Bandar Ceme Terbaik - Menikmati Tubuh Mulus Wanita Selingkuhanku - Sejak peristiwa seks ku dengan Diana aku semakin aktif untuk mengikuti
senam, yach bisa dibilang untuk menyalurkan hasrat nafsuku yang
menggebu. Kegiatan ini semua tentunya juga rapi karena aku nggak
kepingin istriku tahu hal ini.
Bandar Ceme Terpercaya - Suatu ketika aku diperkenalkan pada teman-teman wanita diana satu
kelompok, dan pinter sekali diana bersandiwara dengan berpura-pura telah
bertemu denganku pada suatu pesta pernikahan seseorang sehingga teman
wanitanya tidak ada yang curiga bahwa aku telah berhubungan dengan
diana.
Hari ini seusai senam jam 08.30 aku harus langsung kekantor
untuk mempersiapkan pertemuan penting nanti siang jam 14.00. Kubelokkan
kendaraanku pada toko buku untuk membeli perlengkapan kantor yang
kurang, saat aku asyik memilih tiba-tiba pinggangku ada yang mencolek,
saat kutoleh dia adalah Raisa teman diana yang tadi dikenalkan waktu
senam tadi.
“Belanja Apa De…, kok serius banget…”, Tanyanya dengan senyum manis.
“Ah enggak cuman sedikit untuk kebutuhan kantor aja kok…”
Akhirnya
aku terlibat percakapan ringan dengan Raisa. Dari pembicaraan itu
kuperoleh bahwa Raisa adalah keturunan cina dengan jawa sehingga
perpaduan wajah itu manis sekali kelihatannya. Matanya sipit tetapi
alisnya tebal dan…, Aku kembali melirik kearah dadanya.., alamak besar
sekali payudaranya, kira-kira 36C berbeda jauh dengan diana sahabatnya.
“Eh.., De aku ada yang pengen kubicarakan sama kamu tapi jangan sampai tahu diana ya”, pintanya sambil melirikku penuh arti.
“Ngomong apaan sih.., serius banget sa…, apa perlu?”, tanyaku penuh selidik.
“Iya perlu sekali…, Tunggu aku sebentar ya…, kamu naik apa..”, tanyanya lagi.
“Ada kendaraan kok aku…” timpalku penasaran. Akhirnya kuputuskan Raisa
ikut aku walaupun mobilnya ada, nanti kalau omong-mgngnya sudah selesai
Raisa tak antar lagi ketempat ini.
“Masalah apa sa kamu kok serius banget sih…”, tanyaku lagi.
“Tenang De…, ikuti arahku ya…, santai saja lah…”, pintanya.
Sesekali
kulirik paha Raisa yang putih itu tersingkap karena roknya pendek dan
Raisa tetap tidak berusaha menutupi. Sesuai petunjuk arah dari Raisa
akhirnya aku memasuki rumah besar mirip villa dan diceritakan oleh Raisa
bahwa tempat itu biasa dipakai untuk persewaan.
“Ok sa sekarang
kita kemana ini dan kamu mau ngomong apaan sih”, tanyaku tak sabar,
setelah aku masuk ruangan dan Raisa mempersilahkan duduk.
“Gini De langsung aja ya…, Kamu pernah merasakan Diana ya..?”, tanyanya.
Deg…, dadaku berguncang mendengar perkataan Raisa yang ceplas ceplos itu.
“Merasakan apaan sih sa?”, tanyaku pura-pura bodoh.
“Alaa De jangan mungkir aku dikasih tahu lho sama Diana, dia
menceritakan bagaimana sukanya dia menikmatimu…, Hayooooo masih mungkir
ya…”.
Aku hanya diam namun sedikit grogi juga, nampak wajahku panas mendengar
penuturan Raisa yang langsung dan tanpa sungkan tersebut. Aku terdiam
sementara Raisa merasa diatas angin dengan berceloteh panjang lebar
sambil sesekali dia senyum dan menyilangkan kakinya sehingga nampak
pahanya yang mulus tanpa cacat. Aku hanya cengar cengir saja mendengar
semua omomgannya.
“Gimana De masih mau mungkir nih…, Bener semua kan ceritaku tadi…?”, Tanyanya antusias.
Aku
hanya tersenyum kecut. Kuperhatikan Raisa meninggalkan tempat duduknya
dan tak lama kemuadian dia keluar sambil membawa dua gelas air minum.
Raisa kembali menatapku tajam aku seperti tertuduh yang menunggu
hukuman. Tak lama berselang kembali Raisa berdiri dan duduk disampingku.
“De…”, sapanya manja.
