Bandar Ceme Terpercaya - Cerita Sex Di Ajari Ngentot Tante Yosi - Cerita ini adalah sebuah pengalaman saya yang terjadi sekitar 1 tahun
yang lalu. Ini adalah pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan
bersama Tante Yossie. Umur saya sekarang adalah 23 tahun, saya (Donnie)
baru saja menyelesaikan kuliah saya di sebuah perguruan swasta yang
terkenal di Jakarta.
Bandar Ceme Terbaik - Dulu ketika saya masih duduk di bangku SMA, saya mempunyai teman bermain
yang cukup akrab, namanya Jessy. Dia adalah teman dekat saya sejak
perkenalan pertama kali ketika masih duduk di bangku SMP. Karena
hubungan kami sangat dekat, maka saya sering bermain ke rumahnya di
kawasan Menteng.
Hampir tiap minggu pasti saya bermain ke rumahnya, entah untuk
mengajaknya pergi atau hanya bermain di rumahnya saja. Karena hubungan
kami yang dekat, maka hubungan saya dengan keluarganya cukup dekat pula.
Apalagi dengan Tante Yossie, yang tidak lain adalah ibu kandung Jessy.
Perlu anda ketahui, Tante Yossie menikah di umur yang sangat muda dengan
Om Anwar. Tante Yossie melahirkan Jessy ketika masih berumur 18 tahun.
Selain Jessy, Tante Yossie juga mempunyai anak lagi yaitu George yang
baru berumur 2 tahun saat itu. Memang perbedaan umurnya dengan Jessy
sangat jauh, apakah mungkin Tante Yossie memang ingin mempunyai anak
lagi ataukah..? Setiap hari Tante Yossie hanya di rumah saja, sedangkan
Om Anwar-nya adalah seorang karyawan perusahaan asing yang cukup sukses.
Pada akhirnya ketika baru menginjak SMA tahun ke-2 hubungan saya dan
Jessy serta dengan keluarganya putus, ketika ternyata mereka sekeluarga
harus pindah ke Jerman untuk mengikuti Om Anwar yang mendapat pekerjaan
di Jerman.
Namun kira–kira setahun yang lalu saya mendapat berita bahwa Jessy
sedang liburan ke Jakarta. Tentu saja saya senang sekali karena bisa
bertemu teman lama saya. Ketika sudah berada di Jakarta, Jessy menelepon
saya dan dia menyuruh saya datang ke apartmentnya di kawasan Kuningan.
Dan akhirnya saya pun datang bertemu dengan dia di apartmentnya. Ketika
datang saya sangat kaget, karena ternyata Tante Yossie sudah tinggal
kembali di Jakarta. Tante Yossie ternyata tidak terlalu betah dengan
suasana di Jerman, kira–kira setelah 1 tahun di Jerman dia memutuskan
bersama George untuk kembali ke Jakarta. Sedangkan Om Anwar dan Jessy
tetap tinggal di sana. George sekarang sudah sekolah pada sebuah SD
swasta terkenal di kawasan Lippo Karawaci.
Ketika bertemu dengan Jessy maupun dengan anggota keluarganya yang
lain, saya sangat senang sekali, karena sudah lama sekali saya tidak
berjumpa dengan mereka semua. Namun setelah kira–kira 2 minggu berada
di Jakarta untuk liburan, akhirnya Jessy harus kembali ke Jerman untuk
meneruskan studinya. Namun setelah 1 minggu Jessy balik ke Jerman,
tiba–tiba saya mendapat telepon dari nomor HP yang biasa dipakai Jessy
ketika dia berada di Jakarta, dan ternyata setelah saya ingat nomor
tersebut adalah nomor HP Tante Yossie.
“Don.. Tante nih, kamu lagi dimana?” tanya si Tante.
“Saya baru saja habis makan siang tuh sama teman saya Tante, ada apa memangnya?” tanyaku kembali.
“Gini.. ada yang aneh sama TV di rumah Tante, kamu bisa tolong kemari tidak?” tanyanya.
“Yah.. bisa deh Tante, cuman kira-kira 2 jam lagi deh yah,” jawab saya.
