Dhika berbicara katanya nanti ada temanku yang mau datang
kesini dan rencananya dia mau menginap. Jadi pekerjaan Citra selain
menjaga bayi dia harus mempersiapkan kamar untuk sahabat suaminya
bernama Yogi.
Bandar Ceme Terbaik - Yogi adalah sahabat lama suaminya saat kuliah dulu. Dia cukup akrab
dengan mereka. Citra sudah cukup mengenal Yogi, lebih dari cukup untuk
menyadari bahwa hatinya selalu berdesir bila bertatapan mata dengannya.
Sebuah
perasaan yang tumbuh semakin besar yang tak seharusnya ada dalam
hatinya yang sudah terikat janji dengan Dhika waktu itu. Dan perasaan
itu tetap hidup di dasar hatinya hingga mereka berpisah, Citra akhirnya
menikah dengan Dhika dan sekarang mereka mempunyai seorang bayi pria.
Ada sedikit pertentangan yang berkecamuk dalam hatinya.
Di satu
sisi meskipun dia dan suaminya saling menjunjung tinggi kepercayaan dan
berpikiran terbuka, tapi dia tetap merasa sebagai seorang istri yang
wajib menjaga kesucian perkawinan mereka dan kesetiaannya pada sang
suami.
Tapi di sisi lain Citra tak bisa pungkiri bahwa ada rasa
yang lain tumbuh di hatinya terhadap Yogi hingga saat ini. Seorang pria
menarik berumur sekitar tiga puluhan, berpenampilan rapi, dan matanya
yang tajam selalu membuat jantungnya berdebar kencang saat bertemu mata.
Sosoknya yang tinggi tegap membuatnya sangat menawan.
Citra
seorang wanita ayu yang bisa dikatakan sedikit pemalu dan selalu
berpegang teguh pada sebuah ikatan. Dan dia tak kehilangan bentuk asli
tubuhnya setelah melahirkan. Mungil, payudara yang jadi sedikit lebih
besar karena menyusui dan sepasang pantat yang menggoda.
Rambutnya
lurus panjang dengan mata indah yang dapat melumerkan kokohnya batu
karang. Semua yang ada pada dirinya membuat dia mempunyai daya tarik
seksual terhadap lawan jenisnya meskipun dia tak pernah menunjukkannya.
Ah… seandainya saja dia mengaenal Yogi jauh sebelum suaminya datang dalam kehidupannya!
Citra pejamkan matanya mencoba meredam pergolakan dalam hatinya dan hati kecilnya menuntun tangannya bergerak ke bawah tubuhnya.
Vaginanya
terasa bergetar akibat membayangkannya dan saat dia menyentuh dirinya
sendiri yang masih terhalang celana jeansnya, sebuah ombak kenikmatan
menerpa tubuhnya. Jemarinya yang lentik bergerak cepat melepas kancing
celananya lalu menurunkan resleitingnya.
Tangannya menyelinap di
balik celana dalam katunnya yang berwarna putih, melewati rambut
kemaluannya hingga sampai pada gundukan daging hangatnya. Nafasnya
terasa terhenti sejenak saat jarinya menyentuh kelentitnya yang sudah
basah, membuat sekujur tubuhnya merasakan sensasi yang sangat kuat.
Dia
terdiam beberapa waktu. Dhika pulang 2 jam lagi, dan Yogi juga datang
kira-kira dalam waktu yang sama. Kenapa tidak? Dia tak bisa mencegah
dorongan hati kecilnya.
Toh dia tak menghianati suaminya secara
lahiriah, hanya sekedar untuk memuaskan dirinya sendiri dan 2 jam lebih
dari cukup, sisi lain hatinya mencoba beralasan membenarkan kobaran
gairahnya yang semakin membesar dalam dadanya.
Citra menurunkan
celana jeansnya dan mengeluarkan kakinya satu persatu dari himpitan kain
celana jeansnya. Melepaskan celana dalamnya juga, lalu dia kembali
rebah di atas sofa. Dari pinggang ke bawah telanjang, kakinya terbuka.
Pejamkan
matanya lagi dan tangannya kembali bergerak ke bawah, menuju ke pangkal
pahanya, membuat dirinya merasa se nyaman yang dia inginkan.
Dia
nikmati waktunya, menikmati setiap detiknya. Dia membayangkan Yogi
sedang memuaskannya, deru nafasnya semakin cepat. Citra tak pernah
berselingkuh selama ini, membayangkan dengan pria lain selain Dhika saja
belum pernah, semua fantasinya hanya berisikan suaminya. Tapi sekarang
ada sesuatu dari pria ini yang menyeretnya ke dalam fantasi barunya.
“Ups!
Maaf!” terdengar sebuah suara. Matanya langsung terbuka, dan dia
tercekat. Dia melihat bayangan seorang pria menghilang di sudut ruangan.
Dia baru sadar kalau dia sudah melakukan masturbasi selama lebih dari
10 menit, dan dia benar-benar tenggelam dalam alam imajinasinya hingga
tak menyadari ada seseorang yang masuk ke dalam rumah.
Dan dia sadar kalau bayangan pria itu adalah Yogi, dengan terburu-buru dia mengambil pakaiannya dan segera memakainya lagi.
“Mafkan
aku Citra,” kata Yogi, “Nggak ada yang menjawab ketukanku dan pintunya
terbuka.” dia berada di sudut ruangan jauh dari pandangan, tapi dia
sudah melihat banyak! Pemandangan yang disaksikannya saat dia memasuki
ruangan ini membakar pikirannya.
Istri sahabatnya berbaring dengan
kaki terpentang lebar di atas sofa itu, tangannya bergerak berputar
pada kelentitnya. Pahanya yang lembut dan kencang tebuka lebar, rambut
kemaluannya yang hitam mengelilingi bibir vaginanya. Penisnya mengeras
dengan cepat dalam celana jeansnya.
“Nggak apa-apa,” jawab Citra dari ruang keluarga,
“Kamu
boleh masuk sekarang.” dia sudah berpakaian lengkap sekarang, dan dia
berbaring di atas sofa, menyembunyikan wajahnya dalam telapak tangannya.
“Aku sangat malu.” katanya kemudian.
“Ah, kita semua pernah melakukannya, Citra!” jawab Yogi.
Dia berdiri tepat di samping Citra, seperti ingin agar Citra dapat melihat seberapa A?a,?EskerasnyaA?a,?a”? dia.
Dia tak dapat mencegahnya, wanita ini sangat menggoda. Dia merasa kalau dia ingin agar wanita ini bergerak padanya!!!
“Tetap
saja memalukan!” katanya, menyingkirkan tangannya dari wajahnya.
Vaginanya berdenyut sangat hebat, dia hampir saja mendapatkan orgasme
tadi! Sebuah desiran yang lain terasa saat dia melihat tonjolan
menggelembung pada bagian depan celana Yogi.
Dengan cepat dia
memalingkan wajahnya, tapi masih saja pria ini memergokinya. Sekarang
Yogi menjadi lebih terbakar lagi, ini lebih dari cukup.
