Bandar Capsa Terpercaya - Diperkosa Tukang Ojek Di Gubuk Pinggir Sawah - Kisah ini adalah sebuah cerita pemerkosaan tragis yang kualami sebagai
seorang gadis abg yang masih sekolah SMA diperkosa oleh tukang ojek.
pengalamanku ini sengaja aku ceritakan disini agar semuanya dapat
melihat dan membaca kisah tragisku ini supaya tidak ada lagi nanti orang
yang mengalami nasib buruk hilangnya perawan diperkosa tukang ojek
bejad seperti saya.
Bandar Capsa Online - Perkenalkan namaku Putri usiaku kini menginjak 17 Tahun, aku terlahir
dari keluarga sederhana apa adanya dan saat ini aku duduk dikelas 3
SMU. Aku anak pertama dari tiga bersaudara, kedua adikku laki-laki yang
masih duduk di bangku SD dan SMP. Aku seorang gadis yang akan beranjak
dewasa, tubuhku tinggi dan sedikit gendut. Kalau orang bilang aku “
memel/ montok, ” tidak terlalu gendut dan tidak terlalu kurus.
Keseharianku
setelah pulang dari bersekolah, aku membantu ibu jualan di warung depan
rumah. Aku mengenakan hijab jika sekolah, tetapi kalau hari biasa aku
tidak memakai hijab. Karena sekolahku Islamic jadi mau nggak mau harus
memakai jilbab. Sebentar lagi ujian nasional yang menentukan
kelulusanku, aku tidak melanjutkan kuliah karena terbentur biaya.
Aku
juga tidak memaksa orangtuaku untuk menguliahkan aku. Aku ingin bekerja
saja membantu orang tuaku yang hanya penjual gorengan dan kopi.
Guru-guruku sangat menyayangkan hal ini karena aku berprestasi di
sekolah. Sebenarnya dapat beasiswa untuk masuk ke perguruan tinggi namun
aku enggan. Dapat beasiswa tetapi uang untuk ongkos kesana kemari kalau
jauh dari rumah harus kos.
Aku berfikir dua kali. Kasihan
orangtuaku, kedua adikku masih membutuhkan biaya untuk sekolah.
Setidaknya aku sudah lulus hingga SMA, udah dapat ijazah untuk mencari
pekerjaan. Bekerja membantu ibu untuk membiayai adik-adikku yang masih
kecil. Ayahku sakit-sakitan jadi di rumah hanya terbaring di tempat
tidurnya.
Pagi menjelang aku berangkat sekolah, sebelumnya aku
mengantar gorengan pesanan di SD dekat rumah. Kalau berangkat sekolah
aku biasanya naik ojek mang Ujang di pengkolan. Karena jarak rumah
dengan jalan raya sangat jauh. Mang Ujang mengantarku sampai di
pangkalan angkot aku memberinya uang 5000. Uang saku ku sehari 20.000 ,
itupun aku bisa menyisakan sedikit uang sakuku.
Hidupku tidak
terlalu banyak tingkah seperti teman-temanku, aku apa adanya benar-benar
hidup prihatin. Karena aku tau orang tua ku tidak sekaya orangtua
mereka. Aku tau persis sangat susah mencari uang. Sampai di sekolah aku
terlambat karena tadi angkotnya lama banget. Untung aja tryout belum
dimulai, ini hari terakhir tryout minggu depan sudah ujian nasional.
Waktu
mengerjakan soal matematika 120 menit, aku selesai pertama hanya 90
menit. Semua yang aku pelajari malam hari keluar semua jadi aku bisa
cepat mengerjakan soal itu. Setelah tryout semua siswa diperbolehkan
pulang, da nada pemberitahuan bahwa pada hari minggu ada tirakatan di
sekolah. Sepulang sekolah teman-teman mengajakku pergi untuk main.
Tetapi
aku menolak lebih baik aku pulang saja membantu ibu. Aku bergegas
pulang ke rumah naik angkot yang sudah berjajar di depan sekolah.
