Bandar Capsa Terbaik - Gila, Nonokku Seharian Dientotin Anak Majikan - Aku bekerja sebagai pembantu rumah tangga di kota Gudeg Yogyakarta,
majikanku seorang janda berusia 50 thn, Ibu Sumiati yang masih bekerja
sebagai pegawai negeri di Gubernuran. Anaknya 3 orang.Yang pertama
perempuan, Aryati28 thn, bekerja sebagai sekretaris, 2 bulan lagi
menikah.
Bandar Capsa Terpercaya - Yang kedua juga perempuan, Suryati 25 thn, bekerja sebagai guru. Yang
ketiga laki-laki, satu-satunya laki-laki di rumah ini, tampan dan halus
budi-pekertinya, Harianto 22thn, masih kuliah, kata Ibu Sum, Mas Har
(demikian aku memanggilnya) tahun depan lulus jadi insinyur komputer.
Wah hebat, sudah guaaanteng, pinter pula.
Namaku Dahlia, biasa
dipanggil Lia asli dari Solo, pernah 4 kali menikah, tapi tidak pernah
bisa hamil, sehingga mantan-mantan suami semua meninggalkanku. Bodyku
sexy, kulitku kuning langsat, tinggiku 161 cm dengan berat badan 50
kg,”kamu persis Desy Ratnasari, Lia!”, kata mantan suamiku terakhir.
Banyak laki-laki lain juga mengatakan aku persis seperti Desy Ratnasari.
Setiap
pagi, aku selalu bangun jam 4:30, sebelum bekerja aku sudah mandi
dengan sangat bersih, berpakaian rapi. Aku selalu memakai rok panjang
hingga semata-kaki, bajuku berlengan panjang. Aku tahu, Ibu Sum senang
dengan cara berpakaianku, dia selalu memujiku bahwa aku sopan dan
soleha, baik sikap yang santun, maupun cara berpakaian. Meskipun begitu,
pakaianku semuanya agak ketat, sehingga lekuk-lekuk tubuhku cukup
terlihat dengan jelas.
Mas Har sering melirik ke arahku sambil
terkagum-kagum melihat bentuk tubuhku,aku selalu membalasnya dengan
kedipan mata dan goyangan lidah ke arahnya,sehingga membuat wajahnya
yang lugu jadi pucat seketika. Paling telat jam 7:15, mereka semua
berangkat meninggalkan rumah, kecuali Mas Har sekitar jam 8:00.Aku tahu,
Mas Har sangat ingin menghampiriku dan bercumbu denganku, tapi ia
selalu nampak pasif, mungkin ia takut kalau ketahuan ibunya. Padahal aku
juga ingin sekali merasakan genjotan keperjakaannya.
Pagi itu,
mereka semua sudah pergi, tinggal Mas Har dan aku yang ada di rumah,Mas
Har belum keluar dari kamar, menurut Ibu Sum sebelum berangkat tadi
bahwa Mas Har sedang masuk angin, tak masuk kuliah. Bahkan Ibu Sum minta
tolong supaya aku memijatnya, setelah aku selesai membersihkan rumah
dan mencuci pakaian. “Baik, Bu!”, begitu sahutku pada Ibu Sum. Ibu Sum
sangat percaya kepadaku, karena di hadapannya aku selalu nampak dewasa,
dengan pakaian yang sangat sopan. Setelah pasti mereka sudah jauh
meninggalkan rumah, aku segera masuk kamarku dan mengganti pakaianku
dengan rok supermini dan kaus singlet yang ketat dan sexy. Kusemprotkan
parfum di leher, belakang telinga, ketiak, pusar dan pangkal pahaku
dekat lubang vagina. Rambutku yang biasanya kusanggul,kuurai lepas
memanjang hingga sepinggang. Kali ini, aku pasti bisa merenggut
keperjakaan Mas Har, pikirku.
“Mas Har. Mas Har!” panggilku
menggoda, “tadi Ibu pesan supaya memijati Mas Har, supaya Mas Har cepat
sembuh. Boleh saya masuk, Mas Har?”
Pintu kamarnya langsung
terbuka, dan nampak Mas Har terbelalak melihat penampilanku,”Aduh, kamu
cantik sekali, Mbak Lia… Persis Desy Ratnasari… ck, ck, ck…”
“Ah, Mas Har, bisa saja, jadi mau dipijat?”
“Jadi, dong…” sekarang Mas Har mulai nampak tidak sok alim lagi, “ayo,
ayo…”,ditariknya tanganku ke arah tempat tidurnya yang wangi.
“Kok Wangi, Mas Har?” Rupanya dia juga mempersiapkan tempat tidur percumbuan ini, dia juga sudah mandi dengan sabun wangi.
“Ya dong, kan ada Desy Ratnasari mau datang ke sini,”
Kami mulai
mengobrol ngalor-ngidul, dia tanya berapa usiaku, dari mana aku berasal,
sudah kawin atau belum, sudah punya anak atau belum, sampai kelas
berapa aku sekolah. Omongannya masih belum “to-the-point” , padahal aku
sudah memijatnya dengan sentuhan-sentuhan yang sangat merangsang. Aku
sudah tak sabar ingin bercumbu dengannya, merasakan sodokan dan
genjotannya, tapi maklum sang pejantan belum berpengalaman.
“Mas Har sudah pernah bercumbu dengan perempuan?”, aku mulai mengarahkan pembicaraan kami, dia hanya menggeleng lugu.