Aku melirik dan, “Apa?”, jawabku kalem.
“Aku mau seperti yang kau lakukan pada Diana De…”, aku sedikit terkejut
mendengar pengakuannya dan tanpa membuang waktu lagi kudekatkan bibirku
pada bibirnya.
Pelan dan kurasakan bibir Raisa hangat membara. Kami berpagut bibir,
kumasukkan lidahku saat bibir Raisa terbuka, sementara tanganku tidak
tinggal diam. Kusentuh lembut payudaranya yang kenyal dia tersentak
kaget. Bibirku masih bermain semakin larut dalam bibirnya. Raisa
kelihatan menikmati sekali sentuhan tanganku pada payudaranya. Sementara
tangan kananku mengusap lembut punggungnya. Raisa semakin menjadi
leherku diciumi dan tangan Raisa berada dipunggungku. Tanganku
beroperasi semakin jauh dengan meraba paha Raisa yang mulus dia semakin
menggelinjang saat tangan kananku mulai masuk dalam payudaranya. Tanpa
menunggu reaksi lanjutan aku menaikkan BH sehingga tanganku dengan mudah
menyentuh putting yang mulai mengeras.
Kudengar nafas Raisa
memburu dengan diselingi perkataan yang aku tak mengerti. Raisa mulai
pasrah dan kedua tangaku menaikkan kaos sehingga kini Raisa hanya
memakai rok mini yang sudah tidak lagi berbentuk sedangkan BH hitam
sudah tidak lagi menutup payudaranya. Kudorong perlahan Raisa untuk
berbaring di Sofa, Aku terkagum melihat putihnya tubuh yang nyaris tanpa
cacat. Kuperhatikan putting susunya memerah dan kaku, bulu-bulu halus
berada disekitar pusar menambah gairahku. Raisa hanya terpejam dan aku
mulai menurunkan rok mini setelah jariku berhasil menyentil pengait
dibawah pusar. Kini Raisa hanya tinggal memakai CD dan BH hitam kontras
dengan warna kulitnya. Aku bergegas mempreteli pakaianku dan hanya
tinggal CD. Cepat-cepat kutindih tubuh mulus itu dan Raisa mulai
menggelinjang merasakan sesuatu mengganjal dibawah pusarnya. Aku turun
menciumi kakinya sesenti demi sesenti.
“Enggghh hhss”, hanya suara itu yang kudengar saaat mulutku beraksi di lutut dan pahanya.
Penisku
terasa sakit karena kejang. Mulutku mulai menjalar di paha..,
benar-benar kunikmati sejengkal demi sejengkal. Tanganku mencoba
menelusuri daerah disela pahany, Dan kudengar suara itu semakin menjadi
saat tanganku berhasil menyusup dari pinggir CD hitam dan berhasil
menemukan tempat berbulu dengan sedikit becek didalamnya. Tanganku terus
membelai bulu-bulu kaku dan tangan satunya berusaha mempermudah dengan
menurunkan CD didaerah pada berpapasan dengan mulutku. Kusibak semua
penghalang yang merintangi tanganku untuk menjamah kemaluan, dan kini
semakin nampak wajah asli kemaluan Raisa indah montok putih kemerahan
dengan bulu jarang tapi teratur letaknya. Mataku terus mengawasi
kemaluan Raisa yang menarik, kulihat klitorisnya membengkak keluar merah
muda warnamya…, aku semakin terangsang hebat.
Mulutku masih
disela pahanya sementara tanganku terus menembus liang semakin dalam dan
Raisa semakin menggelinjang terkadang mengejang saat kupermainkan
daging kecil disela gua itu. Kusibakkan dua paha dengan merentangkan
kaki kanan pada sandaran sofa sedangkan kaki kiri kubiarkan menyentuh
lantai. Kini kemaluan Raisa semakin terbuka lebar. Mulutku sudah tak
sabar ingin merasakan lidahku sudah berdecak kagum dan berharap cepat
menerobos liangnya beradu dengan daging kecil yang manja itu dengan bulu
yang tidak banyak. Kumisku bergeser perlahan beradu dengan bulu halus
milik Raisa dan dia hanya bisa terpejam dengan lenguhan panjang setengah
menjerit. Kubirakan dia mengguman tak karuan. Lidahku mulai menjilat
dan bibirku menciba menghisap daging kecil milik Raisa yang menjorok
keluar. Kuadu lidahku dengan daging kecil dan bibirku tak henti
mengecup, kurasakan kemaluan semakin basah.
Raisa berteriak
semakin keras saat tanganku juga mengambil inisiatif untuk meremas
payudaranya yang bergerak kiri kanan saat Raisa bergoyang kenikmatan.