Kemudian aku turun di pasar dekat pangkalan untuk membelikan ibu
sayuran. Setelah itu aku pulang ke rumah dengan Mang Ujang. Singkat
cerita, aku ingin bercerita pengalamanku sex paling sedih ketika
diperkosa oleh tukang ojek baru.
Aku yang masih perawan, layaknya
gadis yang mulai beranjak dewasa. Postur tubuhku yang bohay, payudaraku
yang montok kencang parasku yang ayu membuat teman pria sering
menggodaku. Namun aku selalu tahan dengan godaan, aku tidak ingin
pacaran. Aku berkembang dewasa di masa pergaulan yang bebas, aku harus
bisa jaga diri.
Ibuku selalu memberikan pesan untukku agar selalu
berhati-hati dalam memilih teman bergaul. Jangan salah melangkah, karena
seusiaku ini adalah target seks bebas. Teman sekolahku sudah berani
berciuman bibir di sekolah, berpelukan bahkan berpacaran ditempat-tempat
yang sepi. Lingkungan sekolah dan pergaulan disini memang mengerikan.
Seks
sudah jadi hal yang biasa dilakukan para muda mudi. Namun kisah yang
aku alami ini memilukan, aku sudah berhati-hatipun masih saja terjerumus
dalam pergaulan yang salah. Waktu itu sekolahku mengadakan tirakatan
untuk siswa kelas 3 biar diberikan kelancaran dalam mengerjakan ujian
nasional. Hari itu hari Minggu, jam7 pagi sudah harus berangkat dari
rumah.
Aku yang biasa diantar oleh tukang ojek mang Ujang ternyata
dia libur. Digantikan keponakannya, aku baru tau kalau mang Ujang punya
keponakan. Biasanya kalau libur aku mencari tukang ojekan yang mangkal
di pengkolan. Minggu pagi tepat jam setengah 7 tukang ojek itu sudah
menunggu di depan rumahku. Aku terkejut karena aku belum menelfon atau
mencari tukang ojek lain,
“ Siapa ya mas… ?, ” tanyaku sambil kebingungan.
“ Saya Rudi mbak, keponakan mang Ujang mau antar mbak ke pangkalan angkot… , ”
“ Ohhhh… keponakan Mang Ujang ya… ? ya tunggu sebentar ya mas saya masih siap-siap, ”
Keponakan
mang Ujang itu masih muda paling umurnya masih 23 an. Berpakaian rapi,
juga terlihat ganteng. Aku masih terheran-heran sama pemuda itu, tapi ya
sudahlah yang penting aku diantar sampai ke pangakalan. Aku dan mas
Rudi berangkat menuju pangkalan angkot, sesampainya disana angkot penuh
semua. Aku binggung karena udah siang takut terlambat.
Mas Rudi
memutuskan untuk mengantarku ke sekolah, aku tanpa menolak langsung
diantarnya. Daripada aku terlambat, gerbang juga ditutup ntar bikin
ribet. Kira-kira 25 menit sampailah di sekolah,
“ Makasih ya mas sudah mengantar sampai sekolah… , ”
“ Iya mbak sama-sama… , ”
Anehnya mas Rudi setiap menatap aku dia
tersenyum-senyum sendiri aku jadi takut. Aku bergegas masuk ke dalam
sekolah dan mas Rudi pulang ke rumah. Tirakatan itu berjalan lancar
sampai jam 5 sore. Padahal jam segitu angkot sering saja penuh karena
bebarengan dengan karyawan pabrik yang pulang.
Aku berjalan menuju
gerbang sekolah, tampak motor bebek supra mas Rudi sudah di depan
sekolah. Benar-benar aneh rasanya, mang Ujang aja nggak pernah jemput
sekolah. Aku ngerasa ada yang beda, aku mendekati mas Rudi,
“ Mas kok jemput Putri ?biasanya mang Ujang nggak pernah jemput nanti dia menunggu di pangkalan aja… , ” tanyaku.