“Nggak ada
yang harus kamu permalukan, setidaknya itu pendapatku setelah apa yang
sudah aku lihat tadi!” katanya tenang. Citra menatapnya penuh dengan
tanda tanya.
“Aku jadi benar-benar terangsang melihatmu seperti
itu,” dia menjelaskan, “Sebuah perasaan yang belum pernah ku alami
sebelumnya.” kata-katanya, adalah kenyataan bahwa dia sangat
menginginkannya, membuat Citra semakin basah.
Dia menyadari betapa
istri sahabatnya ini A?a,?EstertarikA?a,?a”? akan perkataannya tersebut
dan Yogi memutuskan untuk lebih menekannya lagi.
“Lihat akibatnya
padaku!” katanya, tangannya bergerak mengelus tonjolan pada bagian
depan celananya. Ini masih dalam batas yang bisa dikatakan
A?a,?EswajarA?a,?a”?, belum ada batas yang dilanggar.
Saat Yogi
melihat A?a,?EsnodaA?a,?a”? basahnya di atas permukaan sofa itu dan mata
Citra yang tak berpaling dari seputar pinggangnya, Yogi memutuskan akan
melanggar batas tersebut.
Citra hanya melihat dengan diam saat
sahabat suaminya ini membuka kancing dan menurunkan resleiting
celananya. Citra tak bisa mengingkari bahwa dia menjadi lebih
terangsang, dan dia tak menemukan kata yang tepat untuk mencegah pria
ini.
Dan saat dia menyaksikan pria di depannya ini memasukkan
tangannya dalam celana dalamnya sendiri, vaginanya terasa semakin basah.
Yogi mengeluarkan penis kedua dalam hidup Citra yang dilihatnya secara
nyata, disamping penis para bintang film porno yang pernah dilihatnya
bersama suaminya dulu.
Nafas Citra tercekat, matanya terkunci memandangi penis dihadapannya.
Dia belum melihat keseluruhannya, dan ini benar-benar sangat berbeda
dengan milik suaminya. Tapi ternyata A?a,?EsperbedaanA?a,?a”? itulah
yang semakin membakar nafsunya semakin lapar.
“Suka apa yang kamu
lihat?” tanyanya pelan. Citra mengangguk, memberanikan diri memandang ke
atas pada mata Yogi sebelum melihat kembali pada penisnya yang keras.
Yogi mengumpat betapa beruntungnya sahabatnya. Dia ucapkan sebuah kata.
“Sentuhlah!”
Ragu-ragu,
dengan hati berdebar kencang, Citra pelan-pelan menyentuh dengan
tangannya yang kecil dan melingkari penis pria di depannya ini dengan
jarinya. Penis pertama yang dia pegang dengan tangannya, selain milik
suaminya, dalam enam tahun belakangan.
Perasaan dan emosi yang
bergolak di dadanya terasa menegangkan, dan dia inginkan lebih lagi.
Yogi melihat penisnya dalam genggaman tangan istri sahabatnya yang
kecil, dan dia hanya melihat saat Citra pelan-pelan mulai mengocokkan
tangannya.
Terasa sangat panas dan keras dalam genggaman
tangannya, dan Citra tak dapat hentikan tangannya membelai kulitnya yang
lembut dan berurat besar itu. Yogi bergerak mendekat dan membuat batang
penisnya menjadi hanya beberapa inchi saja dari wajah Citra.
Yogi
menyentuh tubuh Citra, tangannya meremas pahanya yang masih terbungkus
celana jeans. Tanpa sadar Citra membuka kakinya sendiri melebar
untuknya, dan tangan Yogi bergerak semakin dalam ke celah paha Citra.
Terasa
desiran kuat keluar dari vaginanya saat tangan Yogi mulai mengelusi
dari luar celana jeansnya, Citra menggelinjang dan meremas penisnya
semakin kencang.
Dengan tangannya yang masih bebas, dipegangnya
belakang kepala Citra dan mendorongnya semakin mendekat. Citra tak
berusaha berontak. Matanya masih terpaku pada penis Yogi, dia menunduk
ke depan dan dengan lembut mencium ujung kepalanya.
Lidahnya terjulur keluar dan Citra kemudian mulai menjilat dari pangkal hingga ujung penis barunya tersebut.
Sekarang
giliran Yogi, tangannya bergerak melucuti pakaian Citra. Citra yang
sedang asik dengan batang keras dalam genggaman tangannya tak
menghiraukan apa yang dilakukan Yogi. Diciumnya kepala penis Yogi,
menggodanya seperti yang disukai suaminya (hanya itulah seputar
referensi yang dimilikinya).
Tangan Yogi menyelinap dalam celana
dalam Citra, tangannya meluncur melewati rambut kemaluannya. Citra
melenguh pelan saat tangan Yogi menyentuh kelentitnya. Dia membuka lebar
mulutnya dan memasukkan mainan barunya tersebut ke dalam mulutnya,
lidahnya berputar pelan melingkari kepala penis dalam mulutnya.
Yogi
mengerang, merasakan kehangatan yang membungkus kejantanannya. Dia
menatapnya dan melihat batang penisnya menghilang dalam mulut Citra,
bibirnya mencengkeram erat di sekelilingnya dan matanya terpejam rapat.
Yogi
menjalankan jarinya pada kelentit Citra, menggoda tombol kecilnya,
mulut Citra tak bisa bebas mengerang saat tersumpal batang penis Yogi.
Dorongan gairah yang hebat membuat Citra semakin bernafsu mengulum naik
turun batang penis Yogi. Pinggulnya dengan reflek bergerak memutar
merespon tarian jari Yogi pada kelentit sensitifnya.
Jari Yogi
mengeksplorasi lubang hangatnya Citra, membuat lenguhannya semakin
sering terdengar dalam bunyi yang aneh karena dia tak juga mau
melepaskan mulutnya dari batang penis Yogi. Citra tak lagi memikirkan
apa yang dia perbuat, dia hanya mengikuti nalurinya.
Ini
benar-benar lain dengan dia dalam keseharian, sesuatu yang akan membuat
suaminya mati berdiri bila dia melihatnya saat ini. Semuanya meledak
begitu saja.
Sesuatu yang dimiliki pria ini yang membuka pintu
dari sisi lain dirinya dan Yogi sangat menikmati perbuatannya.
Masing-masing masih tetap asik dengan kemaluan pasangannya. Dan Citra
menginginkan lebih dari ini. Mereka berdua menginginkan lebih dari
sekedar begini.
Citra menelan seluruh batang penis Yogi,
menahannya di dalam mulutnya untuk memenuhi kehausan gairahnya sendiri.
Hidungnya sampai menyentuh rambut kemaluan Yogi, ujung kepala penisnya
menyentuh langit-langit tenggorokannya, hampir membuatnya tersedak.
Yogi
mengeluarkan tangannya dari balik celana dalam Citra yang membuatnya
sedikit kecewa, ada sesuatu yang terasa hilang. Diraihnya tepian celana
jeans Citra dan dengan cepat Citra mengangkat sedikit pantatnya dari
atas sofa, yang mau tak mau membuatnya melepaskan batang penis itu dari
mulutnya, dan mempermudah sahabat suaminya ini melepaskan celananya dari
kakinya yang halus.