Akhirnya saya datang juga ke apartmentnya untuk membantunya. Setelah
sampai di apartmentnya alangkah kagetnya saya, ternyata Tante Yossie
memakai baju yang sangat seksi. Yah, memang badannya cukup seksi bagiku,
karena walaupun sudah mulai berumur, Tante Yossie masih sempat menjaga
tubuhnya dengan melakukan senam “BL” seminggu 3 kali. Tubuhnya yang
ideal menurut saya mempunyai tinggi sekitar 168 cm, dan berat sekitar 48
kg, ditambah ukuran payudaranya kira–kira 36B. Ketika saya mengecek
TV-nya ternyata memang ada yang rusak. Waktu saya sedang berusaha
mengeceknya tiba–tiba Tante Yossie menempel di belakang saya.
Mula–mula saya tidak menaruh curiga sama sekali mungkin karena dia
ingin tahu bagian mana yang rusak, namun lama–lama saya merasakan ada
sesuatu yang menempel di punggung saya, yaitu payudaranya yang montok.
Setelah TV berhasil saya benarkan, kami berdua akhirnya duduk di ruang
keluarganya sambil menonton acara TV dan berbicara tentang kabar saya.
“Don, kamu masih seperti yang dulu saja yah?” tanya Tante Yossie.
“Agh.. Tante bisa aja deh, emang nggak ada bedanya sama sekali apa?” jawabku.
“Iyah tuh.. masih seperti yang dulu saja, cuman sekarang pastinya sudah dewasa dong..” tanyanya.
Lalu belum saya menjawab pertanyaannya yang satu itu, tiba–tiba tangan
Tante Yossie sudah memegang tangan saya duluan, dan tentu saja saya
kaget setengah mati.
“Don.. mau kan tolongin Tante?” tanya si Tante dengan manja.
“Loh.. tolongin apalagi nih Tante?” jawabku.
“Tolong memuaskan Tante, Tante kesepian nih..” jawab si Tante.
Astaga, betapa kagetnya saya mendengar kalimat itu keluar dari mulut
Tante Yossie yang memiliki rambut sebahu dengan warna rambut yang
highlight, saya benar–benar tidak membayangkan kalau ibu teman dekatku
sendiri yang meminta seperti itu. Memang tidak pernah ada keinginan
untuk “bercinta” dengan Tante Yossie ini, karena selama ini saya
menganggap dia sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab.
“Wah.. saya harus memuaskan Tante dengan apa dong?” tanyaku sambil bercanda.
“Yah.. kamu pikir sendiri dong, kan kamu sudah dewasa kan..” jawabnya.
Lalu akhirnya saya terbawa nafsu setan juga, dan mulailah
memberanikan diri untuk memeluknya dan kami mulai berciuman di ruang
keluarganya. Dimulai dengan mencium bibirnya yang tipis, dan tanganku
mulai meremas–remas payudaranya yang masih montok itu. Tante Yossie
juga tidak mau kalah, ia langsung meremas–remas alat kelaminku dengan
keras. Mungkin karena selama ini tidak ada pria yang dapat memuaskan
nafsu seksnya yang ternyata sangat besar ini, apalagi setelah
kepulangannya dari Jerman. Akhirnya setelah hampir selama setengah jam
kami berdua bercumbu seperti di atas, Tante Yossie menarik saya ke kamar
tidurnya. Sesampainya di kamar tidurnya dia langsung melucuti semua
baju saya, pertama–tama dia melepas kemeja saya kancing perkancing
sambil menciumi dada saya. Bukan main nafsunya si Tante, pikirku. Dan
akhirnya sampailah pada bagian celana. Betapa nafsunya dia ingin
melepaskan celana Levi’s saya. Dan akhirnya dia dapat melihat betapa
tegangnya batang kemaluan saya. “Wah.. Don, gede juga nih punya kamu..”
kata si Tante sambil bercanda. “Masa sih Tante.. perasaan biasa–biasa
saja deh,” jawabku. Dalam keadaan saya berdiri dan Tante Yossie yang
sudah jongkok di depan saya, dia langsung menurunkan celana dalam saya
dan dengan cepatnya dia memasukkan batang kemaluan saya ke dalam
mulutnya. Aghh, nikmat sekali rasanya. Karena baru pertama kali ini saya
merasakan oral seks. Setelah dia puas melakukan oral dengan kemaluan
saya, kemudian saya mulai memberanikan diri untuk bereaksi.