Aku juga tidak tahan melihat semua ini. Kutarik bibirku menjauh dari
kemaluanya dan kulepas Cdku sehingga nampaklah batang penisku yang sudah
tegak berdiri dengan ujung merah dengan sedikit lendir. Kusaksikan
Raisa masih terpejam kudekatkan ujung penisku sampai akhirnya menyentuh
kecil kemaluan Raisa. Jeritan Raisa semakin menjadi dengan mengangkat
pantatnya supaya penisku menjenguk lubangnya. Kujauhkan penisku sebentar
dan kulihat pantat Raisa semakin tinggi mencari. Kugesek gesekkan lagi
penisku dengan keras, aku terkejut tiba-tiba tanfan Raisa menagkap
batang penisku dan dituntun menuju lubang yang telah disiapkan. Denga
lembut dan sopan penisku masuk perlahan. Saat kepala penis masuk Raisa
menjerit keras dan menjepitkan kedua kainya dipinggangku. Kupaksakan
perlahan batang penisku akhirnya berhasil menjenguk lubang terdalam
milik Raisa. Kaki Raisa kaku menahanku dia membuka mata dan tersenyum.
“Jangan digoyang dulu ya De…”, pintanya dan dia terpejam kembali.
Aku menurut saja. Kurasakan kemaluan Raisa berdenyut keras memijit
penisku yang tenggelam dalam tanpa gerak. Akhirnya Raisa mulai
menggoyangkan pantatnya perlahan. Aku merasakan geli yang luar biasa.
Kuputar juga pantatku sambil bergerak maju mundur dan saat penisku
tenggelam kurasakan bibir kemaluan Raisa ikut tenggelam dengan kulit
penisku. Tak seberapa lama aku merasakan penisku mulai panas dan geli
yang berada diujung aku semakin menekan dan manarik cepat-cepat. Raisa
merasakan juga rupanya, dia mengimbangi dengan menjepitkan kedua kakinya
dipinggangku sehingga gerak penisku terhambat. Saat penis masuk karena
bantuan kaki Raisa semakin dalam kurasakan tempat yang dituju.
Aku tidak kuat dan, “sa aku mau keluar”, lenguhku.
Raisa hanya
tersenyum dan semakin mempererat jepitan kakinya. Akhirnya, Kutekan
semua penisku dalam-dalam dan kusaksikan Raisa terpejam dan berteriak
keras. Kurasakan semprotan luar biasa didalam kemaluan Raisa. Dan aku
terus menggoyangnya, tiba-tiba Raisa berteriak dan tangannya memelukku
kuat-kuat. Bibirnya menggigit dadaku sementara pantatnya terus mengejang
kaku, aku hanya terdiam merasakan nikmatnya semua ini.
Aku menindih Raisa dan penisku masih kerasan didalam liang sanggamanya.
Raisa mengelus punggungku perlahan seolah merasa takut kehilangan
kenikmatan yang sudah direguknya. Perlahan kujauhkan pantatku dari tubuh
Raisa dan kurasakan dingin penisku saat keluar dari liang kenikmatan.
Aku terlentang merasakan sisa-sisa kenikmatan. Raisa kembali bergerak
dan berdiri. Dia tersenyum melangkah menuju kamar mandi. Kudengar suara
gemericik air mengguyur…,
Raisa kembali mendekatiku, aku duduk diatas karpet untuk berdiri hendak
membersihkan penisku yang masih belepotan, aku terkejut saat Raisa
kembali mendorongku untuk tidur.
“Eh sa aku mau ke kamar mandi dulu.., bersih- bersih nih…”
Tapi tak kudengar jawaban karena Raisa menunduk di sela pahaku dan
kurasakan mulut Raisa kembali beraksi memanjakan penisku dengan
lidahnya. Aku geli menggelinjang merasakan nikmatnya kuluman mulut Raisa
ke penisku. Telur penisku dijilat dan dihisap perlahan. Serasa ujung
syarafku menegang.
Kujepit kepalanya dengan dua pahaku, Aku mulia
menggumam tak karuan tapi Raisa semakin ganas melumat penisku. Ujung
penisku dihisap kuat-kuat kemudian dilepas lagi dan tangnnya mengocok
tiada henti. Akhirnya aku menyerah untuk merasakan kenikmatan mulut
Raisa yang semakin menggila. Kulihat kepala Raisa naik turun mengelomoh
penisku yang menegang. Saat mulutnya menghisap kusaksikan pipi Raisa
kempot seperti orang tua. Penisku dikeluarkan dari mulutnya dan
kusaksikan kepala penisku sudah memerah siap untuk menyemprotkan air
kehidupan. Raisa kembali menggoyang mulutnya untuk penisku tiada henti.