“Mau
Mbak Lia ajari?”, wajahnya merah padam dan segera berubah pucat. Kubuka
kaus singletku dan mulai kudekatkan bibirku di depan bibirnya, dia
langsung memagut bibirku, kami bergulingan di atas tempat tidurnya yang
empuk dan wangi,kukuatkan pagutanku dan menggigit kecil bibirnya yang
merah delima, dia makin menggebu, batang kontolnya mengeras seperti
kayu.
Wow! dia melepas beha-ku, dan mengisap puting susuku yang kiri, dan meremas-remas puting susuku yang kanan.
“Aaah.. sssshhhh, Mas Har, yang lembut doooong…” desahku makin membuat nafasnya menderu.
“Mbak Lia, aku cinta kamu….” suaranya agak bergetar.
“Jangan, Mas
Har, saya cuma seorang Pembantu, nanti Ibu marah,” kubisikkan desahanku
lagi…. Kulucuti seluruh pakaian Mas Har, kaos oblong dan celana
pendeknya sekaligus celana dalamnya, langsung kupagut kontolnya yang
sudah menjulang bagai tugu monas, kuhisap-hisap dan kumaju-mundurkan
mulutku dengan lembut dan terkadang cepat.
“Aduuuh, enaaaak, Mbak Lia….” jeritnya.
Aku
tahu air-mani akan segera keluar, karena itu segera kulepaskan
kontolnya, dan segera meremasnya bagian pangkalnya, supaya tidak jadi
muncrat. Dia membukarok-miniku sekaligus celana dalamku, segera kubuka
selangkanganku.
“Jilat itil Mbak Lia, Mas Haaaarrr…, yang
lamaaa…”, godaku lagi… Bagai robot, dialangsung mengarahkan kepalanya ke
nonokku dan menjilati itilku dengan sangatnafsunya….”Sssshhhh,
uu-enaaak, Mas Haaaarrrr… ., sampai air mani Mabk Lia keluar, ya
masHaaar”.
“Lho, perempuan juga punya air mani..?” tanyanya blo’on. Aku tak menyahut karena keenakan…
“Mas Haaarrr, saya mau keluaaar…” serrrrrr…. serrrrrrrrr. … membasahi wajahnyayang penuh birahi.
“Aduuuuh, enak banget, Mas Har! Mbak Lia puaaaaaassss sekali bercinta
dengan MasHar….. kontol Mas Har belum keluar ya? Mari saya masukin ke
liang kenikmatan saya, Mas! Saya jamin Mas Har pasti puas-keenakan. …”
Kugenggam
batang pelernya dan kutuntun mendekati lubang nonokku, kugosok-gosokkan
pada itilku, sampai aku terangsang lagi… Sebelum kumasukkan batang
keperkasaannya yang masih ting-ting itu ke lubang nonokku, kuambil kaos
singletku dan kukeringkan dulu nonokku dengan kaos, supaya lebih peret
dan terasa uuenaaaak pada saat ditembus kontolnya Mas Har nanti.
“Sebelum masuk, bilang ‘kulonuwun’ dulu, dong sayaaaaaang. ..”, Candaku.
Mas Har bangkit sebentar dan menghidupkan radio-kaset yang ada di atas meja kecildi samping ranjang….. lagunya…. mana tahaaaan.
“Kemesraan ini Janganlah Cepat Berlalu….. .”
“Kulonuwun, Mbak Lia cintakuuuuu. …”
“Monggo,
silakan masuk, Mas Haaaarrr Kekasihkuuuuu. ..”, segera kubuka
lebar-lebar selangkanganku, sambil kuangkat pinggulku lebih tinggi dan
kuganjel dengan guling yang agak keras, supaya batang kenikmatannya bisa
menghunjam dalam-dalam. … Sreslepppppp. …….. blebessss.
“Auuuuuow… .”, kami berdua berteriak bersamaan.
“Enaaaak banget Mbak Lia, nonok Mbak Lia kok enak gini sih….?”
“Karena
Mbak Lia belum pernah melahirkan, Mas Har… Jadi nonok Mbak Lia belum
pernah melar dibobol kepala bayi….. kalau pernah melahirkan, apalagi
kalau sudah melahirkan berkali-kali, pasti nonoknya longgar sekali, dan
nggak bisa rapet seperti nonoknya Mbak Lia begini, sayaaaaang.. . lagi
pula Mbak selalu minum jamu sari-rapet, pasti SUPER-PERET. …”, kami
berdua bersenggama sambil cekikikan keenakan… Kami berguling-guling di
atas ranjang-cinta kami sambil berpelukan erat sekali….
Sekarang
giliranku yang di atas… Mas Har terlentang keenakan, aku
naik-turunkanpinggulku, rasanya lebih enak bila dibanding aku di bawah,
kalau aku di atas, itilkuyang bertumbukan dengan tulang selangkang Mas
Pur, menimbulkan rasa nikmatyang ruaaaaar biassssa uu-enaaaaaaknya.
Keringat
kami mulai berkucuran, padahal kamar Mas Har selalu pakai AC,
sambilbersenggama kami mulut kami tetap berpagutan-kuat. Setelah bosan
dgn tengkurapdi atas tubuh Mas Har, aku ganti gaya. Mas Har masih tetap
terlentang, akuberjongkok sambil kunaik-turunkan bokongku. Mas Har malah
punya kesempatanuntuk menetek pada susuku, sedotannya pada tetekku
makin membuatku tambahliar, serasa seperti di-setrum sekujur tubuhku.
