Bandar Casino Online - Cerita Mesum Malam Minggu Mengesankan - Saya adalah seorang mahasiswi berumur 20 tahun bernama Tisya, dan sedang
kuliah di salah satu universitas di Jakarta. karena universitas saya
agak jauh dari kampung halaman yaitu di Yogyakarta, maka orangtua saya
mengijinkan saya untuk tinggal di rumah kakak saya yang setahun lalu
baru menikah.
Bandar Casino Terbaik - Sekitar beberapa bulan yang lalu disaat pernikahan kakak saya masih
hangat-hangatnya, mereka sering kali keluar malam atau bahkan pergi
menginap di luar kota di hotel tentunya. Oleh karena itulah saya
berwajib untuk menjaga rumah mereka sendirian. Malam itu saya dan
teman-teman kampus saya bermain ke rumah untuk sekedar main-main dan
nonton TV bersama. Setelah sekitar jam 10 malam, kebanyakan dari teman
saya pulang dan tinggallah 2 teman laki-laki saya, Izal dan Nando.
Mereka berpikir untuk menemani saya, karena tidak baik pikir mereka
meninggalkan seorang gadis di rumah sendirian di waktu kakak saya
“berbulan madu” dengan suaminya.
Kami berlima akhirnya nonton
video yang kami sewa sampai akhirnya kami merasa mengantuk. Jam sudah
menunjukkan pukul 01:00 dini hari dan kebetulan besok adalah hari
Minggu, jadi kami tidak perlu khawatir untuk pergi kuliah. Rumah kakak
saya mempunyai 3 kamar, satu untuk kakak saya dan suaminya, satu untuk
saya dan satu lagi adalah kamar tamu (pembantu pada sore hari sekitar
pukul 19:00 pulang kembali ke rumahnya yang terletak di kampung yang
dekat dengan perumahan kakak saya). Akhirnya kami bertiga memutuskan
untuk tidur. Saya tidur di kamar saya sendiri, Nando tidur di sofa di
depan TV dan Izal tidur di kamar untuk tamu. Saya tutup pintu kamar saya
setelah pergi ke kamar mandi untuk sikat gigi, buang air kecil dan
mencuci kaki dan muka (kebiasaan saya sebelum tidur).
Kemudian
kebiasaan saya yang lain dalam hal tidur ini adalah saya menanggalkan
semua pakaian saya kecuali celana dalam saya, lalu saya menutupi tubuh
saya hanya dengan selimut tebal. Saya nyalakan lampu kecil di sudut
ruangan kamar saya dan mematikan lampu kamar saya.
Saya tertidur
seketika itu juga karena rasa lelah saya. Tidak lama kemudian saya
merasa ada seseorang yang masuk kamar saya dan menyalakan lampu dengan
tiba-tiba. Saya melihat Izal di pintu dengan mata yang terbelalak. Saya
yang sempat belum sadar atas keadaan tubuh saya yang telanjang,
tiba-tiba langsung terpekik dan spontan menutupi ketelanjangan dada
saya. “Aakkhh! aduhh.. aduhh.. kok nggak ketok-ketok dulu sih! gila loe
Zal.. aduh..” kata saya dengan keadaan yang bingung dan sangat malu.
“Hah! astaga! sorry banget ya! aduh sorry banget! gue cuman mao nanya
dimana kamar mandi.. gue kebelet banget nih!” Izal dengan sedikit gagap
menutup pintu kamar saya. Tapi sebelum pintu benar-benar tertutup
tiba-tiba Nando datang ke kamar mencegah Izal untuk menutup pintu kamar
dengan alasan ingin melihat apa yang terjadi.
“Gila.. seksi banget
loe, ya,” tiba-tiba Nando menyeletuk dan berjalan cepat menuju saya.