Nafasnya tercekat, dada terasa berat saat dia
melihat Yogi menarik celana dalamnya. Dengan sedikit memaksa dia
menurunkannya melewati kakinya dan Citra menendangnya menjauh dari
kakinya sendiri. Membantu Yogi menelanjangi tubuh bawahnya. Yogi
sekarang berlutut di lantai dan menatap takjub pada segitiga menawan
dari rambut kemaluan Citra.
CERITA DEWASA
Dia menyentuh
vagina Citra dengan tangan kirinya, menjalankan jari tengahnya pada
kelentitnya sambil tangan yang satunya menggenggam batang penisnya
sendiri.
Citra mendesah pelan, pinggulnya bergetar. Matanya
terpejam rapat, dia sangat meresapi rasa yang diberikan selangkangannya.
Yogi mengoleskan kepala penisnya pada pipi dan hidung Citra. Saat
sampai di mulutnya, Citra membuka mulutnya segera dan Yogi langsung
mendorong penisnya masuk.
Tangannya yang kecil menggenggam buah
zakarnya dan Citra membuka matanya perlahan saat dia mulai menggerakkan
kepalanya naik turun pada batang penisnya.
Yogi semakin melesakkan
jarinya ke dalam vagina Citra, membuat Citra memejamkan matanya lagi,
mengerang. Vaginanya terasa sangat basah! Jarinya bergerak di seluruh
rongga lubang itu, bergerak keluar masuk saat ibu jarinya mengerjai
kelentit Citra.
Kini, celana jeans dan celana dalam Yogi sudah
jatuh merosot di atas lantai, Yogi menarik penisnya keluar dari mulut
Citra dan langsung menendang pakaian bawahnya menjauh.
Dia
menunduk, tangannya bergerak ke bawah bongkahan pantat Citra,
mengangkatnya dari atas sofa agar bagian bawah tubuh istri sahabatnya
ini lebih terekspose ke atas. Citra meraih penisnya dan segera
memasukkannya kembali ke dalam mulutnya. Yogi mendekatkan kepalanya pada
daging nikmat Citra.
Masih tetap menahan pantat Citra ke atas,
mulutnya mencium bibir vagina Citra, mencicipi rasa dari istri
sahabatnya untuk pertama kalinya. Mulut Citra langsung mengerang
merespon, sejenak menikmati sensasi yang diberikan Yogi sebelum kembali
meneruskan A?a,?EspekerjaanA?a,?a”? mulutnya. Lidah Yogi melata pada
dinding bagian dalam dari vagina Citra, menjilati sari buah gairah yang
dikeluarkannya.
Citra merasa bibir Yogi menjepit tombol
sensitifnya dan lidahnya bergerak pelan pada sasarannya. Erangan semakin
tak terkendali lepas dari mulutnya akibat perlakuan Yogi kali ini.
Batang penisnya terlepas keluar dari cengkeraman mulut Citra. Yogi
semakin menaikkan pantat Citra, menekan vagina Citra pada wajahnya dan
lidahnya semakin bergerak menggila.
Jantung Citra serasa mau meledak, nafasnya terasa berat… sangat dekat…
Jantungnya
berhenti berdenyut, orgasmenya datang. Pinggulnya mengejat di wajah
Yogi dengan liar. Citra merasa jiwanya melayang entah kemana! Pria ini
memberinya sebuah oral seks terhebat yang pernah didapatkan dalam
hidupnya!
Akhirnya, Citra kembali ke bumi. Yogi melepaskan
pantatnya, mengangkat kepalanya dari selangkangan Citra. Batang penisnya
terasa sangat keras, dan nafasnya terdengar memburu tak beraturan.
Citra
pikir dia tak mungkin dapat menghentikan pria ini sekarang meskipun dia
menginginkannya. Yogi naik ke atas sofa, menempatkan dirinya diantara
paha Citra, yang tetap Citra biarkan terbentang lebar hanya untuknya.
Terlintas
dalam pikirannya jika dia tetap meneruskan ini terjadi, milik Yogi
adalah penis kedua yang akan memasuki tubuhnya dalam hidupnya.
Sedikit
gelembung rasa bersalah melayang dalam benaknya. Yang dengan cepat
meletus menguap saat ujung kepala penis Yogi menyentuh bibir vaginanya,
membuat sekujur tubuhnya seakan tersengat aliran listrik.
Dengan
perlahan Yogi memasukkan penisnya menembus ke dalam tubuh Citra. Pada
pertengahan perjalanannya dia menghentikan sejenak gerakannya, menikmati
gigitan bibir vagina Citra pada batang penisnya dan tiba-tiba dia
menghentakkan kedalam dengan satu tusukan.
Dinding vaginanya
terbuka menyambutnya, dan pelan-pelan Citra dapat merasakan dirinya
menerima sesuatu yang lain memasuki tubuhnya kini. Tubuhnya merinding,
perasaan menakjubkan ini merenggut nalarnya.
Yogi mengeluarkan separuh dari batang penisnya dan menghujamkannya kembali seluruhnya ke dalam vagina Citra.
Erangan
keduanya terdengar saling bersahutan dan Yogi menahan penisnya sejenak
di dalam vagina Citra, meresapi sensasinya. Manahan berat tubuhnya
dengan kedua lengannya, dia menatap ke bawah pada istri sahabatnya ini
sambil menggerakkan penisnya keluar masuk dalam vagina Citra dengan
gerakan lambat.
Citra pejamkan matanya, mendesah lirih saat dia
rasakan kejantanan Yogi keluar masuk dalam tubuhnya. Yogi melihat batang
penisnya menghilang lalu muncul kembali dalam daging hangat basah milik
Citra lagi dan lagi, dan gerakannya perlahan semakin cepat.
Nafas keduanya semakin berat, Yogi bergerak semakin cepat, Citra menggelinjang, mengerang, kakinya terangkat keatas.
Kedua
kakinya akhirnya jatuh dibelakang pantat Yogi yang mengayun keluar
masuk. Tubuh Yogi menindih tubuh kecil wanita di bawahnya saat dia
mengocok vaginanya semakin keras. Dia menciumi leher Citra, dan
menghisap lubang telinganya dengan mulutnya, erangan keduanya terdengar
mengiringi setiap gerakan tubuh mereka.
Lengan Citra melingkari
tubuh Yogi, kukunya tertancap pada punggung Yogi saat kakinya
terayun-ayun oleh gerakan pantat Yogi. Mulut Citra menyusuri leher Yogi,
mencari bibirnya. Saat bibir mereka bertemu, mereka berciuman untuk
pertama kalinya.
Lidah Citra merangsak masuk ke dalam mulut Yogi
mengiringi batang penisnya yang menggenjot tubuhnya berulang-ulang.
Bibir keduanya saling melumat, saling mengerang dalam mulut
masing-masing di atas sofa di ruang tengah itu. Sofa itu sedikit
berderit akibat gerakan Yogi yang bertambah liar.