Setelah 10 menit aku di atas, kami berganti gaya lagi… kami berguling-gulingan lagitanpa melepaskan kontol dan nonok kami.
Sekarang
giliran Mas Har yang di atas, waduuuuh… sodokannya mantep
sekali…terkadang lambat sampai bunyinya blep-blep-blep. .. terkadang
cepat plok-plok-plok. .. benar-benar beruntung aku bisa senggama dengan
Mas Harianto yang beginikuaaaatnya, kalau kuhitung-kuhitung sudah tiga
kali air nonokku keluar karenaorgasme, kalau ditambah sekali pada waktu
itilku dijilati tadi sudah empat kali aku orgasme… benar-benar nonokku
sampai kredut-kredut karena dihunjam dengan mantapnya oleh kontol yang
sangat besar dan begitu keras, bagaikan lesungdihantam alu…..
bertubi-tubi. … kian lama kian cepat…… waduuuuhhhhh.
…..Wenaaaaaaaaakkkkk tenaaaaan.
“Mbak Lia, aku hampir keluaaaaaar nih…!!” ….
“Saya
juga mau keluar lagi untuk kelima kalinya ini, Mas Haaaaar…. Yuk kita
bersamaan sampai di puncak gunung kenikmatan, yaaa sayaaaaanngggg”
“Ambil
nafas panjang, Mas Har… lalu tancepkan kontolnya sedalam-dalamnya
sampai kandas…… baru ditembakkan, ya Maaaasss… ssssshhhhhh. …….”
Sambil
mendesis, aku segera mengangkat pinggulku lagi, kedua kakiku
kulingkarkanpada pinggangnya, guling yang sudah terlempar tadi kuraih
lagi dan kuganjelkansetinggi-tingginya pada pinggulku, hunjaman kontol
Mas Har semakin keras dan cepat, suara lenguhan kami berdua hhh…hhhhh.
…hhhhhh. …. seirama denganhunjaman kontolnya yang semakin cepat.
“Tembakkan
sekaraaaaang, Maaaasssss!” , Mas Har menancapkan kontolnya lebihdalam
lagi, padahal sedari tadi sudah mentok sampai ke mulut
rahimku….bersamaan dengan keluarnya air nonokku yang kelima kali, Mas
Har pun menembakkan senjata otomatis berkali-kali dengan sangat
kerasnya.
CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!!CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!!
CROOTTTTT !!! Berhenti sebentar dan CROOTTTTT!!!CROOTTTTT !!! CROOTTTTT
!!! lagi….. Seperti wong edan, kami berdua berteriak panjang bersamaan.
“Enaaaaaaaaaakkkkk!
“….. sekujur tubuhku rasanya bergetar semuanya… dari ujung kepala
sampai ujung kaki, terutama nonokku sampai seperti “bonyok”rasanya…..
Mas Har pun rebah tengkurep di atas tubuh telanjangku. …. sambilnafas
kami kejar-mengejar karena kelelahan.
“Jangan cabut dulu, ya
Maaasss sayaaaang… masih terasa enaknya… tunggu sampai semua getaran dan
nafas kita reda, baru Mas Har boleh cabut yaaa……”pintaku memelas…..
kami kembali bercipokan dengan lekatnya…. .. kontolnya masih cukup
keras, dan tidak segera loyo seperti punya mantan-mantan suamiku dulu.
“Mbak
Lia sayaaaang, terima kasih banyak ya….. pengalaman pertama ini
sungguh-sungguh luar biasa… Mbak Lia telah memberikan pelayanan dan
pelajaran yang maha-penting untuk saya…… saya akan selalu mencintai dan
memiliki Mbak Lia selamanya… .”
“Mas Har cintaku, cinta itu bukan
harus memiliki… tanpa kawin pun kalau setiap pagi –setelah Ibu &
Mbak-mbak Mas Har pergi kerja–, kita bisa melakukan senggama ini, saya
sudah puas kok, Massss….. Apalagi Mas Harianto tadi begitu kuatnya,
setengah jam lebih lho kita tadi bersetubuhnya, Mas! Sampai nonok saya
endut-endutan rasanya tadi…..”
“Aku hari ini tidak pergi kuliah, kebetulan memang ada acara untuk mahasiswabaru… jadi ndak ada kuliah…”, kata Mas Harianto.
“Nah…
kalau begitu, hari ini kita kan punya banyak waktu, pokoknya sampai
sebelum Ibu dan Mbak-mbak Mas Har pulang nanti sore, kita main
teruuuusss,sampai 5 ronde, kuat nggak Mas Har?”, sahutku semakin
menggelorakan birahinya.
“Nantang ya?” Tanyanya sambil tersenyum manis, tambah guanteeeeng dia.
“aku cabut sekarang, ya Mbak? sudah layu tuh sampai copot sendiri….”
kami
tertawa cekikikan dengan tubuh masih telanjang bulat…. setelah mencabut
kontolnya dari nonokku, Mas Har terlentang di sisiku, kuletakkan
kepalaku di atas dadanya yang lapang dan sedikit berbulu…. radio kaset
yang sedari tadi terdiam, dihidupkan lagi… lagunya masih tetap
“kemesraan ini janganlah cepat berlaluuuuuu….”
Setelah lagunya habis, “Mas sayaaang, Mbak Lia mau bangun dulu ya…. Mbak Lia harus masak sarapan untuk Mas….”