Kepala penisku mendapat perlakukan istimewa. Dihisap dan dikulum.
Lidahnya menjilat dan mengecap seluruh bagian penisku. Tangan Raisa
membantu mulutnya yang mungil memegangi penisku yang mulai tak tentu
arah. Aku kegerahan, kupegang kepalanya dan kuataur ritme agar aku tidak
cepat keluar.
Hanya suara aneh itu yang sanggup keluar dari
mulutku. Aku mencoba duduk untuk melihat seluruh gerakan Raisa yang
semakin liar pada penisku. Kepala Raisa tetap dalam dekapan tangaku,
kuciumi rambutnya yang halus dan kobelai punggungnya yang putih licin,
dia mulai berkeringat mengagumu penisku. Mulut Raisa berguman menikmati
ujung penisku yang semakin membonggol. Tanganku kuarahkan untuk meremas
payudaranya. Saat kegelianku datang, payudaranya jadi sasaran amuk
tanganku. Kuremas kuat Raisa hanya mengguman dan melenguh. Gila, Sayang
aku tidak berhasil mengatur waktu yang lebih lama lagi untuk tidak
mengeluarkan cairanku. Mulut Raisa sekain ganas melihat tingkahku yang
mulai tak karuan. Lenguhku semakin keras. diluar dugaan Raisa semakin
kuat melakukan kuluman dan hisapan peda penisku. Akhirnya aku tidak
tahan merasakan kenikmatan yang tiada tara ini. Kuangkat pantatku tinggi
– tinggi, rupanya Raisa mengerti maksudku, dimasukkannya dalam-dalam
penisku dan kurasakan Raisa tambah kuat menghisap cairanku aku jadi
merasa tersedot masuk dalam mulutnya.
Tak seberapa lama setelah
cairanku habis, Raisa masih mengulum dan membersihkan sisa-sisa dengan
mulutnya. Aku hanya bisa tengadah merasakan semuanya. Setelah itu Raisa
mulai melepas mulutnya dari penisku. Kulihat semuanya sudah bersih dan
licin. Raisa tersenyum dan dia mengelus dadaku yang masih telanjang. Aku
baru bisa berdiri dan menuju ke kamar mandi saat Raisa beranjak dari
duduknya untuk membuatkan aku minuman. Kubersihkan diriku. Aku minum
sejenak, dan Raisa hanya diam saja memandangiku.
“Kenapa sa…?”, tanyaku.
Dia memandangku dan berkata, “Maaf ya De sebenarnya aku tadi hanya
memancingmu saja kok, aku nggak tahu kamu udah pernah main ama Diana
atau belum, habis aku lihat tatapan mata Diana sama kamu kadang mesra
sekali sih aku jadi curiga”
“Gila, kupikir”, tapi aku hanya senyum saja mendengarnya.
Tak
terasa waktu sudah menunjukkan jam 12.45 aku harus bergegas untuk
menyiapkan rapat. Kami berdua menuju ke toko tempat Raisa memarkir
mobilnya. Selama diperjalanan kami semakin mesra dan berkali-kali
kudengar lenguh manja Raisa seakan masih menikmati sisa-sisa orgasmenya.
Tangankupun sekali-kali tidak lagi takut menelungkup disela pahanya atu
penggelayut dipayudaranya yang besar. Bahkan Raisa semakin membiarkan
pahanya terbuka lebar dengan rok terangkat untuk mempermudah tanganku
mengembara dikemaluannya. Raisapun tak mau kalah penisku jadi sasaran
tangannya saat tangaku tidak menempati kemaluannya. Kurasakan penisku
tegang kembali. Raisa hanya tersenyum dan meraba terus penisku dari luar
celana. Akhirnya sampai juga ditempat Raisa memarkir mobil dan kami
berpisah, Raisa memberikan kecup manja dan ucapan terima kasih.
Aku hanya tersenyum dan bergumam, “Besok aku mau lagi..”
Raisa mengangguk dan berkata “Kapanpun Ade mau, Raisa akan layani”
Hati setanku bersoak mendengar jawaban yang mengandung arti kemanjaan
sebuah penis dan keganasan kemaluan memerah dengan bulu halus. Diana
tidak mengetahui kalau aku sering merasakan kemaluan Raisa yang putih
dan empuk itu. Mereka masih tetap akrab dan berjalan bersama seperti
biasanya.
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.tugupoker.net
No comments:
Post a Comment