Citra dapat
merasakan orgasmenya mulai tumbuh, dan dia menghentikan ciumannya, tak
mampu menahan erangannya lagi. Mulut mungilnya mengeluarkan erangan yang
sangat keras dan semakin keras saat penis keras Yogi semakin melebarkan
vaginanya dan Yogi memasukinya bertambah dalam.
Seorang pria
baru! Citra tak pernah melakukannya dengan pria lain selain Dhika
sebelumnya dan pria baru ini melakukannya dengan sangat hebat! Semuanya
terasa bergerak cepat. Orgasmenya meledak, Citra mencoba menahan
erangannya dengan menggigit bibir bawahnya.
Dinding-dinding
vaginanya berkontraksi mencengkeram batang penis pria baru ini dengan
kuat, dan Citra menghentakkan pinggulnya keatas berlawanan dengan
gerakan Yogi di atas tubuhnya, berusaha agar batang penis Yogi tenggelam
semakin dalam pada tubuhnya saat ombak orgasme mengambil alih
kesadarannya.
Yogi memandangi Citra saat dia dilanda orgasme,
masih tetap mengocok penisnya dengan kecepatan yang dia mampu. Dia tak
menyangka wanita pemalu dan pendiam ini akan begitu mudah ditaklukannya!
Dia merasakan miliknya juga segera tiba, gerakannya semakin dipercepat.
Dalam beberapa tusukan kemudian, dan lalu meledaklah. Sejenak setelah orgasme Citra mereda, orgasme Yogi datang.
Tusukan
terakhirnya membuat penisnya terkubur semakin jauh dalam vagina Citra.
Dia menggeram, penisnya berdenyut hebat. Semburan demi semburan yang
kuat keluar dari ujung penisnya mendarat dalam rahim Citra seakan tanpa
jeda.
Citra menggoyangkan pantatnya naik ke atas, memeras semua
sperma dari penis Yogi. Yogi tak bisa menahan tubuhnya lebih lama, dia
jatuh menindih tubuh Citra di bawahnya, mencoba bernafas dengan susah
payah.
Tangan Citra membelai punggung Yogi saat sperma terakhirnya
keluar dari penisnya menyirami vaginanya. Keduanya masih berusaha untuk
mengatur nafas.
Kedua bibir mereka merapat, berciuman dengan
lembut. Lidahnya menggelitik rongga mulut Citra dan ciuman mereka
berubah menjadi liar saat penis Yogi mulai mengecil dalam vagina Citra.
Tangan dan paha Citra mencengkeramnya erat, menahannya agar tetap berada
dalam tubuhnya.
Dia mendapatkan pengalaman lain dengan pria ini.
Pria kedua yang bercinta dengannya dalam 29 tahun usianya. Akhirnya
mereka hentikan ciumannya. Yogi mengeluarkan penisnya yang setengah
ereksi dari vagina Citra.
Keduanya mengenakan pakaiannya
masing-masing tanpa saling berkata-kata. Citra terlalu malu untuk
mengucapkan sesuatu dan Yogi tak tahu harus berkata apa.
Dhika
pulang 30 menit kemudian A?a,?aEs dia pulang lebih awal, tapi tak lebih
awal (beruntunglah mereka). Ketiganya lalu makan malam, dan Citra tak
dapat menyingkirkan pikirannya dari bayangan Yogi sepanjang waktu itu.
Dhika
dan Yogi kemudian sibuk dengan urusan pria yang tak begitu dimengerti
oleh Citra. Dan malam berikutnya, mereka berdua duduk di meja makan
bersama Citra. Para pria sedang bermain catur. Citra menghabiskan
sepanjang harinya mengasuh bayi mereka.
Kapanpun saat dia sedang
sendiri, dia tak mampu hentikan dirinya memikirkan pengalamannya bersama
Yogi kemarin. Dia merasa gairahnya menyala-nyala sepanjang hari itu,
dan dia mempunyai beberapa menit untuk memuaskan dirinya dengan
tangannya sendiri.
Saat menuangkan minuman pada suaminya dan Yogi
malam itu, dia sangat bergairah, dan sangat basah. Setiap kali dia
melirik Yogi, ada desiran halus pada vaginanya. Sekarang dia telah
mencoba seorang pria lain, dan dia merasa ketagihan!
Yogi tak jauh
beda. Dia bermasturbasi mebayangkan istri sahabatnya ini kemarin malam,
sebelum tidur. Bayangan tubuh telanjangnya memenuhi benaknya sepanjang
hari. Saat Dhika pergi ke kamar mandi, Yogi beringsut mendekati Citra.
“Apa kamu menikmati waktu kita kemarin?” tanyanya berbisik.
“Ya.” Citra tersenyum manis. Sifatnya yang malu-malu membuat birahi Yogi terbakar.
“Apa
kamu menginginkannya sekarang?” dia bertanya memastikan. Penisnya sudak
mengeras sekarang. Citra terkejut dengan pertanyaannya yang sangat
berani itu, malu-malu, lalu mengangguk.
Yogi memutuskan akan
sedikit menggodanya. Membuat Citra semakin menginginkannya agar
kesempatan mendapatkannya lagi semakin terbuka lebar. Dia menurunkan
resleiting celananya dan melepaskan kancingnya, tangannya masuk ke dalam
pakaian dalamnya.
Dia mengeluarkan penisnya, yang sudah ereksi
penuh. Nafas Citra tercekat di tenggorokan, denyutan di vaginanya
memberinya sebuah sensasi. Batang penis itu berada dalam tubuhnya
kemarin. Dia menginginkannya lagi sekarang.
Mereka mendengar pintu
kamar mandi terbuka dan Yogi segara memasukkan penisnya kembali ke
dalam celananya. Dhika masuk ke dalam ruangan, tak mengira sahabatnya
baru saja memperlihatkan penisnya yang ereksi pada istrinya.
Tak
lama berselang, entah kenapa dewa kemujuran selalu berpihak pada mereka,
Dhika lagi-lagi mau ke kamar mandi. Saat dia berdiri dan bergegas ke
kamar mandi, vagina istrinya berdenyut membutuhkan penis Yogi.
Begitu
Dhika menghilang dari pandangan keduanya, Yogi langsung bangkit dari
kursinya. Mata Citra berbinar terfokus pada tonjolan di celana Yogi saat
mereka mendengar pintu kamar mandi ditutup.
Dia langsung
menurunkan resleitingnya, dan mengeluarkan batang penisnya. Dengan
cekatan Yogi mengocok penisnya sampai ereksi penuh, sangat dekat di
wajah Citra. Yogi berdiri dei depan Citra, dan Citra langsung berlutut
di hadapan sahabat suaminya.
Kepala penisnya menyentuh kulit
pipinya, dan perlahan bergerak ke mulutnya. Saat Yogi merasa bibir
lembut Citra menyentuh ujung kepala penisnya, dia merasa mulut itu
membuka.
Segera saja kepala penis itu lenyap ke dalam mulut Citra,
dan Yogi melihat bibir itu bergerak membungkus seluruh batang penisnya.
Tangannya
membelai rambut panjang Citra dengan lembut, menahan kepalanya saat
seluruh bagian batang penisnya lenyap dalam mulut Citra.
