Bandar Casino Online - Pengalaman Mesum Lesbian Dengan Temanku - Ini adalah cerita tentang pengalaman lesbianku saat berhubungan seks
dengan sahabat baikku Regina. Pagi ini, aku kembali mendapat kuliah sore
hari. Ah, daripada iseng, lebih baik aku ke rumah Regina. Sekalian dari
sana pergi ke kampus bersama. Aku memarkir mobil di depan pintu pagar
rumah Regina. Rumahnya tampak sepi. Jangan-jangan ia tak ada di rumah.
Aku tekan bel pintu.
Bandar Casino Terbaik - Tak lama kemudian pembantunya keluar. “Ada perlu apa, Non?” tanyanya.
“Ng.. Gina ada, Mbak?” “Ada, tunggu sebentar ya.” Sang pembantu masuk ke
dalam rumah kembali. “Kata Non Gina, Non Irene disuruh langsung masuk
saja. Non Gina lagi ada di kamarnya.” “Baiklah, Mbak.” Pembantu itu
mengantarkan aku ke depan pintu kamar tidur Regina.
Setelah pintu
dibuka dari dalam aku segera masuk. Si pemilik kamar sedang duduk di
atas tempat tidur seraya membaca buku. Astaga! Ia telanjang bulat.
Tubuhnya yang indah itu tidak ditutupi oleh selembar benang pun.
Tampaklah payudaranya yang montok dan padat. Ditengah-tengahnya terdapat
puting susu yang tinggi, yang dikelilingi oleh lingkaran coklat,
sementara bagian kemaluannya ditumbuhi rambut-rambut tipis. Pahanya yang
putih dan mulus menantang setiap lelaki untuk menjamahnya.
“Ren,
duduk di sini dong. Jangan bengong saja.” “Lho, kamu lagi ngapain, Gin?”
tanyaku. “Rasanya hari ini aku lagi malas kuliah nih, Ren.” “Kenapa?”
“Nggak tahu tuh. Pokoknya lagi malas.” “Tapi kamu nggak usah telanjang
bulat kayak begitu dong”, kataku sambil menyodorkan kaus singlet
kepadanya. Regina bukannya menerima pemberianku, namun ia malah menyeret
tanganku sehingga aku jatuh telentang di atas kasur.
Tiba-tiba
Regina mencium bibirku, sementara tangannya meremas-remas payudaraku
yang tidak begitu besar. “Gin! Aduh, kok kamu begini sih?! Jangan ah!”
kataku sambil berusaha melepaskan diri. Akan tetapi Regina lebih kuat.
Tubuhnya yang bugil menindih tubuhku. Akhirnya aku pasrah saja.
Cerita ABG wanita Lesbi Sesama Jenis
Dengan
perlahan-lahan Regina menanggalkan kaus oblong yang kukenakan. Ia
menyelipkan tangannya ke balik mangkuk behaku lalu meremas payudaraku.
Aku menggerinjal-gerinjal dibuatnya. Kemudian ia melepaskan beha yang
kupakai sehingga terbukalah payudaraku yang kencang menantang. “Ya
ampun, Ren. Buah dada kamu bagus amat. Biar nggak besar, tapi kencang
dan kenyal lho”, kata Regina sambil mempermainkan puting susuku dengan
jari-jemarinya yang lentik sehingga membuatku kegelian.
Aku hanya
tersenyum saja. Lalu ia meremas-remas payudaraku. Terasa kenyal dan
ketat baginya. Aku semakin menggerinjal-gerinjal. Setelah itu mulutnya
menghisap, mengulum, dan menyedot payudaraku. Lidahnya pun mempermainkan
puting susuku yang mulai menegang. Kemudian ia menghisap-hisapnya
laksana seorang bayi yang kehausan air susu ibunya.
Setelah puas
merambah payudaraku, Regina membuka celana panjangku. Tangannya meraba
pahaku yang mulus. Lalu ia menurunkan celana dalamku, sehingga kami
berdua bugil bagai dua orang bayi yang baru saja dilahirkan. Kemudian ia
menyuruhku duduk. Ia menyodorkan payudaranya ke mulutku dan aku
menerimanya.
Aku lumat payudara yang kenyal itu dengan mulutku,
sedangkan lidahku yang menyambar-nyambar seperti lidah ular,
bergoyang-goyang mempermainkan puting susunya yang tinggi menggiurkan.
Aku hisap puting susu itu yang semakin lama semakin menegang saja.
Regina semakin memelukku dengan erat. “Ouuhh.. Irene.. ouuhh!” Aku dan
Regina saling berpelukan. Kedua pasang payudara kami saling bersentuhan.
Sejenak
ada perasaan aneh yang menjalar ke seluruh tubuhku merasakan
payudaranya yang kenyal. Demikian pula Regina yang merasakan payudaraku.
Ia menggesek-gesekkan puting susunya ke puting susuku, sehingga kami
berdua sama-sama mendesah. “Ouuhh.. ouuhh..” aku menjerit kecil tatkala
lidah Regina mulai menjilati kemaluanku dan kemudian masuk menyusuri
liang vaginaku.
Ia menjilat-jilat bagian dalam “daerah
terlarang”ku yang mulai basah itu. Aku menjerit lagi, ketika ujung
lidahnya mempermainkan daging kecil yang menempel pada kewanitaanku itu.
Lalu aku berdua berbuat serupa. Akhirnya kami berdua sama-sama
kelelahan dan tergolek begitu saja di atas kasur.
Tak lama
kemudian, Regina bangkit. Ia mengambil es jeruk yang ada di meja di
samping tempat tidurnya. Lalu ia menuangkan es jeruk itu ke kemaluanku.
Aku menjerit kecil kedinginan. Sementara ia juga menuangkan es jeruk
yang tersisa ke dalam kemaluannya sendiri. Tubuh Regina menindihku.
Kepalanya menghadap ke selangkanganku. Demikian pula kepalaku menghadap
ke selangkangannya.
Lidahnya mulai menjilati kemaluanku. Ia
menikmati er jeruk yang sudah mulai masuk ke dalam liang vaginaku.
Lidahnya mengikuti aliran air jeruk itu sampai masuk ke dalam “gua
keramat”ku itu. Dijilatinya dinding vaginaku, membuatku
menggerinjal-gerinjal kegelian. “Ouuhh.. Gina.. teruskan..!” desisku
bernafsu. Regina melanjutkan penjelajahannya.
Sementara itu di
sisi lainnya, lidahku pun berbuat hal yang sama pada kemaluannya. Kami
berdua dengan garang mempermainkan daging kecil yang berada di dalam
liang kewanitaan lawan masing-masing. Kami berdua menggerinjal-gerinjal
keras, sampai-sampai tubuh kami berdua jatuh ke lantai.
Beberapa
detik kemudian, tubuh kami berdua tergeletak di lantai berdampingan
dalam keadaan loyo. Lelah memang, namun penuh dengan kenikmatan yang tak
terhingga. Regina tersenyum. Tiba-tiba tangannya kembali meraih tubuhku
dan mendekapku. Kembali payudara kami bersentuhan, sementara mulut kami
saling melumat satu sama lain. Kami berbaring berhadap-hadapan, dengan
kedua kakiku dan kakinya saling berselisipan dan kedua selangkangan kami
saling menempel. Kemudian Regina menggesekkan kemaluannya pada
kemaluanku berulang-ulang hingga kami berdua puas.
Posted By : www.nusacash.co
No comments:
Post a Comment