Saya bisa melihat di sorot matanya nafsu yang entah datang darimana,
“Zal! buruan ke sini! cepet!” teriak Nando lagi kepada Izal. Otomatis
Izal datang ke arah saya dengan sorot mata yang kesetanan juga. “Oi..
apa-apaan ini! lepasin gue! lepasiinn!” teriak saya sekuat tenaga, dan
tiba-tiba Nando berteriak kepada saya sambil membungkam mulut saya,
“Diem loe Sya! gila.. siapa suruh loe nunjukin tubuh loe ke kita-kita!
seksi banget loe Sya! Sorry nih gue mau nyoba dikit badan loe.. bolehkan
Sya?” Mereka bertiga tertawa kecil seraya membuka selimut saya. Dengan
cepat Nando menggenggam kedua pergelangan tangan saya dengan erat lalu
melumat bibir saya habis-habisan. Saya sempat tidak bisa bernafas
karenanya dan terus berusaha memberontak. Entah darimana datangnya
tiba-tiba saya merasakan sesuatu yang lain ketika Izal membuka kedua
kaki saya dan menggesek-gesekkan jarinya di luar celana dalam saya yang
berwarna merah muda. Saya kemudian mulai menikmati keadaan saat itu dan
mulai berhenti meronta.
Setelah Izal puas mencium bibir saya, dia
bangun dan langsung menanggalkan semua pakaiannya. Begitu juga dengan
Nando, mereka berdua dalam keadaan telanjang bulat dalam beberapa menit.
Saya sangat terangsang melihat tubuh mereka yang sangat bagus, tidak
atletis tapi melihat tubuh mereka yang cukup tinggi dan berisi membuat
saya kagum. Di bagian tengah tubuh mereka saya melihat penis mereka yang
sudah sangat menegang dan ini membuat jantung saya berdetak dengan
kencang karena ini pertama kali saya melihat penis laki-laki dan sangat
besar untuk saya. Ukurannya sekitar 18 cm (rata-rata) dan penis Izal lah
yang paling besar, karena badannya yang sangat tegap dan agak sedikit
berbidang. Terus terang saya menaruh perasaan suka padanya sejak
melihatnya pertama kali di kampus.
Izal mendekati saya dan
langsung memeluk tubuh saya dengan mesra. Kami berpagutan lagi sampai
saya merasakan kenikmatan yang luar biasa saat Izal menyentuhkan jarinya
dengan klitoris vagina saya yang masih terbungkus celana dalam. “Aahh..
Zal.. gue sayang sama loe.. sayang banget..” tanpa tersadar saya
berkata itu. Saya tidak tahu lagi bagaimana cara menyampaikan perasaan
saya padanya. “Gue juga sayang sama loe dari dulu.. make love sama gue
yah Sya..” kata Izal yang membuat saya terkejut.
Izal kemudian
mulai menuruni tubuh saya dan beralih ke payudara saya yang berukuran
34A. “Aahh.. Zall.. aahh.. enak banget.. aahh.. aa.. aduhh.. pelan
Zal..” kataku saat merasakan kenikmatan atas kuluman Izal di puting dan
sekitar payudaraku. Sesaat itu juga Nando kemudian berlutut di atas muka
saya dan mengarahkan penisnya ke mulut saya. Perlahan-lahan dia
memasukkan penisnya ke mulut saya dan dengan segera saya mengulum
penisnya. Nando segera mendesis keenakan, “Aahh.. aakkhh.. anjir enak
banget Sya.. isepin dong Sya.. aakkhh.. hh..” sambil menarik keluar
masuk penisnya di mulut saya. Saya merasakan cairan asin keluar sedikit
demi sedikit dari ujung penisnya dan ini membuat saya merasakan sedikit
aneh sekaligus nikmat.
Izal sendiri menambah kenikmatan saat itu
dengan menjilati bibir vagina dan klitoris saya dengan sangat lahap.
Izal kelihatan sangat seksi dengan posisi dan wajah itu. “Aaakkhh!
Zall.. loe apain memek gue.. aahh terusin Zal.. aahh.. aahh!” saya
merasakan tubuh saya menegang dan kaki saya kaku, vagina saya terasa
hangat yang menandakan saya sudah mencapai orgasme untuk yang pertama
kali. Izal segera menjilati dan menelan habis cairan yang keluar dari
vagina saya.Sementara itu Nando meneruskan memasukkan batang kemaluannya
ke dalam mulut saya sampai akhirnya saya merasakan penisnya panas dan
mengeluarkan semburan sperma yang cukup banyak, sekitar tiga semburan
sperma ke mulut saya dan mau tidak mau saya menelan spermanya habis.
“Aaakkhh! Hhh.. hh.. enak banget Sya.. thnaks! loe lanjutin aja sama
Izal,” terlihat Nando mengedipkan mata yang nakal kepada Izal. Izal
hanya tersenyum lalu melanjutkan permainan kami berdua.