“ Nggak papa mbak udah santai aja… , ” ucapku.
Aku langsung naik
di motor mas Rudi, perasaanku nggak enak. Aku merasa sangat tidak
nyaman, takut karena aku baru kenal dengan mas Rudi. Takut kalau
diapa-apain di jalan, pikiran negative selalu muncul. Sepanjang
perjalanan aku terus berdoa semoga aku baik-baik saja.
Saat itu
hari semakin gelap dengan jalanan yang macet, mas Rudi mengajakku lewat
kampung agar lebih cepat. Aku nurut saja yang penting aku sampai rumah
dengan selamat. Tapi kok aneh ini kan kampung yang lebih jauh dari
rumah,
“ Mas bukannya sini lebih jauh ya dari jalan raya, mending lewat jalan raya aja kalau gitu, ” usulku.
“ Tenang aja mbak, nanti juga sampai rumah, ”ucapnya meyakinkanku.
Jawaban
Mas Rudi saat itu terasa agak sedikit memaksa, aku takut banget saat
itu, dalam hatiku berkata aku mau dibawa kemana. Setelah berputar-putar
selama satu jam, mau dibawa kemana aku. Pikiranku nggak tenang,
handphone aku tertinggal di rumah.
Semakin sepi saja jalanan, aku
semakin gelisah. Tiba-tiba mas Rudi berhenti di sawah-sawah luas tidak
ada pemukiman. Hanya ada gubuk kecil dipinggir sawah, mau ngapain coba
malam-malam gini. Terus gelisah dan takut rasanya pengen lari dari
tempat ini,
“ Mbak aku lupa kalau bensin aku habis, ”
“ Aduh, gimana sih mas,ini udah jam 7 malam soalnya, aku takut kalau ibu mencari ku… , ”ucapku dengan sedikit kesal.
“ Sabar dulu ya mbak, tunggu aja sebentar pasti nanti ada orang lewat .., ” ucapnya.
Tepat
sepi kayak gini nggak mungkin ada orang lewat, hatiku resah. Mas Rudi
mengajakku ke gubuk itu, karena gerimis. Aku menolak tetapi hujan turun
semakin deras, aku dan Mas Rudi berlari menuju gubuk itu. Mas Rudi
mencoba memberikan jaketnya karena aku tampak kedinginan tapi aku
menolak.
Mas Rudi memandangiku, aku merasa tidak nyaman dengan pandangan aneh itu. Tiba-tiba dia memeluk tubuhku dan berkata,
“ Aku butuh kehangatan Put, aku ingin memelukmu malam mini… , ” ucapnya dengan wajah mesum.
“ Apa-apan kamu mas, kamu jangan coba-coba kurang ajar yah… , ” teriakku dengan keras.
Pelukan
itu snagat erat, aku tidak bisa melepaskannya. Mas Rud mendekapku
dengan sekuat tenaga, setelah itu melepaskan aku. Akumencoba berlari
namun tidak bisa aku didorong dengan keras mengenai bilik bamboo gubukan
itu. Aku meneteskan air mata, ternyata firasatku benar. Mas Rudi
mendekati aku, tangannya memegang wajahku.
Bibirnya mngecup bibirku, aku menolak tidak membuka mulut,
“ Buka mulutmu atau mau aku paksa kamu… , ” ucapnya mengancamku.
Aku
takut dia memaksa aku pasti sakit, aku membuka bibirku perlahan. Dia
menciumi aku dengan penuh nafsu. Tangannya meremas payudaraku yang
sedang tumbuh besar itu, aku melepaskan tangannya. Namun tetap saja dia
memaksaku, dia meremas-remas payudaraku. Aku tak kuasa, aku pun hanya
diam dan meneteskan air mata.
