Agen Poker Terbaik - Rindu Kejantanan Lelaki Setelah Di Perkosa - Fatimah adalah seorang ibu rumah tangga berwajah cantik yang berkulit
putih bersih baru berusia 31 tahun. Selama 6 tahun perkawinannya dengan
mas Syamsul, wanita ini telah dikaruniai dua anak yang masing-masing
berusia 3 tahun dan 5 tahun.
Agen Poker Online - Selain kesibukannya sebagai ibu rumah tangga, wanita yang selalu
mengenakan jilbab ini juga cukup aktif di lingkungan tempatnya tinggal,
demikian juga suaminya.
Jilbab lebar serta jubah panjang serta
kaus kaki sebagai cirinya ada padanya apabila dia keluar rumah atau
bertemu laki-laki yang bukan mahromnya, sehingga mengesankan kealiman
Fatimah. Sore ini, ibu muda yang alim ini kedatangan tamu seorang
laki-laki yang dikenalnya sebagai rekan sekantor suaminya, sehingga
terpaksa dia harus mengenakan jilbab lebarnya serta kaus kaki menutupi
kakinya untuk menemuinya, karena kebetulan suaminya sedang rapat di
kantor dan baru akan kembali selepas maghrib.
Dengan jilbab putih
yang lebar serta jubah panjang bemotif bunga kecil berwarna biru serta
kaus kaki berwarna krem, Fatimah menemui tamu suaminya itu bernama
Hendri. Seorang laki-laki yang kerap bertamu ke rumahnya. Wajahnya tidak
tampan namun tubuhnya terlihat tegap dan atletis.Usianya lebih muda
dari suaminya ataupun dirinya hingga suaminya ataupun dia sendiri
memanggilnya dengan sebutan dik Hendri. Sebetulnya Fatimah kurang
menyukai laki-laki bernama Hendri itu, karena matanya yang jalang kalau
melihatnya seakan hendak menelannya bulat-bulat sehingga dia lebih suka
menghindar jika Hendri datang bertamu.
Namun kali ini, Fatimah
harus menemuinya karena Hendri ini adalah rekan suaminya, terpaksa
Fatimah bersikap ramah kepadanya. Memang tidak mungkin untuk menyuruh
Hendri kembali, ketika suaminya tidak ada di rumah seperti ini karena
jauhnya rumah tamu suaminya ini. Akhirnya Fatimah mempersilahkan Hendri
menunggu di ruang tamu sedangkan dia pergi ke dapur membuatkan minum
untuk tamunya tersebut. Sore ini, suasana rumah Fatimah memang sangat
sepi. Selain suaminya yang tidak ada di rumah, kedua anaknya pun sedang
ngaji dan baru pulang menjelang maghrib nanti. Di dapur, Fatimah tengah
menyiapkan minuman dan makanan kecil buat tamu suaminya yang tengah
menunggu di ruang tamu.Tangan ibu muda ini tengah mengaduk gelas untuk
minuman tamu suaminya ketika tanpa disadarinya, laki-laki tamu suaminya
yang semula menunggu di ruang tamu tersebut menyelinap ke dapur menyusul
Fatimah.
Fatimah terpekik kaget, ketika dirasakannya tiba-tiba
seorang lelaki memeluknya dari belakang. Wanita berjilbab lebar ini
sangat kaget ketika menyadari yang memeluknya adalah Hendri tamu
suaminya yang tengah dibikinkan minuman olehnya. Fatimah berupaya
meronta namun tiba-tiba sebilah belati telah menempel di pipi wanita
yang halus ini.Kemudian lelaki itu langsung mendekatkan mulutnya ke
telinga Fatimah.
“Maaf, Mbak Fatimah. Mbak Fatimah begitu cantik
dan menggairahkan, aku harap Mbak jangan melawan atau berteriak atau
belati ini akan merusak wajah ayu yang cantik ini”. desis Hendri dalam
membuat Fatimah tak berkutik. Kilatan belati yang dibawa Hendri membuat
wajah wanita berjilbab ini pucat pasi. Seumur hidupnya, baru kali ini
Fatimah melihat pisau belati yang terlihat sangat tajam sehingga membuat
wanita ini lemas ketakutan. Tubuh ibu muda berjilbab yang alim ini
mengejang ketika dia merasakan kedua tangan Hendri itu menyusup ke balik
jilbab lebarnya meremas-remas lembut kedua payudaranya yang tertutup
jubah dan….. Lantas salah satu tangan Hendri lalu turun ke arah
selangkangannya, meremas-remas kemaluannya dari luar jubah yang
dipakainya.