“Untuk
kita berdua, dong, Mbak Lia…. masak untuk dua porsi ya… nanti kita
makan berdua sambil suap-suapan. Setuju?”, sambil ditowelnya tetekku,
aku kegelian dan”auuuwwww! Mas sudah mulai pinter nggangguin Mbak Lia
ya.., Mbak Lia tambahsayang deh”.
Aku bangkit dari ranjang, dan berlari kecil ke kamar mandi yang jadi satu dengan kamar tidurnya,
“Mas, numpang cebokan, ya…”
Kuceboki
nonokku, nonok Lia yang paling beruntung hari ini, karena bisa
merenggut dan menikmati keperjakaan si ganteng Mas Har… waduuuuhhh.. .
benar-benar nikmat persetubuhanku tadi dengannya.. meskipun nonokku
sampai kewalahan disumpal dengan kontol yang begitu gede dan kerasnya —
hampir sejengkal-tanganku panjangnya.. .. wheleh.. wheleh….
“Sebelum
bikin nasi goreng, nanti Mbak bikinkan Susu-Telor-Madu- Jahe (STMJ)
buatMas Har, biar ronde-ronde berikutnya nanti Mas tambah kuat lagi, ya
sayaaaaaang….”
Kuambil selimut dan kututupi sekujur tubuhnya
dengan selimut, sambil kubisikkankata-kata sayangku… “Sekarang Mas Har
istirahat dulu, ya…” kuciumi seluruhwajahnya yang mirip Andy Lau itu.
“Terima kasih, Mbak Lia… Mbak begitu baik sama saya… saya sangat sayang samaMbak Lia…”.
Kupakai
pakaianku lagi, segera aku lari ke dapur dan kubuatkan STMJ
untukkekasihku… . setelah STMJ jadi, kuantarkan lagi ke kamarnya,
“Mas
Har sayaaaang… . mari diminum dulu STMJ-nya, biar kontolnya keras kaya
kbatang kayu nanti, nanti Mbak Lia ajari lagi gaya-gaya yang lain, ada
gaya
kuda-kudaan, anjing-anjingan, gaya enam-sembilan (69), dan
masih ada seratus gaya lagi lainnya, Masssss,” kataku membangkitkan lagi
gelora birahinya… selesai minum diciuminya bibirku dan kedua pipiku….
dan Mas Harianto-ku, cintaanku, tidurlagi dengan tubuh telanjang
dilapisi selimut.
Aku segera kembali ke tempat biasanya aku
mencuci pakaian majikanku, menyapurumah dan mengepelnya. . semua
kulakukan dengan cepat dan bersih, supaya tidakada ganjelan utang
kerjaan pada saat bersenggama lagi dengan Mas Har nanti.
Kumasakkan
nasi goreng kesukaan Mas Har dalam porsi yang cukup besar, sehingga
cukup untuk sarapan berdua dan juga makan siang berdua… hmmm…. nikmat
danmesranya… seperti penganten baru rasanya.
Setelah nasi
gorengnya jadi, kusiapkan dalam piring yang agak lebar, ku tata
penyajian dengan kelengkapan tomat, timun, telur mata-sapi, dan
kulengkapi pula dengan sebuah pisang mas yang agak mungil, kusiapkan
pula segelas coca-cola kesukaannya. Dengan memakai daster tipis tanpa
beha dan celana dalam,kuantarkan makanan tadi ke kamarnya. Langsung
kubuka saja pintu kamarnya.
Aduh! Betapa terkejutnya diriku,
ketika kulihat Mas Har sudah bangun dari tidurnya,tanpa memakai selimut
lagi, Mas Har sedang ngeloco (mengocok kontolnya), denganwajah
merah-padam. .. Segera kuletakkan makanan di atas meja tulisnya..
“Aduuuuhhh,
jangan seperti itu, sayang, ngocoknya… nanti bisa lecet… nanti
pastiMbak Lia kocokkan… tapi Mas Har harus makan dulu, supaya ada tenaga
lagi…kalau ndak makan dulu, nggak bisa kuat dan tahan lama senggamanya,
Mas!”
Kutanggalkan dasterku, segera dia menyergap tubuh
telanjangku, dihisapnya putingtetekku yang kanan, sedang tangannya
memilin tetekku yang kiri… Kupikir ini pastigara-gara STMJ tadi,
“Sabar
dong, Mas-ku tersayaaaaang. .., yuk kita makan nasi goreng kesukaan
Mas,sepiring berdua Mas, kayak judulnya lagu dangdut…”
Kusuapi Mas
Har-ku dan disuapinya pula aku, sambil tangannya mengkilik-kilik
itilkudengan sangat birahinya. Wah! Edhiaan tenan reaksi STMJ tadi….
Hihihi…
“Mas Har sayang, jangan kenceng-kenceng dong kilikannya,
nggak nikmaaat…. “,dia memperlambat kilikannya, sambil kami lanjutkan
dan tuntaskan sarapan kami.Selesai makan, kuambilkan pula segelas besar
coca-cola, kuulurkan gelas coca-colake mulutnya. Minum seteguk, Mas Har
pun mengambil gelas dan mengulurkan pulake mulutku…. wah! mesranya, Mas
Har-ku ini…Kuambil pisang mas, kukupas dan kubuang kulitnya, lalu aku
berbaring di sampingMas Har, kubuka selangkanganku lebar-lebar, dan
kumasukkan pisang tadi ke dalam liang nonokku…. Mas Har agak terkejut.
“Ayo!
Bisa nggak makan pisang sampai habis dari lubang nonok Mbak Lia?