Entah apa yang aku rasakan saat itu
awalnya aku menolak mas Rudi yang mencoba memperkosa aku. Lama-lama mas
Rudi membuatku bergairah. Membuka kancing bajuku hingga terbuka, dan aku
hanya memakai bra saja. Tampak wajah mas Rudi sangat bersemangat
setelah melihat payudaraku itu, aku takut.
Menciumi payudaraku
hingga aku lemas tak berdaya. Sinyal-sinyal nafsu itu datang dari
tubuhku, terasa aku sudah dikuasai birahi. Bra ku dibuka oleh mas Rudi,
tampak mas Rudi juga melepas pakaiannya, dia telanjang hanya memakai
celana dalam. Aku terkejut melihat penis mas Rudi tegak berdiri walaupun
tertutup celana dalam.
Mengulum putting susuku kembali sambil meremasnya. Aku tak kuasa menahan kenikmatan itu,
“ Ahhh… Mas… jangan mas… .ahhhh… , ” desahku.
Aku
terus mendesah dan mencoba menghentikan mas Rudi, namun tetap saja dia
bermain sesuka hatinya. Dia mulai menikmati tubuhku yang masih mulus dan
perawank. Dia memainkan di bagian-bagian yang membuat aku horny. Dia
Mengulum putingku, aku tak kuat. Lidahnya terus bergoyang emutari
putting susuku, tangannya meremas payudara kananku,
“ Ahhhhh… masssss… ahhhhh… maas… .ahhhhhhh… , ”
Semakin
aku mendesah dia semakin keras memainkan lidah dan tangannya. Setelah
itu dia melepaskan payudaraku , putingku sangat menonjol karena dikulum
sangat lama. Mas Rudi melepaskan rokku, celana dalam ku dilepas hingga
aku tak berbusana. Namun aku masih mengenakan hijab, sungguh waktu itu
aku sudah tak sadarkan diri.
Mas Rudi menggesek-gesekkan penisnya
di memek-ku yang mulus tanpa rambut itu. Tampak mas Rudi memerah
wajahnya, aku merasakan kenikmatan dan ketakutan. Rasanya sudah nggak
bisa aku ceritakan sangat nikmat, kedua tanganku digenggam mas Rudi
erat. Dia terus menggesekkan, membangkitkan gairahku agar lebih merespon
dia. Karena sesekali aku masih menolaknya,
“ Ahhhhhh… Ahhhhh mass… jangan… Masss.., ” desahku namun aku masih mencoba menolak.
Penis
yang besar itu mengenai memek-ku, rasanya sudah diubun-ubun tidak ingin
lepas. Seperti ada magnet yang membuat enggan lepas dati gesekan penis
mas Rudi. Mas Rudi menciumku dari atas hingga bawah, sampai lah
dimemek-ku. Tangannya berkelana meraba-raba memek-ku yang mulus itu
tanpa rambut sedikitpun.
Tangannya meraba naik turun dibagian-bagian yang membuat tubuhku menggeliat manja,
“ Ahhhhh… mass… Shhhhh… masss… Oughhhh… , ”
Selakanganku dijilat dengan lidahnya, aku terus menggeliat. Sesekali tangannya meraba payudaraku memutar-mutar putingku,
“ Ouhhh Mas… Sssssssshhh… Akkhhhh… Akhhhhh… , ”
Mas
Rudi membelai bagian lipatan memek-ku, dia buka satu persatu dengan
jemarinya. Kedua jarinya menemukan lubang kenikmatan, menciumi ujung
bibir memek-ku. Aku semakin nggak kuat,
“ Massss… Ouhhhhhhhhh… .massssssss… , ” desahku semakin menjadi.
Dia
tidak menghiraukan desahanku, aku dikuasa nafsu yang sangat tinggi.