Kepalanya segera bergerak maju mundur pada batang penis itu, suara basah dari hisapan mulutnya segera terdengar.
Kembali,
mereka mendengar pintu kamar mandi dibuka, dan Yogi mengeluarkan
penisnya dari mulut Citra dengan cepat. Agak kesulitan dia memasukkan
penisnya kembali dalam celananya dan segera duduk kembali di kursinya,
menutupi perbuatan mereka. Dhika duduk dan memberi Citra ciuman kecil,
tak tahu kalau istrinya baru saja mendapatkan sebuah batang penis yang
lain dalam mulutnya.
Mereka kembali mendapatkan kesempatan sekali lagi di malam itu, dan mereka berusaha memanfaatkannya semaksimal mungkin.
Bayi
mereka menangis di lantai atas, Dhika berinisiatif untuk pergi
melihatnya. Citra lebih dari senang mengijinkannya. Dia sangat
menginginkan penis itu, tapi dia tak mampu berbuat apa-apa. Meskipun
mendapatkannya di dalam mulutnya tak mampu meredakan gairahnya.
Mereka
dapat mendengar bunyi langkah kaki Dhika yang menaiki tangga, dan Citra
langsung berdiri. Dia tak pernah se agresif ini! Tapi
keA?a,?a”?hausannyaA?a,?a”? akan penis itu mampu merubah tabiatnya.
Hanya sekedar untuk segera melihatnya lagi! Dia langsung berlutut di
antara paha Yogi, dan Yogi segera membukanya untuknya…
Tangan
mungilnya dengan cekatan melepaskan kancing dan resleitingnya, dan dia
langsung membukanya dalam sekejap. Citra meraih ke dalam celana dalam
Yogi dan mengeluarkan penis kerasnya.
Vaginanya langsung basah
hanya dengan memandangnya saja. Tangannya yang kecil mengocoknya, saat
lidahnya menjilati dari pangkal batang penis Yogi hingga ke ujung.
Sekali
lagi, dia kembali memasukkannya ke dalam mulutnya. Menghisapnya dengan
rakus hingga mengeluarkan bunyi, tak menghiraukan resiko kepergok
suaminya. Yogi mendengarkan dengan seksama gerakan dari lantai atas,
memastikan Dhika tidak turun ke bawah.
Yogi menatapnya. Bibirnya
membungkus batang penisnya dengan erat, kepala penisnya tampak bekilatan
basah terkena lampu ruangan ini saat itu keluar dari mulutnya, mata
Citra terpejam menikmati. Dia ternyata begitu pintar memberikan blow
job! Yogi sangat ingin menyetubuhi wanita ini, meskipun hanya sesaat.
Gairahnya
sudah tak terbendung lagi, dan dia memegang pipi Citra, batang penisnya
keluar dari mulutnya. Yogi berdiri, penisnya mengacung tegang, dan
Citra berdiri bersamaan, memandangnya dengan api gairah yang sama.
Yogi
menciumnya, lembut, melumat bibirnya. Dia menciumnya lagi, dan lidah
mereka saling melilit. Lalu ciuman itu berakhir. Yogi memutar tubuh
Citra membelakanginya. Citra merasakan tangan Yogi berada pada
vaginanya, berusaha melepaskan kancing celananya.
“Jangan…”
desahan lirih keluar dari mulutnya. Dia tak tahu kenapa kata itu keluar
dari mulutnya saat dia ingin mengucapkan kata A?a,?EsyaA?a,?a”?.
Celananya jatuh hingga lututnya, memperlihatkan pantatnya yang dibungkus
dengan celana dalam katun berwarna putih.
Yogi merenggut kain itu
dan langsung menyentakkannya ke bawah, membuat pantat Citra terpampang
bebas di hadapannya. Yogi masih dapat mendengar suara gerakan di lantai
atas jadi dia tahu dia aman untuk beberapa saat, dia hanya perlu
memasukkan penisnya ke dalam vaginanya, walaupun untuk se detik saja!
Nafas
keduanya memburu, dan Citra sedikit menundukkan tubuhnya ke depan,
tangannya bertumpu pada meja makan, membuka lebar kakinya. Yogi jauh
lebih tinggi darinya, penisnya berada jauh di atas bongkahan pantatnya.
Dia
sedikit menekuk lututnya agar posisinya tepat. Dia semakin menekuk
lututnya, sangat tidak nyaman, tapi dia sadar kalau dia terlalu tinggi
untuk Citra. Dia tahu dia akan merasa kesulitan dalam posisi ini, tapi
hasratnya semakin mendesak agar terpenuhi segera.
Dia menggerakkan
pinggulnya ke depan, ujung kepala penisnya menyentuh bibir vaginanya.
Citra sudah teramat basah! Dan itu semakin mengobarkan api gairah Yogi.
Saat bibir vagina Citra sedikit mencengkeram ujung kepala penisnya, Yogi
tahu jalan masuknya sudah tepat.
Dia mendorong ke depan. Citra menghisapnya masuk ke dalam, separuh dari penisnya masuk ke dalam dengan cepat.
Citra
mendesah, merasa Yogi memasukinya. Yogi mencengkeram pantat Citra dan
memaksa memasukkan penisnya semakin ke dalam. Batang penisnya sudah
seluruhnya terkubur ke dalam cengkeraman hangatnya.
Yogi mulai
menyetubuhinya dari belakang, menarik penisnya separuh sebelum
mendorongnya masuk kembali, lagi dan lagi. Serasa berada di surga bagi
mereka berdua. Yogi berada di dalam vaginanya hanya beberapa detik, tapi
bagi keduanya itu sudah dapat meredakan gelora api gairah yang
membakar.
Tiba-tiba Yogi mendengar gerakan dari lantai atas. Citra
tak menghiraukannya, dia sudah tenggelam jauh dalam perasaannya. Yogi
mengeluarkan penisnya dari vagina Citra. Sebenarnya Citra ingin teriak
melampiaskan kekesalannya, tapi segera dia sadar akan bahaya yang
mengancam mereka berdua, segera saja dia menarik celana dan celana
dalamnya sekaligus ke atas. Saat Dhika datang, mereka berdua sudah duduk
kembali di kursinya masing-masing, gusar.
Yogi dan Citra
menghabiskan sisa malam itu dengan gairah yang tergantung. Saat malam
itu berakhir, Yogi segera bergegas pergi ke kamarnya dan langsung
mengeluarkan penisnya. Hanya dibutuhkan 3 menit saja baginya
bermasturbasi dan legalah.
Tapi bagi Citra, tidaklah semudah itu.
Kamar tidurnya berada di lantai yang berlainan dengan kamar tamu yang
dihuni Yogi, dan dia tak punya kesempatan untuk melakukan masturbasi.
Bahkan Dhika tak mencoba untuk bercinta dengannya malam itu! Seperempat
jam ke depan dilaluinya dengan resah. Citra memberi beberapa menit lagi
untuk suaminya sebelum dia tak mampu membendungnya lagi.
Dia turun
dari tempat tidur, setelah memastikan suaminya sudah tertidur lelap.