Kalaubisa, nanti Mbak Lia ajari teknik-teknik dan gaya-gaya senggama
yang lain deh!”
“Siapa takut!” sahut Mas Har…
Dia segera
menaiki tubuhku, dengan posisi tengkurap… mulutnya di depan
nonokku,ditariknya pisang itu dengan pelan-pelan dan sedikit-sedikit
digigitnya dagingpisangnya, sedangkan kontolnya pun terjuntai ngaceng di
depan mulutku…. segera kugenggam dan kumasukkan barangnya yang ngaceng
itu ke dalam mulutku,kumainkan lidahku mengusap-usap kepala kontolnya,
dan dimaju-mundurkannya pisang mas tadi dalam liang nonokku, sehingga
menimbulkan perasaan yang sangat nikmaaaaat dan memerindingkan seluruh
bulu-bulu tubuhku
“Mbak Lia, pisangnya sudah habis…. hebat kan?” Katanya lugu…
“Mas Har memang nomer satu buat Mbak Lia…” sahutku memujinya, membuatnya tersanjung dan sangat ditinggikan harga dirinya.
“Sekarang apalagi?” tanya Mas Har…
“Silakan
Mas jilati dan mainkan lidah dalam liang nonok saya… dan saya
akanmeng-emuti dan mengocok kontol Mas dengan mulut saya…. ini namanya
gaya 69,Mas sayaaang… mulut Mas ketemu nonok saya dan mulut saya ketemu
kontol MasHar…. Enaaaak kan, sayaaang?”
“Wah! Sensasinya luar-biasa, Mbak……”
“Kalau
bercinta itu jangan buru-buru, Mas…. harus sabar dan tenang,
sehinggaemosi kita bisa terkendali. Kalau Mas mau sampai duluan dengan
cara ngelocoseperti tadi, kalau sempat keluar kan saya harus nunggu lagi
kontol Mas ngaceng…kasian dong sama saya, Mas,” suaraku kubikin seperti
mau menangis.
“Maafkan saya, ya Mbak Lia…. saya belum ngerti… mesti harus banyak belajar sama Mbak…..”
Kami
lanjutkan gaya 69 kami, kutelan habis kontolnya, kuhisap-hisap dan
kumaju-mundurkan dalam mulutku…. sementara Mas Har meluruskan lidahnya
dan menjilati ITIL-ku, kemudian memasukkan lidahnya yang kaku ke dalam
liang nonokku… ini berlangsung cukup lama.
Pada menit kelimabelas, serrr… serrrr… serrrr…. cairan hangat nonokku meluap,sekarang Mas Har malah menelannya.. .. aooowwww!
Dan
pada menit keduapuluhlima, serrr… serrrr… serrrr…. lagi, kali ini lebih
enaaaaklagi, kukejangkan seluruh tubuhku…. sambil mulutku tetap terus
mengocok
kontolnya yang kerasnya minta-ampuuuuun. … pada waktu itu
juga,kontolnya memuncratkan air-peju dengan sangat derasnya, langsung
kutelan
seluruhnya, sampai hampir keselek….. .
“Enaaaakkkk. ….” Mas Har berteriak keenakan.
Kami
berguling, sekarang saya yang di atas, dengan tetap memagut kontolnya
yangmasih cukup keras, kuhisap terus kontolnya, sampai tubuh Mas Har
berkedut-kedut memuncratkan tembakan-tembakan terakhirnya. …. kujilati
kontol Mas Har sampai bersiiiiih sekali dan segera aku berputar,
sehingga kepala kami berhadap-hadapan dengan posisi aku masih tetap di
atas…
“Gimana, Mas Har sayaaang…. Enak opo ora?” godaku.
“Uu-enaaaaaaakkkkk tenaaaan…. “, kata Mas Har menirukan gaya pelawak Timbul dalam sebuah iklan jamu.
Kami
berciuman lagi dan berguling-guling lagi…. mulut kami tetap berpagutan
dengan sangat kuaaaatnya.. … Kucari kontolnya dan kupegang… wah
sudahngaceng keras lagi rupanya….. luarbiasa kuatnya Mas Har kali ini,
lebih kuat dari ronde tadi pagi.
“Mas Har… saya ajari gaya kuda-kudaan. .. mau nggak?”,
“Mau dong, sayaaaang… . Gimana?”, tanyanya penasaran… .
“Mas Har duduk menyender dulu…..”
Dia
segera mengikuti perintahku, duduk menyender landai pada sebuah bantal
yang kutegakkan di punggung ranjang, akupun segera mengambil posisi
jongkok membelakanginya. Kugenggam kontolnya dan kutancapkan ke nonokku
dari belakang…. BLESSS!!!, tangan Mas Har mendekap kedua tetekku dari
belakang.
Sekarang giliranku yang harus menaik-turunkan pantatku
seperti orang naik kuda….semuanya berlangsung dengan sangat halus….
sehingga tidak sampai menimbulkan lecet pada kontol Mas Har maupun
nonokku.
“Gimana Mas?”, tanyaku untuk mengalihkan konsentrasi, supaya air-pejunya tidaksegera muncrat.
“Benar-benar Mbak Lia pantas menjadi dosen percintaan saya…..”, katanya sambil mendesah-desah dan mendesis-mendesis keenakan.
Itilku
kembali bertumbukan nikmat dengan tulang selangkang Mas Har…
Nikmatnyasudah sampai mneggeletarkan segenap perasaanku, membuat
perasaanku semakin menyatu dan terikat kuat dengan perasaan Mas Har…..
inilah arti sesungguhnya persetubuhan.