Sekarang gantian saya yang ingin memuaskan si Tante. Saya membuka
bajunya dan kemudian saya melepaskan celana panjangnya. Setelah melihat
keadaan si Tante dalam keadaan tanpa baju itu, tiba–tiba libido seks
saya menjadi semakin besar. Saya langsung menciumi payudaranya sambil
meremas–remas, sementara itu Tante Yossie terlihat senangnya bukan
main. Lalu saya membuka BH hitamnya, dan mulailah saya menggigit–gigit
putingnya yang sudah mengeras.
“Oghh.. saya merindukan suasana seperti ini Don..” desahnya.
“Tante, saya belum pernah gituan loh, tolong ajarin saya yah?” kataku.
Karena saya sudah bernafsu sekali, akhirnya saya mendorong Tante jatuh
ke ranjangnya. Dan kemudian saya membuka celana dalamnya yang berwarna
hitam. Terlihat jelas klitorisnya sudah memerah dan liang kemaluannya
sudah basah sekali di antara bulu–bulu halusnya. Lalu saya mulai
menjilat–jilat kemaluan si Tante dengan pelan–pelan. “Ogh.. Don,
pintar sekali yah kamu merangsang Tante..” dengan suara yang mendesah.
“Wah.. natural tuh Tante, padahal saya belum pernah sampai sejauh ini
loh..” jawabku. Tak terasa, tahu–tahu rambutku dijambaknya dan
tiba–tiba tubuh tante mengejang dan aku merasakan ada cairan yang
membanjiri kemaluannya, wah.. ternyata dia orgasme! Memang berbau aneh
sih, cuma berhubung sudah dilanda nafsu, bau seperti apapun tentunya
sudah tidak menjadi masalah.
Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru pertama
kalinya saya rasakan, dan nikmatnya benar–benar luar biasa. Mulut Tante
menjilati kemaluan saya yang sudah mulai basah dan begitupun mulut saya
yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Setelah kami puas melakukan oral
seks, akhirnya Tante Yossie sekarang meminta saya untuk memasukan
batang kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya.
“Don.. ayoo dong, sekarang masukin yah, Tante sudah tidak tahan nih,” minta si Tante.
“Wah.. saya takut kalo Tante hamil gimana..” tanyaku.
“Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu tenang–tenang aja deh,” sambil berusaha meyakinkanku.
Benar–benar nafsu setan sudah mempengaruhi saya, dan akhirnya saya
nekad memasukan kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya. Oghh,
nikmatnya. Walaupun sakitnya juga lumayan. Setelah akhirnya masuk, saya
melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan, karena masih terasa sakit.
“Ahh.. dorong terus dong Don..” minta si Tante dengan suara yang sudah
mendesah sekali. Mendengar desahannya saya menjadi semakin nafsu, dan
saya mulai mendorong dengan kencang dan cepat walaupun rasa sakit juga
terasa. Akhirnya saya mulai terbiasa dan mulai mendorong dengan cepat.
Sementara itu tangan saya asyik meremas–remas payudaranya, sampai
tiba–tiba tubuh Tante Yossie mengejang kembali. Astaga, ternyata dia
orgasme yang kedua kalinya. Dan kemudian kami berganti posisi, saya di
bawah dan dia di atas saya. Posisi ini adalah idaman saya kalau sedang
bersenggama. Dan ternyata posisi pilihan saya ini memang tidak salah,
benar–benar saya merasakan kenikmatan yang luar biasa dengan posisi
ini. Sambil merasakan gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, dan tangan
saya tetap sibuk meremas payudaranya lagi.
“Oh.. oh.. nikmat sekali Donniie..!” teriak si Tante.
“Tante.. saya kayaknya sudah mau keluar nih..” kata saya.
“Sabar yah Don.. tunggu sebentar lagi dong, Tante juga udah mau keluar lagi nih..” jawab si Tante.
Akhirnya saya tidak kuat menahan lagi, dan keluarlah cairan mani saya
di dalam liang kemaluan si Tante, begitu juga dengan si Tante.