Dia mengendap-endap menuju ke kamar tamu. Malam itu dia hanya memakai
kaos putih besar hingga lututnya dan celana dalam saja untuk menutupi
tubuh mungilnya.
Dengan hati-hati dia membuka pintu kamar Yogi,
menyelinap masuk, dan menutup perlahan pintu di belakangnya. Yogi sudah
tertidur beberapa menit yang lalu. Citra berdiri di samping tempat
tidur, memandang pria yang tertidur itu, memutuskan bahwa dia akan
melakukannya. Ini tak seperti dirinya! Dia tak pernah seagresif ini! Dia
tak pernah berinisiatif! Tapi sekarang, terjadi perubahan besar.
Ditariknya
selimut yang menutupi tubuh Yogi, Yogi tergolek tidur di atas kasur
hanya memakai celana dalamnya. Citra mencengkeram bagian pinggirnya dan
dengan cepat menariknya turun hingga lututnya, membebaskan penis Yogi
yang masih lemas. Dengan memandangnya Citra merasakan desiran halus pada
vaginanya. Dia tak percaya Yogi tak terbangunkan oleh perbuatannya
tadi! Yah, baiklah, dia tahu bagaimana cara membangunkannya.
Citra
duduk di samping Yogi, dengan perlahan membuka kaki Yogi ke samping.
Tangan mungilnya meraih penis Yogi yang masih lemas menuju ke mulutnya.
Rambut panjangnya jatuh tergerai di sekitar pangkal paha Yogi. Yogi
setengah bangun, merasa nyaman. Penisnya membesar dalam mulut Citra, dan
sebelum ereksi penuh, dia akhirnya benar-benar terjaga. Tak membutuhkan
waktu lama baginya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi A?a,?aEs
istri sahabatnya sedang menghisap penisnya!
Dia mendesah,
tangannya meraih ke bawah dan mengelus rambut panjang Citra saat dengan
pasti penisnya semakin mengeras dalam mulut Citra. Merasakan penisnya
yang semakin membesar dalam mulutnya membuat celana dalam Citra basah,
dan dia mulai menggerakkan kepalanya naik turun. Dia menghisap dengan
berisik, lidahnya menjalar naik turun seperti seorang professional.
Yogi
dapat mendengar bunyi yang dikeluarkan mulut Citra saat menghisap
penisnya, dan dia dapat melihat bayangan tubuh Citra yang diterangi
cahaya bulan yang masuk ke dalam kamarnya yang gelap. Citra sedang
memberinya blow job yang hebat. Untunglah dia bermasturbasi sebelum
tidur tadi, kalau tidak pasti dia tak akan dapat bertahan lama.
Citra
tak mampu menahannya lagi. Dia ingin vaginanya segera diisi. Dia sangat
terangsang, dia sangat membutuhkan penis itu dalam vaginanya seharian
tadi. Dikeluarkannya penis Yogi dari dalam mulutnya, dan berdiri dengan
bertumpukan lututnya di atas tempat tidur itu.
Tangannya menarik
bagian bawah kaosnya ke atas dan menyelipkan kedua ibu jarinya di kedua
sisi celana dalamnya dan mulai menurunkannya.
Diangkatnya salah
satu kakinya untuk melepaskan celana dalam itu dari kakinya. Kaki yang
satunya lagi dan kemudian merangkak naik ke atas kasur setelah
menjatuhkan celana dalamnya ke atas lantai. Nafasnya sesak, menyadari
apa yang menantinya.
Diarahkannya batang penis Yogi ke atas dengan
tangannya yang kecil dan bergerak ke atas Yogi, memposisikan vaginanya
di atasnya. Yogi dapat merasakan bibir vagina Citra yang basah menyentuh
ujung kepala penisnya saat Citra mulai menurunkan pinggulnya.
Daging
dari bibir vaginanya yang basah membuka dan kepala penis Yogi
menyelinap masuk. Citra mengerang lirih, tubuhnya yang disangga oleh
kedua lengannya jadi agak maju ke depan. Citra semakin menekan ke bawah,
membuat keseluruhan batang penis Yogi akhirnya tenggelam ke dalamnya.
Erangan
Citra semakin terdengar keras. Dia merasa sangat penuh! Yogi
benar-benar membukanya lebar! Citra semakin menekan pinggulnya ke bawah
dan dia mulai menciumi leher Yogi, berusaha menahan Yogi di dalam
tubuhnya.
Bibir mereka bertemu dan saling melumat dengan bernafsu.
Lidah Citra menerobos masuk ke dalam mulut Yogi, menjalar di dalam
rongga mulutnya saat dia tetap menahan batang penis Yogi agar berada di
dalam vaginanya.
Yogi membalas lilitan lidah Citra, tangannya
bergerak masuk ke balik kaos yang dipakai Citra, bergerak ke bawah
tubuhnya hingga akhirnya tangan itu mencengkeram bongkahan pantat Citra.
Tangannya mengangkat pantat Citra ke atas, membuat tubuhnya naik turun
di atasnya A?a,?aEs Citra tetap tak membiarkan batang penis Yogi
teangkat terlalu jauh dari vaginanya!
Tak menghiraukan keberadaan
Dhika yang masih terlelap tidur di kamarnya, mereka berdua
berkonsentrasi terhadap satu sama lainnya. Tangan Yogi naik ke punggung
Citra, menarik kaos yang dipakai Citra bersamanya.
Ciuman mereka
merenggang, Citra mengangkat tubuhnya, tangannya mengangkat ke atas saat
Yogi melepaskan kaosnya lepas dari tubuhnya. Payudaranya terbebas. Yogi
melihatnya untuk pertama kalinya. Di dalam keremangan cahaya, Yogi
masih dapat menangkap keindahannya. Payudaranya yang tak begitu besar
dengan putting susu yang keras menantang, dan dia menggoyangkannya
dihadapan Yogi, menggodanya.Cerpen Sex
Yogi mengangkat tubuhnya,
tangannya yang besar menahan punggung Citra saat dia menghisap putingnya
ke dalam mulutnya. Citra menggelinjang kegelian saat lidahnya bergerak
melingkari sebelah payudaranya sebelum mencium yang satunya lagi.
Pada
waktu yang bersamaan Yogi mengangkat pantatnya, masih berusaha agar
tetap tenggelam dalam vaginanya, tapi bergerak keluar masuk dengan
pelan. Tangannya meremas payudara Citra yang bebas, sedangkan mulutnya
terus merangsang payudara yang satunya dengan mulutnya.
Citra memandang Yogi yang merangsang payudaranya, tangannya membelai
rambut Yogi dengan lembut. Citra merasa penis Yogi bergerak keluar
sedikit tapi tak lama kemudian masuk kembali ke dalam vaginanya. Dia
merasa sangat nyaman, sangat berbeda di dalam tubuhnya. Dia mulai
menggoyang, mengimbangi kocokan Yogi yang mulai bertambah cepat.