Kuatur kecepatan pacuan
kuda-kudaan ini, sehingga kenikmatannya bisa kukendalikan, sementara Mas
Har terlentang dengan tenang, makin didekapnya kedua buah dadaku,
diremas-remasnya, dipilin-pilinnya, diremas-remas lagi…membuatku kembali
ingin mencapai puncak kenikmatan.. .. kukejangkan seluruh anggota
tubuhku…. Mas Har sudah mulai mengerti bahwa aku akan mencapaipuncak.
“Keluar
lagi ya, Mbak?” tanyanya…. . Ya! serrr… serrrr… serrrrr…., kembali
cairanhangat nonokku tertumpah lagi…. kelelahan aku rasanya.
lelah tapi enaaak….
Aku
melepaskan kontolnya dari lubang nonokku, kekeringkan nonokku
dengandasterku supaya peret lagi… Mas Har melihat pemandangan ini dengan
wajah lugu,kuberi dia senyum manis.
“Saya sudah capek, Mas…. Gantian dong… Mas Har sekarang yang goyang, ya?”
Sekarang
aku mengambil posisi menungging di pinggir ranjang….. Mas Har
kumintaberdiri dan menembakkan rudalnya yang super-keras dari belakang,
“Yang
ini gaya anjing-anjingan, Mas….. tapi jangan salah masuk ke lubang
pantatya… pas yang di bawahnya yang merah merekah itu, lho ya….”
“Kalau di lubang pantat katanya lebih enak, Mbak Lia?” tanyanya lucuuuu.
“memang
lebih enak untuk laki-laki, tapi tidak untuk perempuan… .. itu kan
namanya tidak adil, Mas…. Lagipula lubang pantat itu kan saluran untuk
tai, kotoranyang kita buang, itu tidak sehat namanya, bisa kena penyakit
aids, Mas…. Aids itu mematikan dan tidak ada obatnya lho, hiiii….
seremmmm…. ”
Mas Har memasukkan kontolnya pelan-pelan ke lubang
nonokku dari belakang sambil berdiri di pinggir ranjang, pelan-pelan
sekaliiiiii. …. seolah-olah dia takut kalau sampai merusakkan lubang
nikmat ini….. aku tahu sekarang…. Mas Har sangat sayang padaku, sehingga
tingkah-laku persenggamaannya pun melukiskan betapa besar perasaan
cintanya pada diriku.
“Aaaaahhhhhh. …”, aku mendesah sambil
merasakan hunjaman kontolnya yang kembali menembus nonokku, demikian
juga dengan Mas Har… dilingkarkannya tangan kirinya di perutku, sedang
tangan kanannya meremas tetekku. Dia mulai menggoyangkan kontolnya maju
mundur…. blep-blep-blep. …..aduuuuhhh. ….mantapnyaaaa. ….. tenaganya
sangat kuat dan berirama tetap, membuat aliran darahku menggelepar di
sekujur tubuhku.
“Enaaaak, Maaaaasssss. ……”, lagi-lagi kukejangkan
seluruh anggota tubuhku sambil kukeluarkan lagi cairan hangat nonokku
kesekian kalinya….. . puaaaassssssekali tiada taranya….. ..
“aaaaaahhhhhhhh. ……… “, lenguhku.
“Lap dulu dong, Mbak Liaiii….. becek sekali nih….” pintanya.
Kuambil
dasterku dan kuserahkan padanya….. . segera dia mengeringkan nonokkudan
juga kontolnya yang basaaaah tersiram cairan hangatku.
“Mbak, aku sudah hampiiiirrr keluaaaarrr. ….” desahnya membuatku semakinterangsang.
“Tembakkan
saja, Massss…… ..”Tembakannya masih sekencang yang sebelumnya.. ….
sampai nonokku penuhdengan air-pejunya yang ekstra-kental itu.
“Aaaaahhhhhhhh.
……” Mas Har berteriak keenakan…. .. demikian juga dengan
aku,kukejangkan tubuhku dan kusiram lagi kontolnya dengan cairan hangat
kenikmatan nonokku….. .
“Aaaaaaahhhhhhh, Massss Harrrrr….. … Mbak Lia cintaaaaa banget sama MasHar…….”
“Aku
juga Mbak….. selain Mbak Lia, tidak ada perempuan lain yang aku cintai
didunia ini …..”, aku tahu kata-kata ini sangat jujur…. membuatku
semakinmenggelinjang kenikmatan.
“Terima kasih Mas Harrrrrr…. .
untuk cinta Mas Har yang begitu besar kepadasaya…..” Dengan tanpa
melepaskan kontolnya, Mas Har dengan hati-hati dan penuh
perasaan
menengkurapkan tubuhnya di atas tubuh telanjangku. … dan aku kemudian
meluruskan kakiku dan tubuhku mengambil posisi tengkurap… .. denganMas
Har tengkurap di belakangku.
Mulutnya didekatkan pada telingaku… . nafasnya menghembusi tengkukku… .membuatku terangsang lagi.
“Enaaaak dan puassss sekali, Mbak Lia….. Apa Mbak Lia juga puas?”
“Tentu,
Mas Har….. dari pagi tadi sudah sembilan kali nonok saya memuntahkan
airhangatnya… .. Pasti saya puasssss bangettt, Mas!”