“Jangaan.. dik Hendrii..”desah Fatimah dengan
gemetaran. Namun laki- laki ini tak perduli, kedua tangannya kian
bernafsu meremas-remas buah dada serta selangkangan wanita alim berusia
31 tahun ini. Fatimah menggeliat-geliat menerima remasan laki-laki yang
bukan suaminya ini dalam posisi membelakangi laki-laki itu.
“Jangaan..
dik Hendrii….sebentar lagi anak-anakku pulang..” desah Fatimah masih
dengan wajah ketakutan dan gelisah. Hendri terpengaruh dengan kata-kata
Fatimah, diliriknya jam dinding yang terdapat pada dapur tersebut. dan
memang selama sering bertamu di rumah ini Hendri mengetahui tak lama
lagi kedua anak wanita yang tengah diperkosanya itu pulang dari ngaji.
Laki-laki ini mengumpat pelan sebelum kemudian, Hendri berlutut di
belakang Fatimah.
Fatimah menggigil dengan tubuh mengejang ketika
kemudian wanita kader ini merasakan tangan lelaki tamu suaminya itu
merogoh lewat bagian bawah jubahnya, lalu menarik turun sekaligus rok
dalam dan celana dalamnya. Lantas tanpa diduganya, Hendri menyingkap
bagian bawah jubah birunya ke atas sampai ke pinggang. Ibu muda
berjilbab lebar ini terpekik dengan wajah yang merah padam ketika
menyadari bagian bawah tubuhnya kini telanjang.
Sementara Hendri
justru merasa takjub melihat istri rekan sekantornya ini dalam keadaan
telanjang bagian bawah tubuhnya begitu menggairahkan. Sungguh, laki-laki
ini tidak pernah menyangka kalau sore ini akan melihat tubuh istri Mas
Syamsul yang selalu dilihatnya dalam keadaan berpakaian rapat kini
ditelanjanginya. Pertama kali Hendri melihat Fatimah, laki-laki ini
memang sudah tergetar dengan kecantikan wajah wanita berkulit putih
keturunan ningrat ini walaupun sebenarnya Hendri juga sudah beristri,
tapi apabila dibandingkan dengan Fatimah wajah istrinya nggak ada
apa-apanya. Namun wanita yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan
jilbab yang lebar membuatnya segan juga karena Fatimah adalah istri
temannya.
Tetapi seringkalinya mereka bertemu membuat Hendri
semakin terpikat dengan kecantikan istri mas Syamsul ini, bahkan
walaupun Fatimah memakai pakaian jubah panjang dan jilbab yang lebar,
Hendri dapat membayangkan kesintalan tubuh wanita ini melalui tonjolan
kemontokan buah dadanya dan pantatnya yang bulat indah bahenol. Muka
Fatimah merah padam ketika diliriknya, mata Hendri masih melotot melihat
tubuh Fatimah yang setengah telanjang. Celana dalam dan rok dalam yang
dipakai wanita berjilbab ini kini teronggok di bawah kakinya setelah
ditarik turun oleh Hendri, sehingga wanita alim ini tidak lagi memakai
celana dalam. Bentuk pinggul dan pantat wanita alim yang sintal ini
sangat jelas terlihat oleh Hendri.