Yogi
melepaskan mulut dan tangannya dari payudara Citra dan rebah kembali ke
atas kasur. Citra mulai mengangkat pinggulnya naik ke atas hingga
batang penis Yogi nyaris terlepas ke luar seluruhnya sebelum
menghentakkan pinggulnya ke bawah lagi.
Tangan Yogi kembali pada
pantat Citra, meremasnya sambil memandangi wanita yang telah menikah ini
menggoyang tubuhnya tanpa henti. Dengan tanpa bisa dibendung lagi
erangan demi erangan semakin sering terdengar keluar dari mulut Citra.
Orgasme
yang sangat dinantikannya seharian ini mulai terbangun dalam tubuhnya.
Dengan meremas pantatnya erat, Yogi menggerakkan tubuh Citra naik turun
semakin keras dan keras. Hentakan tubuh mereka saling bertemu. Nafas
Citra semakin berat, Penis Yogi menyentak dalam tubuhnya berulang kali.
Dengan
cepat orgasmenya semakin mendekat. Citra mempercepat kocokannya pada
penis Yogi, menghentakkan bertambah cepat seiring orgasmenya yang
mendesak keluar. Citra tak mampu membendungnya lebih lama lagi,
pandangannya mulai menjadi gelap.
Jantungnya berdegup semakin
kencang, otot vaginanya berkontraksi, seluruh sendi tubuhnya bergetar
saat dia keluar dengan hebatnya. Mulutnya memekik melepaskan himpitan
yang menyumbat aliran nafasnya.
Melihat pemandangan itu gairah
Yogi semakin memuncak, dia tak memberi kesempatan pada Citra untuk
menikmati sensasi orgasmenya. Diangkatnya tubuh mungil wanita itu, dan
membaringkan di sampingnya. Dia bergerak ke atas tubuh Citra dan Citra
membuka pahanya melebar menyambutnya secara refleks.
Yogi
memandangi kepala penisnya yang menekan bibir vagina Citra. Dengan pelan
dia mulai masuk, dan mendorongnya masuk ke dalam lubang hangatnya.
Citra mengangkat kakinya ke udara, membukanya lebar lebar untuknya.
Yogi
menahan berat tubuhnya dengan kedua lengannya. Yogi memberinya satu
dorngan yang kuat. Citra memekik, ombak kenikmatan menggulungnya saat
batang keras itu memasuki tubuhnya. Yogi mulai menyetubuhinya tanpa
ampun, Citra telah sangat membakar gairahnya. Yogi mengocokkan penisnya
keluar masuk dalam vagina istri sahabatnya yang berada di bawah tubuhnya
dengan cepat, kedua kaki Citra terayun-ayun di atas pantatnya yang
menghentak.
Tempat tidur sampai bergoyang karena hentakan Yogi.
Citra menggigit bibirnya untuk meredam erangannya yang semakin bertambah
keras.
Yogi mulai kehilangan kontrol. Penisnya keluar masuk dalam
vagina Citra sebelum akhirnya, dia menarik keluar batang penisnya
dengan bunyi yang sangat basah.
Yogi mengerang, batang penisnya
berdenyut hebat dalam genggaman tangannya. Sebuah tembakan yang kuat
dari cairan kental putih keluar dari ujung kepala penisnya dan
menghantam perut Citra, beberapa darinya bahkan sampai di payudaranya.
Citra
menarik nafas, dadanya terasa sesak saat dia melihat tembakan demi
tembakan sperma yang kuat keluar dari penis Yogi, dan mendarat di atas
perutnya. Terasa sangat panas pada kulit perutnya, tapi semakin membakar
gairahnya menyadari bahwa itu bukan semburan sperma suaminya, tapi dari
seorang pria lain.
Akhirnya, sperma terakhir menetes dari penis
Yogi, menetes ke atas rambut kemaluan Citra yang terbaring di depannya
dengan kaki terpentang lebar. Dengan mata yang terpejam, Citra tersenyum
puas.
“Aku membutuhkannya” bisiknya. Mereka terdiam beberapa saat
meredakan nafas yang memburu sebelum akhirnya mulai membersihkan tubuh
basah mereka. Yogi mencium dengan lembut bibir Citra yang tersenyum.
Citra
memakai kaosnya dan menggenggam celana dalamnya dalam tangan, melangkah
keluar dari kamar itu dengan perasaan yang sangat lega.
Yogi
bangun di keesokan harinya. Peristiwa semalam langsung menyergap
benaknya, penisnya mulai mengeras. Dikeluarkannya batang penisnya dan
perlahan mulai mengocoknya.
Dia merasa sangat senang saat mendengar ada seseorang yang sedang mandi.
Dimasukkannya penisnya kembali kedalam celana dalamnya, bergegas
memakai celana jeansnya dan bergegas keluar kamar dengan bersemangat,
turun ke lantai bawah.
Dia berharap yang sedang mandi adalah Dhika
dan Citra ada di lantai bawah. Dia mendengar seseorang sedang membuat
kopi di dapur. Dia segera ke sana dan ternyata.
Citra masih dengan
pakaian yang dikenakannya malam tadi, sebuah kaos besar hingga lutut,
dan sebuah celana dalam saja di baliknya. Dia menoleh saat mendengar ada
yang mendekat, dan langsung tersenyum saat mengetahui siapa yang
datang. Terasa ada desiran halus di vaginanya saat memandang Yogi.
Citra
terkejut saat tangan Yogi melingkar di pinggangnya memeluknya erat dan
mencium bibirnya. Lalu Citra sadar ada seseorang yang sedang mandi di
lantai atas dan Dhika lah yang sedang berada di kamar mandi itu.
Bibirnya membalas lumatan Yogi dengan menggebu saat tangan Yogi menyusup
ke dalam kaosnya untuk menyentuh payudaranya.
Citra melenguh di
dalam mulut Yogi yang memeluknya merapat ke tubuhnya. Desiran gairah
memercik dari payudaranya langsung menuju ke vaginanya, membuatnya
basah. Wanita mungil itu tak berdaya dalam dekapan Yogi, tangan Citra
melingkari leher Yogi.
Mereka berciuman dengan penuh gairah, lidah
saling bertaut, perlahan Yogi mendorong tubuh Citra merapat ke dinding.
Tangannya meremas bongkahan pantat Citra di balik kaosnya. Dan Citra
sangat merasakan tonjolan pada bagian depan celana jeans Yogi yang
menekan perutnya.
Ciuman Citra turun ke leher Yogi, lidahnya
melata menuju putting Yogi. Citra membiarkan Yogi mengangkat tubuhnya ke
atas meja, memandangnya dengan pasif saat Yogi menyingkap kaosnya
hingga dadanya. Citra mengangkat kakinya bertumpu pada tepian meja,
mempertontonkan celana dalam putihnya.
Vaginanya berdenyut tak
terkontrol, menantikan apa yang akan terjadi berikutnya. Yogi berlutut
di hadapannya, dia dapat mencium aroma yang kuat dari lembah surganya
saat hidungnya bergerak mendekat.
Perlahan diciumnya vagina Citra
yang masih tertutupi kain itu, Citra mendesah, kenikmatan mengaliri
darahnya. Untuk pertama kalinya, Citra merasa gembira saat Dhika berada
lama di dalam kamar mandi!