“Terima kasih, ya sayaaaang… … aku ingin setiap hari bercinta dengan Mbak Liaseperti ini…….”
“Boleh,
Massss…. saya juga siap kok melayani Mas Har setiap hari….. kecuali
hariMinggu tentunya…. . Ibu dan Mbak-mbak kan ada di rumah kalau
Minggu….”
Mas Har melepaskan kontolnya dari lubang nonokku, aku
segera mengambil posisiterlentang, dan Mas Har pun merebahkan dirinya di
sisiku.
Jam dinding sudah menunjukkan jam 10.40…… sambil
berpelukan dan berciuman erat, kutarik selimut untuk menutupi tubuh
telanjang kami berdua… dan kami puntertidur sampai siang.
Sudah
hampir jam setengah-dua ketika aku terbangun, pantes perutku rasanya
lapar sekali. Mas Har masih belum melepaskan pelukannya sedari tadi,
rasanya diatidak ingin melewatkan saat-saat nikmat yang sangat langka
ini, bisa seharian bersenggama dengan bebasnya. Kucium bibirnya untuk
membangunkan lelaki kesayanganku ini,
“Mas sayaaang, bangun yook, kita makan siang. Nanti abis makan kita bercinta lagisampai sore….”
“Mmmm…” Mas Har menggeliat, “sudah jam berapa, istriku?””Setengah-dua, suamikuuuu.. …”, jawabku genit.
“Makan-nya
di ruang makan, yok Mas, nggak usah pakai baju nggak apa-apa,
kanpintu-pintu dan korden-korden sudah Mbak Lia tutup tadi….”
Dengan bugil bulat, kami berdua bangun dan berjalan ke ruang tamu, sambil MasHar menggendong/ mengangkatku ke ruang tamu.
“Edhian tenan, koyok penganten anyar wae…..” kataku dalam hati…. (“gila benar,seperti pengantin baru saja”)
Selesai
makan siang, Mas Har kembali menggendongku ke kamar, sambil kuelus-elus
kontol Mas Har yang sudah mengeras seperti batang kayu lagi.
Direbahkannya
diriku dengan hati-hati di atas ranjang cinta kami. Aku segeramengambil
posisi memiringkan tubuh ke kanan, supaya Mas Har juga mengambilposisi
miring ke kiri, sehingga kami berhadap-hadapan.
“Mas sayaaang,
kita senggama dengan posisi miring seperti ini, ya….., lebih terasalho
gesekan kontol Mas Har di dalam nonok Mbak Lia nanti,” ajakku
untukmembangkitkan rangsangan pada Mas Har.
Kami tetap berposisi
miring berhadap-hadapan sambil berciuman kuat dan mesra.Kali ini Mas Har
lebih aktif mencium seluruh wajah, tengkuk, belakang telinga,
leher,terus turun ke bawah, payudara-kiriku kuisap-isapnya, sementara
yang kanandipilin-pilinnya lembut.
Rangsangan ini segera
membangkitkan birahiku. Mulutnya bergerak kagi ke bawah,ke arah pusar,
dijilatinya dan ditiupnya lembut, kembali aku mendesah-mendesis nikmat,
sambil jari tangannya mengobok-obok lembut lubang nonokku,
mengenaiitilku, menimbulkan kenikmatan yang hebaaaat…, kukejangkan
seluruh tubuhku,sampai pingganggku tertekuk ke atas, serrrrrr…. kubasahi
tangannya yang lembutdengan semburan cairan hangat yang cukup deras
dari nonokku.
“Mas, masukkan sekarang, Masssss….. Mbak Lia udah nggak tahaaaannnn. …..”,pintaku manja.
Tetap
dengan posisi miring-berhadapan, kubuka selangkanganku
tinggi-tinggi,kugenggam kontolnya dan kusorongkan lembut ke lubang
kenikmatan.
“aaaaahhhhhh. ……” lenguhan kami kembali terdengar
lebih seru…. Kontol Mas Harbaru masuk setengahnya dalam nonokku,
dimajukannya lagi kontolnya, dankumajukan pula nonokku menyambut
sodokannya yang mantap-perkasa.
“Mas sayaaaang… maju-mundurnya
barengan, ya…..”, ajakku sambil mengajariteknik senggama yang baru,
kunamakan gaya ini “Gaya Miring”, dengan gaya inikami berdua bisa
sama-sama goyang, tidak sepihak saja.
Kami maju dan mundur
bersamaan tanpa perlu diberi aba-aba…. rasanya lebih enak dibandingkan
pria di atas wanita di bawah…. Kulihat Mas Har merem-melek,demikian juga
dengan diriku, kontol Mas Har dengan irama teratur
terusmenghunjam-mantap berirama di dalam liang sempit Lia….. nonokku
mulai tersedut-sedut lagi, tanda akan mengeluarkan semburan hangatnya.
“Aduuuuhhhh, Maaaaassssss, enaaaaakkkkkkk. …….”, aku agak berteriak sambil mendesis.
Air mani Mas Har belum juga muncrat, luarbiasa kuatnya kekasihku ini.
“Ganti
gaya, Maaaasssss.. .. cabut dulu sebentar…. .” ajakku lagi, sambil
kuputar tubuhku, tetap pada posisi miring membelakanginya, Mas Har
memelukku kuat daribelakang, sambil meremas lembut kedua tetekku,
kuangkat kakiku sebelah, dan kuhantar lagi kontolnya memasuki nonokku.