Belahan pantat Fatimah yang
telanjang terlihat sangat bulat, padat serta putih mulus tak bercacat
membuat birahi laki-laki yang telah menggelegak sedari tadi kian
menggelegak. Diantara belahan pantat Mufida terlihat kemaluan wanita
istri rekannya yang sangat menggiurkan. “Mbak Fatimah..Kakimu
direnggangkan dong. Aku ingin melihat memekmu…” kata Hendri masih sambil
jongkok seraya menahan birahinya karena melihat bagian kehormatan istri
rekannya yang cantik ini. Wanita itu menyerah total, ia merenggangkan
kakinya. Dari bawah, lelaki itu menyaksikan pemandangan indah
menakjubkan. Di pangkal paha wanita berjilbab ini tumbuh rambut
kemaluannya, meski tak lebat namun terlihat rapi. Hendri kagum melihat
kemaluan Fatimah yang begitu montok dan indah, beda sekali dengan
kemaluan istrinya.
“Jangaan..diik..hentikaaan…anak-anaku sebentar
lagi pulang ” pinta Fatimah dengan suara bergetar menahan malu. Namun
Hendri seolah tak mendengarnya justru tangan lelaki itu menguakkan
bongkahan pantat istri Fatimah dan lidahnya mulai menyentuh anusnya.
Fatimah menggeliat, tubuh ibu muda berjilbab ini mengejang ketika ia
merasakan lidah lelaki itu menyusuri belahan pantatnya lantas menyusuri
celah di pangkal pahanya Oh dik jajajangan…. Dengan bernafsu Hendri
menguakkan bibir kemaluan Fatimah yang berwarna merah jambu dan lembab.
Tubuh wanita ini mengejang lebih hebat lagi saat lidah lelaki itu
menyeruak ke liang vaginanya. Tubuhnya bergetar ketika lidah itu menyapu
klitorisnya. Semakin lama wanita berjilbab berusia 31 tahun ini tak
kuasa menahan erangannya Oh yeah…Aaaagggh !, ketika bibir lelaki itu
mengatup dan menyedot-nyedot klitorisnya. dan menit-menit selanjutnya
Fatimah semakin mengerang berkelojotan oleh kenikmatan birahi ketika
Hendra seakan mengunyah-ngunyah kemaluannya. Seumur hidupnya, Fatimah
belum pernah diperlakukan seperti ini walaupun oleh mas Syamsul
suaminya.
“Hmmm…, memekmu enak…. Mbak Fatimah….” kata Hendrii
sambil berdiri setelah puas menyantap kemaluan istri rekannya ini,dan
tangan kirinya terus mengucek-ngucek kelamin Fatimah sambil berbisik
ketelinga ibu muda itu….
”Mbak saya entotin ya, saya mau mbak
merasakan hangatnya penisku” “Aihhhh…eungghhhh….jangan..ampun” Fatimah
mengerang dengan mata mendelik, ketika sesuatu yang besar,panjang dan
panas mulai menusuk kemaluannya melalui belakang. Tubuh wanita berjilbab
berdarah ningrat itu mengejang antara rasa marah bercampur nikmat
Fatimah meronta lemah disertai desahannya. Dengan buas Hendri
menghujamkan batang penisnya
“Mmmfff..oh oh. enak juga ngentot
sama Mbak….. tanpa melepas bajunya ibu muda itu…. Hendri menyetubuhi
isteri sahabatnya dari arah belakang, Hendri sambil menggerakkan
pinggangnya maju mundur dengan napas terengah-engah menghentakan penis
besarnya.
Fatimah dapat merasakan penis Hendri yang kini tengah
menusuk-nusuk liang kemaluannya, jauh lebih besar dan panjang dibanding
penis suaminya. Tangan kiri lelaki itu membekap pangkal paha Fatimah,
lalu jari tengahnya mulai menekan klitoris ibu muda berjilbab itu lantas
dipilinnya dengan lembut, membuat wanita kader salah satu partai yang
alim ini menggigit bibirnya disertai desahan nikmatnya. Fatimah tak
kuasa menahan sensasi yang menekan dari dasar kesadarannya.Wanita
berjilbab lebar ini mulai mendesah nikmat, apalagi tangan kanan lelaki
itu kini menyusup ke balik jubahnya, lalu memilin-milin puting susunya
yang peka…
“Ayo Mbak Fatimah….ahhhh…jangan bohongi dirimu
sendiri…nikmati…ahh….nikmati saja….” Hendri terus memaju mundurkan
penisnya yang terjepit vagina ibu muda yang alim ini. Fatimah
menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba melawan terpaan kenikmatan di
tengah tekanan rasa malu. Tapi ia tak mampu. Fatimah mendesah nikmat dan
tanpa sadar ia meracau
“Oh besar sekali punyamu dik
hendri…sakiiiit Oooh ampuuun… yeah ampuuun dik”. Hendri dengan gencar
mengocok penisnya didalam vagina yang mulai basah sambil berbisik pada
ibu muda itu.