Memek-ku basah entah itu cairan apa yang keluar dari memek-ku. Terasa
nikmat pas keluar cairan itu, mas Rudi memainkan ujung penisnya di
lubang memek-ku,Mencoba terus memasukkan penisnya, dia mau merasakan
kenikmatan lubang memek-ku,
“ Akkkhhhhhh… .jangan mas… jangann mas… jangann… Ouhhhh… , ”
Mas
Rudi terus berusaha, ujung penisnya masuk ke dalam yang amsih sempit
itu. Saat itu aku meneteskan air mata sambil menatap wajah mas Rudi. Dia
putar-putarkan penisnya perlahan, hingga pada akhirnya,
“ Blessssssssssssss, ”
“ Ahhhhhhhhhh…. Sakit Mas…. Aowwww…, ”desahku kesakitan.
Saat itu
mataku meneteskan air mata karena kesakitan, namun disisi lain aku juga
merasakan kenikmatan juga. Tanganku berusaha mendorong dada mas Rudi
agar melepaskan aku. Tapi masih aja tetap bermain di dalam lubang
kenikmatan itu. Maju mundur gerakan itu terasa sakit banget. Keluar
darah dari memek-ku aku menangis lagi karena aku sudah tidak perawan
lagi.
Baru masuk ujungnya aku sudah kesakitan, karena lubang memek-ku masih sempit dan harus dipaksa mas Rudi,
“ Sakittt mas… Uhhhhh… sakit mas… ahhhh… , ” ucapku masih tetap kesakitan.
Sakit
dan nikmat bercampur jadi satu hingga aku tak kuasa. Penis Mas Rudi
sudah berhasil masuk ke memek-ku, terasa sangat mentok masuk ke dalam.
Tangannku digenggam erat dengan sekuat tenaga dia menggoyang-goyangkan
tubuhnya. Penisnya yang besar berkelana di dalam memek-ku. Gerakan yang
sangat keras, terasa aku pun dikuasi nafsu birahi yang tinggi,
“ Ahhhhh… Ahhhhh… Ahhhhh… mas, mas Rudi… ahhhh… , ” desahku mulai merasa mikmat.
Dia
mengayunkan penisnya maju mundur sesuka hatinya, keringat mas Rudi
bercucuran membasahi tubuhku. gerakan semakin cepat dan keras. Aku tak
kuasa menahan gerakan mas Rudi yang membabi buta. Terasa sangat licin
memek-ku karena keluar cairan lagi. Tidak terasa percintaan kami sudah
berlangsung selama menit. Tidak lama setelah itu keluarlah sperma mas
Rudi,
“ Croooooottttt… Crrrrooooooottttt… Crooootttt… , ”
“ Ouhhhhhhhhh…. Ssssshhhh… Ahhhhhhhhhhhhhh… , ” desahan panjang Mas Rudi
terlihat lega dan puas setelah merenggut keperawananku malam itu.
Dia
mengarahkan penisnya di bibirku hingga ke payudaraku, sperma yang
sangat banyak dan kental itu membasahi tubuhku. Di payudara menempel
sangat banyak terasa sangat lengket. Mas Rudi mencoba membersihakan
dengan lidahnya, menjilati spermanya sendiri. Aku menangis air mata tak
henti-hentinya jatuh membasahi pipiku. Aku mengenakan pakaian ku
kembali, dan bersiap pulang.
Dan ternyata mas Rudi membohongiku
bensin motornya masih, dia hanya ingin memperkosa aku. Sepanjang
perjalanan pulang mas Rudi meminta maaf tetapi aku tidak menanggapinya.
Karena aku sangat kecewa dia memaksaku untuk melayani gairahnya. Aku
harus kehilangan perawanku yang selama ini aku jaga. Sesampainya di
rumah aku turun dari motor bergegas masuk ke rumah.
Ibu bertanya
kepadaku aku pun tidak menjawab. Aku masuk kamar dan menguncinya, aku
terus kebayang-bayang kejadian barusan. Kelakuan mas Rudi yang sudah
tega merenggut keperawananku. Itulah cerita pengalamanku yang diperkosa
oleh tukang ojek pada malam hari itu. TAMAT
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.tugupoker.net
No comments:
Post a Comment