“Arghh..!” teriak si Tante Yossie. Tante Yossie kemudian mencakar pundak
saya sementara saya memeluk badannya dengan erat sekali. Sungguh luar
biasa rasanya, otot–otot kemaluannya benar–benar meremas batang
kemaluanku. Setelah itu kami berdua letih dan langsung tidur saja di
atas ranjangnya. Tanpa disadari setelah 3 jam tertidur, saya akhirnya
bangun. Saya memakai baju saya kembali dan menuju ke dapur. Ketika di
dapur saya melihat Tante Yossie dalam keadaan telanjang, mungkin dia
sudah biasa seperti itu. Entah kenapa, tiba–tiba sekarang giliran saya
yang nafsu melihat pinggulnya dari belakang. Tanpa bekata–kata, saya
langsung memeluk Tante Yossie dari belakang, dan mulai lagi
meremas–remas payudaranya dan pantatnya yang bahenol serta menciumi
lehernya. Tante pun membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante langsung
menciumi bibir saya, dan memeluk saya dengan erat.
“Ih.. kamu ternyata nafsuan juga yah anaknya?” kataya sambil tertawa kecil.
“Agh Tante bisa aja deh,” jawabku sambil menciumi bibirnya kembali.
Saking nafsunya, saya mengajak untuk sekali lagi bersenggama dengan si
Tante, dan si Tante setuju-setuju saja. Tanpa ada perintah dari Tante
Yossie kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya kembali,
sehingga kami dalam keadaan telanjang kembali di dapurnya. Karena
keadaan tempat kurang nyaman, maka kami hanya melakukannya dengan gaya
doggie style.”Um.. dorong lebih keras lagi dong Don..” desahnya. Semakin
nafsu saja aku mendengar desahannya yang menurut saya sangat seksi.
Maka semakin keras juga sodokanku kepada si Tante, sementara itu
tanganku menjamah semua bagian tubuhnya yang dapat saya jangkau.
“Don.. mandi yuk?” mintanya.
“Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin saya yah?” jawab saya.
Akhirnya kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar
mandi saya mendudukkan Tante Yossie di atas wastafel, dan kemudian saya
kembali menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Dan Tante mulai
terangsang kembali.
“Hm.. nikmat sekali jilatanmu Don.. agghh..” desahnya.
“Don.. kamu sering–sering ke sini dong..” katanya dengan nafas memburu.
“Tante, kalo tahu ada service begini mah saya tiap hari kalau bisa juga mau,” jawabku sambil tersenyum.
Setelah puas menjilatinya, saya memasukkan batang kemaluan saya kembali
ke lubang kemaluan Tante Yossie. Kali ini, dorongan saya sudah semakin
kuat, karena rasa sakit saya sudah mulai berkurang ataukah saya sudah
mulai terbiasa yah? Bosan dengan gaya tersebut, saya duduk di atas
kloset dan Tante Yossie saya dudukkan di atas saya, dan batang kemaluan
saya kembali dibimbingnya masuk ke dalam lubang kemaluannya. Kali ini
saya sudah mulai tidak terlalu merasakan sakit sama sekali, namun rasa
nikmat lebih banyak terasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin
lama makin cepat membuat akhirnya saya “KO” kembali, saya mengeluarkan
air mani ke dalam lubang kemaluannya. Tante Yossie kemudian menjilati
kemaluan saya yang sudah berlumuran dengan air mani, dihisapnya semua
sampai bersih. Setelah itu kami mandi bersama.
Setelah selesai mandi, Tante Yossie memasakkan makan malam untuk kami
berdua, dan setelah itu saya pamitan untuk balik ke rumah. Setelah
kajadian itu saya baru tahu bahwa kesepian seorang Tante dapat membawa
nikmat juga kadang–kadang. Sampai sekarang kami masih sering bertemu
dan melakukan bersetubuhan. Kami biasanya melakukan di apartmetnya di
kala anaknya George sedang sekolah atau les. Dan sering juga Tante
mem-booking hotel berbintang dan kami bertemu di kamar.
Posted By : www.tugupoker.net
No comments:
Post a Comment