“Mana yang enak kontolku dengan punya mas Syamsul
mbak”, Fatimah mulai meracau kembali seraya mengerang…”ooooh enak
punyamu dik, besar dan panjang aduh dik ngilu oh mmmf Aaaagghh….” dan
akhirnya wanita cantik ini menjerit kecil saat ia meraih puncak
kenikmatan, sesuatu yang baru pertama kali ditemuinya walaupun 6 tahun
dia telah menjalani pernikahan dengan mas Syamsul belum pernah Fatimah
mendapatkan orgasme sedahsyat ini. Tubuh Fatimah langsung lunglai, tapi
lelaki di belakangnya selangkah lagi akan sampai ke puncak. Hendri masih
terus mengaduk vaginanya dengan kecepatan penuh. Lalu, dengan geraman
panjang Hendri menusukkan penisnya sejauh mungkin ke dalam kemaluan ibu
muda berjilbab ini.Kedua tangannya mencengkeram payudara Fatimah yang
padat dan montok dengan kuat diremasnya.
Fatimah yang masih dibuai
gelombang kenikmatan, kembali merasakan sensasi aneh saat bagian dalam
vaginanya disembur cairan hangat mani dari penis Hendri yang terasa
banyak membanjiri liangnya. Fatimah kembali merintih mirip suara anak
kucing, saat dengan perlahan Hendri menarik keluar penisnya yang
lunglai. Begitu gelombang kenikmatan berlalu, kesadaran kembali memenuhi
ruang pikiran wanita ini. Fatimah tersadar dan terisak dengan tangan
bertumpu pada meja dapur.
“Sudah, Mbak Fatimah nggak usah nangis!
toh mbak Fatimah ikut menikmati juga, jangan ceritakan pada siapa-siapa
kalau tidak mau nama baik suamimu tercemar dengan perselingkuhan kita
!!” kata kata Hendri dengan nada tekanan keras sambil membenahi
celananya.
Fatimah diam saja, harga dirinya sebagai seorang istri
dan wanita hancur. Wanita itu baru merapikan pakaiannya yang awut-awutan
ketika, dilihatnya Hendri telah pergi dari dapur dan beberapa saat
kemudian tanpa berpamitan, terdengar suara mobil Hendri berlalu
meninggalkan halaman rumahnya. Mufida terisak menyesali nasib yang
menimpanya,namun dia juga merasa malu betapa dia ikut menikmati juga
ketika tamu suaminya itu menyetubuhinya sambil berdiri dari arah
belakang tubuhnya dengan posisi menungging, Fatimah belum pernah
melakukan hubungan intim bersama suaminya dengan posisi demikian itu,
namun segera air mata yang menghiasi wajahnya buru-buru dihapusnya saat
didengar suara kedua anaknya pulang. Dan sejak peristiwa perkosaan itu,
ketika ia melakukan hubungan kelamin dengan suaminya Fatimah sudah tak
bisa merasakan nikmat lagi saat ia melayani suaminya. Fatimah merasakan
penis suaminya tidak ada apa apanya bila dibandingkan dengan punya
hendri yang besar panjang, dan bayangan saat ia diperkosa oleh hendri
membuat dirinya menuntut sesuatu yang dapat memberikan gelombang
kenikmatan. Ia ingin suaminya bisa seperkasa hendri yang bisa
melambungkan sukmanya saat mencapai puncak kenikmatan. Rasa menyesal
saat diperkosa dan gejolak syahwat berkecamuk dalam batinnya membuat ibu
muda itu merindukan kejantanan milik lelaki seperti Hendri, namun
semuanya ia pendam sendiri seolah olah tidak ada kejadian apa apa bila
berada didepan suaminya.
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.tugupoker.net
No comments:
Post a Comment