Izal
kemudian memasukkan jari tengahnya ke dalam lubang vagina saya secara
perlahan-lahan lalu keluar masuk ke lubang saya berulang sampai tubuh
saya menggelinjang. “Zal.. pelan-pelan yah Zal.. ini pertama kali, gue
masih perawan,” kataku kepada Izal untuk berhati-hati. “Iya, Sya.. trust
me,” katanya seraya memasukkan jarinya ke dalam lubang vagina saya. Ia
kemudian mengeluarkan kembali jarinya dan memegang penisnya yang sudah
mengeras sejak tadi. Ia lalu menggesek-gesekkan ujung penisnya ke
permukaan vaginaku dan ini membuatku semakin penasaran terhadap
“barang”-nya itu. “Ah Zal.. dimasukkin enak yah Zal.. cobain donk Zal..
ahh.. hh..” kataku sambil memejamkan mata dan berpegangan pada kedua
lengannya karena mencoba menahan rasa birahi dan penasaran yang
bertubi-tubi. “OK.. tahan sakitnya yah Sayang,” katanya sambil mengecup
bibirku, lalu mengambil posisi untuk memasukkan penisnya ke dalam
vaginaku.Izal dengan tangannya yang kuat mengangkat kedua kakiku ke atas
dan membukanya sehingga lubang vaginaku membuka dengan sempurna. “Punya
kamu kecil.. jadi bakalan agak sakit.. tahan ya!” katanya lagi sambil
menusuk pelan-pelan penisnya ke dalam lubang vaginaku.
“Aakkhh!
aauucch! aakkhh.. sakiitt.. sakit Zall! jangan dimasukin! aakkhh..” aku
berteriak kesakitan karena memang penisnya yang sangat besar itu sangat
mustahil untuk masuk ke liang senggamaku yang masih sangat sempit. Tapi
tanpa memperdulikan teriakanku, dia malah makin mengganas bahkan mungkin
teriakanku itu membuatnya makin terangsang dan menjadi kesetanan.
Ditusuknya
berkali-kali sampai akhirnya hanya ujung penisnya yang masuk setelah 5
menit berlalu. Tubuh kami berkeringat, terutama saya yang menahan sakit
dan berpegangan kuat kepada ujung bantal. Saya sudah mulai menangis
kesakitan dan Izal memeluk saya sambil menciumi saya untuk menenangkan
diri saya. Sewaktu rasa sakit sudah berkurang karena ciuman bibir kami
berdua, dia mulai mendorong pelan-pelan supaya penisnya dapat masuk ke
dalam vagina saya.”Aakkhh aahh.. sempit banget Sya.. ahh.. aahh,” Bless!
akhirnya dengan beberapa kali sentakan yang sangat kuat dan penuh rasa
sakit, penisnya mampu masuk semuanya ke dalam vagina saya.
Setelah
kami berdua mampu mengatasi keadaan, Izal mulai memeluk tubuh saya dan
menggenjot penisnya keluar-masuk vagina saya. Kenikmatan yang begitu
luar biasa yang belum pernah saya rasakan selama masturbasi membuat saya
mendesah keenakan.
“Aahh.. hh.. aahh.. ahh.. uummhh.. eenaakk.. Zall.. gue sayang.. loe.. bangett.. hh.. hh..”
“Memek Tisya enak banget! aakkhh! aakkhh..”
Saya sempat orgasme beberapa kali yang menghasilkan banyak kontraksi di
lubang senggama saya (yang memancing kenikmatan bagi Izal) sebelum
akhirnya Izal mencapai puncaknya.
“Gue nyampe Sya.. aahh.. hh.. aakkhh!”
“Crott.. croott..”
Entah berapa kali Izal menyemburkan air maninya dan jatuh lemas di atas
tubuh saya. Kami berpelukan sangat erat dan berciuman sampai akhirnya
kami tertidur berdua dalam keadaan sangat basah karena keringat.
Keesokan paginya kami madi berdua dan bermain lagi sampai puas sampai
akhirnya saatnya Izal untuk pulang ke rumahnya.
Sampai sekarang
Izal dan saya berpacaran dan masih melakukan hubungan seksual. Kadang
kami berempat (saya, Izal, Nando dan pacarnya) bermain bersama.
Posted By : www.nusacash.co
No comments:
Post a Comment