Dengan tak sabar, tangannya menuju ke
pangkal pahanya. Yogi hanya menatapnya saat tangan Citra menarik celana
dalamnya sendiri ke samping, memperlihatkan rambut kemaluannya, dan
kemudian bibir vaginanya yang kemerahan.
Citra menatap pria yang
berlutut di antara pahanya, api gairah tampak berkobar dalam matanya,
menahan celana dalamnya ke samping untuknya. Yogi menatap matanya
seiring bibirnya mulai mencium bibir vaginanya. Membuat lebih banyak
desiran kenikmatan mengguyur tubuhnya dan dia mendesah melampiaskan
kenikmatan yang dirasakannya.
Lidah Yogi mulai menjilat dari
bagian bawah bibir vagina Citra sampai ke bagian atasnya, mendorong
kelentitnya dengan ujung lidahnya saat dia menemukannya. Diselipkannya
lidahnya masuk ke dalam lubang vaginanya, mersakan bagaimana rasanya
cairan gairah Citra.
Dihisapnya bibir vagina itu ke dalam mulutnya
dan dia mulai menggerakkan lidahnya naik turun di sana, membuat Citra
semakin basah.
Desahannya terdengar, menggoyangkan pinggulnya di
wajah Yogi. Yogi melepaskan bibirnya, lidahnya bergerak ke kelentitnya.
Dirangsangnya tonjolan daging sensitif itu menggunakan lidahnya dalam
gerakan memutar.
Citra menaruh kakinya pada bahu Yogi, duduknya
jadi tidak tenang. Tiba-tiba, Yogi menghisap kelentitnya ke dalam
mulutnya, menggigitnya diantara bibirnya.
Citra memekik agak keras
saat serasa ada aliran listrik yang menyentak tubuhnya. Lidah Yogi
bergerak berulang-ulang pada kelentit Citra yang terjepit diantara
bibirnya, tahu bahwa titik puncak Citra sudah dekat. Dilepaskannya
kelentit itu dari mulutnya dan tangannya menggantikan mengerjai kelentit
Citra dengan cepat.
“Oh Tuhan… ” bisiknya mendesah, merasakan
orgasmenya mendekat. Jari Yogi bergerak tanpa ampun, pinggul Citra
terangkat karenanya. Citra menggigit bibirnya berusaha agar suara
jeritannya tak terdengar sampai kepada suaminya yang berada di kamar
mandi saat orgasmenya datang dengan hebatnya. Dadanya sesak, nafasnya
terhenti beberapa saat, dinding-dinding vaginanya merapat.
Kedua kakinya terpentang lebar di belakang kepala Yogi. Citra mendesah
hebat, akhirnya nafasnya kembali mengisi paru-parunya mengiringi
terlepasnya orgasmenya.
Yogi berdiri dan langsung mengeluarkan
penisnya. Citra memandang dengan lapar pada batang penis dalam genggaman
tangan Yogi. Sebelah tangan Citra masih memegangi celana dalamnya ke
samping saat tangannya yang satunya lagi meraih batang penis Yogi.
Tangan kecil itu menggenggamnya saat Yogi maju mendekat.
Dengan
cepat Citra menggesek-gesekkannya pada bibir vaginanya yang basah,
berhenti hanya saat itu sudah tepat berada di depan lubang masuknya.
Mereka berdua mendengarkan dengan seksama suara dari kamar mandi di
lantai atas yang masih terdengar.
Yogi melihat ke bawah pada kepala penisnya yang menekan bibir vagina Citra.
Yogi
mendorong ke depan dan menyaksikan bibir itu membuka untuknya,
mengijinkannya untuk masuk. Desahan Citra segera terdengar saat dia
mersa terisi. Yogi terus mendorong, vagina Citra terus menghisapnya
sampai akhirnya, Yogi berada di dalamya dalam satu dorongan saja.
Citra
sangat panas dan mencengkeramnya, dan Yogi membiarkan penisnya terkubur
di dalam sana untuk beberapa saat, meresapi perasaan yang datang
padanya. Tangan Citra masih menahan celana dalamnya ke samping, tangan
yang satunya meraih kepala Yogi mendekat padanya.
Lidahnya mencari
pasangannya dalam lumatan bibir yang rapat. Dengan pelan Yogi menarik
penisnya. Dia mendorongnya masuk kemabali, keras, dan Citra mengerang
dalam mulutnya seketika. Tubuh mereka saling merapat, kaki Citra
terjuntai terayun dibelakang tubuh Yogi dalam tiap hentakan.
Dhika yang masih berada di kamar mandi tak mengira di lantai bawah penis sahabatnya sedang terkubur dalam vagina istrinya.
Sementara
itu Citra, sedang berada di ambang orgasmenya yang lain. Penis pria ini
menyentuhnya dengan begitu berbeda! Terasa sangat nikmat saat keluar
masuk dalam tubuhnya seperti itu! Dia orgasme, melenguh, melepaskan
ciumannya.
Yogi mundur sedikit dan melihat batang penisnya keluar
masuk dalam lubang vaginanya yang kemerahan, tangannya yang kecil
menahan celana dalamnya jauh-jauh ke samping yang membuat Yogi heran
karena kain itu tak robek. Dia mulai menyutubuhinya dengan keras,
menyadari kalau mungkin saja dia tak mempunyai banyak waktu lagi.
Jika
Dhika masuk ke sudut ruangan itu, dia akan melihat ujung kaki istrinya
yang terayun dibelakang pantat Yogi. Celana jeans Yogi merosot hingga
mata kakinya, celana dalamnya berada di lututnya, dan pantatnya mengayun
dengan kecepatan penuh diantara paha Citra yang terbuka lebar. Dhika
mungkin mendengar suara erangan kenikmatan istrinya.
Yogi terus
mengocok, dia dapat merasakan kantung buah zakarnya mengencang dan dia
tahu itu tak lama lagi. Dia menggeram, memberinya beberapa kocokan lagi
sebelum dilesakkannya batang penisnya ke dalam vagina wanita bersuami
itu dan menahannya di dalam sana.
Dia menggeram hebat, penisnya
menyemburkan spermanya yang panas di dalam sana. Begitu banyak sperma
yang tertumpah di dalam vagina Citra.
Erangan keduanya terdengar
saling bersahutan untuk beberapa saat hingga akhirnya mereka tersadar
kalau suara dari dalam kamar mandi sudah berhenti, dan tak menyadari
sudah berapa lama itu tak terdengar.
Bibir Yogi mengunci bibirnya
dan mereka saling melumat untuk beberapa waktu seiring kejantanan Yogi
yang melembut di dalam tubuhnya. Kemudian mereka saling merenggang dan
Yogi mengeluarkan penisnya yang setengah ereksi itu dari vagina Citra.
Dengan cekatan dia mengenakan pakaiannya kembali.
Citra membiarkan
celana dalamnya seperti begitu. Dia merasa celananya menjadi semakin
basah saat ada sperma Yogi yang menetes keluar dari vaginanya saat dia
berdiri.
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.tugupoker.net
No comments:
Post a Comment