“aaaaaaaaahhhhhhhhh hh…. enak, Mbak Liaiiiii…. …, gesekannya lebih terasa dariyang tadiiiiii… ..” Mas Har mendesah nikmat.
Kali ini aku hanya diam, sedang Mas Har yang lebih aktif memaju-mundurkankontolnya yang belum muncrat-muncrat juga air-maninya.
Sudah jam setengah-tiga, hampir satu jam dengan dua gaya yang baru ini.
“Mbak Lia, siap-siap yaaa…. rudalku hampir nembak….”
Kupeluk erat guling, dan Mas Har semakin mempercepat irama maju-mundurnya.
“Aaah,
aaah, aaahh….” Mas Har mendesah sambil mengeluarkan air maninyadengan
tembakan yang kuat-tajam-kental bagai melabrak seluruh
dinding-dindingrahimku….. setrumnya kembali menyengat seluruh kujur
tubuhku.
“Aaaaaaaa… ……” aku berteriak panjaaaanng sambil kusemburkan juga air nonokku.
Tenaga
kami benar-benar seperti terkuras, getaran cinta kami masih terus
terasa…..tanpa melepaskan pelukan dan juga kontolnya, masih dengan
posisi miring, kamitertidur lagi beberapa menit… sampai semua getaran
mereda.
Jam tiga sudah lewat…. berarti masih bisa satu ronde lagi sebelum Ibu Sum dankakak-kakaknya pulang dari kerja.
“Mas,
bangun, Mas…. sudah jam tiga lewat….. saya kan mesti membereskan
kamarini, mandi dan berpakaian sopan seperti biasanya bila ada Ibu”
“Mandi bareng, yok….. di sini aja di kamar mandiku, ada air hangatnya kan?”ajaknya.
Dicabutnya
kontolnya dari lobang nonokku yang sudah kering, aduuuhhhh enaknya. Aku
pun segera bangun dan menarik tangannya, Mas Har bangkit dan memelukku,
menciumku, menggelitiki tetek dan nonokku, kembali birahiku
naik…..Sampai di bawah kran pancuran air hangat, kami berdua berpelukan,
berciuman,merangkul kuat…. Dengan posisi berdiri kembali kontol Mas Har
mengeras bagai batu, segera kurenggut dan kugenggam dan kumasukkan lagi
ke nonokku. Dengantubuh basah disiram air hangat dari pancuran, dan
tetap dengan berdiri, kami bersenggama lagi…… bagai geregetan, Mas Har
kembali menggerakkan kontolnya maju-mundur, sementara aku bagai
menggelepar memeluk erat tubuhnya yang perkasa.
“Mas, sabunan
dulu, ya sayaaaanggg. …”, tanpa melepaskan kedua alat kelaminkami, kami
saling menyabuni tubuh kami, khususnya di bagian-bagian yang
peka-rangsangan.
“Lepas dulu, ya sayaaanggg.. .. kuambilkan handuk
baru untuk kekasihku… ..”, MasHar melepaskan tusukannya, menuju lemari
pakaian, dan diambilnya dua
handuk baru, satu untukku satu
untuknya… Selesai handukan, aku bermaksud mengambil dasterku untuk
berpakaian, karena kupikir persenggamaan hari ini sudahselesai…..
“Eiittt, tunggu dulu, istriku….. Rudalku masih keras nih, kudu dibenamkan lagi diliang hangat cinta kita……”
Edhiaaan, mau berapa kali aku orgasme hari ini….. kuhitung-hitung sudah 12 kali aku menyemburkan air nonok sedari pagi tadi…
Aku mengambil posisi sederhana, terlentang menantang… biar Mas Har menindihku dari atas..
Kami
bersenggama lagi sebagai hidangan penutup….. dengan “Gaya
Sederhana”pria diatas wanita dibawah, melambangkan kekuatan pria yang
melindungikepasrahan wanita…. Mas Har terus menggoyang kontolnya
maju-mundur.
Kembali aku akan mencapai puncak lagi, sedang Mas Har masih terus denganmantapnya maju-mundur begitu kuat.
“Mas Har, Mbak Lia sudah mau keluar lagiiiiii… …”, kukejangkan kedua kakiku dan sekujur tubuhku.
“Mbak,
aku juga mau keluar sekarang…. ..”, dalam waktu bersamaan kami saling
menyemprotkan dan memuncratkan cairan kenikmatan kami masing-masing.
“Enaaaaaaaaaaakkkkk kk, Mas Haaaaaarrrrrr. ……”
“Puaaaaassssss, Mbak Lia”
Mas
Har langsung ambruk di atas ketelanjanganku, waktu sudah hampir
jamemapat….. semua sendi-sendiku masih bergetar semuanya rasanya.
“Mas, sebentar lagi Ibu pulang, Mbak Lia mau siap-siap dulu ya, sayaang…”
Mas Har segera bangkit sekaligus mencabut kontolnya… . ”
Kupakai
dasterku, kukecup lagi kedua pipi dan bibir Mas Har…. segera aku lari
menuju kamarku, membersihkan air mani Mas Har yang masih menetes dari
lubang nonokku yang agak bonyok. Kukenakan celana dalam, rok dalam,
beha, rok panjang, dan blus berlengan panjang, rambut kusisir rapi,
kusanggul rapi ke atas…. semua ini untuk “mengelabui” Ibu Sumiati dan
kedua kakak Mas Harianto, untuk menutupi sisi lain kehidupanku sebagai
seorang pembantu yang gila seks. Tamat
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.tugupoker.net
No comments:
Post a Comment